ANALISA TEGANGAN PIPA STEAM LOW CONDENSATE DIAMETER 6 PADA PT IKPT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA TEGANGAN PIPA STEAM LOW CONDENSATE DIAMETER 6 PADA PT IKPT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA HASIL. Dari hasil perhitungan awal dapat diketahui data-data sebagai berikut :

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Ketebalan pipa dapat berbeda-beda sesuai keadaan suatu sistem perpipaan.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V ANALISA HASIL. 1. Tegangan-tegangan utama maksimum pada pipa. Dari hasil perhitungan awal dapat diketahui data-data sebagai berikut :

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISA OVER STRESS PADA PIPA COOLING WATER SYSTEM MILIK PT. XXX DENGAN BANTUAN SOFTWARE CAESAR II

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Document/Drawing Number. 2. TEP-TMP-SPE-001 Piping Desain Spec

TUGAS AKHIR. Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Yang Menggunakan Expansion Joint Pada Sambungan Tegak Lurus

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. melakukan perancangan sistem perpipaan dengan menggunakan program Caesar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mengalirkan suatu fluida (cair atau gas) dari satu atau beberapa titik

ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA PROCESS LIQUID DARI VESSEL FLASH SEPARATOR KE CRUDE OIL PUMP MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Mulai

ANALISIS STATIK TEGANGAN PIPA PADA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER REAKTOR KARTINI YOGYAKARTA

PERANCANGAN DAN ANALISA SISTEM PERPIPAAN PROCESS PLANT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA GAS DARI VESSEL SUCTION SCRUBBER KE BOOSTER COMPRESSOR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

ANALISA TEGANGAN PIPA PADA SISTEM PERPIPAAN HEAVY FUEL OIL DARI DAILY TANK UNIT 1 DAN UNIT 2 MENUJU HEAT EXCHANGERDI PLTU BELAWAN

ANALISA TEGANGAN PIPA PADA TURBIN RCC OFF GAS TO PROPYLENE PROJECT

Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI. 2.1 Lokasi dan kondisi terjadinya kegagalan pada sistem pipa. 5th failure July 13

BAB VI PEMBAHASAN DAN HASIL

Tabel 4. Kondisi Kerja Pipa Pipe Line System Sumber. Dokumen PT. XXX Parameter Besaran Satuan Operating Temperature 150 Pressure 3300 Psi Fluid Densit

BAB II LANDASAN TEORI

Review Desain Condensate Piping System pada North Geragai Processing Plant Facilities 2 di Jambi Merang

BAB VII PENUTUP Perancangan sistem perpipaan

BAB II LANDASAN TEORI. Ribuan tahun yang lalu, sistem pipa sudah dikenal dan digunakan oleh

PERHITUNGAN TEGANGAN PIPA DARI DISCHARGE KOMPRESOR MENUJU AIR COOLER MENGGUNAKAN SOFTWARE CAESAR II 5.10 PADA PROYEK GAS LIFT COMPRESSOR STATION

EVALUASI DISAIN INSTALASI PIPA FRESH FIRE WATER STORAGE TANK

2 BAB II TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka. Suatu sistem perpipaan dapat dikatakan aman apabila beban tegangan

BAB I PENDAHULUAN. Plant, Nuclear Plant, Geothermal Plant, Gas Plant, baik di On-Shore maupun di. Offshore, semuanya mempunyai dan membutuhkan Piping.

BAB IV PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE) CAESAR II VERSI 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out. Mulai

BAB II TEORI DASAR TEGANGAN PIPA DAN PENGENALAN CAESAR II

Analisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan suatu fluida yang komposisinya

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

4 BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

Bab V Analisis Tegangan, Fleksibilitas, Global Buckling dan Elekstrostatik GRP Pipeline

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN JALUR PIPA UAP PADA PROYEK PILOT PLANT

TUGAS AKHIR PIPELINE STRESS ANALYSIS TERHADAP TEGANGAN IJIN PADA PIPA GAS ONSHORE DARI TIE-IN SUBAN#13 KE SUBAN#2 DENGAN PENDEKATAN CAESAR II

DESAIN DAN ANALISIS TEGANGAN PADA SISTEM OFFSHORE PIPELINE

Analisa Rancangan Pipe Support Sistem Perpipaan dari Pressure Vessel ke Air Condenser Berdasarkan Stress Analysis dengan Pendekatan CAESAR II

Bab 4 Pemodelan Sistem Perpipaan dan Analisis Tegangan

BAB III DATA PEMODELAN SISTEM PERPIPAAN

PROPYLENE PROJECT (ROPP)

PERANCANGAN DAN ANALISIS TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN AUXILIARY STEAM PADA COMBINED CYCLE POWER PLANT

BAB IV PERHITUNGAN ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kini, misalnya industri gas dan pengilangan minyak. Salah satu cara untuk

Analisa Rancangan Pipe Support pada Sistem Perpipaan High Pressure Vent Berdasarkan Stress Analysis dengan Pendekatan Caesar II

DAFTAR ISI. i ii iii iv vi v vii

DESAIN DAN ANALISIS TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN MAIN STEAM (HIGH PRESSURE) PADA COMBINED CYCLE POWER PLANT

PIPELINE STRESS ANALYSIS PADA ONSHORE DESIGN JALUR PIPA BARU DARI CENTRAL PROCESSING AREA(CPA) JOB -PPEJ KE PALANG STATION DENGAN PENDEKATAN CAESAR

TUGAS AKHIR ZELVIA MANGGALASARI Dosen Pembimbing I : Dr. Melania Suweni Muntini Dosen Pembimbing II : Drs.

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

ANALISA TEGANGAN STATIK SISTEM PERPIPAAN PADA TANGKI MINYAK (OIL TANK) DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CAESAR II v.5.10

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

BAB II TEORI TEGANGAN PIPA DAN PERANGKAT BANTU ANALISA

DESAIN DAN ANALISIS TEGANGAN PADA SISTEM PERPIPAAN LEPAS PANTAI UNTUK SPM 250,000 DWT

DESAIN TEGANGAN PADA JALUR PEMIPAAN GAS DENGAN PENDEKATAN PERANGKAT LUNAK

PENGARUH GEMPA PATAHAN LEMBANG TERHADAP FLEKSIBILITAS PIPA DAN KEGAGALAN NOZEL PERALATAN SISTEM PENDINGIN PRIMER REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG

III. METODE PENELITIAN

PERANCANGAN MESIN VACUUM FRYING DAN ANALISA THERMAL TABUNG VACUUM MENGGUNAKAN SOFTWARE CATIA P3 V5R14. Ridwan, ST., MT *), Sugeng Dwi Setiawan **)

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

ANALISA TEGANGAN PIPA PADA SISTEM PERPIPAAN HEAVY FUEL OIL DARI DAILY TANK UNIT I DAN UNIT II MENUJU HEAT EXCHANGER DI PLTU BELAWAN

BAB I PENDAHULUAN. dihidupkan kembali dengan menggunakan pompa atau gas. Gas lift merupakan

NAJA HIMAWAN

ANALISA TEGANGAN STATIK PADA SISTEM PERPIPAAN TOWER AIR ( WATER TOWER SYSTEM ) DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CAESAR II v. 5.10

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN Analisis Tekanan Isi Pipa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

6. STATIC ANALYSIS Static dan Dynamic Load Basic Refference Data & Formula Static Output Report...

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. yang memproduksi bahan kimia serta obat-obatan, dan juga digunakan dalam

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

DESAIN DAN ANALISIS TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN MAIN STEAM (LOW PRESSURE) PADA COMBINED CYCLE POWER PLANT

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN DAN ANALISA TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA TUGAS AKHIR FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN

ANALISA EROSI DAN VIBRASI PADA SISTEM PERPIPAAN AKIBAT ALIRAN FLUIDA BERKECEPATAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CAESAR II 5.

PENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa?

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS TEGANGAN PADA CABANG PIPA

METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. nnnn ALFIS SYAHRI NIM

ANALISA KEKUATAN FLANGE PADA SISTEM PEMIPAAN PRIMER REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien.pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian. dari sistem kerja dari alat yang akan digunakan seperti yang ada

Optimasi konfigurasi sudut elbow dengan metode field cold bend untuk pipa darat pada kondisi operasi

ANALISA TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN BONGKAR MUAT KAPAL TANKER MT. AVILA 6300 DWT. DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CAESAR II v5.10.

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

ANALISA TEGANGAN STATIK SISTEM PERPIPAAN PADA POMPA AIR UMPAN ( FEED WATER PUMP ) DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CAESAR II versi. 5.

Analisa Pengaruh Water Hammer Terhadap Nilai Strees Pipa Pada Sistem Loading-Offloading PT.DABN

Bab III Data Perancangan GRP Pipeline

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

JTM Vol. 04, No. 1, Februari 2015 14 ANALISA TEGANGAN PIPA STEAM LOW CONDENSATE DIAMETER 6 PADA PT IKPT Sigit Mulyanto Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Mercubuana Email: sigit_mulyanto@yahoo.co.id Abstrak - Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang kompleks, pada saat perancangannya banyak aspek-aspek yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sehingga diperoleh suatu rancangan sistem perpipaan yang baik dan efisien. Untuk membangun sebuah sistem perpipaan dibutuhkan pengetahuan tentang hal-hal yang menyangkut masalah perpipaan itu sendiri. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai analisa tegangan pipa steam low condensate ukuran 6 inchi pada plant sebuah pabrik yang perancangannya dilaksanakan oleh PT. IKPT dengan nama 6SLC-23210-ASA2. Analisis sistem perpipaan ini meliputi analisa tegangan yang bertujuan untuk memperoleh kondisi sistem perpipaan yang aman beroperasi. Sistem perpipaan pada kondisi awal dinyatakan aman beroperasi karena pada analisa tegangan pipa tidak terjadi over stress yang pada kondisi desain sistem perpipaan menunjukkan tegangan maksimum terdapat pada node 30 sebesar 297.6 kg/cm 2 = 29.18 N/mm 2.Jalur perencanaan perpipaan tidak terjadi overstress dan aman bagi manusia dan fasilitas migas di sekitarnya. Kata kunci : tegangan, steam low condensate, sistem perpipaan 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara dengan kekayaan sumber daya alam yang sangat berlimpah. Salah satunya yang ada didalam perut bumi yaitu minyak dan gas bumi. Untuk memperoleh bahan bakar yang diinginkan, baik eksplorasi maupun proses pengolahan lanjut diperlukan adanya sistem perpipaan untuk mendistribusi fluida didalamnya. Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang kompleks, pada saat perancangannya banyak aspek-aspek yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sehingga diperoleh suatu rancangan sistem perpipaan yang baik dan efisien. Untuk membangun sebuah sistem perpipaan dibutuhkan pengetahuan tentang halhal yang menyangkut masalah perpipaan itu sendiri. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai analisa tegangan pipa steam low condensate ukuran 6 inchi pada plant sebuah pabrik yang perancangannya dilaksanakan oleh PT. IKPT dengan nama 6SLC-23210-ASA2. Analisis sistem perpipaan ini meliputi analisa tegangan yang bertujuan untuk memperoleh kondisi sistem perpipaan yang aman beroperasi. Dengan memperhatikan aspek teknis dan ekonomi, merubah support pada sistem perpipaan lebih mudah dan lebih murah dibanding dengan membuat routing sistem perpipaan baru. A. Klasifikasi Beban Beban-beban pada sistem pemipaan diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, yaitu: 1. Beban Statik (sustain, expansi dan operating) pada dasarnya adalah suatu beban yang disebabkan oleh pengaruh internal yakni tekanan, temperature dan berat material pipa serta semua komponen dalam sistem. Selain dari itu beban statik dapat juga disebabkan oleh adanya beban external, yakni gempa, thrust load dari relief valve, wind dan wave dan beban ultimate tanah bila pipa berada dalam tanah (under ground). Beban statik selain akibat beban ultimate tanah sering disebut dengan beban static occational atau lebih dikenal dengan beban quasi dynamic, dikatakan demikian karena beban dianggap seolah-olah sebagai beban dinamik tetapi bukan fungsi waktu. 2. Beban Dinamika (occasional) mempertimbangkan adanya beban external sebagai fungsi waktu [W = f(t)], antara lain gempa (seismic), operasi safety valve, vibrasi (pulsation) dan water hammer. 3. Beban termal / ekspansi (Sexp), yaitu beban yang timbul akibat ekspansi panas. Beban termal dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan sumber penyebabnya, yaitu : Beban termal akibat pembatasan gerak oleh tumpuan, beban ini (gaya dan momen) timbul jika ekspansi atau konstraksi bebas perpipaan akibat termal terhalang oleh tumpuan. Beban termal akibat perbedaan temperatur, beban ini terjadi akibat perubahan temperatur yang besar dan cepat, termasuk juga akibat distribusi temperatur yang tidak seragam karena adanya aliran kalor yang tinggi melalui dinding pipa. Beban termal akibat perbedaan koefisien ekspansi, beban ini terjadi pada sistem pipa yang materialnya mempunyai koefisien ekspansi yang berbeda.

15 JTM Vol. 04, No. 1, Februari 2015 B. Teori tegangan pipa persamaan berikut dan dijelsakan pada gambar 3. S H Gambar 1. Arah tegangan yang terjadi 1. Tegangan utama longitudinal (Longitudinal principal stress) yaitu tegangan yang bekerja sepanjang garis sumbu pipa, tegangan ini disebabkan oleh pembengkokan, beban gaya aksial atau tekanan. Dan tegangan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Akibat gaya aksial F L L Gambar 2. Tegangan utama longitudinal akibat gaya aksial S = F Am b. Tegangan longitudinal akibat tekukan S = M R I = M Z c. Tegangan longitudinal akibat tekanan dalam S = Pd 4t Jadi total dari tegangan longitudinal adalah sebagai berikut: S = F A + Pd 4t + M Z 2. Tegangan utama radial (Radial principal stress) yaitu tegangan yang bekerja pada satu garis mulai dari pusat pipa secara radial sampai ke dinding pipa, tegangan ini bersifat tegangan tekan bila disebabkan oleh tekanan dalam pipa dan tegangan ini bersifat tegangan tarik bila tekanan dalam pipa hampa (vacuum pressure). P(r r.r ) S = r (r r ) 3. Tegangan utama circumferential (Circumferential principal stress) atau disebut juga sebagai Hoop stress, tegangan ini bekerja tegak lurus terhadap tegangan longitudinal dan tegangan radial, tegangan ini bertendensi membelah dinding pipa dalam arah melingkar pipa dan tegangan ini disebabkan tekanan dari dalam pipa, besarnya bervariasi sesuai dengan tebal dinding pipa. Rumus untuk tegangan tangensial dapat didekati dengan memakai FA x x S H Gambar 3 Tegangan utama longitudinal S P = P(r + r x r ) r (r r ) Secara konservatif untuk pipa yang lebih tipis dapa dilakukan penyederhanaan rumus tegangan pipa tangensial ini dengan mengasumsikan gaya akibat tekanan dalam bekerja sepanjang pipa. Didasarkan oleh F=P.d i.i ditahan oleh dinding pipa seluas A m=2 t.l sehingga rumus untuk tegangan tangensial ini dapat dituliskan sebagai berikut: S = P.d 2t Nozzle displacement Didalam melakukan perhitungan analisis tegangan pada sistem pemipaan, terutama pada pipa yang tersambung ke equipment, baik static maupun rotating equipment, maka salah satu hal yang paling penting yang harus disiapkan adalah menghitung besarnya pergerakkan nozzle akibat temperature pada equipment tersebut. Secara umum untuk mengetahui apakah sebuah sistem pemipaan akan mengalami kelebihan tegangan (overstress) pada kondisi paling ekstrim, maka digunakan temperature yang paling tinggi (design temperature), yang mungkin terjadi pada suatu sistem pemipaan. Dengan temperature tertinggi yang mungkin terjadi pada suatu sistem, maka kita akan bisa tahu dan yakin bahwa pada saat itu sistem pemipaan yang telah dihitung akan mampu bertahan tanpa mengalami overstress. Displacement pada nozzle pompa dapat dihitung dengan: dy = Y.e.(T1 T2) Kondisi pembebanan Sistem pemipaan yang dirancang, direncanakan dapat menahan bermacam-macam pembebanan yaitu: 1. Pada keadaan hydrostatic test a. Beban akibat material dan gaya luar. b. Beban akibat fluida yang digunakan untuk pengetesan. 2. Pada keadaan operasi

JTM Vol. 04, No. 1, Februari 2015 16 a. Beban akibat material, berat fluida, temperature dan gaya luar. b. Beban akibat material, berat fluida, temperature (desain / operasi), gaya luar, dan tekanan (desain / operasi) c. Beban akibat berat material, berat fluida, temperature (desain / operasi), tekanan (desain / operasi), berat konstruksi (settlement) dan gempa bumi. Teori-teori kegagalan 1. Teori kegagalan tegangan utama maksimum (maximum principal stress failure theories) menyatakan bila salah satu dari tiga tegangan utama yang saling tegak lurus melebihi dari kekuatan luluh (yield strength) material pada temperature yang sama maka kegagalan atau kerusakan akan terjadi pada material tersebut. Hal ini dapat dirumuskan : Tegangan utama longitudinal (LPS) : LPS = P x Do 4t Tegangan utama circumferential (CPS) : CPS = P x Do 2t 2. METODOLOGI PENELITIAN Didalam suatu penelitian diperlukan adanya datadata pendukung penelitian yang akan digunakan untuk input baik untuk perhitunngan manual maupun perhitungan analisa dengan bantuan software CAESAR II. Untuk menyimpulkan data digunakan metode penelitian dengan studi literatur atau pustaka, dan metode wawancara. Diagram alir Analisa overstress sistem perpipaan adalah sebagai berikut: Gambar 4, Diagram alir perencanaan Analisa sistem perpipaan dilakukan dengan menggunakan software Caesar II 5.0 Data-data design: Temp. Design (DT) : 200 0 C Temp. Operasi (OT) : 155 0 C Pressure Design (DP) : 784.5 KPa Pressure Operasi (OP) : 588.4 KPa Diameter luar pipa (D) : 168.28 mm Tegangan yang diijinkan (S): 137.8951 N/mm 2 Faktor kualitas (E) : 0.9 Koefisien Bahan (Y) : 0.4 Faktor korosi ( c ) : 1.7mm 3. ANALISIS DAN HASIL Maka,. = + C t = ( ).. + 1.7 ([. ] [.. ]) t = 132.0157 276.4178 + 1.7 t = 2.17 mm Ketebalan minimum yang dibutuhkan adalah 2.17 mm. Jadi schedule yang cocok untuk ketebalan pipa seperti hasil diatas adalah schedule 10S, akan tetapi perusahaan mempunyai standard proyek untuk pipa diameter 168.28 mm (6 inch) menggunakan schedule 40. Data pipa DN 150 SCH 40 : Diameter Luar (D) = 168.28 mm Ketebalan dinding pipa = 7.11 mm 2. Perhitungan displacement Nozzle. Perubahan panjang ataupun pergerakan titik nozzle pada suatu equipment dapat memberikan beban tambahan baik pada pipa maupun pada equipment itu sendiri. Sehingga perlu diperhitungkan pada analisa flexibilitas. Perhitungannya didapat dengan mengalikan koefisien thermal ekspansi pada temperatur operasi dengan dimensi dari ujung nozzzle ke titik pusat anchor equipment itu sendiri. berikut adalah perhitungannya : T 2 = 155 o C = 311 o F α = 1.82 in/100 ft (lihat table 3.2) = 22.86 mm/30480mm = 0.00075 mm Ln = 280 mm T = T 1 T 2 = 200-155 = 45 o C Maka, L = α.ln. T L = 0.00075 x 280 x 45 L = 9.45 mm Akibat perubahan suhu, nozzle pada equipment mengalami perubahan panjang 9.45 mm. Nilai ini menjadi data input pada software Caesar II pada parameter displacement.

17 JTM Vol. 04, No. 1, Februari 2015 3. Perhitungan jarak penyangga pipa Pipe support adalah salah satu bagian yang penting dalam sistem perpipaan di suatu plant atau pabrik. Sebuah pipa yang menumpu pada suatu support akan memberikan gaya berupa berat pipa beserta isinya ataupun gaya-gaya lain yang terjadi pada support tersebut. Karena tujuan pipe support adalah mampu menahan beban dalam jangka waktu yang lama, maka masingmasing bagian yang bersentuhan haruslah kuat dan mampu menerima beban tersebut. Untuk mengetahui jarak maksimum antara support, berikut adalah perhitungannya: L=.. Dimana, Z = (d 4 o d 4 i / d o) = (168.28 4 154.06 4 / 168.28) = 139 124.54 mm 3 W p = berat pipa per satuan panjang = /4. (d o2 -d i2 ). (density of steel) = /4. (168.28 2 154.06 2 ). (7.85 x 10-6 ) = 2.8246 x 10-2 kg/mm = 0.2768 N/mm W c = Berat pipa persatuan panjang (N/mm) = /4. (d i2 ). (density of fluida) = /4. (154.06 2 ). (9.12 x 10-7 ) = 1.6992 x 10-2 kg/mm = 0.1665 N/mm W i = Berat pipa persatuan panjang (N/mm) = /4. (d o insul2 -d o2 ). (density of insulation) = /4. (218.28 2-168.28 2 ). (2.4 x 10 7 ) = 3.6414 x10-3 kg/mm = 0.0357 N/mm Jadi total berat per satuan panjang (W), W = 0.2768 + 0.1665 + 0.0357 = 0.479 N/mm L=.. =. (. )... = 3580 mm Hasil output data Caesar dan analisa Sebagai langkah awal perhitungan analisa tegangan pipa dengan menggunakan software Caesar, kita perlu memodelkannya terlebih dahulu. Adapun parameter-parameter yang menjadi data masukan (di input) kedalam program Caesar II sebagai data yang akan diproses adalah sebagai berikut : Node Node yaitu titik awal perencanaan yang akan disediakan oleh Caesar II dalam dialog box. Biasanya nilai 10 akan menjadi titik awal dari perencanaan jalur perpipaan yang akan dilakukan dan akan diikuti dengan angkaangka selanjutnya sesuai dengan keperluannya. Name of first point: 10 Apabila identitas pipa yang akan dimodelkan pada tiap segmen belum didefinisikan pada tahapan sebelumnya, secara otomatis program akan meminta input definisi pipa yang akan menggunakan identitas tersebut. Data yang harus dimasukkan antara lain adalah diameter luar, schedule pipa, corrosion allowance, tebal isolasi, jenis material, temperature, pressure, dan properties dari material tersebut. Gambar 4.1. Input diameter pipa Gambar 4.2. Input Desain Pressure dan Operating Pressure, input Desain Temperature dan Operating Temperature. Gambar 4.3. Input material

JTM Vol. 04, No. 1, Februari 2015 18 Caesar II memiliki 9 kondisi temperature dan tekanan serta tekanan hydrotest yang dapat diberikan untuk masing-masing elemen pipa. Caesar II mempergunakan data temperature tersebut untuk mendapatkan thermal strain/regangan akibat temperature dan allowable stress/tegangan yang diijinkan dari suatu elemen dari material data base. Input temperature dan takanan ini juga berfungsi untuk mensimulasikan kondisi pembebanan ketika kita akan melakukan analysis. Caesar II membutuhkan spesifikasi material pipa, elastic modulus,poisons ratio, density,dll. Sebagai parameter dasar yang akandigunakan untuk perhitungan. Caesar II telah memiliki berbagaidata base tentang material dimana kita dapat memilih sesuai dengan spesisifasi yang dikehendaki, dan atau kita dapatmerubah/membuat material data base sendiri dengan menggunakan Caesar II material data base editor. Nilai Elastic Modulus dalam CAESAR II 5.1 akan diberikan dengan 4 nilai dimana nilainya akan diberikan secara otomatis oleh CAESAR II. Gambar 4.6. Pemodelan pipa dengan expansi pipa LOAD CASE DEFINITION KEY Penjelasan Allowable Stress Type dan Load Case: 1. (OPE) Operating: Stress yang terjadi akibat beban kombinasi antara sustain load dan expansion load dimana biasa terjadi pada kondisi operational. 2. (OCC) Occassional: Stress yang terjadi hanya dalam waktu relative singkat akibat beban sustain load + occassional loading (seperti angin,wave, dll.) 3. (SUS) Sustained: Stress yang terjadi secara terus menerus selama umur operasi akibat tekanan dan berat pipa & fluida. 4. (EXP) Expansion: Stress yang terjadi akibat adanya perubahan temperature 5. (HYD) Hydrotest : Stress akibat tekanan air saat dilakukan hydrotest. Gambar 4.4. Input density Pemodelan pada software Caesar disini mengikuti desain routing isometrik yang ada pada projek dan input didalamnya diharapkan dapat mendekati kebenaran hasilnya. Gambar 4.7. Pemodelan pipa dan Node Gambar 4.5. Pemodelan pipa Kemudian run dijalankan untuk menganalisis tegangan yang terjadi pada pemodelan yang telah dibuat. Berikut ini adalah hasil analisa program Caesar II Case I diatas memberikan data-data stress yang terjadi akibat beban kombinasi antara sustain load dan expansion load dimana biasa terjadi pada kondisi operational, dengan menggunakan value data temperatur1 dan pressure1. Case II diatas memberikan data-data stress yang terjadi akibat beban kombinasi antara sustain load dan expansion load dimana biasa terjadi pada kondisi operational, dengan menggunakan value data temperatur2 dan pressure2. Pada Case III diatas memberikan data-data Stress yang terjadi secara terus menerus selama umur operasi akibat tekanan dan berat pipa & fluida, yaitu W dan P1.

19 JTM Vol. 04, No. 1, Februari 2015 Sama halnya yang terjadi pada Case III, pada Case IV ini merupakan data Stress yang terjadi secara terus menerus selama umur operasi akibat tekanan dan berat pipa & fluida tetapi pada W dan P2. Pada Case V dan VI adalah merupakan data stress yang terjadi akibat adanya perubahan temperature. Dari hasil diatas ditunjukkan bahwa sistem perpipaan tersebut telah memenuhi standar karena beban dan tegangan yang terjadi tidak melebihi batasan yang diizinkan yaitu tegangan maksimum pada kasus pembebanan sustained load (SUS) adalah 1406.1 kg/cm 2 = 137.89 N/mm 2. Sedangkan yang terjadi pada sistem tersebut adalah 297.6 kg/cm 2 = 29.18 N/mm 2. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis pada perencanaan jalur perpipaan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sistem perpipaan pada kondisi awal dinyatakan aman beroperasi karena pada analisa tegangan pipa tidak terjadi over stress yang pada kondisi desain sistem perpipaan menunjukkan tegangan maksimum terdapat pada node 30 sebesar 297.6 kg/cm 2 = 29.18 N/mm 2. 2. Jalur perencanaan perpipaan tidak terjadi overstress dan aman bagi manusia dan fasilitas migas di sekitarnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Chamsudi, Diklat Pipe Stress Analisis, Jakarta: PT. Rekayasa Industri, 2005 2. Diklat, Pelatihan Dasar Analisa Tegangan Pipa. Jakarta: PT. Tijara Pratama, 2004 3. Hertanto, Teguh. P, Buku Pegangan Peserta Pelatihan. Jakarta, 2009 4. Klass, Dua K.S.Y, Desain Jaringan Pipa, Prinsip Dasar dan Aplikasi. Bandung: CV. Mandar Maju, 2009 5. Raswari, Teknologi dan Perancangan Sistem Perpipaan, Jakarta: Bagian Penerbitan Universitas Indonesia (UI-Press), 1986 6. Rekayasa Engineering Designing School, Jakarta 2010 7. The American Society of Mechanical Engineers, ASME B13.3-2006. Piping Proses, NewYork 8. Tungga BK, Dasar-dasar Getaran Mekanis, Yogyakarta: CV Andi Offset