Penggunaan Filter Tembikar untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah. Dangkal (Studi Kasus Rumah Tinggal di Kelurahan Pogot, Surabaya)

dokumen-dokumen yang mirip
Penggunaan Filter Tembikar Untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah Dangkal Dekat Sungai (Studi Kasus Air Sumur Dekat Sungai Kalimas, Surabaya)

PENGGUNAAN FILTER TEMBIKAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DEKAT SUNGAI (STUDI KASUS AIR SUMUR DEKAT SUNGAI KALIMAS, SURABAYA)

PENINGKATAN KUALITAS AIR PDAM MENGGUNAKAN GERABAH DENGAN LARUTAN PERAK NITRAT (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN)

IMPROVING THE QUALITY OF RIVER WATER BY USING BIOFILTER MEDIATED PROBIOTIC BEVERAGE BOTTLES CASE STUDY WATER RIVER OF SURABAYA (SETREN RIVER JAGIR)

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

UJI COBA FILTER KERAMIK DENGAN CAMPURAN SEKAM, BEKATUL, SERBUK GERGAJI dan KOLOID PERAK DALAM PENGOLHAN AIR

Studi Kinerja Slow Sand Filter dengan Bantuan Lampu Light Emitting-Diode (LED) Putih

EFEKTIFITAS UNIT SLOW SAND FILTER DALAM MENURUNKAN KEKERUHAN, SALINITAS, TDS SERTA COD PADA PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR BERSIH

Resirkulasi Air Tambak Bandeng Dengan Slow Sand Filter

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

PENYEDIAAN AIR BERSIH DI WILAYAH PESISIR DENGAN MENGGUNAKAN FILTER TEMBIKAR STUDI KASUS PANTAI KENJERAN SURABAYA

PENGOLAHAN AIR BAKU DARI AIR KALI MAS SURABAYA DENGAN ROUGHING FILTER DAN SLOW SAND FILTER TREATMENT OF RAW WATER FROM KALI MAS SURABAYA USING

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER

APLIKASI BIOSAND FILTER DENGAN PENAMBAHAN MEDIA KARBON (ARANG KAYU) UNTUK PENGOLAHAN AIR SUMUR DAERAH GAMBUT

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

UCAPAN TERIMA KASIH. Penulis

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

Rahmat Puji Ermawan¹, Tri Budi Prayogo², Evi Nur Cahya²

PENGARUH ROUGHING FILTER DAN SLOW SAND FILTER DALAM PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN AIR BAKU DARI INTAKE KARANG PILANG TERHADAP PARAMETER FISIK

BAB 4 Analisa dan Bahasan

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

Available online Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air

PENGOLAHAN AIR GAMBUT DENGAN MEDIA FILTER BATU APUNG

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

PENINGKATAN KUALITAS AIR PDAM MENGGUNAKAN GERABAH DENGAN MENGGUNAKAN PERAK NITRAT (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN)

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

PENGARUH PENAMBAHAN GEOTEKSTIL PADA UNIT SLOW SAND FILTER UNTUK MENGOLAH AIR SIAP MINUM

Grand Water Quality Dose To Sand Mining In Timbulun River, Kenagarian Aur Duri Surantih Pesisir Selatan Regency

ANALISA KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DALAM PRODUK AIR MINUM DARI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG ABSTRAK

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM SIDOARJO MENGGUNAKAN ROUGHING FILTER UPFLOW DENGAN MEDIA PECAHAN GENTENG BETON

BAB I PENDAHULUAN. Air tidak pernah lepas dari segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

PERBANDINGAN KETEBALAN MEDIA TERHADAP LUAS PERMUKAAN FILTER PADA BIOSAND FILTER UNTUK PENGOLAHAN AIR GAMBUT

DESAIN WATER TREATMENT MENGGUNAKAN KARBON AKTIF DARI CANGKANG KELAPA SAWIT PADA PROSES PENGOLAHAN AIR BERSIH DI SUNGAI MARTAPURA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. METODE PENELITIAN

STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PENGOLAHAN AIR PDAM DAN AIR SUMUR MENJADI AIR SIAP MINUM MELALUI PROSES REVERSE OSMOSIS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

PENGARUH MIKROFILTER LILITAN KAIN TERHADAP KUALITAS AIR DARI PDAM CEPU DITINJAU DARI PARAMETER KEKERUHAN, WARNA DAN ZAT ORGANIK

JURNAL ILMIAH TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR. Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

kemungkinan untuk ikut berkembangnya bakteri patogen yang berbahaya bagi

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN KANDUNGAN AMONIAK TINGGI SECARA BIOLOGI MENGGUNAKAN MEMBRANE BIOREACTOR (MBR)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

pentingnya air dalam berbagai fenomena. Namun sumber daya air ada

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

AKUATIK-Jurnal Sumberdaya Perairan 34 Volume 8. Nomor. 2. Tahun 2014 ISSN

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 2, Juni 2011, Halaman ISSN:

kini dipercaya dapat memberantas berbagai macam penyakit degeneratif.

PENGARUH ROUGHING FILTER DAN SLOW SAND FILTER DALAM PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN AIR BAKU DARI INTAKE KARANGPILANG TERHADAP PARAMETER KIMIA

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

TUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN. Oleh : Edwin Patriasani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

PENINGKATAN KUALITAS AIR MINUM MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS (RO)

3. METODE PENELITIAN

Judul Tugas Akhir Pengolahan Limbah Laundry menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli

BAGIAN IV: PEMILIHAN PROSES PENGOLAHAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENINGKATAN KUALITAS AIR MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI DAN FILTER KARBON

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

PENURUNAN KANDUNGAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN TIMBAL PADA AIR BERSIH MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS Peni Mardiatin**) dan Setyo Purwoto*)

BAB III METODOLOGI A. Tahap Penelitian

PENGOLAHAN AIR SUMUR GALI MENGGUNAKAN SARINGAN PASIR BERTEKANAN (PRESURE SAND FILTER) UNTUK MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn)

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

ANALISIS KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA AIR DI DESA KARYA BARU KECAMATAN DENGILO KABUPATEN POHUWATO. Nelpidin Nusi, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1

PENGARUH KOMBINASI RESIN (MANGAN ZEOLIT) DENGAN PASIR DALAM MENURUNKAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR

LAPORAN AKHIR PENGOLAHAN AIR SUMUR MENJADI AIR SIAP MINUM MELALUI PROSES REVERSE OSMOSIS

Transkripsi:

Penggunaan Filter Tembikar untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah Dangkal (Studi Kasus Rumah Tinggal di Kelurahan Pogot, Surabaya) Using Pottery Filter To Improve Water Quality Of Groundwater (Study Case Home At Pogot, Surabaya) Ni matul Janah dan Dr.Ir. Nieke Karnaningrum, Msc Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS Surabaya nimah_sweety@yahoo.co.id Abstrak Keberadaan air bersih di perkotaan sangat vital bagi kelangsungan aktivitas manusia seharihari, dan salah satu sumber air bersih yang digunakan masyarakat perkotaan adalah air tanah. Di beberapa daerah air tanah belum memenuhi kualitas sebagai air bersih. Pada penelitian ini, pengolahan yang digunakan adalah filter tembikar sebagai media filtrasi. Variasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan bahan pembuat keramik dan head. Dalam penelitian ini mengambil 6 parameter untuk bahan penelitian yakni warna, kekeruhan, zat organik, besi, mangan dan bakteri Coliform. Dari hasil penelitian semua variasi filter mampu meningkatkan kualitas air tanah dangkal dan telah memenuhi Keputusan Menteri Kesehatan RI No 907/MENKES/SK/VII/2002. Filter tembikar dengan campuran 5% pada head lebih efektif dibandingkan dengan filter lainnya. Kata kunci : air tanah dangkal, filter tembikar, Coliform, Besi, Mangan, Warna, 1

Abstract The clean water in urban area is very important for daily human activities, one of clean water sources is groundwater. In some area groundwater does not meet the standard of clean water. Treatment of research that was used is pottery fiter as media filtration. The varieables of this research are proportion ingredients from pottery and head.this research used the sample of six paramaters, such as color, turbidity, permanganate value, iron, manganese and coliform bacteria. The result of research, all variety of pottery fiter can improve ground water quality and fulfill from the standart KEPMENKES RI No 907/MENKES/VII/2002. Keywords: Groundwater, Pottery filter, Coliform, Iron, Manganese, colors, Latar Belakang Keberadaan air bersih di perkotaan sangat vital bagi kelangsungan aktivitas manusia sehari-hari. Air tanah merupakan salah satu sumber air baku kebutuhan air bersih Pada umumnya air tanah mempunyai kualitas cukup baik dari segi kimia, fisika maupun bakteriologisnya. Tetapi karena adanya pencemaran air tanah maupun air permukaan memyebabkan air tanah ikut tercemar sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan air minum. Salah satu air tanah dangkal yang tidak layak dijadikan air bersih adalah sumur penduduk di daerah pogot tepatnya dikelurahan Platuk Donomulyo. Sehingga diperlukan pengolahan, salah satu alternatif menggunakan filter tembikar. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mengkaji kemampuan filter tembikar sebagai media pengolah air tanah dangkal agar memenuhi standar KEPMENKES RI No 907/MENKES/SK/VII/2002 dan menentukan komposisi campuran bahan yang paling tepat untuk meningkatkan kualitas air tanah dangkal. 2

Landasan Teori Penentuan kualitas air tanah didasarkan pada sifat fisik, kimia dan biologi air tanah. Sifat fisik meliputi, warna, rasa, bau, ph dan suhu. Sedangkan sifat kimia meliputi kandungan bahan-bahan kimia yang ada dalam air tanah. Dan sifat biologis meliputi kandungan mikroorganisme yang ada dalam air, seperti bakteri, alga, virus dan lain-lain. Kandungan mineral dan mikroorganisme dapat menyebakan adanya rasa, bau, warna, ph dan suhu pada air tanah. Mineral dalam air tanah dapat menyebabkan kesadahan yang juga mempengaruhi rasa air tanah. Sementara, mikroorganisme yang sering dijadikan parameter kualitas air adalah bakteri coli. Filtrasi adalah proses pemilihan atau penyaringan air baku melalui media berbutir yang poros. Selama melalui media tersebut terjadi pemisahan atau reduksi kandungan material tersuspensi dan koloid, bakteri dan organisme lainnya, dan mengubah unsur-unsur kimiawi air melalui mekanisme filtrasi yang berlangsung di sepanjang filter bed. Pada saat ini terdapat trend baru mengenai piranti filter alam kemasan, salah satunya adalah menggunakan teknik membran. Adapun teknik atau proses membran memang beraneka jenis, antara lain: Reverse osmosis,elektrodialisis, Membran transport tergabung,dialisis, nano filtrasi, ultrafiltrasi dan mikrofiltrasi. Mekanisme filtrasi dalam proses filtrasi yakni mekanikal straining, adsorpsi, aktifitas kimia, aktifitas biologi dan sedimentasi. Bahan pembuat keramik antara lain lempung, kaolin, pasir, feldspar. Dan proses pembuatan keramik meliputi pencetakan, pengeringan, dan pembakaran. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian meliputi ide tugas akhir yakni Dari penelitian terdahulu diketahui bahwa filter tembikar mampu menurunkan kadar klorida dalam air payau. Oleh sebab itu dalam penelitian ini timbul ide studi untuk melakukan penelitian mengenai kemampuan filter tembikar untuk menurunkan 3

bahan bahan pencemar yang ada dalam air tanah dangkal agar dapat memenuhi standar air minum Studi literatur yakni Sumber literatur yang digunakan dalam penelitian ini meliputi buku buku teks, laporan penelitian tugas akhir, dan tesis mengenai penelitian terdahulu tentang desain filter dan prosesnya. Selain itu, sumber literatur juga diperoleh dari internet serta artikel dalam jurnal ilmiah. Studi literatur ini dilakukan sepanjang penelitian yakni mulai dari tahap awal penelitian sampai analisis dan pembahasan hasil penelitian sehingga dapat diperoleh kesimpulan Penentuan variabel dan parameter penelitian meliputi variabel yang digunakan dalam peneliian ini adalah variasi komposisi bahan pencampur keramik dan head. Sedangkan parameter yang digunakan adalah parameter Kekeruhan, warna, zat organik (PV), besi,mangan dan bakteri Coliform. Penelitian Awal, sampling dilkukan di sumur penduduk di kelurahan Pogot dan konsentrasi awal sumur di kelurahan Pogot adalah Besi 3,g/l, Mangan 2,2 mg/l, Zat Organik 24,02 mg/l, kekeruhan 34,76 NTU dan warna 27,86 Pt-co, bakteri Coliform 1600/100 ml. Persiapan Penelitian meliputi Pembuatan reaktor penelitian dan persiapan bahan bahan kimia untuk analisis. Variasi komposisi bahan pencampur tembikar meliputi bahan keramik:arang = 100:5,100:15 dan 100:25. Sedangkan head yang digunakan adalah head 4m dan, yang menyesuiakan ketinggian gedunng teknik lingkungan. Pelaksanaan Penelitian Analisis data dan pembahasan Kesimpulan dan Saran 4

Hasil dan Pembahasan Tabel 1 Hasil Penelitian Awal No Parameter Satuan KEPMENKES RI NOMOR 907/MENKES/SK/VII/2002 Hasil Analisis air sampel 1 Warna TCU 15 34,44 2 Kekeruhan NTU 5 27,86 3 Besi Mg/l 0,3 3,4 4 Mangan Mg/l 0,1 2,19 5 Zat organik (PV) Mg/l - 24,02 6 Total Bakteri Coliform Jumlah/100 ml sampel 0 1600 Sumber : Hasil Analisis,2009 Dari hasil penelitian awal ini air tanah ini belum memenuhi standar sehingga perlu ditingkatkan kualitasnya agar layak menjadi air bersih dan memenuhi standar air minum. Filter yang pertama dijalankan adalah filter dengan head, dan setelah filter mengalami penyumbatan/clogging filter di cuci dan dipasang kembali dan dioperasikan kembali untuk head. Pencucian tabung filter dengan cara menyikat permukaan filter. Volume Sampel diukur tiap jam hal ini dilakukan untuk mengetahui volume air yang terfiltrasi tiap jamnya sehingga dapat dihitung kecepatan filtrasinya. Operasi dihentikan apabila volume sampel terfilter 155 ml. Pada filter tembikar dengan campuran head 5%,15% dan 25% semuanya dioperasikan pada head 8 m, dan lama operasi pada head 8 adalah ± 68 jam. Sedangkan Pengoperasian head ini dilakukan setelah pengoperasian head selesai. Pada filter tembikar dengan campuran head 5%,15% dan 25% semuanya dioperasikan pada head, dan lama operasi pada head 4 adalah ± 50 jam. 5

Untuk menghitung fluks, persamaan yang digunakan, menurut satuannya : volume( l) Kecepatan filtrasi = waktu( jam) xluas( m2) Kecepatan filtrasi filter dengan campuran arang 5% pada head dan pada jam pertama adalah 0,41 l/menit.m 2. dan pada jam ke-68 kecepatan filtrasinya 0,1 l/menit.m 2. sedangkan pada head kecepatan filtrasinya pada jam pertama adalah 0,44 l/menit.m 2 dan pada jam ke-50 adalah 0,11 l/menit.m 2. Kecepatan filtrasi filter dengan campuran arang 15% pada head dan pada jam pertama adalah 0,505 l/menit.m 2. dan pada jam ke-68 kecepatan filtrasinya 0,098 l/menit.m 2. sedangkan pada head kecepatan filtrasinya pada jam pertama adalah 0,503 l/menit.m 2 dan pada jam ke-50 adalah 0,129 l/menit.m 2. Kecepatan filtrasi filter dengan campuran arang 25% pada head dan pada jam pertama adalah 0,616 l/menit.m 2. dan pada jam ke-68 kecepatan filtrasinya 0,127 l/menit.m 2. sedangkan pada head kecepatan filtrasinya pada jam pertama adalah 0,650 l/menit.m 2 dan pada jam ke-50 adalah 0,196 l/menit.m 2. Dari ketiga variasi diatas dapat disimpulkan bahwa semakin banyak bahan pencampur pada filter tembikar semakin besar kecepatan filtrasinya. Dan tinggi head juga mempengaruhi kecepatan filtrasi dan lama waktu operasi. Hal ini menunjukan bahwa semakin banyak bahan pencampur akan menimbulkan pori yang lebih besar. Dengan demikian penambahan bahan pencampur semakin banyak dapat memperbesar pori sehingga turut memperbesar kelolosan air terhadap media filter ini. Tabel 2 Data Porositas Filter Variasi Vair Vol Tabung Vtotal Porositas Keramik+ 5% 2,56 258 261,16 9,8 x 10-3 Keramik+ 15% 3,21 258 261,81 0,0122 Keramik+ 25% 3,82 258 262,42 0,0146 Sumber :hasil Analisis,2009 6

Tabel 3 nilai permeabilitas filter tembikar No Variasi Permeabilitas (cm/s) 1 Keramik+ 5% 0.000571364 2 Keramik+ 15% 0.000723521 3 Keramik+ 25% 0.000975045 Sumber :hasil Analisis,2009 Porositas dan permeabilitas filter semakin naik dengan adanya penambahan bahan pencampur. Hal ini dapat terjadi karena bahan pencampur tersebut akan menggumpal sehingga ketika dibakar akan menjadi pori -pori. Pori-pori ini yang menentukan sifat porous (nilai porositas) suatu benda. Pada tembikar ini dengan pori yang besar, maka nilai porositas juga besar. Dengan porositas yang tinggi memungkinan air untuk mudah merembes pada tembikar. Oleh karena itu, pada tembikar yang dianalisis ini memiliki nilai porositas tinggi sehingga daya rembesannya (permeabilitas) pun besar. Sehingga dari data ini dapat diketahui hubungan antara kecepatan filtrasi dengan porositas dan permeabilitas yang menunjukkan bahwa semakin besarnya porositasnya, maka semakin besar pula kecepatan filtrasinya. Hasil filter dari masing masing filter dicari efisiensi terbaiknya dan hasil analisis terbaik dari masing masing filter tembikar pada jam ke-6 untuk analisis warna dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Penurunan Filter tembikar terhadap parameter warna Parameter warna 5% 15% 25% Penurunan (%) 90.59 89.70 89.48 87.80 87.70 86.38 Konsentrasi (TCU) 3.15 3.44 3.44 4.09 4.11 4.56 Sumber : hasil Analisis,2009 7

Konsentrasi air hasil saringan filter tembikar ini sudah memenuhi batas maksimum nilai warna dalam KEPMENKES RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu maksimum 15 TCU. Dari semua variasi bahan pencampur tembikar nilai penurunan pada head sedikit lebih tinggi daripada head. Input head yang semakin tinggi menjadikan persentase removalnya juga semakin besar. Dengan kata lain, persentase removal menjadi naik disebabkan input head semakin tinggi sehingga menghasilkan output yang semakin tinggi pula. filter tembikar dengan campuran arang dapat meningkatkan kualitas air tanah dangkal dan memenuhi batas maksimum nilai warna dalam KEPMENKES RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu maksimum 15 TCU. Hasil terbaik dari tiap filter tembikar ini dibandingkan dan kemudian dipilih yang mempunyai removal terbesar. Hasil terbaik dari tiap filter tembikar pada jam ke-6 untuk analisis kekeruhan dapat dilihat pada Tabel 5 Tabel 5 Penurunan Filter tembikar terhadap parameter kekeruhan Parameter kekeruhan 5% 15% 25% Penurunan (%) 97.28 96.53 96.29 96.29 94.31 94.06 Konsentrasi (NTU) 0.76 0.97 1.03 1.03 1.59 1.72 Sumber :Hasil Analisis, 2009 Proses mekanisme filtrasi yang dominan terjadi pada filter ini adalah adsorpsi dan pengendapan. Efisiensi tertinggi pada filter dengan campuran 5% pada head yakni 97,28%. Penurunan nilai kekeruhan cukup signifikan dari konsentrasi awal sebesar 27,86 NTU menjadi 0,76 NTU. Dan nilai kekeruhan ini sudah memenuhi batas maksimum nilai kekeruhan dalam KEPMENKES RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu maksimum 5 NTU. 8

Hasil terbaik dari masing masing variasi filter dibandingkan satu dengan yang lainnya sehingga dapat diketahui filter yang terabaik yang mampu meremoval pencemar yang ada dalam air. Efisiensi filter terbaik pada jam ke-6 untuk analisis zat organik (PV) dapat dilihat pada Tabel 6 Tabel 6 Penurunan Filter tembikar terhadap parameter Zat Organik (PV) Parameter Zat Organik (PV) 5% 15% 25% Penurunan (%) 75.39 75.00 64.21 73.42 65.00 62.63 Konsentrasi (mg/l) 5.91 6.00 8.60 6.38 8.03 8.41 Sumber :Hasil Analisis, 2009 Dari Tabel 6 dapat dilihat dengan banyaknya bahan pencampur efisiensi filter semakin kecil hal ini dikarenakan semakin banyak bahan pencampur yang ditambahkan dalam filter maka nilai porositas dan permeabilitasnya semakin besar juga sehingga kelolosan air juga semakin besar dan ini mempengaruhi kualitas air hasil filtrasi. Dari semua variasi bahan pencampur tembikar nilai penurunan pada head sedikit lebih tinggi daripada head. Input head yang semakin tinggi menjadikan persentase removalnya juga semakin besar. Dengan kata lain, persentase removal menjadi naik disebabkan input head semakin tinggi sehingga menghasilkan output yang semakin tinggi pula. penurunan tertinggi terjadi pada filter dengan campuran arang 5% pada head dengan nilai penurunan sebesar 75,39% dan konsentrasi zat organik adalah 5,91 mg/l. Karena permanganat value tidak ada dalam KEPMENKES RI No 907/MENKES/SK/VII/2002 maka penelitian ini hanyauntuk mengetahui kemampuan filter tembikar untuk menurunkan konsentrasi zat organik. 9

Hasil terbaik dari masing masing variasi filter dibandingkan satu dengan yang lainnya sehingga dapat diketahui filter yang terabaik yang mampu meremoval pencemar yang ada dalam air. Efisiensi filter terbaik pada jam ke-6 untuk analisis Besi dan Mangan dapat dilihat pada Tabel 7 dantabel 8 Tabel 7 Penurunan Filter tembikar terhadap parameter Besi Parameter Besi 5% 15% 25% Penurunan (%) 99.50 99.20 99.15 99.30 99.23 99.16 Konsentrasi (mg/l) 0.02 0.04 0.05 0.03 0.04 0.05 Sumber :Hasil Analisis, 2009 Tabel 8 Penurunan Filter tembikar terhadap parameter Mangan Parameter Mangan 5% 15% 25% Penurunan (%) 95.65 89.47 88.56 83.07 81.24 75.97 Konsentrasi (mg/l) 0.09 0.23 0.25 0.37 0.41 0.53 Sumber :Hasil Analisis, 2009 Dari Gambar tersebut juga dapat dilihat dengan banyaknya bahan pencampur efisiensi filter semakin kecil hal ini dikarenakan semakin banyak bahan pencampur yang ditambahkan dalam filter maka nilai porositas dan permeabilitasnya semakin besar juga sehingga kelolosan air juga semakin besar dan ini mempengaruhi kualitas air hasil filtrasi. Dari semua variasi bahan pencampur 10

tembikar nilai penurunan pada head sedikit lebih tinggi daripada head. Input head yang semakin tinggi menjadikan persentase removalnya juga semakin besar. Dengan kata lain, persentase removal menjadi naik disebabkan input head semakin tinggi sehingga menghasilkan output yang semakin tinggi pula. Dalam proses mikrofiltrasi head juga berpengaruh terhadap proses filtrasi dan syarat variasi head adalah 1 m sampai dengan 30 m. Dan nilai konsentrasi akhir Besi dan mangan ini sudah memenuhi standar maksimum nilai Besi dan mangan dalam KEPMENKES RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu maksimum 0,3 mg/l dan 0,1 mg/l. Hasil terbaik dari masing masing variasi filter dibandingkan satu dengan yang lainnya sehingga dapat diketahui filter yang terabaik yang mampu meremoval pencemar yang ada dalam air. Efisiensi filter terbaik pada jam ke-48 dapat dilihat pada Tabel 9 Tabel 9 Penurunan Filter tembikar terhadap parameter Bakteri Coliform Parameter Bakteri Coliform 5% 15% 25% Penurunan (%) 100 100 100 100 99.87 99.87 Konsentrasi 0 0 0 0 2 2 Sumber :Hasil Analisis, 2009 Filter tembikar dapat meningkatkan kualitas air tanah untuk parameter bakteri Coliform dan sudah memenuhi batas maksimum nilai bakteri Coliform pada KEPMENKES RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu negatif.kecuali untuk filter tembikar dengan campuran 25%. 11

Kesimpulan 1. Reaktor filter tembikar dengan campuran arang telah terbukti mampu meningkatkan kualitas air tanah dangkal sesuai dengan KEPMENKES RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002. 2. Hasil penyaringan menggunakan filter tembikar arang telah memenuhi parameter penelitian dan KEPMENKES RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002. Akan tetapi jenis filter tembikar dengan campuran 5% dan pada head lebih efektif. Hal ini dikarenakan hasil filtrasi yang dihasilkan lebih baik dibandingkan dengan jenis tembikar yang lain. Daftar Pustaka Al- Layla, M. A., S. Ahmad, S. J. Middle brooks. 1977. Water Supply Engineering Design. 2 nd edition. Ann Arbor Science. Michigan: USA. Alaerts, G.1984. Metodologi Penelitian Air.Usaha Nasional, Surabaya. Hanafiah, K.2004.Rancangan Percobaan :Teori dan Aplikasi.PT. Radja Grafindo Persada Hartomo dan Widiatmoko. 1994. Teknologi Membran. Andi Offset. Yogyakarta. Huismann, L., dan W. E. Wood. 1974. Rapid Sand Filter. WHO. Genewa. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/MENKES/VII/2002 Tanggal 29 Juli 2002. Kiuk,J.I. 2008. Penyediaan Air Bersih di Wilayah Pesisir Dengan Menggunakan Filter Tembikar Studi Kasus Pantai Kenjeran Surabaya. Laporan Tugas Akhir (S1). Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP ITS Surabaya. Linsley, R K. Dan Joseph B. F, (1994) Teknik Sumber Daya Air. Diterjemahkan oleh: Djoko Sasongko. Erlangga. Jakarta Trihadiningrum, Y.1995. Buku Pegangan Kuliah.Mikrobiologi Lingkungan.Jurusan Teknik Lingkungan. Surabaya. Widarto L. 1995. Teknologi Tepat Guna Membuat Gerabah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 12