BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERMAIN JAWABAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas seseorang. Semakin baik hasil belajar matematika yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

I. PENDAHULUAN. karena kemajuan suatu negara akan sangat dipengaruhi oleh kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI. Lulusan JPTM FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan berperan untuk mencetak sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Skripsi Oleh: TITIK DWI RAHAYU NIM X

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar, lingkungan belajar dan motivasi berprestasi siswa.

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Melalui sekolah, siswa belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

BAB II KAJIAN TEORI. pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Selain itu menurut

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan baik formal maupun. menghasilkan siswa dengan prestasi yang baik.

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. ingin terus belajar. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sardiman (2007 : 76)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan perlu adanya evaluasi pendidikan. Fungsi evaluasi di

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII A

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil akhir pembelajaran yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TAPA ROSNAWATY BURUDJI

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap proses pembelajaran, terutama pembelajaran di sekolah akan dilihat hasil belajarnya. Untuk mengetahui hasil belajar siswa bisa dilakukan melalui tes, misalnya ulangan harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana seorang siswa telah menguasai materi baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan ketrampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya (Sudjana, 2009: 53). Hal senada juga diungkapkan oleh Oemar Hamalik (1995: 48) bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang. Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Slameto (2012: 54), menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa menjadi dua golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. 1

Menurut Slameto (2012: 54), Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis. Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan. Faktor eksternal yang berpengaruh dalam belajar meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga dapat meliputi cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi antar siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Faktor masyarakat dapat berupa kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat, dan media massa. Berdasarkan faktor internal tersebut, minat turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Slameto (2012:180) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya merupakan penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya. Minat dapat pula diekspresikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas, misalnya dalam 2

proses belajar di kelas, siswa menjadi cenderung aktif karena dia menyukai pelajaran tersebut. Minat yang dimiliki oleh seseorang tidak dibawa sejak ia lahir. Namun minat itu akan muncul seiring berjalannya waktu. Minat terhadap sesuatu akan mendorong seseorang untuk mau belajar. Sehingga minat akan membantu seseorang untuk dapat mempelajarinya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dwi Mustika (2010) yang berjudul Penerapan Metode Make a Match untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP N 2 Jiken, diperoleh temuan bahwa metode ini dapat mempengaruhi peningkatan minat belajar siswa. Metode ini dilaksanakan supaya kegiatan pembelajaran bervariasi, sehingga tidak membosankan. Untuk variabel minat, pada siklus I presentasenya sebesar 77,14%, pada siklus II presentasenya sebesar 95%. Untuk variable prestasi belajar, pada siklus I presentasenya sebesar 65,05%, sedangkan pada siklus II presentasenya sebesar 75,14%. Dari peningkatan angka presentase tersebut maka dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan minat dan prestasi belajar siswa. Hal senada juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Lilik Rosali yang berjudul Penggunaan Media Teka-Teki Silang untuk Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII SMP N 4 Depok. Berdasarkan hasil penelitian tersebut telah terjadi peningkatan pada partisipasi siswa. Pada siklus I angka presentasenya sebesar 50%, 3

sedangkan pada siklus II angka presentasenya sebesar 62,4%, dan pada siklus III angka presentasenya sebesar 87,1%. Berdasarkan peningkatan presentase pada setiap siklus, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan partisipasi siswa setelah diberi perlakuan dengan media Teka- Teki Silang. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, metode ataupun media turut mempengaruhi minat serta hasil belajar siwa. Maka sebaiknya guru dapat menyampaikan materi kepada siswa dengan berbagai teknik mengajar agar proses pembelajaran menjadi aktif, efektif, dan efisien. Namun kenyataannya, sering dijumpai bahwa guru hanya menggunakan metode ceramah saja, tanpa mengombinasikan dengan metode lain. Akibatnya, interaksi dengan siswa menjadi kurang, sehingga kelas menjadi cenderung pasif. Metode ceramah yang tidak dibarengi dengan metode pembelajaran lain cenderung membosankan, sehingga dapat menyebabkan menurunnya minat belajar siswa, terutama mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang cenderung teoritis. Jika guru dalam menyampaikan materi hanya menggunakan metode ceramah saja maka siswa cenderung menjadi bosan karena hanya mendengarkan materi. Minat yang rendah terhadap mata pelajaran PKN akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang tidak tertarik terhadap materi pelajaran tertentu akan cenderung untuk malas mempelajarinya. Hal ini yang kemudian berpengaruh terhadap nilai yang didapatnya ketika dilakukan tes/ujian. Begitu pula sebaliknya, jika seorang siswa menaruh 4

minat terhadap mata pelajaran tertentu dia akan cenderung untuk ingin mengetahui apa isi materi dari pelajaran tersebut, sehingga diapun akan berusaha untuk mempelajarinya. Oleh karena itu perlu dibuat suatu media yang menyenangkan dalam mengajarkan mata pelajaran PKN sehingga dapat menarik siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu media yang dapat dimanfaatkan yakni menggunakan games dalam hal ini adalah media puzzle. Puzzle merupakan permainan yang didasarkan pada sebuah tekateki. Untuk menyelesaikan teka-teki tersebut dibutuhkan konsentrasi dan kerjasama. Memang melelahkan menyusun kepingan-kepingan puzzle, namun ketika kepingan-kepingan tersebut telah berhasil disusun maka akan ada rasa kepuasan dalam diri, seperti ya, aku berhasil. Puzzle adalah sebuah teka-teki untuk memecahkan masalah atau teka-teki yang menguji kecerdikan dalam pemecahan masalah. Teka-teki sering dibuat sebagai bentuk hiburan, tetapi bisa juga berasal dari matematika serius atau masalah-masalah logistik. Solusi untuk puzzle mungkin membutuhkan pola menciptakan urutan tertentu. Orang dengan kecerdasan penalaran induktif tinggi mungkin lebih baik memecahkan teka-teki ini daripada yang lain. (http//tarigan.yahoo.com/2009/puzzlewikipedia the free encyclopedia.html). Puzzle bermanfaat besar bagi perkembangan motorik halus dan perkembangan kognisi anak. Pedoman Penatar Pekerti AA yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen 5

Pendidikan Nasional menyebutkan ada delapan manfaat media, khususnya media puzzle dalam penyelenggaraan belajar dan pembelajaran yaitu: 1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan 2. Proses pembelajaran lebih menarik 3. Proses belajar lebih interaktif 4. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi 5. Kualitas belajar dapat ditingkatkan 6. Proses belajar bisa terjadi kapan dan dimana saja 7. Meningkatkan sikap positif siswa terhadap proses bahan belajar 8. Peran pengajar berubah kearah positif dan produktif Beberapa manfaat bermain puzzle bagi anak-anak antara lain: 1. Meningkatkan ketrampilan kognitif(cognitive skill) Ketrampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan untuk belajar dan memecahkan masalah. Puzzle adalah permainan yang menarik bagi anak, dengan bermain puzzle anak akan mencoba memecahkan masalah yaitu menyusun gambar. 2. Meningkatkan ketrampilan motorik halus(fine motor skill) Ketrampilan motorik halus berkaitan dengan kemampuan anak menggunakan otot-otot kecilnya khususnya tangan dan jari-jari tangan. Dengan bermain puzzle tanpa disadari anak akan belajar secara aktif menggunakan jari-jari tangannya. 6

3. Meningkatkan ketrampilan sosial Ketrampilan sosial berkaitan dengan kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Puzzle dapat dimainkan secara perorangan. Namun puzzle dapat pula dimainkan secara kelompok. Permainan yang dilakukan oleh anak-anak secara kelompok akan meningkatkan interaksi sosial anak (pondokibu.com/manfaatbermain-puzzle-untuk-anak.html). Salah satu jenis puzzle yang dapat digunakan untuk media pembelajaran yaitu Word Search Puzzle. Word search puzzle merupakan pencarian kata, sejenis teka-teki yang terdiri dari rangkaian kata yang telah diacak, dimana kata-kata telah dieja secara horizontal, vertikal, atau diagonal. Para pemain harus mencari kata yang spesifik guna mecocokan dengan kata yang tersedia. Permainan ini membutuhkan kemampuan otak untuk melihat kata-kata yang tersembunyi di belakang gambar atau huruf (http//annabowers.www.yahoo.com/teaching with puzzle/html). Media Word Search Puzzle ini merupakan media yang mudah dibuat serta biayanya murah. Karena yang diperlukan hanyalah kertas dan pena saja. Selain itu media ini mudah dibawa kemana-mana dan tidak memerlukan listrik. Sehingga media ini bisa dimanfaatkan kapan saja ketika dibutuhkan. Untuk memecahkan teka-teki word search puzzle ini dibutuhkan ketelitian, ketekunan, serta kerjasama dengan anggota kelompok. Sehingga dapat menimbulkan interaksi siswa dengan siswa yang lain. Adapun keterbatasan dari penggunaan media Word Search 7

Puzzle ini adalah harus dapat menyesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Berdasarkan hal diatas maka penulis mengambil judul Pengaruh Penggunaan Media Word Search Puzzle terhadap Minat dan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas VII di SMP N 4 Wates. B. Identifikasi Masalah 1. Di lapangan guru cenderung hanya menggunakan satu metode saja yakni metode ceramah tanpa dikombinasikan dengan metode lain. 2. Metode ceramah yang tidak dikombinasikan dengan metode lain cenderung menyebabkan kegiatan pemebelajaran menjadi membosankan. 3. Kurangnya variasi metode mengajar turut mempengaruhi minat serta hasil belajar siswa. 4. Minat siswa yang rendah akan menyebabkan hasil belajar menjadi rendah juga. 5. Metode mengajar menggunakan media masih jarang dilakukan oleh guru, terutama penggunaan media Word Search Puzzle. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti membatasi masalah pada penggunaan media Word Search Puzzle untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. 8

D. Rumusan Masalah 1. Apakah media Word Search Puzzle berpengaruh terhadap minat belajar PKn siswa kelas VII SMP N 4 Wates? 2. Apakah media Word Search Puzzle berpengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa kelas VII SMP N 4 Wates? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pengaruh media Word Search Puzzle terhadap minat belajar PKn. 2. Mengetahui pengaruh media Word Search Puzzle terhadap hasil belajar PKn. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang penerapan media pembelajaran yakni media Word Search Puzzle untuk meningkatkan minat serta hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan mampu memberikan inspirasi bagi guru untuk memilih media pembelajaran serta dapat meningkatkan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar. 9

b. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta dapat meningkatkan hasil belajar. 10