SISTEM IDENTIFIKASI WAJAH MANUSIA BERDASARKAN GENDER DAN USIA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA DETEKSI KELOMPOK USIA DAN GENDER BERDASARKAN KONTUR WAJAH DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

KLASIFIKASI KELOMPOK USIA BERDASARKAN CIRI WAJAH PADA SISTEM PENGENALAN WAJAH

Klasifikasi kelompok usia berdasarkan citra wajah menggunakan algoritma neural network dengan fitur face anthropometry dan kedalam kerutan

DETEKSI DAN REPRESENTASI FITUR MATA PADA SEBUAH CITRA WAJAH MENGGUNAKAN HAAR CASCADE DAN CHAIN CODE

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

DETEKSI KELOMPOK USIA MANUSIA BERDASARKAN FITUR WAJAH MENGGUNAKAN FILTER GABOR 2D

Prototype Pendeteksi Jumlah Orang Dalam Ruangan

PERANCANGAN PENDETEKSI WAJAH DENGAN ALGORITMA LBP (LOCAL BINARY PATTERN) BERBASIS RASPBERRY PI

PELACAKAN DAN DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN VIDEO LANGSUNG PADA WEBCAM ABSTRAK ABSTRACT

PENGENALAN WAJAH MELALUI WEBCAM DENGAN METODA GABOR WAVELET-KERNEL FISHER ANALYSIS

EKSTRAKSI CIRI GEOMETRIS UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI WAJAH. Oleh: Kholistianingsih

PERBANDINGAN DUA CITRA HIDUNG MENGGUNAKAN PARAMETER JARAK DARI HIDUNG KE DAHI DAN KE DAGU, JUMLAH PIXEL, DAN SUDUT

Korelasi Jarak Wajah Terhadap Nilai Akurasi Pada Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Stereo Vision Camera

ANALISA HASIL PERBANDINGAN IDENTIFIKASI CORE POINT PADA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE DIRECTION OF CURVATURE DAN POINCARE INDEX

ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE FISHERFACE BERBASIS OUTDOORVIDEO.

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE TWO- DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (2DPCA) ABSTRAK

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN NLDA (NULL-SPACE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS)

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PELACAKAN WAJAH METODE HAAR

PEMODELAN WAJAH BAYI DENGAN MENGGUNAKAN ACTIVE SHAPE MODEL UNTUK PENDETEKSI KOMPONEN WAJAH

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (PROPOSAL SKRIPSI) diajukan oleh. NamaMhs NIM: XX.YY.ZZZ. Kepada

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature

BAB I PENDAHULUAN. identitas individu baik secara fisiologis, sehingga dapat dijadikan alat atau

IMPLEMENTASI FACE IDENTIFICATION DAN FACE RECOGNITION PADA KAMERA PENGAWAS SEBAGAI PENDETEKSI BAHAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

SIMULASI PENGENALAN WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE ANALISIS DISKRIMINAN LINEAR DUA DIMENSI (2D-LDA) DENGAN JARAK MANHATTAN, CANBERRA DAN EUCLIDEAN

PERANCANGAN APLIKASI DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA VIOLA-JONES

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA TELINGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI HOUGH ABSTRAK

SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI ABSTRAK

Perbandingan Dua Citra Bibir Manusia Menggunakan Metode Pengukuran Lebar, Tebal dan Sudut Bibir ABSTRAK

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

Rancang Bangun Prototipe Aplikasi Pengenalan Wajah untuk Sistem Absensi Alternatif dengan Metode Haar Like Feature dan Eigenface

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KEAMANAN PINTU BERBASIS PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE

PENCOCOKAN OBYEK WAJAH MENGGUNAKAN METODE SIFT (SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN SKRIPSI EKSTRAKSI CIRI PENGENALAN GENDER MENGGUNAKAN FITUR GEOMETRIS CITRA WAJAH DENGAN METODE FUZZY C-MEANS (FCM)

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI RINTANGAN MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE PADA BRAIN-CONTROLLED WHEELCHAIR

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA. Sistem Identifikasi Teroris Dengan Pelacakan Dan Pengenalan Wajah

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

Model Sistem Akses Tempat Parkir Berdasarkan Pengenalan Plat Nomor Kendaraan. Andry Jonathan ( )

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang Computer Vision. Computer Vision membuat komputer

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS. Skripsi

REALISASI SISTEM PENJEJAKAN WAJAH DENGAN ALGORITMA FISHERFACE BERBASIS RASPBERRY PI ABSTRAK

REALISASI SISTEM DETEKSI RASA KANTUK BERDASARKAN DURASI KEDIPAN MATA SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE VIOLA-JONES

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK MEMVERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCALITY PRESERVING PROJECTION

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

PERANCANGAN PERGERAKAN WEBCAM BERDASARKAN PERUBAHAN POSISI WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE BERBASIS RASPBERRY PI

PENDETEKSIAN WAJAH PADA CITRA DINAMIS YANG DILENGKAPI FITUR GENDER SECARA REALTIME

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

PENGENALAN WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ADAPTIVE RESONANCE THEORY TWO (ART-2)

JURNAL PENGKLASIFIKASIAN GENDER DENGAN MENENTUKAN TITIK-TITIK PENTING PADA SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN MATLAB 6.5 DISUSUN OLEH: FARIDA

AUTOMATIC HEAD ROTATING SYSTEM PADA DIGITAL PET MEMANFAATKAN FACE DETECTION

Deteksi Posisi dan Ekstraksi Fitur Wajah Manusia Pada Citra Berwarna

ANALISIS KOMPONEN UTAMA MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE TERHADAP PENGENALAN CITRA WAJAH

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA SEBAGAI PENDETEKSI JARI PADA VIRTUAL KEYPAD

BAB I PENDAHULUAN. mengenali dan membedakan ciri khas yang dimiliki suatu objek (Hidayatno,

Sistem Deteksi Wajah Dengan Modifikasi Metode Viola Jones

Arga Wahyumianto Pembimbing : 1. Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT 2. Christyowidiasmoro, ST., MT

Identifikasi Gender Berdasarkan Citra Wajah Menggunakan Deteksi Tepi dan Backpropagation

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. a. Universal (universality), dimana karakteristik yang dipilih harus dimiliki oleh setiap orang.

ESTIMASI FUNGSI SPASIAL PADA IDENTIFIKASI FITUR WAJAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

HUMAN COUNTER DENGAN METODE FACE DETECTION MENGGUNAKAN OPENCV PADA PLATFORM ANDROID TUGAS AKHIR

Pengenalan Plat Nomor Mobil Menggunakan Metode Learning Vector Quantization

Empat Metode Pembobotan Sistem Persamaan Linier Pada Variabel atau Komponen Wajah Pada Sistem Pengenalan Wajah

PENERAPAN ALGORITMA EIGENFACE PADA SISTEM ABSENSI KARYAWAN BERBASIS WEBCAM SKRIPSI MAULINA SARI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERBANDINGAN TEKNIK SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM (SIFT)

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di

IDENTIFIKASI WAJAH MANUSIA BERDASARKAN PERBANDINGAN PARAMETER TINGGI HIDUNG, LEBAR HIDUNG DAN JARAK MATA. Yusriani Laa Baan

PERBANDINGAN METODE MINIMUM DISTANCE PATTERN CLASSIFIER DAN NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION DALAM MENGENALI WAJAH MANUSIA DENGAN EKSPRESI YANG BERBEDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem

PENGARUH GOLDEN RATIO PADA PROPORSI WAJAH TERHADAP PERSEPSI ESTETIKA WAJAH THE ROLE OF GOLDEN RATIO ON FACE PROPORTION IN FACE AESTHETIC PERCEPTION

IMPLEMENTASI APLIKASI PENGENALAN JENIS KELAMIN BERDASARKAN CITRA WAJAH DENGAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE SECARA REAL TIME

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

Implementasi Pengenalan Citra Wajah dengan Algoritma Eigenface pada Metode Principal Component Analysis (PCA)

MEMBANDINGKAN CITRA DIGITAL UNTUK MEMPREDIKSI KETERHUBUNGANNYA

PERANCANGAN dan REALISASI FACETRACKER WEBCAM MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE BERBASIS RASPBERRY PI 2

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan pengenalan

Klasifikasi Identitas Wajah Untuk Otorisasi Menggunakan Deteksi Tepi dan LVQ

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan

KOMPRESI DAN PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN PENDEKATAN NON-NEGATIVE MATRIX FACTORIZATION

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Transkripsi:

SISTEM IDENTIFIKASI WAJAH MANUSIA BERDASARKAN GENDER DAN USIA Bayu Tri Wibowo 1 Karmilasari 2 1,2 Teknik Informatika Universitas Gunadarma, 1 bayu.tigundar@gmail.com 2 karmila@staff.gunadarma.ac.id Abstrak Teknologi pengolahan citra sangat bermanfaat untuk keperluan identifikasi wajah di antaranya security, kesehatan dan lainnya. Tujuan penelitian ini adalah merancang bangun sistem identifikasi wajah berdasarkan gender dan usia pada citra wajah statis, mendapatkan komponen wajah (mata, hidung dan mulut) dari wajah yang telah terdeteksi, mengidentifikasi gender dan usia dari wajah yang telah terdeteksi. Secara umum langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah akuisisi citra, preprocessing, pendeteksian wajah, selanjutnya adalah proses identifikasi gender yang dilakukan secara paralel dengan identifikasi usia dan proses terakhir yaitu menggabungkan hasil identifikasi gender dan usia. Dalam penelitian ini digunakan dataset citra FG-NET. Pada tahap preprocessingdilakukan konversi citra RGB menjadi citra grayscale, untuk mendeteksi dan ekstraksi wajah menggunakan metode Viola-Jones, pada proses klasifikasi diperoleh dari ekstraksi fitur wajah pada citra. Untuk fitur wajah yang diekstraksi hanya menggunakan fitur geometri meliputi jarak antar komponen penting wajah dan fitur kerutan pada bagian dahi, luar mata kanan, luar mata kiri dan daerah pipi. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan sistem identifikasi wajahini telah mengidentifikasi wajah berdasarkan gender dengan baik.sedangkan berdasarkan usia, sistem ini belum 100 % berhasil. Kata kunci :fitur geometri, fitur kerutan, gender,identifikasi wajah, usia HUMAN FACE IDENTIFICATION SYSTEM BASE ON GENDER AND AGE Abstract Image processing technology is very useful for face identification purposes such as security, health and others. The purpose of this study is to design face identification system base on gender and age on static facial image, gaining facial components (eyes, nose and mouth) from the detected face, identifying the gender and the age of detected faces. In general, the research steps are the image acquisition, preprocessing, face detection, the gender identification process that is conduct parallel with age identification, and for the last process is by combining the gender and age identification result. This research use FG-NET data set image. On the step of preprocessing, it do image conversion from RGB into grayscale image, to detect and extract faces using Viola-Jones method, on the process classification is obtained from the facial extraction features in the image. For facial features that are extracted only using geometry features including the distance between important facial components and the wrinkle features on the forehead, outer parts of right and left eyes, cheeks area. Based on the trial the facial identification system has identified faces base on gender appropriately. Meanwhile, base on age, the system is not 100% successful. Keywords: geometryfeature, wrinkles feature, gender, face identification, age 48 Jurnal Teknologi Rekayasa Volume 22 No.1, April 2017

PENDAHULUAN Teknologi pengolahan citra terutama dalam hal sistem pengenalan manusia dari waktu ke waktu berkembang dengan semakin cepat dan banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.seiring perkembangan ini, banyak sekali sistem pengenalan manusia yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi pengolahan citra. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan anggota tubuh secara unik untuk membedakan antara satu orang dengan orang lain, yang biasa disebut biometrik. Biometrik adalah suatu metode untuk mengenali manusia berdasarkan pada satu atau lebih ciri-ciri fisik atau tingkah laku unik. Biometrik merupakan sistem pengenalan individu yang terdiri dari dua macam yaitu secara modern dan tradisional.sistem pengenalan individu secara modern yaitu berdasarkan ciri fisik dan perilaku individu dan secara secara tradisional yaitu berdasarkan ciri knowledge base (pengisian password/pin) dan token base (menggunakan kartu magnetik atau kartu pintar/smartcard). Kelemahan menggunakan knowledge base (pengisian password/pin) yaitu mudah lupa dan dapat ditebak oleh orang, sedangkan kelemahan menggunakan token base (menggunakan kartu magnetik atau kartu pintar/smart card) yaitu mudah hilang, dicuri dan digandakan sehingga dapat dipalsukan oleh orang lain [5]. Penggunaan sistem biometrik sebagai salah satu sistem identifikasi dan verifikasi sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru.sistem biometrik menggunakan ciri-ciri fisiologis seseorang dan tingkah laku seseorang/perilaku untuk mengenali atau membuktikan identitas seseorang.ciri-ciri fisiologis seseorang menggunakan ciri-ciri fisik misalnya wajah (face recognition), sidik jari (fingerprint), iris mata (iris recognition), dan geometri tangan (hand geometry). Sedangkan yang menggunakan perilaku atau tingkah laku misalnya tulisan tangan, suara (voice recognition) dan tanda tangan (signature) [5]. Salah satu penggunaan sistem biometrik sebagai salah satu sistem identifikasi telah berkembang dengan pesat, salah satu yang digunakan adalah wajah (face recognition). Metode terdahulu untuk pengenalan wajah menggunakan metode eigenfaces. Dalam teknik pengolahan citra untuk pengenalan wajah melalui beberapa tahapan penting yaitu pendeteksian wajah, ekstraksi ciri dan yang terakhir adalah pengenalan. Pada sistem pengenalan wajah tahap awal yang paling penting adalah deteksi wajah. Deteksi wajah adalah salah satu tahap praproses yang sangat penting di dalam sistem pengenalan wajah yang digunakan untuk sistem biometrik. Deteksi wajah juga dapat digunakan untuk pencarian dan pengindeksan citra atau video yang di dalamnya terdapat wajah manusia dalam berbagai ukuran, posisi, dan latar belakang. Adapun peneliti deteksi wajah diantaranya yaitu Kari Karhunen dan Michel Loève dengan metoda Principal Component Analysis (PCA) [karhunen loeve, l963]. Paul Viola dan Michael Jones [6] dengan metode machine learning yang disebut AdaBoost. AdaBoost menggabungkan banyak classifier lemah untuk membuat sebuah classifier kuat. METODE PENELITIAN Aplikasi identifikasi wajah manusia berdasarkan gender dan usia mempunyai 2 program utama, yaitu deteksi wajah yang merupakan program untuk mendeteksi bagian wajah dari sebuah foto dengan menggunakan metode Viola- Jones. Program yang kedua adalah program identifikasi wajah dari foto wajah yang telah terdeteksi. Identifikasi gender dilakukan dengan menerapkan metode yang terdapat pada jurnal penelitian Automatic Face detection and Wibowo, Karmilasari, Sistem Identifikasi... 49

Clasification by Gender (Chandan Ghosh -9949107 dan P. Kranthi Kiran 9949108). Identifikasi usia dilakukan dengan menerapkan metode yang terdapat pada jurnalklasifikasi kelompok Usia Berdasarkan Ciri Wajah Pada Sistem Pengenalan Wajah[2]. Tahap awal penelitian yaitu akuisisi citra dimana pada tahap ini memasukkan citra statis yang nantinya akan dideteksi wajah dari citra tersebut kemudian ketahap preprocessing dimana pada tahap ini mengkonversi citra menjadi citra biner, kemudian citra tersebut diekstrasi fitur wajahnya untuk dapat mengetahui gender dan usia dari wajah yang telah dimasukkan. Pada tahapakuisisi citra data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dataset yang di ambil dari FG-NET Aging Database. Dalam dataset ini terdapat berbagi jenis wajah manusia pria dan wanita yaitu bayi, dewasa, dan dewasa tua.dimensi citra pada dataset FG-NET bervariatif dimulai dari yang terkecil yaitu berdimensi 321 x 398 dan yang terbesar berdimensi 489 x 575 dan format citra pada dataset ini yaitu berekstensi.jpg.tahapan preprocessingmerupakan tahapan awal dalam mengolah data input sebelum memasuki proses tahapan utama, tujuan pada tahap ini yaitu melakukan konversi citra RGB menjadi level keabuan. Pada tahapan pendeteksian wajah menerapkan metode yang di usulkan oleh Viola-Jones dalam mendeteksi wajah manusia. Pada ekstrasi fitur wajah yaitu mengambil komponen wajah (mata, hidung, mulut) juga menggunakan metode Viola-Jones. Tahapan identifikasi gender yaitu penentuan nilai dari klasifikasi gender adalah diperoleh dari perhitungan jarak antara kedua titik sisi wajah (lebar wajah) pembagian lebar wajah dan antara titik pusat mata, dimana menghasilkan F1. Gambar 2 berikut adalah potongan program untuk mengklasifikasikan gender. Gambar 1. Kerangka Umum Penelitian 50 Jurnal Teknologi Rekayasa Volume 22 No.1, April 2017

Gambar 2. Potongan Program Klasifikasi Gender Dari potongan program pada Gambar 2 bahwa asw merupakan hasil jarak antara kedua tepi wajah (lebar wajah) dan am merupakan hasil jarak antara titik tengah mata. jika jarak dari lebar wajah dibagi dengan jarak antara titik tengah mata, menghasilkan kurang dari 4.31 maka dikatakan wanita, jika menghasilkan lebih dari 4.33 maka dikatakan pria, dan jika tidak memenuhi syarat keduanya maka dikatakan tidak terdefinisi. Tahapan selanjutnya adalah tahap identifikasi usia digunakan rasio fitur geometri. Untuk menghitung rasio fitur geometri pada bayi dan dewasa dapat dirumuskan sebagai berikut : Dimana D em merupakan jarak antara mata dan mulut, dan D ee merupakan jarak antara kedua mata. Bayi memiliki wajah yang hampir menyerupai sebuah lingkaran, hal ini akan menyebabkan nilai R em pada citra bayi akan bernilai kecil, sedangkan pada orang dewasa akan bernilai besar. Untuk mengetahui apakah suatu citra adalah bayi atau dewasa, rasio jarak antara mata, hidung dan mulut dapat ditentukan sebagai berikut : sedangkan pada orang dewasa nilai R enm akan lebih besar (>1). Untuk melakukan klasifikasi usia pada rentang usia anak-anak sampai tua, dapat dilakukan dengan melakukan ekstraksi fitur kerutan pada dahi, luar mata kanan, luar mata kiri dan pipi dengan menggunakan metode Sobel. Proses untuk menghitung densitas atau kepadatan kerutan dilakukan dengan rumus sebagai berikut : Wa pada persamaan diatas menyatakan jumlah seluruh pixel kerutan pada daerah A, sedangkan P A menyatakan jumlah seluruh pixel yang ada di daerah A. nilai dari D I,A berada pada range 0 dan 1. Semakin banyak jumlah kerutan (semakin tinggi densitas kerutan) maka nilai D I,A akan semakin mendekati 1. Selain densitas, fitur-fitur kerutan tersebut juga akan diekstraksi untuk mengetahui kedalaman kerutannya, dimana semakin lanjut usia seseorang, maka semakin dalam kerutan yang ada diwajahnya. Untuk menghitung kedalaman kerutan, dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut: Dimana D en menyatakan jarak antara mata dengan hidung dan D nm merupakan jarak antara hidung dengan mulut. Pada bayi, nilai R enm akan mendekati 1 (satu) M(f(x, y)) menyatakan magnitude dari deteksi tepi sobel pada kerutan di koordinat (x, y) pada daerah W A dan alfa merupakan konstanta yang bernilai 255. Semakin dalam kerutan, maka nilai dari D 2,A akan semakin besar. Wibowo, Karmilasari, Sistem Identifikasi... 51

Tabel 1. Hasil klasifikasi gender Klasifikasi Gender Sampel Jumlah berhasil Koreksi Pria 31 31 100% wanita 16 16 100% Tabel 2. Hasil Klasifikasi Usia Kelompok Usia Sampel Jumlah Berhasil Koreksi Bayi 9 9 100% Anak-anak 5 2 40% Remaja 7 6 85% Dewasa 16 12 75% Dewasa Tua 8 5 62.5% HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari klasifikasi gender diperoleh dari perhitungan jarak antara kedua titik sisi wajah (lebar wajah) pembagian lebar wajah dan antara titik pusat mata. Pada Tabel 1 adalah hasil dari klasifikasi gender yang telah dilakukan. Hasil dari klasifikasi usia awalnya dilakukan dengan fitur geometri, apabila fitur geometri menunjukkan ciri bayi, maka citra tersebut langsung diklasifikasikan sebagi usia bayi, tetapi jika tidak mendekati citra bayi, maka citra tersebut akan diekstraksi fitur kerutannya baik dari segi densitas maupun dari segi kedalamannya, dan fitur kerutan inilah yang akan menjadi ciri utama dalam klasifikasi kelompok usia bayi, anakanak, remaja, dewasa dan dewasa tua. Tabel 2 adalah hasil klasifikasi usia yang dilakukan. SIMPULAN DAN SARAN Sistem identifikasi wajah berdasarkan gender dan usia ini dibuat untuk menghasilkan suatu terobosan baru yang nantinya sistem ini dapat diterapkan pada kamera digital atau mobile phone. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan sistem identifikasi wajah ini telah mengidentifikasi wajah berdasarkan gender dengan baik. Sedangkan berdasarkan usia, sistem ini belum 100% berhasil. Berdasarkan hasil beberapa area yang seharusnya tidak terdeteksi sebagai komponen atau fitur wajah, untuk pengembangan selanjutnya penulis menyarankan perlu memperbaiki parameter sebagai area tidak terdeteksi pada deteksi fitur haar agar klasifikasi usia dapat diperbaiki. DAFTAR PUSTAKA [1] Aniarti Murni. 1992. Pengantar Pengolahan Citra. Jakarta: Elex Media Komputindo. [2] Dewi Agushinta, Karmilasari, dan Suranto Eko. 2008. Klasifikasi kelompok Usia Berdasarkan Ciri Wajah Pada Sistem Pengenalan Wajah. Depok: Universitas Gunadarma. [3] Farida. 2008. Pengklasifikasian Gender dengan Menentukan Titik-Titik Penting Pada Sistem Pengenalan Wajah menggunakan Matlab 6.5.Depok : Universitas Gunadarma [4] Horng, Wen-Bing, Lee, Cheng-Ping, dan Chen, Chun-Wen. 2001. Classification of Age Groups Based on Facial features. Department of Computer Science and Information Engineering Tamkang University [5] Karmilasari., Permata, T.P. 2009. Segmentasi Iris Mata Menggunakan Metode Deteksi Tepi dan Operasi Morfologi. Depok : Universitas Gunadarma 52 Jurnal Teknologi Rekayasa Volume 22 No.1, April 2017

[6] Viola, P, Jones, M. J, 2001. Rapid Object Detection Using A Boosted Cascade of SimpleFeatures, Hawaii : IEEE Conference on Computer Vision and Pattern Recognition. [7] Yi-Qing Wang. 2014. An Analysis of the Viola-Jones Face Detection Algorithm. [8] http://www.ipol.im/pub/art/2014/104/, akses terakhir tanggal 02 Juni 2015. Wibowo, Karmilasari, Sistem Identifikasi... 53