BAB I PENDAHULUAN. keunikannya agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan belajar. sehingga siswa memperoleh keberhasilan dalam belajar.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menuntut sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat diartikan sebagai proses berpikir untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. baik adalah bangsa yang berlatar belakang pendidikan baik. Di dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, kebanyakan siswa tidak diajarkan bagaimana untuk belajar

I. PENDAHULUAN. dimilikinya. Menurut Suhana dan Hanafiah (2009 : 1) permasalahan. mutu proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Materi Ekologi merupakan materi yang mempelajari hubungan timbal balik

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

Pembelajaran tipe giving question and getting answer dengan group resume

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang menakutkan dan susah untuk dipahami. Kebanyakan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Strategi pembelajaran quantum teaching dan strategi pembelajaran

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah dasar sebagai jenjang paling dasar pada pendidikan

2016 PENINGKATAN KEMAND IRIAN BELAJAR SISWA D ENGAN MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING D ALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keaktifan diperlukan dalam kegiatan belajar karena di dalam belajar perlu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang sering terjadi dalam dunia pendidikan meliputi

I. PENDAHULUAN. informasi, ide, keterampilan, nilai, dan cara berpikir. Proses pembelajaran. siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Kualitas proses belajar berimplikasi tidak langsung pada tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar atau lerning, baik

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

I. PENDAHULUAN. ketepatan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran pada. banyak menggunakan model pembelajaran yang kurang efektif yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi kebutuhan yang sangat komplek bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dapat membuat siswa terdorong untuk belajar dan lebih

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. proses yang tidaklah mudah. Hal paling mendasar yang perlu diterapkan. belajar mengajar yang menyenangkan dalam suatu kelas.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa, akan tetapi guru

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

POKOK BAHASAN EKOSISTEM MELALUI MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 PANINGGARAN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di masa mendatang.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sejalan dengan hal tersebut Brandt (1993) menyatakan bahwa hampir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami dan menemukan sendiri apa

BAB I PENDAHULUAN. Proses untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rasa ingin tahu (curiosity) siswa, proses uji coba (trial and error), analisa konsep

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hambatan sehingga belum mencapai tujuan yang diinginkan. Hambatan utama

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha mengembangkan dan membina potensi. sumberdaya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011).

2 menguasai bidang ilmu lainnya. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) s

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya Purwanto,

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan belajar yang nyaman dan penggunaan pendekatan yang relevan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar dalam suatu pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan siswa yang saling timbal balik, untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Proses belajar pada dasarnya ditandai dengan perubahan prilaku pada diri siswa, perubahan ini dicerminkan oleh hasil belajar yang diperoleh siswa pada saat belajar. Dalam merubah perilaku siswa, selain mengajar guru harus memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik dengan berbagai keunikannya agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan belajar (Mulyasa, 2005). Dalam pada hal itu, guru dituntut memahami berbagai model pembelajaran yang efektif agar dapat membimbing peserta didik secara optimal sehingga siswa memperoleh keberhasilan dalam belajar. Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu faktor yang penting adalah penggunaan model pada proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan menyebabkan hasil belajar yang baik pula. Baik buruknya hasil belajar siswa dapat juga dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran. Hal tersebut senada yang diungkapkan oleh Mulyasa (2005:107) mengatakan bahwa penggunaan model yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan model-model yang berpusat pada guru, serta lebih

2 menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan model yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan yang telah diungkapkan oleh Mulyasa (2005) bahwa model pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik. model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa adalah model pembelajaran yang fleksibel dan tidak kaku, serta perlu menekankan pada kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan pengarahan ke arah kedewasaan. Rasa ingin tahu siswa ditunjukkan dengan siswa aktif bertanya pada saat kegiatan pembelajaran. Pada saat siswa aktif bertanya, guru dapat mendeteksi hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar siswa. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Dillon (dalam Widodo:2006) yang berpendapat bahwa siswalah yang harus banyak bertanya sebab siswalah yang sesungguhnya belajar. Dengan bertanya sesungguhnya siswa didorong untuk berpikir. Pada saat berpikir, siswa belajar membuat solusi atas segala persoalan, mengungkapkan korelasi antara berbagai objek dan peristiwa, melahirkan prinsip dan teori, dan menemukan berbagai penemuan baru. Oleh karena itu, dalam pembelajaran siswa yang bertanya mengindikasikan siswa sedang berpikir dan siswa yang berpikir dapat dikatakan siswa sedang mengalami proses belajar yang paling tinggi. Siswa yang belajar dengan menggunakan pemikiran mereka, mencari tahu dan menemukan pengetahuan baru maka dengan

3 tidak dapat diingkari keberhasilan belajar siswa dalam pembelajaran biologi di kelas akan tercapai. Dari pernyataan kutipan di atas maka jelas tugas utama seorang guru adalah mewujudkan tujuan pendidikan disekolah. Dalam mengembangkan kegiatan belajar yang efektif diperlukan strategi pembelajaran yang sesuai untuk menciptakan keadaan yang dapat mempengaruhi kehidupan peserta didik, sehingga mereka dapat belajar dengan menyenangkan dan dapat meraih prestasi belajar dengan hasil yang memuaskan. Salah satu permasalahan dalam pengajaran yang dihadapi oleh guru adalah bagaimana membuat siswa tidak hanya menjadi pendengar pasif dalam kegiatan pembelajaran di kelas namun menjadikannya siswa yang aktif di kelas. Salah satu ciri-ciri siswa yang aktif di kelas adalah siswa bertanya atau dapat mengajukan pendapat. Dengan siswa yang aktif, suasana kelas menjadi lebih hidup karena adanya interaksi antara baik guru dengan siswa atau siswa dengan siswa yang lainnya. Dalam hal ini, tentunya guru berperan dalam menentukan penggunaan model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran. Karena dengan diterapkannya model pembelajaran yang banyak melibatkan siswa, siswa tidak lagi menjadi pasif saat dikelas. Hal ini di yakini dalam pernyataan Dimyati dan Mudjiono (2009:116) menyatakan bahwa: Apabila kondisi proses pembelajaran yang memaksimalkan peran dan keterlibatan guru serta meminimalkan peran dan keterlibatan siswa akan sulit tercapainya tujuan pendidikan dasar meletakkan dasar yang dapat dipakai sebagai batu loncatan untuk menggapai pendidikan yang lebih tinggi. Jelas dalam pernyataan tersebut, pentingnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran terutama jika dilakukan sedini mungkin. Pembiasaan

4 pembelajaran yang memaksimalkan peran dan keterlibatan siswa sejak dini memungkinkan siswa dapat mengasah kemampuan dan kemauan belajar terusmenerus hingga pendidikan yang lebih tinggi. Banyak model pembelajaran yang cukup efektif mampu melibatkan peran serta keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran salah satunya adalah model Snowball Throwing. Model pembelajaran Snowball Throwing adalah salah satu model pembelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran ini adalah siswa aktif membuat pertanyaan secara berkelompok dan menjawab pertanyaan dari teman lain. Dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan model Snowball Throwing yang bertujuan untuk memotivasi siswa dalam belajar, menjadikan siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar, dan dapat bekerja sama dengan siswa dalam kelompoknya, mereka juga belajar membuat pertanyaan, menjawab pertanyaan, menunggu giliran dan mereka saling memberikan informasi pengetahuan (Yuni, 2011:209). Model Snowball Throwing merupakan salah satu model yang dapat membangkitkan siswa untuk bertanya dan berargumen, karena dalam kegiatan pembelajarannya siswa dituntut untuk dapat mengajukan pertanyaan dan jawaban atas pertanyaan yang dibuat oleh temannya. Selain itu, dengan model Snowball Throwing diharapkan siswa lebih bersemangat, aktif, nyaman dan menyenangkan dalam menerima pembelajaran yang disampaikan oleh guru serta konsep konsepnya dapat disampaikan dengan benar dan tepat pada sasarannya.

5 Berdasarkan uraian di atas, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan peningkatan keaktifan dan penguasaan konsep siswa melalui model Snowball Throwing dalam pembelajaran biologi. Model tersebut digunakan sebagai salah satu model yang inovatif dan jarang digunakan khususnya dalam pembelajaran biologi sehingga peneliti mencoba menerapkan penggunaan model snowball throwing untuk mengetahui pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa di kelas. Model pembelajaran ini digunakan untuk mengajarkan konsep adaptasi makhluk hidup di tingkat SMP. Konsep tersebut dipilih karena konsep tersebut sudah diberikan kepada siswa dimulai pada tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Sehingga diharapkan dapat membantu siswa untuk mempelajari lebih dalam mengenai konsep adaptasi makhluk hidup dan sebagai bekal pengetahuan siswa pada jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan dari uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis ingin mengkaji suatu penelitian mengenai Pengaruh Model Snowball Throwing terhadap Penguasan Konsep Adaptasi Makhluk Hidup Siswa SMP. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang dijadikan fokus masalah penelitian adalah: Bagaimanakah pengaruh model Snowball Throwing terhadap penguasaan konsep adaptasi makhluk hidup pada siswa SMP?

6 Rumusan masalah ini dijabarkan melalui beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1) Bagaimanakah penguasaan konsep awal siswa antara kelas kontrol (KK) dan kelas eksperimen (KE) sebelum pembelajaran pada konsep adaptasi makhluk hidup? 2) Bagaimanakah penguasaan konsep akhir siswa antara kelas kontrol (KK) dan kelas eksperimen (KE) sesudah pembelajaran pada konsep adaptasi makhluk hidup? 3) Bagaimanakah perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen (KE) dan kelas kontrol (KK) setelah kegiatan pembelajaran? 4) Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model Snowball Throwing pada konsep Adaptasi Makhluk Hidup? C. Batasan Masalah Agar permasalahan penelitian di atas lebih terarah, maka permasalahan penelitian dibatasi sebagai berikut: 1. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi Adaptasi Makhluk Hidup yang terdiri dari : konsep adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, adaptasi tingkah laku. 2. Penguasaan konsep siswa diukur berdasarkan kriteria taksonomi Bloom pada ranah kognitif, yaitu : Mengingat (C1), Memahami (C2), Menerapkan (C3), Menganalisis (C4), Mengevaluasi (C5), Mencipta (C6).

7 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dalam rumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Snowball throwing terhadap penguasaan konsep siswa SMP Kelas VII SMP di SMPN 3 Lembang pada konsep Adaptasi Makhluk Hidup. E. Manfaat Penelitian Keberhasilan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, di antaranya: 1. Manfaat bagi siswa a. Siswa diharapkan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, salah satunya lebih berani dalam mengajukan pertanyaan dan berargumen di kelas terutama setelah siswa memperoleh pengalaman belajar melalui Snowball throwing. b. Mendapatkan suasana belajar yang berbeda melalui pembelajaran Snowball throwing karena siswa ditempatkan pada kondisi kelas yang menyenangkan dan menjadikan siswa lebih aktif di kelas. 2. Manfaat bagi guru Model pembelajaran dengan Snowball Throwing diharapkan dapat digunakan untuk membantu guru dalam menjelaskan konsep sehingga mengurangi kesalahpahaman siswa dalam konsep adaptasi makhluk hidup.

8 3. Manfaat bagi peneliti Dapat mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan model Snowball Throwing pada konsep adaptasi makhluk hidup. F. Asumsi Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. (Yuni, 2011) Model snowball throwing merupakan model yang tepat digunakan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam bertanya. (Widodo, 2008) G. Hipotesis Berdasarkan dengan masalah yang telah diuraikan dalam rumusan masalah, maka hipotesis dalam penelitian adalah: H 1 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan konsep siswa antara kelas yang menggunakan model snowball throwing dengan kelas yang menggunakan model konsenvional (diskusi).