2014 USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERJALAN DI ATAS PAPAN TITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam. proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan kualitas diri bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam kandungan maupun sejak dilahirkan ke bumi. Kemampuan yang

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pada rentang usia ini anak mengalami the golden years yang. perkembangannya, termasuk perkembangan fisik-motoriknya.

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. merupakan harta yang tak ternilai harganya. Pada usia dini di mana anak berada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. dankembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka). Golden

BAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhandan perkembangannya.pada usia 0 tahun 8 tahaun merupakan. mengoptimalkan lima aspek perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini/tk memberi

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN TIPE KANCING GEMERINCING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B RA AL-MUHAJIRIN PALU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio- emosional (sikap dan perilaku serta agama),

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM PENINGKATAN FUNGSI MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI DI PAUD Al-FATHONAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Retna Intania, 2014 Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam

PENGARUH PERMAINAN MODIFIKASI BOLA BASKET TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

BAB I PENDAHULUAN. Ea Siti Julaeha, 2014 Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi anak usia dini merupakan suatu kemutlakan yang perlu dilakukan

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam. seorang pendidik kepada peserta didiknya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar berfikir logis, sistematis, kritis dan kreatif, serta hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

BAB I PENDAHULUAN. usia dini, karena berada pada fase golden age atau masa keemasan, dengan alasan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN KREATIF ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

YUSRA FAUZA, 2015 PENGARUH KIDS ATHLETICS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR SISWA SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

Transkripsi:

1 BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam proses perkembangan unik karena proses perkembangannya (tumbuh dan kembang) dengan golden age ( masa peka). Golden age merupakan waktu paling tepat untuk memberikan bekal yang kuat kepada anak. Menurut ( lamet Suyanto) golden age adalah masa yang paling tepat untuk menggali segala potensi anak sebanyak-banyaknya.upaya pembinaan yang ditunjukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan perkembangan anak didik untuk membantu perkembangan jasmani dan rohani. yang berarti terutama dengan kreativitas dan kemampuan. Anak usia dini yang identik dengan kegiatan bermain.perkembangan, yaitu menunjukkan perubahan kuantitatif dan kualitatif. Pertumbuhan dan perkembangan anak pada umumnya amat bergantung dari genetic dan pengasuhan ibunya masing-masing. Pengasuhan anak yang optimal akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan berkembangannya. Mereka berlatih dengan berbagai kecakapan motorik, dan secara terus menerus ingin menunjukkan keterampilannya itu kepada orang tuanya dan anak belajar menulis, mengambar, dan permainan dengan berbagai alat permainan seperti bola, kelereng,berjalan di papan titian dan sebagainya.motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoodinir antara susunan saraf, otot, otak dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan naik papan titian sebagainya. Salah satu cara merangsang pertumbuhan dan perkembangan itu dengan bermain, melalui bermain anak akan menggunakan sensor motorik sehingga anak dapat menyalurkan imajinasi, pantasi

2 dan pribadinya. Anak akan senang apabila bermain banyak alat permainan edukatif (APE) yang dapat merangsang kecerdasan jamaknya. Kemampuan motorik kasar anak masih terbatas dan upaya pemberianya tidak atau kurang terprogram. Dalam beberapa kegiatan permainan fisik yang diharapkan bisa mengembangkan motorik kasar anak didik yang diberikan oleh guru, masih banyak anak yang belum bisa melakukan dengan benar. Contonya seperti anak kurang merespon dengan baik dalam kegiatan berjalan di atas papan titian. Disamping itu kurangnya kesadaran akan pentingnya pengembangan motorik kasar pada diri anak, sehingga anak didik menjalankanya kurang sungguh-sungguh. Kenyataan yang ada di TK Al-Hidayah, bahwasanya pengembangan motorik kasar pada anak kelompok B TK Al- Hidayah masih rendah. Hal ini di ketahuai pada tingkat motivasi ini, masih banyak yang malas untuk melakukan kegiatan- kegiatan dalam upaya pengembangan kemampuan motoriknya terutama kegiatan dalam kegiatan berjalan di atas papan titian.dalam kegiatan berjalan di papan titian bagi anak kelompok B di TK Al- Hidayah, kenyataanya masih belum berani dan menguasai keseimbangannya. Bahkan ada yang jatuh dan ada pula yang belum bisa atau belum tahu berjalan diatas papan titian. Agar kegiatan pengembangan motorik kasar anak dapat terlaksana dengan baik, maka anak di tuntut memiliki perhatian dan daya tahan yang baik pula, seperti disiplin kerjasama, kecepatan beraksi, jujur berkosetrasi sesuai dengan kemampuan. Dalam pengunaan alat harus di perhatikan, kesesuaian bahan ukurannya usia anak, khususnya untuk APE. Alat permainan APE menurut Mayke Sugianto (1995) mengemukakan bahwa APE adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan dangan pemanfaatannya tidak semua alat permainan yang digunakan anak di TK itu dirancang secara khusus untuk perkembangan aspek-aspek perkembangan anak. Alat perkembangan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk, perkembangan aspek fisik yaitu kegiatan-

3 kegiatan yang dapat merangsang pertumbuhan fisik anak terdiri dari motorik kasar dan halus. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan bahwa pembelajaran pada perkembangan motorik kasar pada anak usia sekolah (siswa) memiliki rangkaian tahapan yang berurutan, terutama pada TK Al Hidayah harus banyak bimbingan dan pembelajaran secara terbimbing.dalam penggunaan permainan papan titian sesuai dengan tahapan usia,dan keterbatas kemampuan atau keterampilan keberanian anak itu sendiri, maka guru harus lebih mampu untuk membimbing anak dalam penggunaan pembelajaran permaianan papan titian. Dengan diharapan bisa meningkatkan kemampuan pengembangan motorik kasar melalui kegiatan berjalan diatas papan titian pada anak kelompok B TK. Al- Hidayah Agar guru bisa mengetahui dan mengukur penampilan atau kinerja (perpormance) yang di kuasai oleh para siswa dari kegiatan pembelajaran motorik di sekolah maka dapat mengadakan tes ranah matorik tes unjuk kerja(work sampel). Tes unjuk kerja dalam pembelajaran motorik para siswa dituntut (diarahkan) untuk mempergunakan peralatan yang sebenarkan ( bukan tiruan). Tujuan tes unjuk kerja adalah guru dapat mengetahui sejauh mana para siswa telah menguasai aplikasi teori pembelajaran motorik yang sudah diajarkan di sekolah. Dengan tes ini, guru juga bisa mengetahuai para siswa telah menguasai dan terampil dalam menggunakan alat yang di gunakan. Adapun yang perlu garisbawahi TK Al Hidayah menggunakan penilaian lembar observasi. Bahwa penilaian yang di lakukan adalah dapat memperoleh tes unjuk kerja dengan cara melakukan obsevasi secara langsung ketika para siswa melakukan kegiatan pembelajaran motorik yang di adakan di sekolah, dengan hal ini guru menggunakan lembar obsevasi. Menilai dan mengukur hasil dilapangan terutama di Tk AL Hidayah, salah satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh guru yang mengajar para siswa dalam pembelajaran motorik adalah harus sering turun ke lapang untuk mangukur dan menilai kemampuan mereka dalam pembelajaran motorik. Sikap guru dalam mengajar pembelajaran motorik kasar berbeda jauh dengan mengajar pembelajaran kognitif maupun efektif, baik dari sikap guru, maupun suasana dan

4 kondisi belajar yang dialami oleh siswa. Dalam konteks itu perlu juga di perhatikan mengenai beberapa faktor yang berhubungan dengan sesuatu yang harus dipersiapkan sebelum proses pembelajaran motorik berlangsung.hal itu meliputi tiga hal pokok, yaitu pemberian motivasi, penyajian demostrasi dan pemberian instruksi. (1). para siswa ketika pembelajaran berlangsung menjadi faktor penentu keberhasilan mereka dalam menjalankan segala rangkaian dan proses pembelajaran. (2).Demostrasi merupakan media yang paling baik dalam pembelajaran motorik, lebih mudah memahami aplikasi pembelajaran, demostarasi secara langsung yang dilakukan oleh guru, siswa memperaktekkan secara nyata.(3). Instruksi yang di berikan kepada siswa haruslah singkat dan bersifat langsung. Tujuan utama yaitu mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang keterampilan motorik yang akan dan sedang dipelajari. Untuk memahami dalam hal permaian berjalan diatas papan titian harus memahami terlebih dahulu unsur- unsur permainan. Menurut Hughes 1999), seorang ahli perkembangan anak bukunya Children, plai, and Devlopment, mengatakan bahwa bermain merupakan bahwa berbeda dengan belajar dan bekerja. Suatau kegiatan yang di sebut bermain harus lima unsur didalamnya yaitu:(1). Mempunyai tujuan, yaitu permainan itu sendiri untuk mendapat kepuasan. (2). Memilih dengan bebas dan atas kehendak sendiri, serta tidak ada yang menyuruh ataupun memaksa. (3). Menyenangkan dan dapat menikmati.(4). Menghayal untuk mengembangkan daya imajinatif dan kreativitas. (5). Melakukan secara aktif dan sadar. Bahwa bermain dapat bermakna sebagai sebuah aktivitas bermain yang murni mencari kesenangan tanpa mencari menang kalah (play), tetapi ada yang melakukan aktivititas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenangan dan kepuasan di tandai dengan adanya pencarian menang kalah(games). Menurut joan freeman dan Utami Munandar (1996) mendefinisikan bermain sebagai suatu aktivitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial,moral dan emosional.kematangan dan pengalaman anak kemampuan motorik tersebut berkembang dari tidak terkoordinasi dengan baik menjadi terkoordinasi secara baik. Prinsip utama perkembangan motorik adalah

5 kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan latihan atau praktek. Ketika anak mampu melakukan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi.maka sebagai guru TK. Al- Hidayah melakukan ulang pelaksanan praktek berjalan diatas papan titian dengan menggunakan tindakan kelas secara dua siklus, siklus 1 dan siklus 2. Karena aktivitas siswa sangat menentukan dalam pelaksanana praktek berjalan diatas papan titian dalam menentukan motorik kasar. Aktivitas fisiologis meningkat dengan tajam. Anak seakan-akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik, baik yang melibatkan motorik kasar maupun motorik halus. Pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas fisik yang ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi dan seiring dengan hal tersebut, orang tua dan guru perlu memberikan berbagai kesempatan dan pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara optimal. Ketika anak akan melakukan kegiatan bermain yaitu berjalan di atas papan titian maka anak harus menguasai 3 indikator yaitu keseimbangan, kelenturan, dan keberanian. Keseimbangan dan kelenturan diperlukan ketika anak akan berjalan di atas papan titian, jika tubuh anak tidak seimbang dan tidak lentur atau kaku maka anak akan terjatuh. Hal yang paling penting dari 3 indikator tersebut yaitu keberanian, karena dengan rasa berani maka anak akan merasa percaya diri ketika akan berjalan di atas papan titian. Ada beberapa masalah yang dihadapi anak ketika anak akan bermain berjalan diatas papan titian seperti anak tidak berani berjalan melewati papan titian, anak berebut ingin berjalan diatas papan titian, anak terjatuh karena tubuhnya kurang seimbang, tidak konsentrasi, tidak seimbang antara kaki kanan dan kiri, tidak seimbang antara tangan kanan dan tangan kiri, dan tidak seimbang antara koordinasi tubuh. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini memfokuskan kajian pada meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui kegiatan berjalan diatas papan titian di Tk Al- Hidayah.

6 B. Identifikasi Masalah Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan mengidentifikasi masalah mengenai menunjukkan hasil sebagai berikut teridentifikasi dengan hasil pengamatan anak kelompok B TK Al Hidayah hampir 60% dari 18 jumlah anak mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam hal perkembangan kemampuan berfikirnya, sebaliknya untuk capaian perkembangan kemampuan motorik kasar anak masih belum berkembang dengan optimal. Hal ini terlihat ketika kegiatan belajar mengajar dengan materi pengembangan berjalan di atas papan titian, anak masih takut dan kurang berani untuk melaksanakan, sehingga cenderung minta bantuan /bimbingan guru, sebagai pegangan. Dengan adanya permasalahan tersebut, menjadikan guru harus lebih telaten memotivasi dan membimbing anak melaksanakan /mempraktekan kegiatan berjalan diatas papan titian, karena pada usia tiga sampai lima tahun memiliki keinginan yang kuat untuk bergerak dan menggunakan fisiknya. Tak putus-putusnya anak-anak bergerak bebas dengan menggunakan anggota-anggota tubuhnya. Kegiatan bermain bebas seperti berjalan, berlari, melompat, merangkak, melempar, mendorong, berayun, meluncur, berjalan diatas papan titian, yang sangat besar nilainya bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Dalam kegiatan ini seluruh tubuh anak aktif. Melalui latihan-latihan gerakan tubuhnya anak memperoleh keterampilan penguasaaan dan keseimbangan badan yang sangat diperlukan dalam kehidupan di kemudian hari (Sujiono, 2007). C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas,rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kemampuan motorik kasar anak TK AL-Hidayah? 2. Bagaimana aktivitas pembelajaran pada anak usia dini untuk meningkatkan motorik kasar melalui berjalan diatas papan titian? 3. Bagaimana motorik kasar anak sebelum kegiatan berjalan diatas papan titian?

7 D. Tujuan Penelitian Pada prinsipnya tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan sebagaimana yang dirumuskan di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengembangkan proses motorik kasar melalui berjalan di atas papan titian. 2. Untuk mengetahuai peningkatan mengenai aktivitas siswa mengenai motorik kasar diatas papan titian. 3. Untuk memperoleh hasil pembelajaran motorik kasar melalui berjalan diatas papan titian. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak baik yang terlibat secara langsung maupun tidak. Manfaat dari peneliti yaitu: 1. Manfaat bagi anak Siswa dapat memiliki motivasi yang tinggi, untuk mempraktekan dalam kegiatan berjalan diatas papan titian, sehingga anak menjadi berani dan memiliki keseimbangan yang baik dalam bermain papan titian. 2. Manfaat bagi guru Mendapatkan pengalaman baru dengan menggunakan metode kualitatif dan memperoleh pengetahuan bagaimana cara meningkatkan keberanian serta keseimbangan anak dalam pelajaran di atas papan titian. 3. Manfaat bagi sekolah Peneliti ini sebagai bahan masukkan bagi sekolah dalam upaya mengembangka kualitas model pembelajaran, khususnya bermain diatas papan titian.