Merancang Kampung Binaan bagi Pemulung TPA Njawar Benowo dengan Tema Bangkit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

Perancangan Museum Astronomi Bertema Paradoks (Big Bang) sebagai Pusat Informasi Perbintangan di Indonesia

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB III. Ide Rancangan. pengganti material kayu yang semakin susah diperoleh dan semakin mahal harga

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Penerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

Fungsional Versus Estetika: Inkubasi dalam Rancangan TPA

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-92

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

Desain Hunian Terapung di Jakarta Utara

Konsep Arsitektur Hijau Sebagai Penerapan Hunian Susun di Kawasan Segi Empat Tunjungan Surabaya

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB IV DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

Konsep Perancangan Kampung Baru Nelayan Kenjeran Surabaya Berbasis Potensi Wilayah

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

PUSAT PAMERAN DAN KONVENSI DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR FUTURISTIK

Konsep Panopticon dan Persepsi Ruang pada Rumah Bina Nusa Barong

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

LINGKUNGAN DAN UKURAN JL. YOS SUDARSO SITUASI LOKASI SITE. 173,5 m. 180 m. 165 m. 173 m

Fasilitas Pendidikan Tata Busana Kebaya di Surabaya

BAB 6 DESAIN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

Perancangan Perpustakaan Umum dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid

KONSEP: KONTRADIKSI SPONTAN

Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya

Bab IV. Konsep Perancangan

Struktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB V KONSEP PERANCANGAN. masuk ke Indonesia. Dalam syariat perdagang islam mengandung nilai nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan

Desain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB V KONSEP. Tabel Pemintakatan Tapak No Zona Nama Bangunan Besaran (%) 1 Publik Bangunan Utama Pedodonti Area parkir

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan

Bab V Konsep Perancangan

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal

Transkripsi:

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) 1-5 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Merancang Kampung Binaan bagi Pemulung TPA Njawar Benowo dengan Tema Bangkit Masfufatul Qibtiyah Yuliarti, dan Ispoerwono Soemarno Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: isp4251@yahoo.com Abstrak Permukiman para pemulung sampai saat ini memiliki citra permukiman yang kumuh, semrawut dan jorok. Hal inilah yang menjadi salah satu masalah perumahan dan permukiman di Surabaya yang sampai saat ini belum bisa terselesaikan. Namun para pemulung ini telah banyak memberikan sumbangsih dalam pengembangan sektor informal, oleh karena itu para pemulung ini perlu dibina untuk bersama sama mengentaskan permasalahan permukiman mereka. Kampung binaan Pemulung ini merupakan objek rancang yang bertujuan untuk menciptakan hunian yang layak bagi pemulung dengan metode penataan kampung berkebutuhan khusus (sesuai dengan mata pencaharian) untuk menuju kampung yang sehat, hijau dan produktif. Tema Bangkit sebagai panduan dalam mengembangkan objek rancang ini bermakna. Bangkit sebagai suatu motivasi bagi penghuni dan seluruh orang yang terlibat didalamnya. Tema bangkit ini merupakan suatu harapan dan tujuan agar Kampung pemulung yang memiliki citra kumuh ini bisa menjadi lebih baik sehingga terciptanya hunian yang layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Kata Kunci Bangkit, Benowo, Binaan, Kampung, Pemulung S I. PENDAHULUAN URABAYA, sebagai kota metropolitan yang kini mulai berada dalam tekanan. Dampak yang mulai terlihat adalah kesenjangan sosial semakin mencolok, kriminalitas demi mempertahankan kelangsungan hidup, adanya penumpukkan sampah yang kurang terkendali. Kelompok masyarakat yang paling berperan dalam masalah ini adalah masyarakat berpenghasilan rendah, terutama kelompok masyarakat yang berprofesi sebagai pemulung. Seperti yang kita ketahui bahwa perkampungan para pemulung terkesan kumuh, semrawut dan jorok. Hal inilah yang menjadi salah satu masalah perumahan dan permukiman di Surabaya yang sampai saat ini belum bisa terselesaikan. Namun para pemulung ini telah banyak memberikan sumbangsih dalam pengembangan sektor informal, oleh karena itu para pemulung ini perlu dibina untuk bersama sama mengentaskan permasalahan permukiman mereka. Objek rancangan ini berusaha memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut dengan mempertimbangkan segi ekonomi, sosial, dan budaya yang dikemas dalam sajian arsitektur. Gambar 1. Perspektif mata burung Kampung Binaan Pemulung di Jawar Benowo

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) 1-5 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2 II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG A. Penjabaran Tema Bangkit dapat dimaksudkan sebagai sebuah perlawanan ketika seseorang berada dalam suatu situasi yang buruk dan ia dapat bangun melawan keadaan untuk menuju keadaan yang lebih baik. Bangkit juga dapat menandakan sebuah perubahan keadaan., dari keadaan jatuh menjadi berdiri. Dari keadaan negatif menjadi positif. Berdasarkan penjabaran tema di atas didapatkan karakteristik bangkit yang bisa dikembangkan dalam rancangan arsitektur, yaitu : a. Dinamis b. Ekspresif c. Alur/Pola Hasil rancangan diharapkan adanya output yang mampu menyajikan arsitektur bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan karakteristik bangkit itu sendiri dengan adanya transformasi bentuk atau geometri yang menimbulkan kesan dinamis dan adanya pengulangan pengulangan yang menyatukan antar massa bangunan, dan bagaimana menampilkan sajian arsitektur yang mampu mewadahi kagiatan sosial warga melalui karakteristik arsitektur yang interaktif. B. Eksplorasi Gubahan Massa dan Penataan Gubahan massa merupakan hasil transformasi dari penjabaran tema bangkit, khususnya pada karakteristik dari bangkit. Sedangkan konsep perletakan massa bangunan berdasarkan analisa site. Gambar 2 : Konsep gubahan massa Area vocal point bagian yang paling dilihat orang dari luar Gambaran perletakan bangunan Konsep bentuk massa Bentukan massa yang sederhana merupakan identitas dari rumah rakyat yang dipertahankan citranya. Kesan bangkit ini ditampilkan dalam bentuk massa yang dinamis dan terdapat alur atau pola yang berulang. Bentukan dengan kesan dinamis ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan estetika. (lihat gambar 2) Konsep Perletakan Massa Bangunan dan Ruang Luar Penyusunan massa bangunan berupa deret susun yang rapi dan merupakan kesatuan unit bangunan.perletakan massa dibuat saling berhadapan atau saling berdekatan agar warga saling bertemu untuk membentuk suatu interaksi. Bangunan publik berada di tengah agar suasana kampung terpusat di tengah (lihat gambar 3). Ruang luar yang digunakan sebagai parkir motor berada di tengah agar penghuni dapat secara mudah mengaksesnya, dan para pengunjung tidak berjalan jauh untuk menjangkau gedung pameran, selain itu para pengunjung dapat melihat langsung aktivitas yang terjadi di dalam site. Kisi-kisi bangunan Kisi-kisi bangunan merupakan horizontal sun screen yang juga berfungsi untuk memasukkan angin ke area jemur (lihat gambar 4). Gambar 3: Konsep perletakan massa bangunan yang berawal dari analisa sudut penglihatan manusia dari jalan. Kisi kisi pada area jemur Gambar 4: Kisi kisi bangunan

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) 1-5 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3 C. Eksplorasi Ide Ruang dan Interior Konsep interior pada tiap massa bangunan adalah memaksimalkan bahan material yang ada dengan konsep 4R (Reuse, Reduce, Recycle, and Rethink) - (lihat gambar 5). Meskipun terlihat sederhana namun dengan adanya pemanfaatan barang barang bekas ini, dapat menggugah para pemulung dan memotivasi para pemulung untuk mengolah sampah secara cerdas. Penghuni bebas mengekspresikan setiap detail interior yang ada, karena itu desain interior hunian hanya menggunakan dinding botol finishing plester tanpa menggunakan cat. (lihat gambar 6). Gambar 5: barang bekas yang dapat dimanfaatkan sebagai dinding bangunan Pencahayaan Ruang Memanfaatkan cahaya alami dan pada saat malam hari menggunakan lampu yang murah dan mudah maintenancenya. D. Konsep Utilitas Berikut adalah konsep struktur yang diterapkan pada rancangan : - KM/WC memiliki septictank - Adanya biopori untuk peresapan air yang berfungsi sebagai ruang menjemur pakaian tertutup agar tidak telihat kumuh namun tetap ada celah untuk masuknya angin dan sinar matahari. - Menggunakan bukaan-bukaan lebar, namun ternaungi sehingga hanya memasukkan daylight saja bukan sinar matahari langsung. E. Konsep Struktur Menggunakan struktur yang murah, misal kolom balok rigid frame. untuk dinding pengisi dapat memanfaatkan barang-barang bekas di sekitar (botol plastik). Gambar 6: Konsep interior rusun Dinding botol plastik pada gedung pameran Gambar 7: Botol sebagai material sustainable III. HASIL RANCANGAN A. Bentuk Bangunan dan Ruang Luar Bentukan massa yang sederhana merupakan identitas dari rumah rakyat yang dipertahankan citranya. Desain rancang menggunakan material murah dan ramah lingkungan dengan prinsip 4R (Reuse, Reduce, Recycle dan Rethink), misal material botol, kayu bekisting, plastik, keranjang buah, atau pecahan kaca. Material dengan prinsip 4R ini merupakan material yang sustainable. (lihat gambar 7) B. Perletakan Massa dan Ruang Luar Perletakan massa bangunan berdasarkan analisa view menuju tapak didapatkan bahwa area yang paling berpotensi sebagai point of interest adalah bagian depan lahan. Perletakan massa dibuat saling berhadapan atau saling berdekatan agar warga saling bertemu untuk membentuk suatu interaksi. Bangunan publik berada di tengah agar suasana kampung terpusat di tengah. (lihat gambar 8) Ruang luar yang digunakan sebagai parkir motor berada ditengah agar penghuni dapat secara mudah mengaksesnya, dan para pengunjung tidak berjalan jauh untuk menjangkau gedung pameran, selain itu para pengunjung dapat melihat langsung aktivitas yang terjadi di dalam site. Gambar 8: Open Space sebagai posat orientasi komplek bangunan Gambar 9 : pola sirkulasi masuk dan keluar lahan

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) 1-5 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4 C. Sirkulasi dan Zona Sirkulasi ruang luar menggunakan sistem sirkulasi kurva linier. Dengan satu pintu masuk dan satu pintu masuk dan satu pintu keluar. Konsep ini agar memperjelas pola sirkulasi masuk dan keluar lahan. (lihat gambar 9) Zona Privat terdapat pada kebisingan rendah, dan zona aktivitas ekonomi berada di dekat jalan raya yang mudah dijangkau para pengunjung. (lihat gambar 10) D. Ruang dan Interior Interior gedung pameran menggunakan botol plastik yang diekspos. Dan pada hunian menggunakan botol plastik finishing plester. (lihat gambar 11) Untuk interior masing masing unit hunian ditentukan sendiri oleh penghuninya. Penghuni bebas mengekspresikan setiap detail interior yang ada, karena itu desain interior hunian hanya menggunakan dinding botol finishing plester tanpa menggunakan cat. E. Utilitas Aspek utilitas memiliki peranan penting dalam perancangan ini. Beberapa aspek utilitas utama yang harus diperhatikan antara lain : Pencahayaan Pada komplek ini memaksimalkan pencahayaan alami untuk menghemat penggunaan listrik. Dinding botol plastik yang diekspos pada gedung pameran dan pelatihan yang berpotensi dapat memasukkan daylight secara maksimal, sehingga pada saat siang hari pelatihan berlangsung tanpa menggunakan lampu sebagai bantuan cahaya. Pada malam hari komplek ini umumnya menggunakan general lighting (lampu TL dan lampu pijar) yang lebih ekonomis penggunaannya. (lihat gambar 12) Pengahawaan Penghawaan Penghawaan pada komplek ini menggunakan penghawaan alami. Dengan menggunakan metode crossventilation. Terdapatnya kisi kisi pada rusun untuk menerapkan udara mengalir karena adanya perbedaan tekanan. Hal ini menyebabkan udara tidak terkurung dalam ruangan. Cross-ventilation ini membantu sirkulasi udara pada ruangan agar tidak menjadi pengap dan panas. Pada atap bangunan terdapat kisi kisi untuk memasukkan udara ke dalam ruang atap agar terjadi pelepasan panas secara konveksi. Pelepasan panas pada atap sangat dibutuhkan agar panas yang teradiasi pada atap tidak sampai pada ruangan yang berada di bawahnya. (lihat gambar 13) F. Struktur Struktur utama bangunan menggunakan struktur kolombalok rigid frame dan struktur lantai menggunakan plat lantai. Modul kolom pada rusun 4 6 m dan pada gedung pameran 6 6 m. Bangunan rusun menggunakan struktur beton bertulang dengan dinding pengisinya adalah botol plastik finishing plester. Sementara pada gedung pameran dan pelatihan dinding pengisi berasal dari botol plastik yang diekspos. (lihat gambar 14). Gambar 10 : Zona Lahan Gambar 11 : Interior Ruang Pelatihan Modul botol plastik sebagai dinding Gambar 12 : Aplikasi lampu TL pada interior rusun Gambar 13 : Angin angin pada atap Gambar 14 : Struktur rusun Zona Privat Zona Semi Publik Zona Publik Zona privat berada pada tingkat kebisingan yang rendah. Ruang kegiatan ekonomi (pameran hasil karya) berada dekat dengan jalan raya sebagai sirkulasi Publik. Susunan botol Lampu TL Gambar 15 : Struktur Balai Pertemuan dan Area Karya Bersana (dari kiri ke kanan)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) 1-5 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5 Balai pertemuan menggunakan struktur bambu dan area karya bersama menggunakan struktur kayu dengan papan penjepit. (lihat gambar 15) G. Fasade Bangunan Kesan dinamis dapat ditampilkan dari fasade bangunan di tiap massa yang memiliki ciri khas dan perulangan yang membentuk suatu kesatuan pada lahan rancangan. (lihat gambar 16) KESIMPULAN/RINGKASAN Perwujudan tema Bangkit dengan karakteristik dinamis, ekspresif, dan alur/pola dapat diciptakan melalui bentuk massa bangunan, penataan tapak, dan fasade bangunan. Merancang sebuah kampung binaan bagi para pemulung harus memperhatikan dan menyesuaikan kebiasaan para pemulung sebelum direlokasi, sehingga tidak terjadi shock-culture. Kebutuhan ekonomi para pemulung juga harus diwadahi karena kebutuhan ini berkaitan dengan keberlangsungan hidup mereka. Peningkatan taraf hidup para pemulung dapat diwujudkan dengan adanya tempat pengelolaan barang bekas sehingga para pemulung dapat memanfaatkan barang-barang bekas secara cerdas. Rancangan harus meminimalisir terjadinya aktivitas yang menyebabkan kekumuhan, sehingga tujuan terciptanya kampung binaan yang bersih dan sehat dapat tercapai. Gambar 16 : Tampak Barat, Timur, Utara dan Selatan (dari atas ke bawah) DAFTAR PUSTAKA [1] Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan-Sampah [2] Khudori, Darwis. 2002. Menuju Kampung Pemerdekaan. Yogyakarta: Yayasan Pondok Rakyat [3] Basri, Hasyim. 2010. Tesis : Model Penanganan Permukiman Kumuh. Studi Kasus : Permukiman Kelurahan Pontap Kecamatan Wara Timur Kota Palopo. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Jurusan Arsitektur Program Magister S2. [4] Rencana Detail Tata Ruang Kota Unit Pengembngan Sambikerep