PROSEDUR MUTU PERMINTAAN DAN PEMBERIAN CUTI

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS.

CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU CUTI PNS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Cuti Tahunan. Cuti Sakit. Syarat-syarat Mengajukan Cuti Tahunan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI

MANUAL PROSEDUR CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN BADAN PELAKSANA HARIAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN'AISYIYAH YOGYAICARTA NOMOR

: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur. batan. Menimbang : a Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik

Kepada : SURAT- EDARAN NOMOR: 01/SE/1977 TENTANG PERMINTAAN DAN PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

Nomor : 800 / 474 -Dukum/BKD &Diklat Banjarbaru, 26 Februari 2014 Lampiran : 6 (enam) lembar Perihal : Pemberian Cuti Sakit dan Cuti

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

: BKPP.800/668ru1/2017. Tata Cara Permintaan dan Pemberian Cuti

CUTI PNS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA. ( PP Nomor 24 Tahun 1976 ) Direktorat Peraturan Perundang-undangan

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / / 2013

SURAT EDARAN NOMOR : 850/576/ /2018 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

PROSEDUR MUTU PENDAFTARAN BEASISWA MELALUI BANK DATA BEASISWA

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR: KEP. 08 TAHUN 2012

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

PENGATURAN CUTI BAGI PNS DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PNS KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI 2018

PROSEDUR MUTU KENAIKAN PANGKAT PILIHAN DOSEN

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

SURAT EDARAN Nomor: SE 3559 /MK.1/2009

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E

SURAT EDARAN Nomor: SE 800/ 012 /BKD/2014

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

PROSEDUR MUTU SELEKSI BEASISWA MELALUI BANK DATA BEASISWA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 19 Tahun : 2014

5. KETENTUAN UMUM Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja diizinkan dalam jangka waktu tertentu.

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

PROSEDUR MUTU PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PNS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Di - Banjarbaru. Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian sebagaimana mestinya. a.n. WALIKOTA BANJARBARU Plt. Sekretaris Daerah Kota

PROSEDUR MUTU PROSEDUR KENAIKAN PANGKAT REGULER

MANUAL PROSEDUR PENGAJUAN CUTI PEGAWAI

PROSEDUR MUTU KENAIKAN PANGKAT PILIHAN

Nomor : 800 / 17 -Dukum/Bapegdikltda Banjarbaru, 9 Januari 2012

STANDAR PELAYANAN PADA JENIS PELAYANAN PEMBERIAN CUTI PNS DI KABUPATEN BLORA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL. kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah sesuatu

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGAJUAN DAN PERSETUJUAN CUTI DAN IJIN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

Manual Prosedur Cuti Pegawai Negeri Sipil (PNS)

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 90 TAHUN 2014 TENTANG HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BIRO ORGANISASI DAN SDM LIPI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT EDARAN MENTERI KEUANGAN R.I. No. SE-3559/MK.1/2009

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PROBOLINGGO

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PROBOLINGGO

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.5/Menhut-II/2013 TENTANG

B U P A T I B I M A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai.

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR TIDAK MASUK BEKERJA (2014)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup sudah tidak sesuai dengan perkembangan yang ada; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

INSTITUT PERTANIAN BOGOR, DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA

Manual Prosedur Cuti Pegawai Kontrak

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan L

Standard Operating Procedure CUTI PEGAWAI

2014, No Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57,

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SALATIGA PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

WALIKOTA SURABAYA, (PERWALI.HONORER.PERUBAHAN.2008.gafar)

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015

S O P Standard Operasional Procedure ( Pengajuan Cuti Tahunan )

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA DAN TEKNIK PEMERIKSAAN BIDANG KEPEGAWAIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGAJUAN PENGANGKATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CONTOH PERMINTAAN CUTI TAHUNAN Kepada Yth... melalui...

Presiden Republik Indonesia,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 A TAHUN 2014 TENTANG

CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 Tanggal 23 Desember 1976)

JENIS, PROSEDUR DAN PERSYARATAN PELAYANAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman.

Transkripsi:

6..05 1/ 1. Tujuan Prosedur ini memberikan pedoman bagi pejabat yang bersangkutan dalam menetapkan pemberian cuti dan pegawai yang bersangkutan dalam mengajukan permintaan cuti dilingkungan Politeknik Negeri Semarang sesuai dengan PP No. 4 Tahun 1976 dan Kep. Ka. BAKN No. 01/SE/1977.. Ruang Lingkup Prosedur ini berlaku bagi pelaksanaan permintaan dan pemberian cuti bagi pegawai di lingkungan Politeknik Negeri Semarang. 3. Uraian Umum 3.1. Definisi Cuti Yang dimaksud dengan cuti adalah keadaan tidak masuk kerja bagi Pegawai Negeri Sipil yang diijinkan dalam jangka waktu tertentu oleh pejabat yang berwenang. 3.. Pejabat yang berwenang memberikan cuti di lingkungan Polines 3..1. pejabat yang berwenang memberikan cuti adalah Direktur Politeknik Negeri Semarang yang wewenangnya didelegasikan kepada PD II. 3.3. Jenis-jenis cuti 3.3.1. Cuti Tahunan 3.3.1.1. setiap pegawai yang telah bekerja sekurang-kurangnya satu tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan; 3.3.1.. lama cuti tahunan adalah 1 (dua belas) hari kerja yang tidak dapat diambil 1 hari terus menerus dan juga tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang kurang dari tiga hari kerja; 3.3.1.3. cuti tahunan yang akan dijalankan ditempat yang sulit perhubungannya, maka jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah paling lama 14 (empat belas) hari termasuk hari libur nasional; 3.3.1.4. cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun berjalan; 3.3.1.5. cuti tahunan yang tidak diambil dua tahun berturut-turut, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 4 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun berjalan; 3.3.1.6. cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk paling lama satu tahun, apabila kepentingan dinas mendesak; 3.3.1.7. cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana dimaksud dalam point 3.3.1.6 dapat diambil dalam tahun berikutnya selama 4 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun berjalan; 3.3.1.8. dosen yang mendapat liburan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (libur akademik/semester), tidak berhak atas cuti tahunan.

6..05 / 3.3.. 3.3.3. Cuti Besar 3.3..1. pegawai yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar selama 3 (tiga) bulan. 3.3... pegawai yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan. 3.3..3. cuti besar dapat digunakan oleh pegawai yang bersangkutan untuk memenuhi kewajiban agama. 3.3..4. apabila kepentingan dinas mendesak, maka pelaksanaan cuti besar dapat ditangguhkan untuk paling lama (dua) tahun. Dalam hal demikian, maka selama waktu penangguhan itu dihitung penuh untuk perhitungan hak atas cuti besar berikutnya. 3.3..5. perhitungan atas hak cuti besar bagi pegawai yang telah selesai menjalankan cuti diluar tanggungan negara, dihitung mulai tanggal pegawai yang bersangkutan aktif kenbali menjalankan tugasnya. 3.3..6. pegawai yang mengambil cuti besar kurang dari 3 bulan, maka sisa cuti besar yang menjadi haknya hangus. 3.3..7. selama menjalankan cuti besar, pegawai yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. Cuti Sakit 3.3.3.1. 3.3.3.. 3.3.3.3. 3.3.3.4. setiap pegawai yang menderita sakit berhak atas cuti sakit. pegawai yang sakit selama 1 (satu) atau (dua) hari harus memberitahukan kepada atasannya baik secara tertulis maupun dengan pesan atau dengan perantara orang lain. pegawai yang sakit lebih dari (dua) hari sampai 14 (empat belas) hari harus mengajukan permintaan cuti sakit secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter, baik dokter pemerintah maupun swasta. pegawai yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari harus mengajukan permintaan cuti sakit secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti sakit dengan melampirkan surat keterangan dokter pemerintah atau dokter swasta yang ditunjuk Menteri Kesehatan. Cuti sakit tersebut diberikan paling lama satu tahun, dan dapat ditambah untuk paling lama enam bulan apabila dipandang perlu berdasarkan surat keterangan dokter pemerintah atau dokter swasta yang ditunjuk oleh menteri kesehatan.

6..05 3/ 3.3.3.5. 3.3.3.6. 3.3.3.7. 3.3.4. Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit selama satu tahun enam bulan dan belum sembuh dari penyakitnya harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang ditunjuk oleh menteri kesehatan. Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan tersebut Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan: 3.3.3.5.1. belum sembuh dari penyakitnya tetapi ada harapan untuk bekerja kembali sebagai Pegawai Negeri Sipil, maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena sakit dengan mendapatkan uang tunggu menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3.3.3.5.. belum sembuh dari penyakitnya dan tidak ada harapan lagi untuk dapat bekerja kembali sebagai Pegawai Negeri Sipil, maka ia diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan mendapat hak-hak kepegawaian menurut perundangundangan yang berlaku. pegawai wanita yang mengalami gugur kandung berhak atas cuti sakit untuk paling lama satu setengah bulan. pegawai yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas kewajibannya yang mengakibatkan pegawai tersebut perlu mendapat perawatan, berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh dari sakitnya. Cuti Bersalin 3.3.4.1. untuk persalinan pertama, kedua dan ketiga pegawai berhak atas cuti bersalin. Persalinan pertama yang dimaksud adalah persalinan pertama semenjak yang bersangkutan menjad Pegawai Negeri Sipil; 3.3.4.. untuk persalinan yang keempat dan seterusnya diberikan cuti diluar tanggungan negara;

6..05 4/ 3.3.4.3. 3.3.4.4. lamanya cuti bersalin adalah satu bulan sebelum dan dua bulan sesudah persalinan, apabila ada seorang pegawai yang mengambil cuti dua minggu sebelum persalinan maka haknya setelah persalinan tetap dua bulan. pegawai wanita yang akan bersalin untuk yang ke empat kalinya dan seterusnya, apabila menjelang persalinan tersebut mempunyai hak atas cuti besar dapat menggunakan cuti besar tersebut sebagai cuti persalinan. 3.3.5. Cuti Karena Alasan Penting 3.3.5.1. yang dimaksud dengan cuti karena alasan penting adalah : 3.3.5.1.1. ibu, bapak, istri/suami, anak, adik, kakak, mertua atau menantu sakit keras atau meninggal dunia. 3.3.5.1.. salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam point 3.3.5.1.1. meninggal dan menurut ketentuan hukum yang berlaku pegawai yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarga yang meninggal dunia itu. 3.3.5.1.3. melangsungkan perkawinan yang pertama 3.3.5.. lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk paling lama dua bulan. 3.3.6. Cuti diluar Tanggungan Negara 3.3.6.1. Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya lima tahun secara terus menerus karena alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak umpamanya mengikuti suami yang bertugas diluar negeri dapat diberikan cuti diluar tanggungan negara; 3.3.6.. cuti diluar tanggungan negara dapat diberikan untuk paling lama tiga tahun; 3.3.6.3. jangka waktu diluar cuti tanggungan negara sebagaimana dimaksud dalam point 3.3.6.. dapat diperpanjang paling lama satu tahun apabila ada alasanalasan yang penting untuk memperpanjangnya; 3.3.6.4. cuti diluar tanggungan negara mengakibatkan yang bersangkutan dibebaskan dari jabatannya, kecuali cuti diluar tanggungan negara yang digunakan untuk persalinan keempat dan seterusnya; 3.3.6.5. selama menjalankan cuti diluar tanggungan negara, pegawai yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan dari negara dan tidak diperhitungkan sebagai masa kerja Pegawai Negeri Sipil ;

6..05 5/ 3.3.6.6. pegawai yang telah selesai menjalankan cuti diluar tanggungan negara wajib melaporkan diri secara tertulis kepada Pimpinan/Direktur; 3.3.6.7. Pimpinan/Direktur setelah menerima laporan dari pegawai yang telah selesai menjalankan cuti diluar tanggungan negara wajib : Menempatkan dan memperkerjakan kembali apabila ada lowongan; Apabila tidak ada lowongan, maka Pimpinan/Direktur melaporkan kepada Kepala BKN untuk kemungkinan disalurkan penempatannya pada instansi lain; Apabila penempatan yang dimaksud diatas tidak mungkin, maka Kepala BKN memberitahukan kepada instansi induk (Polines). Atas dasar pemberitahuan ini, maka Pimpinan/Direktur atas nama Mendiknas memberhentikan dengan hormat pegawai yang bersangkutan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3.3.6.8. khusus bagi cuti diluar tanggungan negara unutk persalinan keempat dan seterusnya berlaku ketentuan sebagai berikut : permintaan cuti tersebut tidak dapat ditolak pegawai yang menjalankan cuti tersebut tidak dibebaskan dari jabatannya cuti tersebut tidak memerlukan persetujuan Kepala BKN lamanya cuti tersebut adalah sama dengan lamanya cuti bersalin selama menjalankan cuti tersebut tidak menerima penghasilan dari Negara dan tidak diperhitungkan sebaga masa kerja Pegawai Negeri Sipil 4. Prosedur 4.1. pegawai yang bersangkutan 4.1.1. mengkonsultasikan rencana permintaan cuti kepada atasan langsungnya, kecuali untuk permintaan cuti sakit 4.1.. pengajuan permintaan cuti dilakukan : kepada atasan langsung selambat-lambatnya tujuh hari kerja sebelum tanggal cuti yang diajukan kepada Direktur selambat-lambatnya lima hari kerja sebelum tanggal cuti yang diajukan 4.1.3. mengajukan permintaan cuti secara tertulis kepada Direktur u.p. PD II, yang disampaikan melalui Pelaksana Administrasi Kesejahteraan Pegawai kepada Subbag. Kepegawaian

6..05 6/ setelah diketahui dan mendapatkan persetujuan dari atasan langsung dengan menggunakan form sesuai peruntukkannya: Form Permintaan Cuti Tahunan (PM.6..05/L1) Form Permintaan Cuti Besar (PM.6..05/L) Form Permintaan Cuti Sakit (PM.6..05/L3) Form Permintaan Cuti Bersalin (PM.6..05/L4) Form Permintaan Cuti Karena Alasan Penting (PM.6..05/L5) Form Permintaan Cuti diluar Tanggungan Negara (PM.6..05/L6) Form Permintaan Cuti diluar Tanggungan Negara untuk Persalinan ke empat dst. (PM.6..05/L7) Form Permintaan Perpanjangan Cuti diluar Tanggungan Negara (PM.6..05/L8) 4.. pelaksana administrasi kesejahteraan pegawai 4..1. menerima surat permintaan cuti yang telah ditandatangani oleh pegawai yang bersangkutan dan atasan langsungnya. 4... memastikan bahwa semua kolom isian formulir permintaan cuti telah terisi dengan benar sesuai dengan Instruksi Kerja terdokumentasi (IK. 6..05.1.) 4..3. melengkapi data cuti yang telah diambil dalam tahun berjalan dan meneruskannya kepada Kasubbag Kepegawaian 4.3. Kasubbag Kepegawaian 4.3.1. menerima, memeriksa dan memaraf surat permintaan cuti 4.3.. meneruskan surat permintaan cuti kepada Kabag. AUK untuk diparaf 4.4. Kabag. AUK 4.4.1. menerima, memeriksa dan memaraf surat permintaan cuti 4.4.. meneruskan surat permintaan cuti kepada PD II melalui Sekretaris PD II untuk ditanda tangani 4.5. PD II 4.5.1. 4.5.. menerima, memeriksa dan menandatangani surat permintaan cuti mengembalikan surat permintaan cuti yang telah ditandatangani kepada Kasubag Kepegawaian untuk diproses lebih lanjut melalui Sekretaris PD II 4.6. Kasubag Kepegawaian 4.6.1. menerima surat permintaan cuti yang telah ditandatangani dan mendisposisi ke pelaksana administrasi Kesejahteraan pegawai untuk diproses surat ijin cuti 4.7. Pelaksana Kesejahteraan pegawai

6..05 7/ 4.7.1. 4.7.. membuat konsep surat ijin cuti menggunakan form sesuai dengan form peruntukkannya : form surat ijin cuti tahunan (PM.6..5/L5) form surat ijin cuti besar (PM.6..5/L8) form surat ijin cuti sakit (PM.6..5/L9) form surat ijin cuti bersalin (PM.6..5/L10) form surat ijin cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan ke empat dst.(pm.6..5/l13) form surat ijin cuti karena alasan penting (PM.6..5/L14) form surat ijin cuti di luar tanggungan Negara (PM.6..5/L5) form surat ijin perpanjangan cuti di luar tanggungan Negara (PM.6..5/16) menyerahkan konsep surat ijin cuti kepada kasubbag. Kepegawaian untuk diproses lanjut. 4.8. Kasubbag Kepegawaian 4.8.1. menerima, memeriksa dana memaraf surat permintaan cuti 4.8.. meneruskan surat permintaan cuti kepada Kabag. AUK untuk diparaf 4.9. Kabag. AUK 4.9.1. menerima, memeriksa dan memaraf surat permintaan cuti 4.9.. meneruskan surat permintaan cuti kepada PD II untuk diparaf melalui Sekretaris PD II 4.10. PD II 4.10.1. menerima, memeriksa dan menandatangani surat permintaan cuti 4.10.. mengembalikan surat permintaan cuti yang telah ditandatangani kepada Kasubag Kepegawaian untuk diproses lebih lanjut melalui Sekretaris PD II 4.11. Kasubag Kepegawaian 4.11.1. menerima surat permintaan cuti yang telah ditandatangani dan mendisposisi ke pelaksana administrasi Kesejahteraan pegawai untuk diproses surat ijin cuti 4.1. Pelaksana Kesejahteraan pegawai 4.1.1. membuat konsep surat ijin cuti menggunakan form sesuai dengan form peruntukkannya : form surat ijin cuti tahunan (PM.6..5/L5) form surat ijin cuti besar (PM.6..5/L8) form surat ijin cuti sakit (PM.6..5/L9) form surat ijin cuti bersalin (PM.6..5/L10) form surat ijin cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan ke empat dst.(pm.6..5/l13) form surat ijin cuti karena alasan penting (PM.6..5/L14) form surat ijin cuti di luar tanggungan Negara (PM.6..5/L5) form surat ijin perpanjangan cuti di luar tanggungan Negara (PM.6..5/16)

6..05 8/ 4.1.. menyerahkan konsep surat ijin cuti kepada kasubbag. lanjut. Kepegawaian untuk diproses 4.13. Kasubbag Kepegawaian 4.13.1. menerima, memeriksa dan memaraf konsep surat ijin cuti 4.13.. meneruskan konsep surat ijin cuti yang telah diparaf kepada kabag. AUK untuk diparaf. 4.14. Kabag. AUK 4.14.1. menerima, memeriksa dan memaraf konsip surat ijin cuti 4.14.. mengembalikan konsep surat ijin cuti yang telah diparaf kepada kasubbag. Kepegawaian untuk diproses konsep jadi surat ijin cuti. 4.15. Kasubbag Kepegawaian 4.15.1. menerima konsep surat ijin cuti yang telah diparaf dan mendisposisi ke pelaksana administrasi kesejahteraan pwgawai untuk diproses jadi surat ijin cuti. 4.16. Pelaksana Administrasi Kesejahteraan Pegawai 4.16.1. membuat konsep jadi surat ijin cuti dengan menggunakan form sesuai peruntukannya : form surat ijin cuti tahunan (PM.6..5/L9) form surat ijin cuti besar (PM.6..5/L10) form surat ijin cuti sakit (PM.6..5/L11) form surat ijin cuti bersalin (PM.6..5/L1) form surat ijin cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan ke empat dst. (PM.6..5/L13) form surat ijin cuti karena alasan penting (PM.6..5/L14) form surat ijin cuti di luar tanggungan Negara (PM.6..5/L15) form surat ijin perpanjangan cuti di luar tanggungan Negara (PM.6..5/L16) 4.16.. menyerahkan konsep jadi surat ijin cuti kepada kasubbag. Kepegawaian untuk diproses lanjut. 4.17. Kasubbag Kepegawaian 4.17.1. menerima, memeriksa dan memaraf konsep jadi surat ijin cuti 4.17.. meneruskan konsep jadi surat ijin cuti uang telah diparaf kepada kabag. AUK untuk diproses lanjut. 4.18. Kabag AUK 4.18.1. menerima, memeriksa dan memaraf konsep jadi surat ijin cuti 4.18.. meneruskan konsep jadi surat ijin cuti kepada PD II untuk di tandatangani melalui sekretaris PDII. 4.19. Kasubbag Kepegawaian 4.19.1. menerima, memeriksa dan memaraf konsep surat ijin cuti 4.19.. meneruskan konsep surat ijin cuti yang telah diparaf kepada kabag. AUK untuk diparaf.

6..05 9/ 4.0. Kabag. AUK 4.0.1. menerima, memeriksa dan memaraf konsip surat ijin cuti 4.0.. mengembalikan konsep surat ijin cuti yang telah diparaf kepada kasubbag. Kepegawaian untuk diproses konsep jadi surat ijin cuti. 4.1. Kasubbag Kepegawaian 4.1.1. menerima konsep surat ijin cuti yang telah diparaf dan mendisposisi ke pelaksana administrasi kesejahteraan pwgawai untuk diproses jadi surat ijin cuti. 4.. Pelaksana Administrasi Kesejahteraan Pegawai 4..1. membuat konsep jadi surat ijin cuti dengan menggunakan form sesuai peruntukannya : form surat ijin cuti tahunan (PM.6..5/L9) form surat ijin cuti besar (PM.6..5/L10) form surat ijin cuti sakit (PM.6..5/L11) form surat ijin cuti bersalin (PM.6..5/L1) form surat ijin cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan ke empat dst. (PM.6..5/L13) form surat ijin cuti karena alasan penting (PM.6..5/L14) form surat ijin cuti di luar tanggungan Negara (PM.6..5/L15) form surat ijin perpanjangan cuti di luar tanggungan Negara (PM.6..5/L16) 4... menyerahkan konsep jadi surat ijin cuti kepada kasubbag. Kepegawaian untuk diproses lanjut. 4.3. Kasubbag Kepegawaian 4.3.1. menerima, memeriksa dan memaraf konsep jadi surat ijin cuti 4.3.. meneruskan konsep jadi surat ijin cuti yang telah diparaf kepada kabag. AUK untuk diproses lanjut. 4.4. Kabag AUK 4.4.1. menerima dan memeriksa dan memaraf konsep jadi surat ijin cuti 4.4.. meneruskan konsep jadi surat ijin cuti kepada PD II untuk di tandatangani melalui sekretaris PDII. 4.5. PD II 4.5.1. 4.5.. menerima, memeriksa dan menandatangani konsep jadi surat ijin cuti mengembalikan surat ijin cuti yang telah ditandatangani kepada Kasubag Kepegawaian untuk diproses lanjut melalui Sekretaris PD II

6..05 10 / 4.6. Kasubag Kepegawaian 4.6.1. menerima surat ijin cuti yang telah ditandatangani dan meneruskan ke Pelaksana Administrasi Kesejahteraan Pegawai untuk didistribusikan 4.7. Pelaksana Adminsitrasi Kesejahteraan 4.7.1. menerima dan mencatat surat ijin cuti yang telah ditandatangani pada kartu cuti pegawai (PM.6..05/L7) serta mendistribusikan kepada : pegawai yang bersangkutan melalui atasan langsung. Unit/pejabat lain yang berkepentingan (sebagai tembusan) 5. Lampiran PM.6..05/L1 PM.6..05/L PM.6..05/L3 PM.6..05/L4 PM.6..05/L5 PM.6..05/L6 PM.6..05/L7 PM.6..05/L8 PM.6..05/L9 PM.6..05/L10 PM.6..05/L11 PM.6..05/L1 PM.6..05/L13 PM.6..05/L14 PM.6..05/L15 PM.6..05/L16 PM.6..05/L17 Form permintaan cuti tahunan Form permintaan cuti besar Form permintaan cuti sakit Form permintaan cuti bersalin Form permintaan cuti karena alasan penting Form permintaan cuti diluar tanggungan Negara Form permintaan cuti diluar tanggungan Negara untuk persalinan ke empat dan seterusnya Form permintaan perpanjangan cuti diluar tanggungan Negara Form surat ijin cuti tahunan Form surat ijin cuti besar Form surat ijin cuti sakit Form surat ijin cuti bersalin Form surat ijin cuti diluar tanggungan Negara untuk persalinan ke empat dan seterusnya Form surat ijin cuti karena alasan penting Form surat ijin cuti diluar tanggungan Negara Form surat ijin perpanjangan cuti diluar tanggungan Negara Kartu cuti pegawai

6..05 11 /