BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS KEMAMPUAN RASIO-RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. mempermudah investor dalam mengembangkan saham yang akan dibutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

ANALISI RASIO: PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

Menurut Hanafi dan Halim (1996), pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan kedalam lima macam kategori, yaitu:

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diambil bisa berkualitas. c. Menurut K. R. Subramanyam dan John J. Wild (2010:79), laporan. pelaksanaan dan pengawasan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil.

BAB I PENDAHULUAN. luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di sebuah negara, pembangunan menjadi salah satu faktor penting

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat mencari sumber-sumber dana yang efektif dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB II LANDASAN TEORI. menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai. moneter (Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2008: 2).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jurnal yang berjudul The Investigation of the Relation Between Changes in

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Menurut Maria (2006) kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan. Informasi yang berupa pemberian peringkat obligasi perusahaan yang dipublikasikan diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu dan menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki. Teori signal juga dapat membantu pihak perusahaan (agent), pemilik (prinsipal), dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak perusahaan (agent), perlu mendapatkan opini 7

8 dari pihak lain yang bebas memberikan pendapat tentang laporan keuangan (Jama an, 2008). 2.2 Peramalan Laba Salah satu tujuan umum akuntansi adalah untuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi kejadian-kejadian masa mendatang. Adapun kriteria nilai prediksi secara umum adalah suatu probabilitas hubungan antara kejadian ekonomi yang penting bagi pengambil keputusan dan variabel prediktor yang relevan dalam informasi akuntansi. Kecenderungan untuk meramalkan atau menduga suatu peristiwa secara lebih tepat khususnya dalam bidang ekonomi akan memberi dasar yang lebih baik untuk perencanaan. Prediksi atau peramalan dapat digunakan untuk mengetahui keadaan perusahaan di masa mendatang. Peramalan dilakukan atas dasar data yang didapat dari periode sebelumnya. Ramalan laba menjadi penting berhubungan dengan fungsi efisiensi pasar modal, sehingga ramalan ini dianggap menjadi berguna bagi pemakai informasi akuntansi. Peramalan laba yang relevan melibatkan analisis komponen laba dan penilaian akan masa depan perusahaan tersebut. Informasi laba dapat digunakan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber dana yang ada. Ukuran yang sering kali dipakai untuk menilai sukses tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan. Peramalan harus menggunakan seluruh informasi yang tersedia secara efektif, termasuk laba periode sebelumnya. Dalam meramalkan laba kita harus menambahkan harapan masa depan pada pemahaman masa lalu. 2.2.1 Laba Laba merupakan selisih positif antara pendapatan dalam suatu periode dan biaya yang dikeluarkan untuk mendatangkan laba.ghozali dan Chariri (2007) mengungkapkan pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya.

9 Menurut Riahi dan Belkaoui (2001) beberapa sifat dari laba akuntansi adalah sebagai berikut: a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang diadakan oleh perusahaan. b. Laba akuntansi didasarkan pada periode postulat dan merujuk pada kinerja keuangan perusahaan selama satu periode tertentu. c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue dan memerlukan definisi, pengukuran, dan pengakuan revenue. d. Laba akuntansi meminta pengukuran biaya (expenses) dalam hal kos historis bagi perusahaan, merupakan ketaatan yang kuat pada prinsip kos. e. Laba akuntansi meminta bahwa revenue realisasian pada suatu periode dikaitkan dengan pos relevan yang layak atau sesuai. Oleh karena itu, laba akuntansi didasarkan pada prinsip penandingan. 2.3 Analisis Rasio Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dilakukan untuk melihat prospek dan resiko perusahaan. Prospek untuk mengetahui tingkat keuntungan (profitabilitas) sedangkan resiko untuk mengetahui perusahaan tersebut sedang mengalami kesulitan keuangan atau tidak. Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan analisis rasio keuangan. Hanafi dan Halim (2005) mengelompokkan analisis rasio keuangan ke dalam lima macam kategori, yaitu: 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya. Dua rasio likuiditas jangka pendek yang sering digunakan adalah rasio lancar dan rasio quick (acid test ratio). a. Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya.

10 b. Komponen aktiva lancar berupa kas, piutang, dan persediaan. Persediaan biasanya dianggap merupakan aset yang paling tidak likuid. Hal ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk menjadi kas, berarti waktu yang diperlukan untuk menjadi kas semakin lama. Dengan alasan tersebut, persediaan dikeluarkan dari aktiva lancar untuk perhitungan rasio quick. 2. Rasio Aktivitas Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik apabila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Empat rasio aktivitas yang akan dibahas adalah rata-rata umur piutang, perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, dan perputaran total aktiva. a. Rata-rata umur piutang melihat berapa lama yang diperlukan untuk melunasi piutang. Semakin lama rata-rata piutang berarti semakin besar dana yang tertanam pada piutang. Dimana, perputaran piutang didapat dengan cara membagi penjualan dengan piutang. b. Rasio perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan berputar dalam satu tahun, ini menandakan efektifitas manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah menandakan kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.

11 c. Perputaran aktiva tetap mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektifitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. d. Rasio perputaran total aktiva menghitung efektifitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya. 3. Rasio Solvabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan tingkat asetnya. Rasio ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan demikian memfokuskan pada sisi kanan neraca. Rasio solvabilitas terdiri dari rasio total hutang terhadap total aset, rasio times interest earned, dan rasio fixed charges coverage. a. Rasio total hutang terhadap aset menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan (financial laverage) yang tinggi. Penggunaan financial laverage yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas modal saham (return on equity atau ROE) dengan cepat, tetapi sebaliknya apabila penjualan menurun, rentabilitas modal saham (ROE) akan menurun cepat pula. Risiko perusahaan dengan financial leverage yang tinggi akan semakin besar pula.

12 b. Rasio times interest earned menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban tetap bunga. Rasio yang tinggi menunjukkan situasi yang aman, meskipun barangkali juga menunjukkan terlalu rendahnya penggunaan hutang (penggunaan financial laverage) perusahaan. sebaliknya, rasio yang rendah memerlukan perhatian dari pihak manajemen. c. Rasio fixed charge coverage menghitung kemampuan perusahaan membayar beban tetap total, termasuk biaya sewa. Memperhitungkan sewa karena meskipun sewa bukan hutang tetapi sewa merupakan beban tetap dan mengurangi kemampuan hutang perusahaan. beban tetap tersebut mempunyai efek yang sama dengan beban bunga. 4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Ada tiga rasio yang sering dibicarakan, yaitu: profit margin, return on asset (ROA), dan return on equity (ROE). a. Rasio Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya di perusahaan pada periode tertentu. Profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi deri kedua hal tersebut. b. Rasio return on asset (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki. Semakin besar nilai return on asset, semakin efisien perusahaan menggunakan aktiva dalam menghasilkan laba. c. Rasio Return on equity mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.

13 5. Rasio Pasar Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang investor (atau calon investor), meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini. ada beberapa rasio yang bisa dihitung: PER (price earning ratio), dividend yield, dan pembayaran dividen (dividend payout). a. Perusahaan yang mempunyai prospek baik mempunyai PER yang tinggi, sebaliknya perusahaan dengan pertumbuhan rendah akan memiliki PER yang rendah. b. Dividend yield merupakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. Bagian return yang lain adalah capital gain, yang diperoleh dari selisih positif antara harga jual dengan harga beli. Apabila selisih negatif yang terjadi, maka terjadi capital loss. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah, karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan kembali, dan juga karena harga dividen yang tinggi (PER yang tinggi) yang mengakibatkan dividendyield akan menjadi kecil. Sebaliknya, perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang rendah akan memberikan dividen yang tinggi dan dengan demikian mempunyai dividend yield yang tinggi pula. c. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) melihat bagian earning (pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah, sebaliknya perusahan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai rasio yang tinggi. Pembayaran dividen merupakan bagian dari kebijakan dividen perusahaan. 2.4 Penelitian Terdahulu Berikut ini akan dilampirkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya sebagai berikut:

14 1. Marpaung (2006) meneliti tentang kemampuan laba, piutang, persediaan, biaya administrasi dan penjualan dan rasio gross profit margin dalam memprediksi laba perusahaan dengan menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dari tahun 1999-2001. Analisis data menggunakan analisis Regresi Berganda. Penelitian ini memperlihatkan bahwa laba, piutang, persediaan, biaya administrasi dan penjualan, dan rasio gross profit margin bermanfaat dalam memprediksi laba tahun yang akan datang. 2. Sandiyani (2001) membahas tentang rasio keuangan sebagai prediktor laba dan arus kas di masa yang akan datang di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode tahun 1992-1997 dengan menggunakan data sekunder laporan keuangan periode 1992-1997. Metode yang digunakan regresi multiple. Sandiyani menyimpulkan bahwa variabel independen yang signifikan terhadap perubahan laba satu tahun kedepan adalah perubahan laba, perubahan piutang, perubahan biaya administrasi dan penjualan, serta perubahan ratio gross profit margin, sedangkan variabel independen yang signifikan terhadap perubahan arus kas satu tahun kedepan adalah perubahan arus kas, perubahan piutang, dan perubahan biaya administrasi dan penjualan. Variabel independen yang ditolak karena tidak signifikan adalah laba, persediaan, dan ratio gross profit margin. 3. Setiawan (2010) menguji kemampuan informasi keuangan dalam memprediksi perubahan laba dan perubahan arus kas di masa mendatang pada perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perubahan laba, perubahan piutang, perubahan persediaan, perubahan biaya administrasi dan penjualan, perubahan rasio gross profit margin dalam memprediksi laba pada perusahaan industri barang konsumsi yang tercatat di bursa efek indonesia (bei). Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif deskriptif dan menggunakan data sekunder yang berupa neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas

15 periode 2003-2007 pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari hasil uji F dalam memprediksi laba masa depan diketahui tingkat sig sebesar 0,008, sedangkan uji F dalam memprediksi arus kas masa depan didapat hasil 0,003. Hal ini berarti perubahan laba, perubahan piutang, perubahan persediaan, perubahan biaya administrasi dan penjualan, perubahan gross profit margin serta perubahan arus kas ada pengaruh secara signifikan dalam memprediksi laba dan arus kas masa depan. R square prediksi laba didapat hasil 19,7% dipengaruhi oleh perubahan perubahan laba, perubahan piutang, perubahan persediaan, perubahan biaya administrasi dan penjualan, perubahan gross profit margin serta perubahan arus kas, R square dalam memprediksi arus kas didapat hasil 23,3% dipengaruhi variabel independent. 2.5 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan konsep yang menggambarkan hubungan antara teori dengan berbagai faktor yang terindentifikasi sebagai masalah yang diteliti Sugiyono (2013). Berikut ini adalah kerangka yang digunakan dalam penelitian ini: X 1 Perputaran Piutang Piutang X 2 X 2 Perputaran Persediaan Parsial Simultan Y Perubahan Laba Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

16 2.7 Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka penulis mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1) Rata-rata umur piutang menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang. Semakin panjang umur piutang, semakin besar kemungkinan gagal bayar oleh pelanggan, hal ini mengakibatkan semakin kecil pembayaran yang diterima perusahaan sehingga mengurangi laba yang seharusnya diterima perusahaan. Dengan mengetahui rata-rata umur piutang perusahaan, dapat pula diperkirakan tingkat pembayaran dan gagal bayar oleh pelanggan dan pada akhirnya dapat digunakan untuk memperkirakan laba perusahaan. Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut: Ho 1 = Piutang secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang. 2) Perputaran persediaan menunjukkan berapa banyak persediaan berputar dalam setahun. Dari perputaran persediaan, dapat dinilai seberapa tingkat penjualan perusahaan, sehingga dapat diperkirakan pula laba yang dihasilkan perusahaan. Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut: Ho 2 =Persediaan secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba mendatang.