MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai bulan Maret 2012, bertempat di Laboratorium Lapang Agrostologi, Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah, Laboratorium Agrostologi, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Materi Bahan Bahan-bahan penelitian yang digunakan adalah tanaman leguminosa Stylosanthes guianensis, Stylosanthes scabra, tanah, pupuk NPK mutiara, H 2 O 2 30%, dan aquadest. Alat Peralatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah sekop, timbangan kapasitas 5 kg, plastik, polybag 2 kg, gunting, timbangan digital, penggaris, sprayer, oven, kertas untuk mengoven/amplop, saringan, pinset, pipet, cup, kertas label, wadah plastik, plastik, dan spidol. Prosedur Larutan Peroksida Pembuatan larutan peroksida 1mM menggunakan peroksida sebanyak 0,245 ml dan aquadest sebanyak 2,4 liter. Pemberian hidrogen peroksida sebanyak 100 ml untuk setiap tanaman. Pemilihan Jenis Leguminosa Jenis leguminosa yang dipakai pada penelitian ini adalah jenis legum yang merupakan jenis tanaman pakan yang biasa dimanfaatkan sebagai pakan ternak yaitu Stylosanthes guianensis dan Stylosanthes scabra. Persiapan Media Tanam Media tanam yang digunakan adalah tanah sebanyak 2 kg yang dicampurkan dengan pupuk NPK mutiara sebanyak 2 gram. Sebelum dimasukkan ke dalam polybag 2 kg, persiapan tanam ini melakukan stek batang (Gambar. 3) untuk kedua 11
tanaman terlebih dahulu di dalam baki yang tertutup rapat dengan plastik setelah tumbuh akar dan tumbuh cukup baik tanaman dimasukkan ke dalam polybag 2 kg. Penanaman Gambar 3. Stek Batang dalam Baki Sumber: Dokumentasi Penelitian Stylosanthes guianensis dan Stylosanthes scabra masing-masing ditanam di dalam polybag berkapasitas 2 kg tanah. Penanaman dilakukan dengan cara memasukkan satu tanaman legum ke dalam polybag yang sudah tersedia yang sebelumnya sudah disiram terlebih dahulu. Tanaman ditumbuhkan selama satu bulan. Setelah ditumbuhkan selama satu bulan maka dapat dimulai perlakuan. Perlakuan Kekeringan Sebelum perlakuan kekeringan dimulai, semua polybag disiram terlebih dahulu sampai tercipta kondisi jenuh. Polybag untuk perlakuan M 1 dan M 2 ditutup permukaan tanahnya dengan menggunakan plastik dengan rapat (gambar. 4), sehingga tidak ada air dari luar yang masuk juga penguapan air. Perlakuan dimulai pada keesokan harinya dan dihitung sebagai hari ke-0 (H0), untuk polybag perlakuan M 0 (kontrol) yang tidak disemprotkan dengan H 2 O 2 dilakukan penyiraman setiap pagi, untuk perlakuan M 1 (stres kekeringan tunggal) yang tidak diberikan penyemprotan dengan H 2 O 2 dan tidak dilakukan penyiram, sedangkan untuk perlakuan M 2 (stres kekeringan ganda) yang disemprotkan H 2 O 2 dan tidak disiram setiap hari. 12
Pemeliharaan Gambar 4. Tanaman yang Permukaan Tanah Ditutup dengan Plastik Sumber: Dokumentasi Penelitian Pemeliharaan tanaman pada penelitian ini adalah dengan dilakukan penyiraman dan pencabutan gulma. Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu pada pagi hari. Pembersihan gulma dilakukan secara manual yaitu dengan cara mencabut gulma setiap minggu. Pengamatan dan Pengambilan Data Pertumbuhan Pengamatan dan pengambilan data pertumbuhan setiap delapan hari sekali dengan mengukur tinggi tanaman, jumlah daun trifoliate, mengukur jumlah daun, mengukur Relative Water Content (RWC), daun dan bobot kering daun serta pengambilan sampel tanah untuk mengukur kadar air tanah. Pemanenan Pemanenan dilakukan pada tanaman yang sudah kering dan mati setelah diberi perlakuan kekeringan, kemudian dilakukan pengamatan dan pengambilan sampel untuk analisa beberapa peubah. Perlakuan Rancangan dan Analisis Data Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah: M 0 : kontrol M 1 : stres kekeringan tunggal M 2 : stres kekeringan ganda 13
Rancangan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat kali ulangan. Model analisis menggunakan model matematik sebagai berikut: Yij = µ + τi + εij Keterangan : Yij : Pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ : Nilai rataan umum dari pengamatan τi : Pengaruh perlakuan ke-i εij : Pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Analisis Data Data yang terkumpul di analisis dengan sidik ragam ANOVA (Steel dan Torrie, 1995) dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Peubah yang Diamati Peubah yang diamati dalam penelitian ini antara lain yaitu jumlah daun trifoliate, tinggi vertikal, kadar air tanah, RWC, bobot kering daun, batang, dan akar. Jumlah Daun Trifoliate. Penghitungan jumlah daun trifoliate dilakukan dengan menghitung jumlah daun trifoliate yang masih utuh. Penghitungan jumlah daun trifoliate dimulai sejak perlakuan dan diamati setiap delapan hari sekali selama penanaman hingga pemanenan. Tinggi Vertikal. Setiap perlakuan tanaman leguminosa diukur tinggi vertikalnya diukur dari permukaan tanah hingga pucuk daun tertinggi. Kadar Air Tanah (KA Tanah). Sampel tanah diambil pada masing-masing tanaman yang diambil dari tengah tanah dengan menggunakan spatula kecil kemudian sampel tanah lalu ditimbang beratnya. Sampel tanah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam oven 105ºC selama 24 jam. Setelah itu timbang berat sampel setelah dioven. Kadar air didapat dari berat sampel sebelum dimasukkan ke oven dikurangi berat sampel setelah dioven kemudian dibagi berat sampel sebelum dimasukkan ke oven dan dikalikan 100%. Pengukuran dilakukan setiap delapan hari sekali (0, 8, 16, dan seterusnya). 14
Perhitungan kadar air tanah adalah sebagai berikut : KA tanah (%) = W0 Wt x 100% W0 Keterangan : W0 = berat sampel tanah basah Wt = berat sampel tanah kering oven Relative Water Content. Hal pertama yang harus dilakukan untuk mengetahui nilai RWC daun adalah dengan mengumpulkan potongan daun dari 3-4 daun lalu ditimbang berat daun tersebut dinamakan berat segar, setelah itu tanaman direndam kedalam cup lalu ditutup rapat. Daun dalam cup setelah 1 x 24 jam langsung ditiriskan lalu ditimbang sebagai berat turgor, setelah itu daun dimasukkan kedalam amplop dan dikeringkan kedalam oven 60 o C selama 3 x 24 jam atau selama tiga hari. daun yang telah di oven selama tiga hari lalu ditimbang sebagai berat kering. Perhitungan RWC adalah sebagai berikut : RWC = (FW-DW) x 100% (TW-DW) Keterangan : RWC : Relative Water Content FW : berat segar DW : berat kering TW : berat turgor Bobot Kering Daun. Sampel daun diambil lalu ditimbang sebagai berat segar selanjutnya daun dikeringudarakan selama satu hari kemudian dioven 60 o C selama 3x24 jam lalu ditimbang beratnya sebagai bobot kering. Bobott Kering Batang. Sampel batang diambil pada saat panen lalu ditimbang untuk dicari berat segar setelah itu dikeringudarakan selama sehari kemudian dioven 60 C selama 3x24 jam untuk mendapatkan bobot kering batang. Bobot Kering Akar. Bobot kering akar diukur pada saat panen. Akar dipisahkan dari tanah yang menempel dengan cara dibilas dengan air bersih, setelah itu ditiriskan hingga tidak ada air yang menetes, kemudian akar ditimbang sehingga 15
didapat berat segar akar. Setelah itu akar dikering udarakan selama satu hari kemudian di oven 60 C selama 3x24 jam setelah itu ditimbang beratnya sebagai bobot kering. 16