BAB IV ANALISA. terbagi menjadi beberapa kelompok (lihat tabel 3)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. IV.1. Analisa Manusia

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Penentuan konsep perencanaan dan perancangan di dasar kepada:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja.

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V KONSEP. berkunjung menjenguk anaknya. Kostel yang mengangkat tema mengefisiensikan energi

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

HOTEL KAPSUL DENGAN PENDEKATAN PENGARUH PERILAKU ISTIRAHAT PENGHUNI DI TANAH ABANG JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN


BAB V KONSEP PERENCANAAN

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Zoning dibagi menjadi 4 bagian, yaitu : menyumbangkan ruang terbuka untuk kota. langsung ke jalan besar.

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

zoning pada tapak, sumber kebisingan bersumber dari :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

Transkripsi:

BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Manusia IV.1.1. Analisa Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan dalam bangunan Apartemen dan pusat perbelanjaan ini terbagi menjadi beberapa kelompok (lihat tabel 3) No. Pelaku 1. Pengelola Apartemen dan Mal 2. Penghuni/Pemilik Apartemen 3. Pengunjung Pusat Perbelanjaan Keterangan - Sekelompok orang yang mengatur jalannya kegiatan di dalam pusat perbelanjaan dan pemeliharaan fasilitas di apartemen - Orang-orang yang tinggal di unit-unit apartemen dan menggunakan fasilitas yang tersedia di apartemen - Orang yang datang ke pusat perbelanjaan untuk berbelanja, berekreasi, dan memanfaatkan fasilitas yang ada di pusat perbelanjaan Tabel 3. Pelaku Kegiatan di Pusat perbelanjaan dan apartemen IV.1.2. Analisa Sasaran penghuni apartemen Seperti kita ketahui bahwa bangunan yang dirancang ini berlokasi di daerah Benhil tak jauh dari Jl. Jendral Sudirman yang merupakan pusat perkantoran di Jakarta, secara ekonomi merupakan daerah ekonomi menengah ke atas. Banyak sekali eksekutif-eksekutif muda yang bertempat tinggal di tepi Jakarta bahkan di luar Jakarta, jauh dari tempat kerja mereka yang berlokasi di Jl. Jendral Sudirman. Jauhnya jarak antara tempat tinggal Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 60

dan tempat kerja merupakan kendala yang sulit dihindari, sehingga para eksekutif tersebut banyak menghabiskan waktu di jalan. Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka dari itu perancangan apartemen di daerah benhil ini dimaksudkan untuk mewadahi para eksekutifeksekutif muda yang memiliki tempat tinggal jauh dari tempat kerja mereka di daerah Sudirman dan sekitarnya. Dengan kehadiran pusat perbelanjaan berupa Shopping Mal dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan sekunder(hiburan) dari penghuni apartemen. IV.1.3. Analisa Kegiatan Pengguna Bangunan dan Kebutuhan Ruang Analisa kegiatan pengguna bangunan terdiri dari : 1. Penghuni Apartemen Kegiatan penghuni apartemen adalah berhubungan dengan kegiatan sehari-hari yaitu : Tabel 4. Kebutuhan Ruang Penghuni Apartemen Aktivitas Jenis Ruang Persyaratan Ruang Makan, dudukduduk, bersantai, nonton. Masak, cuci piring, makan Ruang Keluarga Ruang Makan dan Dapur -Cukup cahaya -Ada ventilasi -Aksebilitasnya tinggi -Bersih -Cukup cahaya -Nyaman, ada ventilasi Karakter Ruang Private Private -Bersih dan Nyaman Mandi, buang K.Mandi Servis air Tidur/ istirahat R.Tidur -Bersih dan Nyaman Private Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 61

2. Pengunjung Pusat Perbelanjaan Aktivitas Berbelanja Makan dan berkumpul bersama teman Tabel 5. Kebutuhan Ruang Pengunjung Pusat Perbelanjaan Jenis Ruang Unit Retail Food Court Persyaratan Ruang -aksesibilitas tinggi -bersih, menarik -nyaman -pencahayaan dan pengudaraan buatan -Bersih -Cukup cahaya -Nyaman, ada ventilasi Karakter Ruang Publik Private buang air Toilet -Bersih dan Nyaman Servis 3. Pengelola Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tabel 6. Kebutuhan Ruang Pengelola Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Aktivitas Jenis Ruang Persyaratan Ruang Karakter Ruang Mengelola dan mengatur R. Kerja/Kantor -bersih -nyaman Private Melayani R. administrasi/ -Bersih dan nyaman Pembayaran keuangan Private Promosi R. Marketing -Bersih dan nyaman Public buang air Toilet -Bersih dan nyaman Servis Masak dan -ventilasi baik Pantry Karyawan minum - bersih Servis 4. Ruang Fasilitas Penunjang Apartemen Tabel 7. Kebutuhan Ruang Fasilitas Penunjang Apartemen Aktivitas Jenis Ruang Persyaratan Ruang Menyimpan -Bersih dan tidak Gudang peralatan lembab Menjaga -Bersih dan R. Security Keamanan nyaman Mencuci -Bersih dan higienis Laundry pakaian Karakter Ruang Servis Private Servis Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 62

Berenang Kolam Renang -aksesibilitas tinggi - bersih Publik Ganti Pakaian, Bilas, Buang Air R. Bilas dan Wc -Bersih -pengudaraan alami Servis baik Jogging Jogging Track -rekreatif Publik 5. Ruang Fasilitas Utilitas Apartemen Tabel 8. Kebutuhan Ruang Utilitas Apartemen Aktivitas Jenis Ruang Persyaratan Ruang Karakter Ruang Tempat -bersih Menyimpan R. AHU -ventilasi yang baik Servis AHU Menyimpan pipa-pipa pembuangan Menyimpan Pompa Mengontrol dan Memperbaiki Menyimpan peralatan Mengelola limbah R. Plumbing R. Pompa R. M & E Gudang R. STP -Efisiensi Tinggi -Bersih -Berada pada daerah servis -Bersih dan nyaman -Akses rendah -Bersih dan nyaman - Berada pada daerah servis -Bersih dan nyaman - Berada pada daerah servis -Bersih -ventilasi yang baik - Berada pada daerah servis Servis Servis Servis Sevis Servis IV.1.4. Analisa Progam Ruang Hasil Studi Banding Apartemen/Tipe Ruang tidur Cosmo Terrace Tabel 9. Studi Banding Dimensi Apartemen Royal Mediterania Garden 2 Season City Permata Regency Apartement Rata-rata Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 63

Studio 27,32 m 2-27,25 m 2-27,41 m 2 1 Bedroom 36,04 m 2 33,00 m 2 - - 34,52 m 2 2 Bedroom 49,55/53,45 m 2 42 /53,5 m 2 41,50 m 2 37/39 m 2 42,51 m 2 3 Bedroom - 100/110 m 2 74,00 m 2 75/81 m 2 83 m 2 Persentase Jumlah Tipe Unit Apartemen Tabel 10. Studi Banding Persentase Jumlah Tipe Unit Apartemen Apartemen/Tipe Royal Season Permata Cosmo Terrace Mediterania Regency Rata-rata Ruang tidur City Garden 2 Apartement Studio 17 % - 10 % - 33 % 1 Bedroom 31 % 10 % - - 27 % 2 Bedroom 52 % 50 % 80 % 4 % 33 % 3 Bedroom - 40 % 10 % 96 % 7 % Kesimpulan : Dari hasil studi banding di atas maka dapat dilihat ada 2-3 tipe unit yang disediakan pada setiap apartemen, kemudian dari data-data di atas maka didapat rata-rata luasan unit dan persentase jumlah unit, untuk menjadi acuan terhadap perancangan apartemen di daerah Bendungan Hilir. Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 64

IV.1.5. Analisa Dimensi Ruang 1. Kompleks Bangunan Apartemen Tipe Studio Tabel 11. Dimensi Ruang Apartemen Tipe Studio No. Kebutuhan Ruang Furnitur Luas 1. Kamar tidur Tempat tidur, lemari, nakas, meja 12 m 2 2. Dapur Kompor, bak cuci, kulkas 4,9 m 2 3. Kamar mandi Kloset, wastafel, shower 4 m 2 4. Balkon 3 m 2 Total luas unit 23,9 m 2 Tipe 1 Kamar Tidur Tabel 12. Dimensi Ruang Apartemen Tipe 1 R.Tidur No. Kebutuhan Ruang Furnitur Luas 1. Kamar tidur Tempat tidur, lemari, nakas, meja 12 m 2 2. Ruang tamu Sofa, meja 7,7 m 2 3. Ruang makan Meja, kursi 3 m 2 3. Dapur Kompor, bak cuci, kulkas 4,5 m 2 4. Kamar mandi Kloset, wastafel, shower 4 m 2 5. Balkon 3 m 2 Total luas unit 34,2 m 2 Tipe 2 Kamar Tidur Tabel 13. Dimensi Ruang Apartemen Tipe 2 R.Tidur No. Kebutuhan Ruang Furnitur Luas 1. Kamar tidur 1 Tempat tidur, lemari, nakas, meja 12 m 2 Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 65

2. Kamar tidur 2 Tempat tidur, lemari, nakas, meja 9 m 2 2. Ruang tamu Sofa, meja 9 m 2 3. Ruang makan Meja, kursi 7,1 m 2 3. Dapur Kompor, bak cuci, kulkas 4,5 m 2 4. Kamar mandi Kloset, wastafel, shower 4 m 2 5. Balkon 3 m 2 Total luas unit 48,6 m 2 Fasilitas Penunjang Apartemen Tabel 14. Dimensi Ruang Penunjang Apartemen Kebutuhan Ruang n Standard Sumber Kapasitas Luas Lobby apartemen 1 0,65 m 2 /org NAD 20 Orang 13 m 2 Resepsionis, 1 1 m 2 /org NAD 8 Orang 8 m 2 R. tunggu Ruang fitnnes 1 2,5 m 2 /org - 10 org 25 m 2 Kolam Renang 1 SB 300 m 2 Toilet - Wastafel -Shower -Urinoir 2 2,16 m 2 /org 0,5 m 2 /org 0,8 m 2 /org 0,9 m 2 /org NAD 10 orang 43,2 m 2 10 m 2 16 m 2 18 m 2 Laundry 1 - SB 10 12 m 2 Sirkulasi 20% x 445,2 89,04 m 2 Total 534,24 m 2 Ket : NAD = Neufert Architecture Data AS = Asumsi TSS = Times Saver Standard SB = Studi Banding Unit Utilitas Apartemen Tabel 15. Dimensi Ruang utilitas Apartemen Kebutuhan Ruang Dimensi (m x m) Sumber Luas Ruang Pompa 4 x 5 SB 20 m 2 Ruang STP 75 m 2 /300 unit SB 75 m 2 Ruang M&E 4 x 5 SB 20 m 2 Ruang Panel 4 x 2,5 TSS 10 m 2 Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 66

Ruang Sampah 1 x 1/lantai AS 1 m 2 Ruang Genset 3 x 3 SB 9 m 2 Sirkulasi 20% x 135 27 m 2 Total 162 m 2 2. Kompleks Bangunan Pusat Perbelanjaan Tabel 16. Dimensi Ruang Pusat Perbelanjaan Kebutuhan Ruang n Kapasitas Standart (m 2 ) Sumber Luas (m 2 ) Lobby mal 1 - - SB 62 Unit retail kecil Unit retail sedang Unit retail besar 23 55 15 - - - 15 54 130 SB SB AS 345 2970 1950 ATM 1 10 org NAD 20 Sitting area 4 - SB 24 Toilet Pria & Wanita 8 7 org NAD 282 Sirkulasi 20% x 5653 1130,6 Total 6783,6 Perhitungan Kebutuhan Unit Apartemen Dari analisa di atas maka dapat diperhitungkan kebutuhan tipe dan jumlah persentasi unit apartemen : 1 lantai apartemen memuat = 11 unit apartemen 1 tower memiliki = 11 unit x 9 lantai = 99 unit apartemen 2 tower memiliki = 99 unit x 2 = 198 unit apartemen 3 tower memiliki = 270 unit Terdiri dari : Tabel 17. Luas Apartemen 1 Lantai No. Tipe Luas Jumlah Persentase Luas 1 Lantai 1. Studio 23,9 / 25,2m 2 2 16 % 50,4 m 2 2. 1 Bedroom 34,2 / 37,1m 2 6 38 % 222,6 m 2 3. 2 Bedroom 48,6 / 53,6m 2 3 46 % 160,8 m 2 Total luas apartemen 1 lantai 401,4 m 2 Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 67

Luas apartemen dalam 1 tower = (433,8 m 2 + sirkulasi 20%) x 9 lantai = (433,8 m 2 + 86,76 m 2 ) x 9 lantai = 520,56 m 2 x 9 lantai = 4685,04 m 2 Luas apartemen tower 2 = 4685,04 m 2 Luas apartemen tower 3 = 615,06 m 2 x 9 = 5540,4 m 2 Luas apartemen 3 tower = (2 x 4685,04 m 2 )+ 5540,4 m 2 = 14910, 48 m 2 Kebutuhan luas Pusat Perbelanjaan lantai 1 = 3587,62 m 2 < 6.160 m 2 (KDB) Kebutuhan luas Pusat Perbelanjaan 3 lantai = 3587,62 m 2 + 5181 m 2 + 5181 m 2 (lantai 3) = 13949,64 m 2 Kebutuhan luas total bangunan = 14910, 48 m 2 + 13949,64 m 2 = 28860,12 m 2 < 30800 m 2 (KLB) IV.1.6. Analisa Daya Tampung Kendaraan Bermotor/Parkir Luas mal 3 lantai = 13949,64 m 2 parkir mobil di mal = 70 mobil (basement 1) Ratio parkir mobil untuk mal = 1 : 200 Parkir apartemen = 270 unit apartemen = 270 parkir mobil (basement 2&3) Total kebutuhan parkir = 270 + 70 = 340 parkir mobil Kebutuhan area parkir motor = 119 parkir motor Kesimpulan : Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 68

Dengan kebutuhan parkir sebesar 19.705 m 2 melebihi luasan tapak 7700 m 2, sehingga akan dirancang lantai basement untuk menampung kendaraan pengunjung maupun penghuni. IV.1.7. Skema Hubungan Ruang Makro Skema hubungan makro menggambarkan bagaimana hubungan sirkulasi pengguna bangunan antara pengunjung bangunan mal, apartemen, fasilitas penunjang dan fasilitas utilitas. Gbr 30. Skema Hubungan Makro Fasilitas Penunjang Pengelola Servis Apartemen Pusat Perbelanjaan Servis Pengelola Lobby Lobby Side Entrance Main Entrance Main Entrance Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 69

IV.1.8. Skema Hubungan Ruang Mikro Apartemen Fasilitas Apartemen Gbr 31. Skema Hubungan Mikro Apartemen Kantor Pengelola Servis Unit Apartemen Lobby Parkir Main Entrance Parkir Entrance Pusat Perbelanjaan Gbr 32. Skema Hubungan Mikro Pusat Perbelanjaan Pusat Perbelanjaan (retail) Toilet Kantor Pengelola Lobby Service Side Entrance Entrance Main Entrance Parkir Parkir Entrance Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 70

IV.2. Analisa Aspek Lingkungan Perencanaan dan perancangan apartemen dan pusat perbelanjaan dimulai dengan analisa berbagai hal yang berkaitan dengan tapak dan potensi lingkungan, yang bertujuan untuk mencari solusi berbagai kendala dan masalah yang dapat terjadi di tapak. Solusi tersebut akan diterapkan dalam desain dan konsep bangunan yang akan dirancang. IV.2.1. Analisa Kondisi Fisik Tapak Lokasi tapak berada pada daerah Bendungan Hilir yang berhadapan langsung dengan jalan Jendral Sudirman. Berdekatan dengan pasar Bendungan Hilir, Hunian penduduk sekitar, dan banyaknya Gedung-gedung perkantoran(wisma Sudirman, Sampoerna Strategic, Bank Resona Perdana, Plaza Sentral, dll). Dengan kondisi tapak tidak berkontur relatif rata. Garis Sepadan Bangunan (GSB) : - Belakang : 6 m - pinggir sungai : 3 m - depan jalan Sudirman : 10 m - samping jalan Benhil : 5 m Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 71

Batas Tapak : - Utara : Kali Krukut - Selatan : Jl. bendungan hilir - Timur : Jl. Jendral Sudirman - Barat : Pertokoan Dengan luasan sbb : Luas bangunan yang boleh dibangun = 80% x 7.700 = 6.160 m 2 Total Luas Bangunan yang boleh dibangun = 4 x 7.700 = 30800 m 2 Ketinggian Maksimum yang boleh dibangun = 12 lantai Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 72

IV.2.2. Analisa Lingkungan Sekitar Tapak Foto (56). Bangunan Sekitar Tapak Dari gambar diatas di atas dapat dilihat bangunan di sekitar tapak : - Sebelah utara tapak terdapat bangunan : Plaza Semanggi(mal), Universitas Atmajaya(pendidikan), Plaza Sentral(kantor), Standart Chartered(kantor), Sampoerna Strategic(kantor). - Sebelah timur tapak terdapat bangunan : Bank Resona Perdana(kantor), Bank Rakyat Indonesia(kantor), Pasar Bendungan Hilir. - Sebelah barat tapak terdapat bangunan : Wisma Sudirman(kantor), Wisma Dharmala(kantor dan tempat pendidikan) Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 73

- Sebelah Selatan tapak terdapat bangunan : Ruko-ruko yang menjual bahan elektronik dan juga tempat print-printan. Kesimpulan : Dari data di atas maka diketahui bahwa 80% bangunan sekitar tapak adalah gedung-gedung perkantoran bertingkat tinggi, sehingga para executive muda yang tinggal di tepi Jakarta dan luar Jakarta sangat memerlukan tempat tinggal yang di daerah ini agar memudahkan mereka dalam pencapaian ke tempat kerja. Proyek apartemen dan pusat perbelanjaan di Bendungan Hilir ini merupakan jawaban bagi permasalahan executive muda yang memiliki tempat tinggal jauh dari tempat kerja mereka di kawasan Jalan Jendral Sudirman. IV.2.3. Analisa Kemacetan Di Sekitar Tapak Jl. Bendungan Hilir Jl. Jendral Sudirman Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 74

Foto (57) Jumat, 28 Agustus 2009 Pk. 05.35 Kemacetan tidak terjadi pada pagi hari di daerah tapak sehingga para penghuni apartemen di daerah Bendungan Hilir tidak perlu khawatir dengan kemacetan di pagi hari. Foto (58) Senin, 31 Agustus 2009 Pk. 17.45 Pada sore hari kemacetan tampak terjadi pada Jl. Jendral Sudirman menuju Plaza Semanggi, dan juga pada Bendungan Hilir di depan Pasar, sedangkan pada Jl. Jendral Sudirman menuju Bundaran HI lancar. Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 75

Foto (59) Senin, 31 Agustus 2009 Pk. 20:13 Sedangkan pada malam hari Jl. Jendral Sudirman dan Jl. Bendungan Hilir tampak ramai lancar. Kesimpulan : Pada lingkungan sekitar tapak terutama pada Jl. Jendral Sudirman menuju bundaran HI jarang terjadi kemacetan, sehingga tidak masalah jika dibuat entrance dan exit pada menuju daerah ini tapi kendalanya adalah daerah ini termasuk jalan wajib 3in1. Pada jalan Bendungan Hilir sering terjadi kemacetan pada sore hari terutama pada saat jam pulang kerja, kemacetan terjadi dikarenakan para pengendara menghindari jalan protokol karena wajib 3in1 dan sempitnya lebar jalan Bendungan Hilir. IV.2.4. Analisa Pencapaian Menuju Tapak Penentuan pencapaian tapak(entrance) ditentukan oleh beberapa aspek, yaitu : arus kendaraan terbanyak yang melewati tapak, lebar jalan yang melalui tapak, peraturan yang menentukan entrance pada tapak, dan kemacetan yang sering terjadi di dekat tapak, mudah dilihat dan dicapai. Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 76

Alternatif 1 Alternatif 2 Gbr 33. Alternatif 1 Entrance Ket : = Side entrance dan exit Gbr 34. Alternatif 2 Entrance = entrance dan exit servis = Main Entrance dan Exit Alternatif 1 Kelebihan : - Main Entrance menghadap jalan besar yaitu Jl. Jendral Sudirman, sehingga memudahkan pengunjung yang ingin menuju ke tapak ini karena mereka dapat melihat bangunan terlebih dahulu baru mencari entrance yang terletak di sudut menjauhi arah datangnya kendaraan. - Side Entrance ditentukan dari Jalan Bendungan Hilir untuk memudahkan pengunjung maupun penghuni apartemen dalam mencapai tapak, dan menghindari daerah 3in1. Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 77

- Jalur entrance dan exit servis diletakan di belakang, untuk memisahkan dari tempat public. Kekurangan : - fasade yang terlihat sebelum masuk ke main entrance terlihat lebih kecil dibanding fasade dari arah Bendungan Hilir Alternatif 2 Kelebihan : - Untuk menuju ke lokasi dan keluar tapak tidak perlu melalui daerah 3in1. Kekurangan : - Lebar jalan yang sempit untuk menuju Entrance. - Letak entrance tidak terlihat secara luas sehingga pengunjung sulit mencapainya Alternatif 3 Alternatif 4 Gbr 35. Alternatif 3 Entrance Gbr 36. Alternatif 4 Entrance Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 78

Alternatif 3 Kelebihan : - Main Entrance menghadap jalan besar yaitu Jl. Jendral Sudirman, sehingga memudahkan pengunjung yang ingin menuju ke tapak ini karena mereka dapat melihat bangunan terlebih dahulu baru mencari entrance yang terletak di sudut menjauhi arah datangnya kendaraan. - Adanya jalan keluar menuju Jl. Bendungan Hilir sehingga, pengunjung keluar tak harus melalui daerah 3in1 yaitu Jl. Jendral Sudirman. Kekurangan : - Fasade untuk menuju entrance tak seluas fasade di jl. Bendungan hilir. - Tidak memiliki side entrance sehingga pengunjung harus melewati daerah 3in1 yaitu jalan Jendral Sudirman. Alternatif 4 Kelebihan : - Main Entrance menghadap jalan besar yaitu Jl. Jendral Sudirman, sehingga memudahkan pengunjung yang ingin menuju ke tapak ini karena mereka dapat melihat bangunan terlebih dahulu baru mencari entrance yang terletak di sudut menjauhi arah datangnya kendaraan. - Pengunjung keluar tak harus melalui daerah 3in1 yaitu Jl. Jendral Sudirman. Kesimpulan : Alternatif 4 dikombinasikan untuk mendapatkan hasil yang baik dan memudahkan pengunjung dalam mencapai tapak. Pengunjung tetap dapat Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 79

keluar masuk melalui jalan Bendungan Hilir mau pun jalan Jendral Sudirman. Main entrance diletakan pada daerah Bendungan Hilir untuk menghindari 3in1 di jl. Jendral Sudirman. IV.2.5. Analisa Sirkulasi Dalam Tapak Sirkulasi dalam Tapak terbagi menjadi 2 yaitu sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki. Gbr 37. Sirkulasi Kendaraan Pengunjung Kesimpulan : Gbr 38. Sirkulasi Pejalan Kaki Sirkulasi kendaraan pada tapak berada pada sisi tepi tapak kemudian masuk ke basement untuk parkir, sedangkan untuk sirkulasi pejalan kaki pada tapak berada pada tepi bangunan yang dirancang untuk jalur pedestrian sehingga pejalan kaki dapat berjalan dengan nyaman dan aman. Untuk menarik pengunjung masuk ke dalam bangunan baru ini, pejalan kaki juga dapat melalui dalam bangunan karena dirancanng side entrance pada jl. Benhil dan pada Jl. Jend. Sudirman. Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 80

IV.2.6. Analisa Kebisingan Daerah pasar Benhil dan Jl. Jendral Sudirman merupakan daerah yang rawan menimbulkan kebisingan dikarenakan padatnya arus kendaraan pada daerah tersebut, terutama pada saat jam-jam sibuk seperti jam pulang kerja. Salah satu cara untuk mengurangi kebisingan adalah Gbr 39. Analisa Kebisingan dengan cara menempatkan buffer berupa vegetasi. IV.2.7. Analisa Matahari Pergerakan matahari yang diagonal pada tapak Matahari Terbenam sehingga bangunan harus di desain sebaik mungkin tidak menghadap ke arah timur dan barat, agar panas Gbr 40. Analisa Matahari Matahari Terbit matahari tidak masuk secara langsung. Penggunaan kisi-kisi pada bangunan yang menghadap sisi timur dan barat juga bias untuk mengurangi radiasi matahari yang masuk ke dalam bangunan. Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 81

IV.2.8. Analisa Orientasi Bangunan Orientasi ke arah luar agar view apartemen dapat ke segala arah, juga dimaksudkan untuk setiap ruang di apartemen mendapat sinar matahari secara maksimal pada siang hari. Dengan memanfaatkan cahaya matahari pada siang hari maka bangunan ini dapat menghemat energi karena pada siang hari tidak memerlukan pencahayaan buatan. Gbr 41. Analisa Orientasi Bangunan IV.2.9. Analisa Zoning Ruang-ruang yang berhubungan langsung ke luar SERVIS P U B L I K P R I V A T PUBLIK dijadikan ruang publik, dimaksudkan untuk mengundang dan menarik pengunjung pusat perbelanjaan. Ruang-ruang yang tidak berhubungan ke luar dijadikan ruang servis dan ruang private, karena hanya kelompok tertentu yang dapat mengakses ke daerah tersebut(pengelola dan penghuni Gbr 42. Analisa Zoning Horizontal apartemen). Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 82

Private Publik Servis Servis Kali Krukut Jalan Bendungan Hilir Gbr 43. Analisa Zoning Vertikal Untuk zoning vertikal daerah publik seperti pusat perbelanjaan berada di bawah agar memudahkan pengunjung, sedangkan untuk daerah private berada di atas dan berada pada pinggir tapak menjauhi jalan Bendungan Hilir untuk menghindari kebisingan dari bunyi kendaraan bermotor. IV.2.10. Analisa Tata Ruang Luar Tata ruang Luar terbagi menjadi 2 jenis, yakni: 1. Tata Ruang Aktif, yaitu ruang terbuka yang mengandung unsur-unsur kegiatan manusia di dalamnya, dalam perancangannya dapat digunakan untuk jalur pedestrian untuk sirkulasi manusia, fasilitas penunjang seperti kolam renang, olahraga dan jalur akses sirkulasi kendaraan bermotor. Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 83

Gbr 44. Jogging Track 2. Tata Ruang Luar Pasif, yaitu ruang luar terbuka yang tidak mengandung kegiatan manusia, dalam perancangannya dapat digunakan untuk area hijau, tempat penyerapan air hujan, penyaring kebisingan kendaraan dengan vegetasi, ruang penerima, dll. Gbr 45. Vegetasi penyaring kebisingan Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 84

IV.3. Analisa Bangunan IV.3.1. Analisa Jenis Massa Bangunan Massa bangunan terdiri dari 2 jenis yaitu: 1. Massa bangunan tunggal 2. Massa bangunan majemuk Gbr 46. Massa Tunggal Gbr 47. Massa Majemuk Tabel 18. Analisa Kelebihan dan Kekurangan Massa Tunggal dan Majemuk No. Aspek Massa Tunggal: Massa Majemuk: 1. Sifat bangunan Terpusat menyebar dan memusat pada satu titik kegiatan 2. Bentuk condong mengarah vertical Pola letak massa bangunan lebih dinamis 3. Kebutuhan lahan sedikit lebih luas 4. Pencapaian sirkulasi cepat dan efisien Lama dan tidak efisien 5. Pengawasan dan pemeliharaan bangunan mudah sulit Kesimpulan : massa yang cocok untuk lahan ini adalah massa Tunggal karena memerlukan lahan yang sedikit dan pemeliharaan yang lebih mudah, sehingga tapak dapat dimanfaatkan secara efektif dan efesien. Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 85

IV.3.2. Analisa Bentuk Massa Bangunan Secara umum bentuk dasar bangunan ada 3 yaitu adalah : No. Kategori Tabel 19. Bentuk Dasar Bangunan 1. Keuntungan Bentuk halus dan bagus dilihat Orientasi ruang memusat statis 2. Kerugian Efisiensi kurang, karena sulit digabungkan dengan bentuk lain Layout ruang sulit dikembangkan Bentuk stabil dan berkarakter kuat Orientasi ruang pada tiap sudutnya Layout ruang sulit dikembangkan Kurang efisien Efisiensi tinggi, karena mudah digabungkan dengan bentuk lain Layout ruang mudah dikembangkan Orientasi ruang Pada keempat sisi pembatasnya Bentuk statis Kesimpulan : Dari ketiga bentuk diatas maka bentuk persegi panjang adalah bentuk yang paling cocok terhadap tapak, bentuk massa bangunan mengikuti bentuk tapak yang memanjang, sehingga dapat menggunakan lahan secara efektif dan efesien. Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 86

IV.3.3. Analisa Gubahan Massa Apartemen Mal Gbr 49. Aksonometri Gubahan Massa Gbr 48. Gubahan Massa Kesimpulan : Bentuk massa bangunan pusat perbelanjaan memanjang mengikuti tapak membentuk huruf U. Bentuk apartemen memanjang mengikuti bentuk pusat perbelanjaan, sehingga unit-unit apartemen mendapat view ke segala arah dan pencahayaan alami secara maksimal. Pemilihan massa tunggal pemilihan paling cocok pada tapak benhil karena tidak memerlukan lahan yang luas. Bangunan apartemen terdiri dari 3 tower terletak di atas pusat perbelanjaan dan fasilitas penunjang seperti kolam renang dan jogging track berada diantara pada tower2 apartemen. Bentuk pusat perbelanjaan pada lantai 1 yang menjorok ke dalam dimaksudkan untuk mengundang orang-orang untuk masuk ke dalam bangunan mal. Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 87

IV.3.4. Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan Sirkulasi Horisontal Sirkulasi yang berfungsi menghubungkan ruang-ruang pada lantai yang sama. Pada apartemen sirkulasi horizontal(koridor) berfungsi untuk menghubungan unit-unit apartemen ke sirukulasi vertikal(lift). Pada mal sirkulasi horizontal berupa koridor untuk menghubungkan retail 1 dengan retail lainnya. Terdapat 2 jenis sirkulasi horisontal yaitu : a) Linier - berupa jalan lurus yang dapat menjadi sirkulasi utama dari suatu deretan ruang dan jalan tersebut bisa melengkung, bercabang, memotong - digunakan pada podium apartemen, untuk menghubungkan antara retail-retail serta fasilitas-fasilitas yang ada. - memberikan orientasi yang baik (terarah) ke dalam bangunan. - memberikan kemudahan pencapaian - membentuk sirkulasi yang sederhana b) Radial - Berupa jalan yang berkembang pada satu titik pusat. - Terbagi menjadi 2 yaitu, radial memusat dan menyebar - Digunakan pada lantai-lantai hunian yang menghubungkan sirkulasi antara core dan unit hunian, dengan pola ini penghuni Apartemen akan lebih mudah untuk mencapai unit huniannya. Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 88

- Pelayanan yang merata kesegala arah - Memusatkan aktifitas ruang - Pencapaian yang efisisen Sirkulasi horizontal (koridor) dalam bangunan Apartemen, terbagi menjadi beberapa jenis, yakni: a) Double loaded Sirkulasi yang diapit oleh unit-unit hunian/retail-retail. b) Single Loaded Koridor untuk penataan ruang-ruang hunian yang memiliki satu koridor untuk melayani satu deret unit hunian. c) Rectangular Tower Koridor untuk penataan unit hunian yang memiliki core/inti sebagai pusat dari servis seperti sirkulasi vertical, ruang mesin, toilet, ruang AHU dll. Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 89

Kesimpulan : Retail Koridor pengunjung Retail Gbr 50. Double Loaded Corridor Pada bangunan mal menggunakan sirkulasi liner dan koridor double loaded berupa jalan lurus menjadi sirkulasi utama sehingga membentuk sirkulasi yang sederhana dan tidak membingungkan bagi pengunjung shopping mal, Sedangkan untuk sirkulasi pada bangunan Apartemen menggunakann sistem Tower plan sehingga letak tangga darurat dan lift berada pada tengah2 bangunan. Sirkulasi Vertikal Digunakan untuk menghubungkan ruang yang satu dengan ruang lainnya yang berada pada lantai berbeda. Pada bangunan apartemen dan pusat perbelanjaan sirkulasi vertikal sangat penting karena untuk mencapai unit-unit hunian di atas. Bentuk sirkulasi vertikal dapat berupa lift, escalator dan tangga. Lift/Elevator Lift merupakan sarana sirkulasi vertical untuk mencapai unit-unit apartemen yang berada di atas., dengan daya angkut setiap lift = 10-20 Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 90

orang. Lift dibedakan menurut fungsinya, lift untuk penghuni dan lift untuk servis. Perhitungan kebutuhan Lift Apartemen Dik : h = 2,6 m s = 1 m/s n = 9 lantai m = 16 orang Dit: N (jumlah lift)? Jawab : T = (2h + 4s) (n - 1) + s (3 m + 4) detik s = (2.3 + 4.1) (12 1) + 1 (3.16 + 4) detik 1 = (6 + 4) (11) + 1 (48 +4) detik = 110 + 52 = 162 detik N = L. Netto. n. P. T 300. PB. M Gbr 51. Lift = 559,5 m 2. 12. 0,03. 162 detik 300. 3. 16 Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 91

= 32.630,04 14.400 = 2.2~ 2 lift per tower apartemen Tangga dan escalator Sirkulasi vertikal selain lift adalah tangga dan escalator. Tangga biasanya digunakan pada saat keadaan darurat maka dari itu letak tangga harus mudah dijangkau dan jarak maksimum 30m, sedangkan dalam keadaan biasa saja maka akan digunakan escalator agar pengunjung tidak kelelahan dalam pencapaian tiap lantai pada apartemen maupun pusat perbelanjaan. Kesimpulan : Pada 1 tower bangunan apartemen akan memiliki 2 lift penghuni dengan kapasitas 16 orang/lift dan 1 lift barang. Untuk Pusat perbelanjaan juga memiliki 2 lift pengunjung kapasitas 12 orang, 1 lift barang, dan escalator untuk pencapaian ke retail-retail dalam bangunan. IV.3.5. Analisa Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Pemilihan system pada struktur pada perencanaan bangunan Mal dan Apartemen didasarkan pada beberapa kriteria, yakni: - Bahan bangunan yang dapat digunakan dan tersedia. - Kemudahan dalam pelaksanaanya. - Faktor kekakuan, kekuatan, kestabilan, keamanan terhadap kebakaran. Struktur bangunan terbagi atas 2 bagian yaitu: Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 92

1. Sub-Structure Merupakan bagian struktur yang berhubungan langsung dengan tanah dan menyalurkan beban-beban yang bekerja diatasnya ke tanah. Faktor pertimbangan : jenis tanah, kedalaman, daya dukung tanah, beban dari atas yang harus disalurkan ke tanah secara merata, pertimbangan biaya pelaksanaan, bahan bangunan yang digunakan dan tersedia. Jenis pondasi yang digunakan pada bangunan apartemen dan mal ini adalah pondasi dengan tiang pancang mudah pengerjaannya, lebih efektif dan efesien terhadap waktu. 2. Upper-structure Merupakan bagian struktur yang berfungsi menyalurkan beban dari atas berupa beban hidup maupun beban mati ke bawah hingga ke pondasi. Tabel 20. Kelebihan dan Kekurangan Pada Struktur Beton Bertulang dan Baja No. Struktur beton bertulang 1. Resiko berkarat pada bahan rendah. 2. Waktu relatif lama karena dicor dicor dan dicetak di tempat. 3. Bentuk dan ukuran mudah disesuaikan dengan kebutuhan Struktur baja Resiko karat pada bahan tinggi. Waktu pelaksanaan relatif cepat karena telah dicetak di pabrik. Bentuk dan ukuran sudah dirancang dari pabrik sehingga tidak fleksibel pada pemasangan Pemilihan upper strukture yang cocok untuk perancangan bangunan apartemen dan pusat perbelanjaan adalah konstruksi struktur beton bertulang/frame/rangkakaku,dengan pertimbangan bahwa perancangan Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 93

bangunan Mal dan Apartemen yang menggunakan bahan beton bertulang akan lebih kuat terhadap tekan, tidak mudah berkarat, dan lebih fleksibel terhadap bentuk rancangan. IV.3.6.Analisa Utilitas Bangunan Sistem utilitas merupakan faktor yang membantu dalam pencapaian keamanan dan kenyamanan pemakai bangunan. Dalam pencapaian keamanan dan kenyamanan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu temperature suhu, cahaya, kebisingan, dan keamanan. Sistem komunikasi Terdapat 2 jenis system komunikasi: 1. Sistem komunikasi satu arah, alat yang digunakan adalah Loud Speaker dan CCTV. 2. System komunikasi dua arah, alat yang digunakan adalah PABX (Private Automatic Branch Exchange), Direct Line (Telkom), LAN, PC atau beberapa PC maupun notebook yang digabung dalam satu server dan terkoneksi ke internet melalui jaringan kabel maupun wireless. Sistem penanggulangan Kebakaran Tabel 21. Penanggulangan Kebakaran No. Aspek Keterangan 1. Evakuasi - Tangga darurat dilengkapi dengan Blower - pintu, dinding tangga serta railing dibuat dari bahan yang dapat menahan api dan panas - lampu darurat otomatis menyala - penunjuk arah exit/keluar otomatis menyala - sistem komunikasi darurat, mematikan sarana Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 94

secara otomatis apabila mendeteksi adanya kebakaran - pintu keluar menuju ruang terbuka 2. Deteksi -TPM berupa tombol yang ditekan manual -detector : heat untuk panas, smoke untuk asap, dan flame untuk lidah api 3. Pemadam kebakaran -sprinkler, menyemprot air atau zat pemadam api (tingkat awal bekerja pada suhu 135-160 o F) jarak 6-9 meter -Fire Hydrant, jarak maksimum adalah 30 meter -pylar hydrant, di luar bangunan digunakan oleh pemadam kebakaran Foto (60). Alat Deteksi Gbr (61). Hydrant dan APAR Tangga Foto (62). Sprinkler Gbr 52. Sistem sprinkler Akses tangga Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 95

IV.3.7. Analisa Sistem Pencahayaan Pencahayaan merupakan salah satu aspek yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dan kenyamanan spatial dan estetika. Terdapat dua sistem penerangan yakni: penerangan alami dan buatan. 1. Pencahayaan buatan Pada bangunan sumber daya untuk pencahayaan buatan ini berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), genset atau diesel yang dipergunakan apabila listrik dari PLN padam. 2. Pencahayaan alami Dalam penerapan konsep hemat energi pencahayaan alami merupakan peranan penting karena sumber daya berasal dari matahari. Untuk mendapatkan cahaya matahari maka bangunan perlu diberi bukaan, sehingga pencahayaan buatan hanya dipakai pada saat malam hari. IV.3.8. Sistem Pembuangan Limbah A. Limbah Sampah Pembuangan sampah berupa sistem pengumpulan dari bangunan ke bak penampungan yang disediakan dan kemudian akan diangkut dengan truk sampah ke lokasi pembuangan akhir. B. Limbah Cair dan Padat Limbah cair berupa air hujan, air kotor pada kamar mandi semuanya diteruskan melalui talang vertikal yang tertanam di dinding disalurkan ke Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 96

riol saluran bawah dan di lanjutkan ke riol kota, tiap jarak tertentu mempunyai bak control, Sedangkan limbah padat di salurkan melalui proses penetralan di STP dan diurai oleh bakteri. IV.3.9. Sistem Penyediaan Air Bersih Sumber air bersih yang berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM) ditampung di reservoir atas berupa tanki penyimpanan air, kemudian didistribusikan ke ruang-ruang yang memerlukan. Kebutuhan air dingin/ hari = 135/225Lt/ orang Tabel 22. Total penghuni apartemen Bangunan Jumlah unit Jumlah penghuni Total penghuni (orang) Hunian tipe 54 1 org 54 studio Hunian tipe 90 2 org 180 1 kamar Hunian tipe 168 3org 504 2 kamar Total 738 Volume = (135 x 738)+(225 x 738) 2 = 132.840 Lt/hari untuk bangunan apartemen Kebutuhan air panas/ hari = 45Lt/ orang Volume = 45 x 738= 33.210 Lt/hari untuk bangunan apartemen Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 97

Gbr 53. Jaringan air bersih IV.3.10. Sistem Penghawaan 1. Pengudaraan buatan Pengudaraan buatan pada bangunan mal menggunakan AC Central, karena ruangan pada pusat perbelanjaan besar sehingga penggunaan AC Central lebih efektif daripada AC Split. Gbr 54. AC Central Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 98

Pengudaraan buatan pada unit-unit apartemen menggunakan AC Split, karena ruangan yang kecil pada unit-unit apartemen sehingga penggunaan AC Split sangat efektif dan sistem ini dapat mengatur temperatur udara yang diinginkan. Gbr 55. AC Split 2. Pengudaraan alami Koridor apartemen diberi bukaan sehingga pengudaraannya hanya mengandalkan ventilasi alami. Pada ruang-ruang unit dirancang terdapat bukaan untuk ventilasi alami, tetapi untuk daerah pusat perbelanjaan tidak memakai ventilasi alami tapi AC Central. IV.3.11. Sistem Penangkal Petir Penangkal petir merupakan salah satu sistem yang berfungsi untuk menangkal petir yang menyambar dengan menyalurkannya ke dalam tanah. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sistem penangkal petir yaitu faktor ekonomis, memperhatikan keserasian arsitekturnya dengan tetap menjaga keamanan teknis, serta ketahanan Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 99

terhadap mekanis dan terhadap korosi. Salah satu sistem yang digunakan adalah sistem faraday dengan menghubungkan kawat tembaga ke saluran arde didalam tanah, sistem ini efisien namun memerlukan biaya yang cukup mahal. Gbr 56. Skematik Sistem Penangkal Petir Sangkar Faraday Tabel 23. Perkiraan Bahaya Petir Pada bangunan Tinggi No. Kriteria Nilai indeks 1. Macam/jenis bangunan apartemen dan mal dimana 2 merupakan bangunan yang berisi sangat banyak orang. 2. Bahan konstruksi adalah beton bertulang, kerangka 2 besi dan atap bukan logam. 3. Tinggi bangunan (35-50 meter) 6 4. Situasi bangunan di tanah datar pada semua 0 ketinggian 5. Jumlah hari guruh (75-100/tahun) 6 Total 16 Nilai Perkiraan bahaya Pengamanan <11 Diabaikan Tidak perlu 11 Kecil Tidak perlu 12 Sedang Agak perlu >12 Agak besar perlu Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 100

14 Besar Sangat perlu >14 Sangat besar diharuskan Dari analisa diatas maka bangunan apartemen dan pusat perbelanjaan ini sangat memerlukan penangkal petir dengan perkiraan bahaya sangat besar. IV.3.12. Analisa Hemat Energi Penghematan energi melalui rancangan bangunan mengarah pada penghematan penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan buatan, maupun peralatan listrik lain. Dengan strategi perancangan tertentu, bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa banyak mengonsumsi energi listrik. Kebutuhan energi dapat ditekan jika secara nasional bangunan dirancang dengan konsep hemat energi. Melalui perancangan pasif bangunan dapat dijadikan bangunan yang dapat menghemat energi. Ada beberapa cara untuk menciptakan bangunan hemat energi, yaitu : Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 101

Orientasi bangunan di mengarah pada sisi utara dan selatan, tidak searah orientasi matahari dari timur ke barat sehingga bangunan tidak secara langsung menerima panas matahari yang mengakibatkan naiknya suhu di dalam bangunan Gbr 57. Orientasi Bangunan secara signifikan. Dengan naiknya suhu bangunan secara signifikan maka dibutuhkan penghawaan buatan yang besar untuk menormalkan suhu di dalam bangunan agar para pemakai gedung dapat beraktifitas dengan nyaman. Penggunaan skylight pada bangunan Mal untuk penghematan energi listrik, sehingga mengurangi pemakaian energi listrik(penerangan buatan) untuk kenyamanan secara visual. Foto 63. Puri Mal Gedung ini menggunakan sirip-sirip di setiap bukaan(jendela) untuk mengurangi panas matahari yang masuk ke dalam ruangan, Sehingga dapat menghemat penggunaan energi listrik untuk Foto 64. Gedung S. Widjojo penghawaan buatan. Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 102

Tabel 24. Jenis selubung bangunan sumber: Ir. Daryanto, MSA FTSP Universitas Trisakti Dapat juga dengan menggunakan selubung pada bangunan agar panas matahari tidak masuk secara langsung ke dalam bangunan. Kesimpulan : Dengan memanfaatkan kelebihan dari iklim tropis lembab di Indonesia kita dapat menekan pemakaian energi untuk kenyamanan dan keamanan aktifitas di dalam bangunan.terdapat berbagai cara untuk merancang bangunan dengan konsep hemat energi, kemudian kita dapat menerapkan cara-cara diatas untuk melakukan penghematan terhadap energi. Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta 103