BAB I PENDAHULUAN. perilaku, emosi, komunikasi, dan interaksi sosial. Gejalanya sudah. tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun (Priyatna, 2010).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial (Sintowati, 2007). Autis merupakan gangguan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial, tidak bisa mengamati dan mengolah informasi. Orang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

FIRMAN FARADISI J

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kasihan Bantul Yogyakarta. SLB N 1 Bantul Yogyakarta merupakan

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH TERAPI MUROTTAL SURAT AL-MULK TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK AUTIS DI SLB N 01 BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP TINGKAT HIPERAKTIF IMPULSIF PADA ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVE DISORDER (ADHD)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI MUROTTAL SURAT AL-MULK TERHADAP RESPON KOGNITIF PADA ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 01 BANTUL YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan Pra

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain pra-eksperimental dengan one group pre-post test

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pra eksperimen dengan pendekatan one group pra-post test design.

PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI (SLBN) 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH TERAPI MUROTTAL SURAT AL-MULK TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK AUTIS DI SLB N 01 BANTUL YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah proses penilaian di lapangan selesai, maka pada bab ini peneliti akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan manusia merupakan perubahan. yang bersifat progresif dan berlangsung secara

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK KLASIK DAN TERAPI MUSIK MURROTAL TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK AUTIS DI SLB AUTIS KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yang dilakukan oleh Center for Diesease Control and Prevention


BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Agar tujuan itu dapat direalisasikan oleh manusia, maka

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang masih ada di Indonesia adalah Hipotiroid.

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK JAWA TERHADAP KREATIVITAS ANAK AUTIS DI SLB NEGERI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. didalam tindakan operasi atau pembedahan untuk menghilangkan rasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

PENGARUH TERAPI OKUPASI DENGAN TEKNIK KOLASE TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK AUTIS DI TERAPI ANAK MANDIRI CENTER SETIABUDI MEDAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa sedih apabila anak yang dimiliki lahir dengan kondisi fisik yang tidak. sempurna atau mengalami hambatan perkembangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun (Suryanah, 1996). Menurut Havighurst salah satu tugas dan perkembangan. tersebut adalah melalui pendidikan formal di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Melisa, Fenny. 09 April Republika Online Anak Indonesia Diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Berupa rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya. Saat ini. 47,7% remaja sering merasa cemas (Depkes, 2010).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai nampak

BAB I PENDAHULUAN. belumlah lengkap tanpa seorang anak. Kehadiran anak yang sehat dan normal

Sandu Siyoto* *Progam Studi Pendidikan Ners STIKES Surya Mitra Husada Kediri Jl. Manila Sumberece No. 37 Kediri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dibagi kedalam beberapa jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari proses menua. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi anak yang menderita autism dan Attention Deficit

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat ke-4 dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. beban penyakit global dan lazim ditemukan pada masyarakat negara maju maupun

PENGARUH MENDENGARKAN AYAT SUCI AL QURAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN SEBELUM TINDAKAN EKSTRAKSI GIGI

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat memngganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (Stanley and

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan psikososial ego. Pada periode ini terjadi peristiwa yang sangat

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB 1 PENDAHULUAN. normalnya secara perlahan (Darmojo, 2009). Dalam proses tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

SKRIPSI SULASTRI J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. juga menimbulkan dampak negatif terutama dalam lingkungan sosial. Gangguan jiwa menjadi masalah serius di seluruh dunia.

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan anak dibawah lima tahun (Balita) merupakan bagian yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autis merupakan sebuah sindrom yang disebabkan oleh kerusakan otak kompleks yang mengakibatkan terjadinya gangguan perilaku, emosi, komunikasi, dan interaksi sosial. Gejalanya sudah tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun (Priyatna, 2010). Perkembangan anak autis akan terganggu terutama dalam komunikasi, interaksi dan perilaku. Gangguan perilaku pada anak-anak terlihat dari ketidakmampuan anak untuk berhubungan dengan orang lain. Seolah-olah mereka hidup dalam dunianya sendiri. Umumnya anak autis sering melakukan gerakan-gerakan aneh yang diulang-ulang. Seperti duduk sambil menggeleng-gelengkan kepala, mengucapkan kata-kata sering diulang-ulang dan sulit dimengerti oleh anak seusia mereka. Oleh karena itu diperlukan latihan modifikasi perilaku yang bertujuan untuk mengurangi atau bahkan menghilngkan perilaku menyimpang pada anak autis tersebut. Sehingga apa yang selama ini terjadi seperti anak menunjukkan perilaku yang aneh sebagai luapan emosinya dapat dihindari atau dikurangi (Kasmia, 2014). Gejalanya sudah tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun. Perkembangan mereka menjadi terganggu terutama dalam komunikasi, interaksi dan perilaku (Kasmia, 2014). 1

2 United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mengemukakan angka kejadian autis di dunia pada tahun 2011 tercatat 35 juta orang. Rata-rata 6 dari 1000 orang di dunia penyandang autis. Data dari WHO menyebutkan bahwa penyandang autisme diperkirakan berjumlah sekitar 4-6 per 10.000 kelahiran dan meningkat drastis pada tahun 2000 yaitu sekitar 60 per 10.000 kelahiran (Sutadi, 2012). Center for Disease Control (CDC) Amerika Serikat pada tahun 2008 menyatakan bahwa perbandingan autis pada anak usia delapan tahun yang terdiagnosa autis adalah 1:80 (Hazliansyah, 2013). Pada tahun 2010, jumlah penderita autis di Indonesia, diperkirakan mencapai 2,4 juta orang. Hal itu berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) (Syahrir, 2012). Di Indonesia belum ditemukan data yang akurat mengenai jumlah penderita autis, Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementrian Kesehatan, Setia menyebutkan terdapat 112.000 anak di Indonesia yang menyandang autis dengan rentang usia 5-19 tahun. Maka jika di asumsikan dengan prevalensi autis 1,68 per 1000 anak di bawah 15 tahun. Jumlah anak yang berumur 5-19 tahun di indonesia mencapai 66.000.805 jiwa, maka terdapat lebih dari 112.000 anak penyandang autis padarentang usia 5-19 tahun (Hazliansyah, 2013). Laporan terakhir badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan perbandingan anak autis dengan anak normal di

3 seluruh dunia, termasuk Indonesia telah mencapai 1:100 (Dewanti & Machfud, 2014). Jogja Autism Care (n.d) mengemukakan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diperkirakan jumlah anak autis meningkat 4-6 orang setiap tahunnya, dari tahun 2001 sampai 2010 terus meningkat jumlahnya. Dari data Dinas Pendidikan DIY (n.d) dalam Badan Perkembangan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) DIY (2014), di DIY saat ini terdapat 272 anak penderita autis, jumlah anak laki-laki penderita autis lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Terapi yang sudah ada yaitu terapi perilaku yang mengacu pada Applied Behavioral Analisys (ABA), terapi wicara, terapi okupasi, terapi fisik, sosial, bermain, dan terapi visual yang sama sesuai porsi masing-masing (Dewanti & Machfud, 2014). Terapi murottal Al-Quran termasuk dalam terapi yang dapat dijadikan alternative sebagai terapi perilaku pada anak autis. Terapi audio dapat menghilangkan tegangan otot dan stress, mengurangi rasa sakit, kecemasan, menstimulasi sistem imun, menurunkan tekanan darah, serta meningkatkan komunikasi pada pasien dengan autis, gangguan pendengaran, dan penyakit Alzheimer (Gray, 2012). Menurut Hady (2012) mengemukakan terapi murottal lebih efektif terhadap perkembangan kognitif anak autis. Terapi dengan alunan Al-Quran dapat dijadikan pilihan karena terapi murottal merupakan terapi yang ekonomis dan tidak menimbulkan efek samping. Membaca atau mendengarkan Al-

4 Qur an pada orang atau pasien akan membawa gelombang suara dan mendorong otak untuk memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul ini akan memengaruhi reseptor didalam tubuh sehingga hasilnya tubuh merasa nyaman (Alkahel, 2011). Terapi murottal baik untuk di perdengarkan karena baik muslim maupun non-muslim, baik yang mengerti bahasa arab maupun tidak, mengalami beberapa perubahan fisiologis yang menunjukkan tingkat ketegangan urat syaraf tersebut. Fakta ini secara tepat terekam oleh Ahmed Elkadi dalam system detector elektronic yang didukung komputer guna mengukur perubahan apapun dalam fisiologi (organ) tubuh (Mahmudi, 2011). Penelitian Ahmed Elkadi yang dilakukan pada tahun 1985 mengungkapkan, bahwa ketegangan urat syaraf berpotensi mengurangi daya tahan tubuh yang disebabkan terganggunya keseimbangan fungsi organ dalam tubuh untuk melawan sakit atau membantu proses penyembuhan. Untuk eksperimen yang kedua pada efek relaksasi yang ditimbulkan Al-Qur an pada ketegangan syaraf beserta perubahan-perubahan fisiologis (Mahmudi, 2011). Eksperimen yang dilakukan oleh Ahmed Elkadi mengungkapkan bahwa pembacaan Al- Qur an dapat memunculkan relaksasi pada ketegangan syaraf beserta perubahan-perubahan fisiologis. Peneliti menilai, hanya dengan pembacaan Al-Qur an saja dapat membuat efek yang baik bagi tubuh, terlebih lagi jika pembacaan Al-Qur an tersebut diperdengarkan dengan irama yang stabil dan dilakukan dengan tempo yang lambat

5 serta harmonis, maka akan memunculkan ketenangan bagi pendengarnya dan dapat dijadikan penyembuh baik dari gangguan fisik maupun psikis. Wahyudi (2012) berpendapat bahwa Al-Qur an sebagai penyembuh telah dilakukan dan dibuktikan, orang yang membaca Al-Qur an atau mendengarkan akan memberikan perubahan arus listrik di otot, perubahan sirkulasi darah, perubahan detak jantung dan perubahan kadar darah pada kulit. Alkahel (2011) menyebutkan membaca atau mendengarkan Al- Qur an memberikan efek relaksasi, sehingga pembuluh darah nadi dan denyut jantung mengalami penurunan. Terapi bacaan Al-Qur an ketika diperdengarkan pada orang atau pasien akan membawa gelombang suara dan mendorong otak untuk memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul ini akan memengaruhi reseptor didalam tubuh sehingga hasilnya tubuh merasa nyaman. Terapi audio dengan murottal surah Ar-Rahman dapat digunakan sebagai alternatif terapi pendamping pada anak autis sesuai dengan teori yang telah ada bahwa suara dapat mengontrol seluruh tubuh, mengatur organ vital, dan koordinasi gerakan-gerakan. Terapi audio dapat menghilangkan tegangan otot dan stress, mengurangi rasa sakit, kecemasan, menstimulasi sistem imun, menurunkan tekanan darah, serta meningkatkan komunikasi pada pasien dengan autis, gangguan pendengaran, dan penyakit Alzheimer (Gray, 2012). Berdasarkan hasil study pendahuluan jumlah anak autis di SLB Negeri 01 Bantul Yogyakarta berjumlah 16 anak, semuanya terdiri dari

6 TK, SD, SMP, SMA, Waktu pembelajaran dimulai dari hari senin sampai sabtu, dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB. Terapi yang sudah ada dan dilakukan pada anak autis di SLB Negeri 01 Bantul, Yogyakarta yaitu terapi musik, ABA, Keterampilan, menggambar, berenang, dan okupasi. Di SLB Negeri 01 Bantul, Yogyakarta belum ada terapi dengan menggunakan murottal surat Al-Mulk. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Huda (2011), penelitian ini mengkaji terjemahan surat Al-Mulk yang terdiri atas 30 ayat. Surat Al-Mulk termasuk golongan surat-surat Makkiyah yang diturunkan sesudah surat Ath-Thuur. Nama Al-Mulk diambil dari kata Al-Mulk yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya kerajaan atau kekuasaan. Surat Al Mulk disebut juga dengan At Tabaarak (Maha Suci). Pokok-pokok isinya ialah: Hidup dan mati ujian bagi manusia, Allah menciptakan langit berlapis-lapis dan semua ciptaan-nya mempunyai keseimbangan, perintah Allah untuk memperhatikan isi alam semesta, adzab yang diancamkan terhadap orang-orang kafir, janji Allah kepada orang-orang mukmin, Allah menjadikan bumi sedemikian rupa sehingga mudah bagi manusia untuk mencari rezeki, peringatan Allah kepada manusia tentang sedikitnya mereka yang bersyukur kepada nikmat Allah. Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terapi murottal surat Al-Mulk terhadap kualitas tingkah laku anak autis di SLB Negeri 01 Bantul, Yogyakarta.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian adalah Apakah terapi murottal surat al-mulk berpengaruh terhadap tingkah laku anak autis di sekolah luar biasa negeri 01 Bantul Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini yaitu ingin mengetahui apakah ada pengaruh terapi murrotal terhadap kualitas tingkah laku anak autis. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui data demografi responden. b. Untuk mengetahui perbedaan kualitas tingkah laku anak autis di Sekolah Luar Biasa Negeri 01 Bantul Yogyakarta sebelum dan sesudah mendapatkan terapi murottal. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi dianas pendidikan mengenai terapi murrotal terhadap kualitas tingkah laku anak. 2. Bagi Sekolah Luar Biasa Hasil penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan dalam institusi pendidikan Sekolah Luar Biasa untuk mengoptimalkan kualitas tingkah laku anak autis dengan terapi murrotal.

8 3. Bagi Pelayanan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan, terutama keperawatan anak autis terkait dengan tingkah laku dengan terapi. 4. Bagi Masyarakat Hasil penelitian diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan masyarakat khususnya keluarga dengan anak autis terkait dengan terapi murrotal terhadap kualitas tingkah laku sehingga keluarga mampu mengaplikasikannya. 5. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi peneliti terkait terapi murrotal terhadap kualitas tingkah laku pada anak autis. 6. Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini bisa dijadikan referensi penelitian selanjutnya E. Keaslian Penelitin 1. Ragil Adi Sampurna, dengan judul Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Kualitas Pemfokusan PemahamanAnak Autis Di Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas pemfokusan pemahaman dan tingkah laku antara siswa

9 autis di SLB Bina Anggita sebagai kelompok eksperimen dengan siswa autis di SLB Dian Amanah sebagai kelompok control. Penelitian menggunakan desain Quasi-Eksperimen, dengan siswa autis SLB Bina Anggitasebagai kelompok eksperimen dan siswa autis SLB Dian Amanah sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan rerata peningkatan skor ATEC antara sebelum dan sesudah senam otak untuk kualitas pemfokusan pemahaman pada kelompok kontrol diketahui nilai mean 2,375, kelompok eksperimen senam 36 kali sebanyak 6,214, dan kelompok eksperimen senam 16-35 kali sebanyak 7,50. Uji ANOVA memperlihatkan perbedaan antara kelompok memiliki nilai p = 0,019 (p < 0,05). Perbedaan menggunakan desain Quasi Eksperiment, ada kelompok konrtol, uji statistik berbeda. 2. Mayrani & Hartati (2012), dengan judul Intervensi Terapi Audio Dengan Murotal Surah Ar-Rahman Terhadap Perilaku Anak Autis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memberikan gambaran pengaruh terapi audio dengan murottal surah Ar-Rahman terhadap anak autis. Penelitian menggunakan desain pra eksperimental. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 18 anak yang dipilih dengan metode purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi

10 dan eksklusi. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur pretest dan post test adalah lembar observasi perilaku anak autis. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan gangguan perilaku anak autis pada aspek interaksi sosial, perilaku, dan emosi setelah mendapatkan terapi audio dengan murottal surah Ar-Rahman. Perbedaan penelitian ini dengan yang akan diteliti yaitu jumlah responden 18 anak, jenis terapi yang diberikan berbeda, tempat penelitian, frekuensi terapi. 3. Fithroh Roshinah, Laila Nursaliha, dan Saiful Amri (2014), dengan judul Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Tingkat Hiperaktif- Impulsif Pada Anak Attention Deficit Hiperaktive Disorder (ADHD). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan proses terapi murottal yang dilakukan pada anak ADHD dan untuk mengetahui pengaruh terapi murottal terhadap perilaku hiperaktifimpulsif pada anak ADHD. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen dengan subjek tunggal atau yang dikenal dengan istilah Single Subject Research (SSR). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh terapi murottal terhadap menurunnya gejala yang timbul dari subjek

11 penelitian. Pada awalnya gejala yang muncul masih berada di kisaran enam gejala namun pada tahap observasi kedua atau baselineii gejala tersebut sudah menurun menjadi tiga gejala yang muncul. Walaupun frekuensi yang muncul tidak stabil. Berikut grafik perbandingan per tahapan penelitian. Perbedaannya dengan penelitin ini yaitu variabel dependen, desain penelitian.