I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

Perbandingan Hasil Belajar Kelas Kontrol Dengan Kelas Eksperimen

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. itulah terjadi proses transformasi ilmu pengetahuan serta nilai-nilai. Ketika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Kebutuhan itu

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Menurut teori ini, satu prinsip paling penting dalam psikologi pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2010:65) Hasil survei The Political and Economic RiskConsultancy (PERC)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Menurut pasal I

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan non formal, dilihat dari instansi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pencapaian suatu tujuan pendidikan. Oleh sebab itu,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. yang akan disampaikan oleh guru. Jika materi yang disampaikan oleh guru

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bagi manusia normal, kegiatan berbicara merupakan suatu kegiatan yang

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, pendidikan. potensi diri yang dilakukan melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Menurut Nana Syaodih &

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia bisa menggapai cita-citanya. Untuk menciptakan sumber

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Kualitas suatu

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

I. PENDAHULUAN. sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu. mengembangkan kemampuan berfikir anak, karena keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar sehingga siswa tersebut tidak merasa bosan.

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang telah berusaha

BAB I PENDAHULUAN. soal matematika apabila terlebih dahulu siswa dapat memahami konsepnya.

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

Didik Cahyono 1), Dwi Haryoto 2), dan Asim 3) Universitas Negeri Malang

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang memiliki kemampuan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia karena belajar mempengaruhi perkembangan hidup manusia yang dimulai sejak lahir dan berlangsung seumur hidup. Belajar merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang, karena belajar seseorang memahami dan menguasai sesuatu sehingga orang tersebut dapat meningkatkan kemampuannya. Menurut Mayer dalam Suryani Nunuk dan Leo Agung (2012: 34) belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang melalui pengalaman. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, sikap, pemahaman, informasi, kecakapan, dan keterampilan berdasarkan pengalaman. Berdasarkan pendapat di atas, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan. Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang

2 kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar. Kegiatan yang terjadi selama proses belajar dinamakan pembelajaran. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar yang terjadi di lingkungan belajar dengan memanfaatkan sumber belajar. Kegiatan pembelajaran ini melibatkan guru sebagai pendidik dan peserta didik, dan lingkungan belajar ini bisa terjadi seperti di sekolah, laboratorium, lingkungan sekolah, kebun binatang, taman kota, museum, dan lain-lain. Tidak ada ketentuan khusus untuk menentukan lokasi lingkungan belajar karena semua tempat adalah lingkungan belajar, semua itu bergantung pada materi pembelajaran, pendidik, dan peserta didik. Selama proses pembelajaran, akan terjadi interaksi yang membuat peserta didik tertarik terhadap kegiatan belajar dan melanjutkan proses belajarnya atau mengabaikan dan menghentikan kemauan untuk melanjutkan proses belajarnya. Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran bisa berupa interaksi antarsesama peserta didik, peserta didik dan pendidik, atau peserta didik dengan sumber belajar. Artinya proses pembelajaran yang terjadi bisa bersifat satu arah atau dua arah. Seperti yang dikemukakan oleh Lindgren dalam Dimyati dan Mudjiono (2013: 119) ada 4 (empat) kemungkinan terjadi interaksi pembelajaran yakni:

3 1. G - Interaksi satu arah, di mana guru bertindak sebagai penyampai pesan S1 S2 S3 S4 dan siswa penerima pesan. 2. G - Interaksi dua arah antara guru siswa, dimana guru memperoleh balikan dari S1 S2 S3 S4 siswa. 3. G - Interaksi dua arah antara guru siswa, di mana guru mendapat balikan dari siswa. Selain itu, siswa saling interaksi S1 S2 S3 S4 atau saling belajar satu dengan yang lain 4. G - Interaksi optimal antara guru siswa, dan antara siswa siswa. S1 S4 S2 S3 Gambar 1. Bagan berbagai interaksi pembelajaran (Lindgren dalam Dimyati dan Mudjiono (2013: 119)) Dapat dilihat dari bagan di atas bahwa proses pembelajaran akan berjalan optimal jika ada interaksi aktif antara guru dan siswa. Adanya interaksi aktif yang terjadi maka proses pembelajaran akan berlangsung menyenangkan dan mampu mengoptimalkan kemampuan siswa yang ada. Tetapi pada kenyataannya proses pembelajaran yang ada hanya berjalan pada interaksi satu arah (teacher center)

4 yang artinya selama proses pembelajaran guru berperan sebagai pemberi informasi (ceramah) dan murid sebagai wadah penerima informasi yang diberikan oleh guru. Memang tidak semua sekolah proses pembelajaran teacher center ini terjadi, tetapi juga dipungkiri banyak sekolah yang proses pembelajarannya hanya berjalan satu arah, khususnya untuk pelajaran dengan banyak materi bacaan. Pembelajaran yang demikian biasanya menuntut peserta didik untuk menerima dan menghafal materimateri yang dianggap penting oleh guru, dan pada umumnya guru kurang menyenangi situasi ketika para peserta didik bertanya mengenai hal-hal yang berada di luar konteks pembicaraan. Hal ini sangat disayangkan karena yang aktif hanyalah guru sedangkan siswa bersikap pasif dalam pembelajaran, guru seringkali tidak menyadari bahwa proses pembelajaran seperti ini justru menghambat aktivitas dan kreativitas siswa untuk berkembang. Pada hakikatnya proses pembelajaran adalah proses yang menuntut siswa untuk aktif karena pada proses ini merupakan proses yang mampu mengembangkan aktivitas siswa dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar, dengan adanya berbagai interaksi, serta pengalaman yang ada akan membantu siswa dalam mencerna materi pelajaran dan menghasilkan hasil belajar yang memuaskan. Terciptanya proses pembelajaran aktif akan memberikan suatu pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk aktif dan membantu proses perkembangan berpikir serta pemahaman materi ajar yang sedang dipelajarinya. Selain itu, aktifnya peserta didik selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya kemauan siswa untuk belajar.

5 Peserta didik dalam pembelajaran aktif tidak hanya dituntut untuk mendengarkan penjelasan dari guru tetapi juga ikut berpikir, menganalisis, dan mencoba berinteraksi dengan guru, teman dan sumber belajar yang ada. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Uno Hamzah (2014: 76) untuk menciptakan pembelajaran aktif, anak bisa belajar dari pengalamannya, selain anak harus memecahkan masalah yang mereka peroleh. Anak-anak dapat belajar dengan baik dari pengalaman mereka. Mereka belajar dengan cara melakukan, menggunakan indera mereka, menjelajahi lingkungan, baik lingkungan berupa benda, tempat serta peristiwa-peristiwa disekitar mereka. Keterlibatan aktif dengan objek-objek ataupun gagasan-gagasan tersebut dapat mendorong aktivitas mental siswa untuk berpikir, menganalisa, menyimpulkan, dan menemukan pemahaman konsep baru dan mengintegrasikannya dengan konsep yang sudah mereka ketahui sebelumnya. Seperti yang telah dikemukakan oleh Uno Hamzah (2014) diatas, keaktifan belajar peserta didik dapat ditunjukkan melalui berbagai aktivitas atau kegiatan seperti, mendengarkan, memperhatikan, mengungkapkan gagasan, memperoleh informasi baik dari guru ataupun dari peserta didik lainnya, berdiskusi, dan memecahkan masalah dan juga dengan berbagai aktivitas tersebut, siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menghasilkan interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan menyenangkan, karena masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada hasil belajar siswa.

6 Metode Everyone is Teacher Here merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertindak sebagai seorang pengajar terhadap peserta didik lainnya. Dengan berperannya siswa sebagai seorang pengajar, maka siswa akan mencoba untuk melakukan kegiatan belajarnya dengan maksimal, seperti mencoba untuk mendengarkan penjelasan singkat dari guru, mencari serta memecahkan sendiri permasalahan yang diberikan, menemukan contoh-contoh lain yang berhubungan dengan materi pembelajarannya, mencoba keterampilan-keterampilan, dan melakukan tugas-tugas pembelajaran secara optimal. Pendapat Silberman (2009: 171), menyatakan bahwa metode Everyone is Teacher Here merupakan strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Strategi ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang pengajar terhadap peserta didik lainnya. Selain itu juga metode Everyone is Teacher Here akan membantu siswa dalam menumbuhkan rasa percaya diri mereka untuk tampil di depan kelas dan memberikan materi seperti layaknya seorang guru. Metode Everyone is Teacher Here dapat melatih peserta didik dalam menyelesaikan tugasnya secara individu dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu secara tidak langsung peserta didik juga akan belajar mengerjakan atau melakukan sesuatu (learning to do), seperti merumuskan ide, membuat simpulan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya, hal ini juga akan membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikirnya dan menghasilkan hasil belajar yang memuaskan.

7 Peran pendidik atau guru dalam metode ini bukanlah dalam arti yang sebenarnya. Peran guru dalam metode ini adalah peserta didik yang saling bekerja sama dalam berbagi pengetahuan tentang meteri yang telah mereka pahami kepada temannya yang belum memahami materi pelajaran saat itu. Selain mereka belajar untuk berani mengungkapkan gagasan, mengajarkan pada temannya, mereka juga belajar memahami materi yang mereka pelajari lebih dalam disaat yang bersamaan. John Holt dalam Silberman Melvin (2009: 5), siswa akan belajar semakin baik jika mereka mengungkapkan informasi yang mereka dapatkan dan pahami dengan menggunakan bahasa mereka sendiri dan memberikan contoh - contoh yang berhubungan dengan informasi berdasarkan pengalaman mereka. Hakikat belajar yang sesungguhnya tidak akan terjadi tanpa adanya kesempatan untuk berdiskusi, membuat pertanyaan, mempraktikkan bahkan mengajarkannya pada orang lain. Proses ini akan memberikan pengalaman kepada peserta didik yang membantu peserta didik untuk membuat kesimpulan sendiri mengenai pengetahuan yang mereka dapatkan. Dananjaya Utomo (2013: 28), Pengetahuan berdasarkan pengalaman ini akan menghasilkan pengetahuan sendiri secara lebih luas, lebih dalam, dan lebih maju dengan modifikasi pemahaman terhadap konsep awal pengetahuan yang akan berdampak pada meningkarnya hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Lubuklinggau, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, interaksi pembelajaran geografi yang terjadi interaksi adalah interaksi satu arah (teacher center).

8 Berdasarkan tabel dibawah ini dapat dilihat beberapa siswa yang tuntas sebelum diberlakukannya remedial tidak mencapai setengah dari jumlah siswa yang ada di kelas. Tabel dibawah ini menampilkan dua kelas yang akan digunakan sebagai sampel penelitian dari keseluruhan tujuh kelas yang ada, karena menurut guru yang bersangkutan, kedua kelas ini adalah kelas dengan tingkat kemampuan yang sama dibandingkan dengan kelima kelas lainnya. Tabel 1. Hasil Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Geografi Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Lubuklinggau Tahun Ajaran 2014-2015. No Kelas Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Jumlah Persentase < 75 75 Tdk Tuntas Tuntas 1. X.4 28 11 39 71,79 28,21 100 2. X.5 29 10 39 74.,36 25,64 100 Jumlah 78 Sumber: Nilai Ujian Tengah Semester Ganjil Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas X SMAN 1 Lubuklinggau Tahun Ajaran 2014-2015. Berdasarkan tabel di atas diketahui jika diantara dua kelas yang proses pembelajarannya menggunakan metode ceramah atau teacher center pada mata pelajaran Geografi membuat siswa hanya bisa mengingat sedikit materi dari yang diajarkan dikelasnya. Banyaknya siswa yang tidak tuntas memperlihatkan bahwa selama guru memberikan materi pembelajaran, hanya sedikit siswa yang memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. Ketika dilakukan diskusi kelompok, banyak siswa yang tidak serius dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan, hal ini ditunjukan dengan banyaknya siswa yang melakukannya sambil bermain dan tidak semua anggota kelompok terlibat aktif dalam mengerjakan tugas kelompok tersebut. Ketika guru melakukan proses tanya jawab, hanya beberapa siswa yang menanggapi selebihnya siswa yang lain tidak memperhatikan bahkan

9 tidur saat pembelajaran berlangsung. Ini mengindikasikan bahwa proses pembelajaran yang berlangsung tidak seperti yang diharapkan. Pembelajaran yang terjadi selama kegiatan belajar geografi tersebut bisa menjadi sangat membosankan dan menyebalkan jika terus dilakukan dengan metode pembelajaran tersebut. Tidak hanya bisa mematikan kreativitas siswa, metode pembelajaran ini bisa mempengaruhi hasil belajar siswa. Rendahnya aktivitas belajar yang terjadi bisa berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan menganalisis masalah yang ada, selain itu bisa melemahkan kemampuan berpikir siswa yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu dengan menggunakan metode Everyone Is Teacher Here, peneliti mencoba untuk melihat aktivitas dan hasil belajar siswa yang terjadi selama dan setelah diberlakukannya proses pembelajaran menggunakan metode ini. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Metode Everyone is Teacher Here Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lubuklinggau Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini akan dilakukan pada mata pelajaran geografi Kelas X semester genap SMA Negeri 1 Lubuklinggau, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh metode Everyone Is Teacher Here terhadap aktivitas dan hasil belajar Geografi siswa.

10 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran yang digunakan masih berupa metode konvensional atau ceramah. 2. Rendahnya akivitas belajar siswa. 3. Hasil belajar siswa yang masih rendah dan tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal. 4. Guru belum menggunakan metode pembelajaran Everyone Is Teacher Here. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada dalam penelitian, maka peneliti membatasi masalah sesuai dengan tujuan dan kemampuan peneliti dengan penelitian eksperimen. Maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh metode Everyone is Teacher Here terhadap aktivitas dan hasil belajar Geografi siswa. 1.4 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah ada perbedaan aktivitas belajar siswa yang menggunakan metode Everyone Is Teacher Here dan metode konvensional (ceramah) pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 1 Lubuklinggau?

11 2. Apakah terdapat perbedaan nilai Pre-test siswa dengan proses pembelajaran menggunakan metode Everyone Is Teacher Here dan menggunakan metode konvensional (ceramah)? 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar (Post-test) siswa yang menggunakan metode Everyone Is Teacher Here dan metode konvensional (ceramah) pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 1 Lubuklinggau? 4. Apakah terdapat pengaruh metode Everyone Is Teacher Here terhadap hasil belajar (Post-test) siswa pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 1 Lubuklinggau? 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perbedaan aktivitas belajar siswa yang menggunakan metode Everyone Is Teacher Here dan metode konvensional (ceramah) kelas X SMA Negeri 1 Lubuklinggau pada mata pelajaran geografi. 2. Untuk mengetahui perbedaan nilai Pre-test siswa dengan proses pembelajaran menggunakan metode Everyone Is Teacher Here dan menggunakan metode konvensional (ceramah). 3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar (Post-test) siswa yang menggunakan metode Everyone is Teacher Here dan metode konvensional (ceramah) pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 1 Lubuklinggau.

12 4. Untuk mengetahui pengaruh metode Everyone Is Teacher Here terhadap hasil belajar (Post-test) siswa pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 1 Lubuklinggau. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna: 1. Secara praktis, diharapkan dapat memberikan alternatif dalam pemilihan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa yaitu metode pembelajaran Everyone Is Teacher Here untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. 2. Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi untuk membantu penelitian sejenis yang ruang lingkup penelitiannya lebih luas tentang pengaruh metode pembelajaran Everyone Is Teacher Here terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah: 1. Ruang lingkup subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Lubuklinggau, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan 2. Ruang lingkup objek pada penelitian ini adalah penggunaan metode pembelajaran Everyone Is Teacher Here terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. 3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Lubuklinggau, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

13 4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah semester genap tahun ajaran 2014-2015. 5. Ruang lingkup ilmu: pembelajaran geografi, menurut Sumaatmadja (2001:12) dapat dikatakan bahwa pembelajaran geografi merupakan pembelajaran tentang hakikat geografi yang diajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing. Pembelajaran geografi pada hakikatnya merupakan pembelajaran tentang gejalagejala di permukaan bumi secara keseluruhan dalam hubungan interaksi dan keruangan, tanpa mengabaikan setiap gejala yang merupakan bagian dari keseluruhan itu. Pembelajaran geografi tidak terbatas sebagai suatu dekripsi tentang bumi atau permukaan bumi, melainkan meliputi juga analisis hubungan antara aspek fisik dan aspek manusia.