BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN PROYEK AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. dari suatut empat ketempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.

BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL

Dr. Sukamta, S.T., M.T.

BAB II LANDASAN TEORI


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)

BAB II LANDASAN TEORI

JENIS-JENIS POMPA DAN KOMPRESOR

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat

BAB I PENDAHULUAN. misalnya untuk mengisi ketel, mengisi bak penampung (reservoir) pertambangan, satu diantaranya untuk mengangkat minyak mentah

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan

BAB II LANDASAN TEORI

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id

BAB II DASAR TEORI. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL

ANALISA PERFORMANSI POMPA SENTRIFUGAL PADA WATER TREATMENT DENGAN KAPASITAS 60 M 3 /JAM DI PKS PT UKINDO LANGKAT LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk merubah energi mekanik menjadi energi

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHALUAN 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menambah energi pada cairan dan berlangsung secara kontinyu.

BAB I PENDAHULUAN. di dalam pompa maupun pipa, tempat-tempat bertekanan rendah. terjadinya kavitasi. Sedangkan kavitasi sendiri adalah gejala

Pompa Rotari Roda Gigi

POMPA TORAK. Oleh : Sidiq Adhi Darmawan. 1. Positif Displacement Pump ( Pompa Perpindahan Positif ) Gambar 1. Pompa Torak ( Reciprocating Pump )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL PENGISI KETEL DI PT. INDAH KIAT SERANG

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : ERICK EXAPERIUS SIHITE NIM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LU N 1.1 PE P N E G N E G R E TI T AN

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

POMPA SENTRIFUGAL. Oleh Kelompok 2

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PENGARUH JUMLAH SUDU IMPELER TERHADAP GETARAN PADA POMPA SENTRIFUGAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

PERENCANAAN IMPELLER POMPA SENTRIFUGAL DENGAN KAPASITAS 58 LITER/DETIK HEAD 70 M DENGAN PUTARAN 2950 RPM PENGGERAK MOTOR LISTRIK.

BAB IV. P O M P A. P untuk menaikkan kecepatan aliran ( ), dan/atau untuk menaikkan tekanan ( ),

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Sistem Kerja Pompa Torak Menggunakan Tenaga Angin. sebagai penggerak mekanik melalui unit transmisi mekanik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LABORATORIUM SATUAN OPERASI

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III TEORI DASAR POMPA. Kerja yang ditampilkan oleh sebuah pompa merupakan fungsi dari head

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

Ilham Budi Santoso Moderator KBK Rotating.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. energi potensial dan sebaliknya, merubah energi mekanik dalam bentuk fluida, dimana

BAB II LANDASAN TEORI

Uji Fungsi Dan Karakterisasi Pompa Roda Gigi

PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL DENGAN KAPASITAS 1,5 M 3 / MENIT

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN ALIRAN TUNAK PADA SALURAN TERBUKA DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK DASAR POMPA TURBIN. Disusun Oleh : Latif Wahyu

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

ANALISA POMPA AIR PENDINGIN (COOLING WATER PUMP) KAPASITAS 166M 3 /H, HEAD 25M DI PLTA RENUN LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT

Vol 9 No. 2 Oktober 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

BAB II LANDASAN TEORI

9. Pengetahuan Pompa Pemadam Kebakaran SUBSTANSI MATERI 9.1. Fungsi utama pada unit PKP-PK

Oleh: Dr.Ir. Ruslan Wirosoedarmo, MS Evi Kurniati, STP., MT

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN LITERATUR. padi dan sebagainya. Di daerah daerah terpencil, misalnya terbuat dari bambu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses. dengan tekanan udara lingkungan. Dalam keseharian, kita sering

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan dengan beberapa variabel tetap seperti lubang buang sebesar

Transkripsi:

7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial dan energi kinetik) menjadi energi mekanis poros. Dalam hal ini fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap.

8 yaitu : Secara umum mesin-mesin fluida dapat dibagi menjadi dua bagian besar, 1. Mesin tenaga yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial dan energi kinetik) menjadi energi mekanis poros. Contoh : turbin, kincir air, dan kincir angin. 2. Mesin kerja Yaitu mesin yang berfungsi mengubah energi mekanis poros menjadi energi fluida (energi potensial dan energi kinetik). Contoh : pompa, kompresor, kipas (fan). 2.2. POMPA 2.2.1. Definisi Pompa Pompa adalah jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida melalui pipa dari suatu tempat ke tempat lain. Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan per satuan waktu dan tinggi energi angkat. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, pompa mengubah energi gerak poros untuk menggerakkan sudu-sudu menjadi energi gerak dan tekanan pada fluida.

9 2.2.2. Klasifikasi Pompa Berdasarkan kelasnya, pompa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Pompa sentrifugal Pompa sentrifugal pada dasarnya terdiri dari satu impeller atau lebih yang dilengkapi dengan sudu-sudu pada poros yang dipasangkan pada poros yang berputar dan diselubungi dengan casing berbentuk volut. 2. Pompa rotary Pompa rotary adalah unit perpindahan positif yang mana, pemompaannya yang utama disebabkan oleh pergerakan yang relatif diantara gerakan memutar dan tetap dari komponen pompa. Biasanya terdiri dari rumah pompa yang diam yang mempunyai roda gigi, baling-baling, piston, cam, segmen, sekrup dan lain-lain, yang berpoerasi dalam ruang bebas yang sempit. 3. Pompa reciprocating Pompa reciprocating adalah unit perpindahan positif yang mana mengeluarkan cairan dalam jumlah yang terbatas pada pergerakan piston atau plunyer sepanjang langkahnya.

10 POMPA Sentifugal Rotary Reciprocating Ikat Diffuser Aliran campur Aliran aksial Turbin vertical Turbin Baling-baling Kumparan blok Roda gigi Skrup Kuping Cam dan piston regenerative Piston rotary Tenaga Diafragma Aksi langsung Gambar 2.1. Klasifikasi pompa berdasarkan kelasnya. 2.2.3. Jenis-jenis Pompa Rotary Jenis pompa rotary terdiri dari beberapa bagian, yaitu: Rumah pompa yang diam mempunyai roda gigi, Baling-baling, Piston, Kam (cam), Segmen, sekrup dan lain sebagainya yang beroperasi dalam ruang bebas (clearance) yang sempit. Jenis-jenis pompa rotary sebagai berikut ini : 1. Pompa Kam dan Piston

11 Pompa ini disebut juga dengan pompa plunyer rotary. Pompa jenis ini terdiri dari lengan eksentrik dan lengan bercelah pada bagian atasnya. Perputaran poros menyebabkan eksentrik menjebak cairan di dalam pompa. Apabila putaran berlanjut, maka cairan akan keluar dari rumah pompa melalui lubang luar pompa (output). Gambar 2.2. Pompa kam dan piston 2. Pompa Roda Gigi Luar (External Gear Pump)

12 Gambar 2.3. pompa roda gigi luar (Externsl Gear Pump) (www.tanrimanalu.blogspot.com) Profil gigi pada umumnya adalah tipe involute karena mudah pembuatannya dan mengkoreksinya untuk menghindarkan interferensi pada kedua roda gigi. Jumlah gigi yang lebih sedikit akan mengurangi kompresi cairan yang terdapat celah-celah yang berhubungan. Cara kerja pompa roda gigi luar berdasarkan pemindahan cairan berada di antara celah-celah gigi dan casing dari sisi isap menuju ke sisi tekan ketika roda gigi berputar. Apabila gerigi roda gigi berpisah pada sisi hisap, cairan akan mengisi ruangan yang ada diantara gerigi tersebut. Kemudian cairan ini akan berputar dan ditekan keluar apabila geriginya bersatu lagi. Roda gigi dapat berupa gigi heliks tunggal, heliks ganda atau gigi lurus. Beberapa desain mempunyai lubang fluida yang radial pada roda gigi bebas dari bagian atas dan akar gerigi sampai ke lubang dalam roda gigi. Ini akan memungkinkan cairan melakukan jalan pintas dari satu gigi ke gigi lainnya, yaitu menghindarkan tekanan yang berlebihan yang akan membebani bantalan secara berlebihan dan menimbulkan kebisingan.

13 Gambar 2.4. Cara kerja Pompa roda gigi luar (External Gear Pump) (www.onnyapriyahanda.com) Keuntungan pemakaian roda gigi : a. Self priming (menghisap sendiri) b. Kapasitas konstan pada putaran tertentu c. Aliran hampir kontinyu d. Arah pemompaannya dapat dibalik e. Ringan, menghemat tempat f. Dapat memompa cairan yang mengandung uap dan gas Kelemahan pemakaian pompa roda gigi : a. Cairan harus reklatif bersih b. Pompa tidak dapat diopersikan dengan saluran tekan tertutup mengakibatkan kerusakan. c. Clearance antara bagian-bagian yang berputar harus sekecil-kecilnya. d. Poros harus diberi seal. e. Cairan yang mengandung uap atau gas dapat mengakibatkan erosi permukaaan f. Karena cairan yang dipompa berfungsi juga sebagai pelumasan, maka pompa tidapat dioperasikan dalam keadaan kosong. g. Tidak diijikan fluidanya benda padat.

14 3. Pompa Roda Gigi Dalam (Internal gear pump) Jenis ini mempunyai rotor yang mempunyai gerigi dalam yang berpasangan dengan roda gigi luar yang bebas. Sebuah sekat yang berbentuk bulan sabit dapat digunakan untuk mencegah cairan kembali ke sisi hisap pompa. 4. Pompa Cuping Gambar 2.5. Pompa roda gigi dalam (Internal gear pump) (www. Iwanaik.wordpress.com) Pompa jenis ini mirip dengan pompa jenis gerigi dan dalam aksinya mempunyai rotor dua atau lebih pada masing-masing rotornya. Putaran rotor tadi, diserempakkan oleh roda gigi luarnya.

15 Gambar 2.6. Pompa cuping 5. Pompa Sekrup Pompa ini mempunyai satu atau lebih rotor yang berputar di dalam rumah pompa. Pompa sekrup tunggal mempunyai rotor spiral yang berputar di dalam sebuah stator atau lapisan heliks dalam. Rotor terbuat dari logam dan heliks terbuat dari karet keras, tergantung pada cairan yang dipompakan. Pompa dua sekrup atau tiga sekrup masing-masing mempunyai satu atau dua sekrup bebas. Gambar 2.7. Pompa sekrup

16 6. Pompa Baling Pompa baling terdapat beberapa macam, antara lain : a. Pompa baling berayun Pompa baling berayun ini akan keluar bila rotor berputar, menjebak cairan dan memaksanya ke luar pipa buang pompa Gambar 2.8. Pompa baling berayun b. Pompa Baling Bergeser Pompa baling bergeser menggunakan baling-baling yang dipertahankan untuk tetap menekan lubang rumah pompa oleh gaya sentrifugal bila rotor diputar. Cairan yang terjebak di antara dua baling dibawa berputar dan dipaksa keluar dari sisi buang pompa.

17 Gambar 2.9. Pompa baling geser 7. Pompa Blok Kumparan Pompa blok kumparan mempunyai rotor bulat yang digerakkan dalam rumah pompa konsentrik. Didalam rotor tadi, balok kumparan dan piston saling berputar eksentrik yang ditempatkan oleh pena bebas yang menghasilkan isapan dari sisi buang. Gambar 2.10. Pompa blok kumparan

18 2.2.4. Karakteristik Pompa Rotary Dalam perencanaan instalasi pompa, kita harus mengetahui karakteristik dari pompa itu sendiri agar didapatkan kemampuan yang optimum. Karakteristik pompa rotary dapat dicari dengan menghitung head sistem pompa, debit pompa, perbedaan tekanan pompa, daya pompa dan efisiensi pompa. 2.2.4.1. Head Sistem Pompa Gambar 2.11. Head sistem pompa Dari gambar diatas kita dapat menentukan head total pompa dari persamaan dibawah ini :

19 H = ha + hp + h 1 = Dimana : H : Head total pompa (m) ha : Head statis total (m) hp : Perbedaan head tekanan yang bekerja pada kedua permukaan cairan (m), Δhp = hp 2 - hp 1 h 1 : Berbagai kerugian head di pipa, katup,belokan, sambungan, dll (m), h1 = hld + hls V 2 /2g : Head kecepatan keluar (m) g : Percepatan gravitasi (9,8 m/s 2 ) 2.2.4.2. Debit Pompa Debit Pompa pompa adalah Banyaknya jumlah cairan yang dialirkan oleh pompa per satuan waktu melalui penampungan saluran keluar dimana kondisi operasi ini yang dinyatakan dalam rumus berikut ini : Q = k.d.n S Q = Qd S

20 Dimana: Q = Debit pompa (m 3 /menit) k = 0,03471 S = Slip, Jumlah cairan yang bocor dari OTO volume ke OTI (m 3 /menit) D = displacement (m 3 ) N = putaran pompa (rpm) Qd = displacement debit (m 3 /menit). Displacement pompa adalah jumlah keseluruhan fluida dari volume OTI ke OTO selama 1 putaran roda gigi penggerak.

21 Gambar 2.12. Dimensi displacement external gear pump D = 2πkZ ( ) Dimana : D = Displacement (ft /revolution) K = 1 Z = Lebar roda gigi (ft) R1 = Jarak minimal Roda gigi Penggerak (ft) R2 = jarak maksimal Roda Gigi yang digerakkan (ft) Atau dalam buku referensi lainnya, untuk menghitung debit menggunakan rumus sebagai berikut : Q = 60 ηv Vg n ηv = Dimana : Q = Kapasitas Pompa (m 3 /jam) ηv = Efisiensi volumetris

22 V g = Volume dari celah roda gigi (m 3 ) n = Putaran pompa (rpm) Vg = π. dd (da - db).b Dimana : V g = Volume dari celah roda gigi (m 3 ) dd = Diameter Lingkar kaki (m) da = Diameter Lingkar Kepala (m) b = lebar gigi (m)

23 Gambar 2.13. Penampang roda gigi 2.1.4.3. Perbedaan Tekanan Pompa Perbedaan tekanan pompa merupakan, perbedaan antara tekanan masuk/suction (Ps) dengan tekanan keluar/discharge (Pd). Hal ini dapat dinyatakan dalam rumus seperti berikut ini : P td = Ps Pd Dimana: P td = Perbedaan tekanan pompa (Kg/cm 2 )

24 P d = Tekanan keluar pompa/discharge (Kg/cm 2 ) P S = Tekanan masuk pompa/suction (Kg/cm 2 ) 2.2.4.4. Daya Pompa Total daya input adalah daya total yang diperlukan oleh penggerak pompa atau penggerak primer pompa selama kondisi beroperasi. Daya input adalah tenaga yang dialirkan ke poros penggerak oleh penggerak pompa yang diberikan selama kondisi operasi. Daya output adalah tenaga yang diperlukan untuk cairan yang digerakan oleh pompa yang diberikan pada saat kondisi berlangsung. Dimana, hal tersebut mempunyai hubungan yang dinyatakan sebagai berikut : Ehp = driver and transmisision power loss + Php Php = pump power loss + Php Dimana : Ehp = total daya input (Kw) Php = daya input (Kw)

25 Whp = daya output (Kw) Q = kapasitas (m 3 /s) P td = perbedaan tekanan (bar) Atau dalam referensi buku lain adalah unutuk menghitung daya pompa adalah sebagai berikut ini : Pm = Dimana : Pm = Daya motor lisrik (Kw) P = Daya pompa (Kw) α = Faktor cadangan ηt = Efisiensi transmisi 2.2.4.5. Efisiensi Pompa ¾ Efisiensi total adalah persentase dari daya input total dengan efisiensi output total :

26 E 0 = x 100% Dimana : E 0 = efisiensi total Whp = daya output (kw) Ehp = daya input total (kw) ¾ Efisiensi mekanik dalah perbandingan daya output pompa dengan daya input pompa : E P = x 100% Dimana : Ep = efisiensi mekanik Whp = daya output (kw) Php = daya input (kw) Atau dalam referensi buku lain adalah untuk menghitung efisiensi mekanis pompa adalah sebagai berikut ini : ȠP =

27 Dimana : Pw = daya cairan (Kw) P = daya pompa (Kw) Untuk daya cairan, menggunakan rumus sebagai berikut ini : Vg = ω. R = x r = P = Dimana : ηm = efisiensi mekanis (%) P = daya pompa (Kw) Q = debit output (m 3 /jam) Pd = tekanan output absolute (kg/cm 2 )

28 ε = factor cadangan daya 0 E = viskositas cairan yang dipompa dalam derajat Engler Vg = kecepatan keliling roda gigi (m/s) r = jari-jari lingkaran kepala (m) ¾ Efisiensi volumetrik adalah persentase dari kapasitas : Ev = Dimana : Ev = efisiensi Volumetrik D =displacement (m 3 ) Q = kapasitas (m 3 /s) N = putaran pompa (rpm) Atau dalam referensi buku lain adalah untuk menghitung efisiensi volumetris pompa adalah sebagai berikut ini : ηv =

29 Dimana : Q = Kapasitas Pompa (m 3 /jam) ηv = Efisiensi volumetris Vg = Volume dari celah roda gigi (m 3 ) n = Putaran pompa (rpm) 2.2.4.6. Kurva Performance Gambar 2.14. Kurva Qd, Q dan S dengan Ptd, N dan v konstan

30 Gambar 2.15. Kurva dari Qd, Q dan S dengan N, Ptd dan v konstan

31 Gambar 2.16. Kurva Qd, Q dan S dengan N dan Ptd 2.2.4. Penomena yang terjadi di dalam pompa 2.2.5.1. Kavitasi Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang mengalir, karena tekanannya berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelemnung-gelembung uap zat cair. Hali ini dapat pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa maupun di dalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan/atau yang berkecepatan tinggi di dalam aliran, sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi. Pada pompa misalnya, bagian yang mudah mengalami kavitasi adalah sisi isapnya. Kavitasi akan timbul bila tekanannya rendah. Jika pompa mengalami kavitasi maka akan timbul suara berisik dan getaran. Selain itu perfomansi pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga pompa tidak dapat berjalan dengan baik. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi terus-menerus maka permukaan dinding saluran disekitar kavitasi akan mengalami kerusakan. Permukaan dinding bisa berlubang-lubang akibat dari gelembung-gelembung uap pecah pada dinding secara terus menerus. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi. Karena kavitasi sangat merugikan maka akan menyebakan turunnya perfomansi, timbulnya suara dan getaran, serta rusaknya pompa.

32 Cara mencegah kavitasi : a. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair cair harus dibuat serendah mungkin. b. Pipa isap dibuat sependek mungkin. c. Tidak dibenarkan untuk memperkecil aliran dengan menghambat aliran disisi isap. d. Pompa tidak dibuat head terlalu berlebihan. 2.2.5.2. Surjing (surging) Surjing adalah perubahan laju aliran terus-menerus secara periodik dan penunjukan manometer pressure gauge serta vacuum gauge disisi isap pompa memperlihatkan adanya fluktuasi tekananan dalam keadaan tertentu gejalanya seperi orang bernafas. Terjadinya surjing dipengaruhi oleh bentuk kurva H-Q dari sistem pipa. Dalam gambar 2.18 memperlihatkan kurva sistem A dan B. kurva sistem A memotong B. kurva A memotong kurva di KA dengan sudut θa yang besar. Hal ini menandakan pompa bekerja dengan stabil. kurva B memotong kurva di KB dengan sudut θbb yang kecil. Hal ini mengakibatkan pompa tidak stabil. Laju aliran akan berfluktuasi di sekitar titik kerja ini yang berarti mengalami surjing.

33 Gambar 2.17. Kurva Head sistem dan Kurva Head-Kapasitas Surjing akan terjadi pada kondisi dan situasi berikut : a. Pompa mempunyai H-Q naik sampai suatu puncak dan jika aliran diperbesar terus maka kurva H-Q akan turun kembali. b. Pada jalur pipa ada tangki zat cair atau fasa gas di dalam aliran.