HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENERAPAN PROGRAM PATIENT SAFETY

dokumen-dokumen yang mirip
Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At RSUD Haji

HUBUNGAN PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KESELAMATAN PASIEN RSUD HAJI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA KESELAMATAN PASIEN RSUD SYEKH YUSUF GOWA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keselamatan pasien merupakan salah satu dari sekian banyak persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang berawal ketika Institute of Medicine menerbitkan laporan To Err Is

BAB I PENDAHULUAN. dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelamatkan pasien. Untuk menjalankan tujuannya ini, rumah sakit terdiri atas

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi risiko, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety),

HUBUNGAN KINERJA PETUGAS DENGAN CASE DETECTION RATE (CDR) DI PUSKESMAS KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) adalah sistem dimana Rumah Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, ataupun. terhadap pasiennya (UU No 44 Tahun 2009).

HUBUNGAN MOTIVASI DAN SUPERVISI TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM MENERAPKAN PATIENT SAFETY DI RAWAT INAP RS UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien yang bersifat kompleks.

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN EFEKTIF KEPALA RUANGAN DENGAN PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD KOTA MAKASSAR

ejournal Keperawatan (ekp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA

DETERMINAN KEPATUHAN PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. keras mengembangkan pelayanan yang mengadopsi berbagai. perkembangan dan teknologi tersebut dengan segala konsekuensinya.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis dan tenaga non medis. Dari

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RSUD HAJI MAKASSAR

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperhatikan masalah keselamatan. Kementerian Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya kekhawatiran mengenai keselamatan pasien, telah meningkat secara

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Pada November 1999, the American Hospital Asosiation (AHA) Board of

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

Patient Safety Implementation In Ward Of Dr. Zainoel Abidin General Hospital

BAB I PENDAHULUAN. dipisah-pisahkan. Keselamatan pasien adalah bagian dari mutu. Diantara enam sasaran mutu,

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. oleh tenaga kesehatan melalui program-program yang telah ditetapkan oleh

PERSEPSI STAF PELAYANAN TENTANG MANAJEMEN PEMASARAN DI RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDG s) yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan puskesmas maka pelayanan rumah sakit haruslah yang. berupaya meningkatkan mutu pelayanannya (Maturbongs, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

ABSTRACT. Ranti Susanti 1), Wahyuningsih Safitri 2), Anissa Cindy Nurul Afni 3) ABSTRAK

RUS DIANA NOVIANTI J

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien adalah sebuah sistem pencegahan cedera terhadap pasien dengan

BAB I PENDAHULUAN. bisa didapatkan di rumah sakit. Hal ini menjadikan rumah sakit sebagai tempat untuk

Komunikasi penting dalam mendukung keselamatan pasien. Komunikasi yang baik akan meningkatkan hubungan profesional antarperawat dan tim kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD LAMADDUKELLENG KABUPATEN WAJO

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

Oleh : Rahayu Setyowati

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, padat karya, padat profesi, padat sistem, padat mutu dan padat risiko,

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada pasien (Komisi disiplin ilmu kesehatan, 2002). kebutuhan pasien, tenaga pemberi layanan dan institusi.

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan. diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden.

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

Description of Patient Safety Culture in Inpatient Installation Ajjapange Hospital

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA PETUGAS POLIKLINIK RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERAN KEPALA RUANGAN MELAKUKAN SUPERVISI PERAWAT DENGAN PENERAPAN PATIENT SAFETY DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini membuat perawat berada pada

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website)

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat. darurat (Permenkes RI No. 147/ Menkes/ Per/ 2010).

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk

repository.unimus.ac.id

GAMBARAN KEPEMIMPINAN EFEKTIF KEPALA RUANGAN INSTALASI RAWAT INAP DALAM PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RSUD HAJI

DETERMINAN PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA PRAKTEK PERAWAT DI PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, semakin besar pula tuntutan layanan

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENERAPAN PROGRAM PATIENT SAFETY DI RUANG PERAWATAN INAP RSUD ANDI MAKKASAU KOTA PAREPARE Relationship of Knowledge and Motivation with Nurses Performance in Implementation of Patient Safety Programs at Inpatient Ward of Andi Makkasau General Hospital City of Parepare Arif Sumarianto, M. Alimin Maidin, A. Indahwaty Sidin Bagian Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (arifmrs.fkm08@gmail.com, aliminmaidin@gmail.com, idhsidin@yahoo.com, 085299963377) ABSTRAK Program patient safety adalah sistem yang dibuat oleh rumah sakit agar asuhan pasien lebih aman, mencegah cidera akibat kesalahan melaksanakan tindakan atau tidak melaksanakan tindakan yang seharusnya diambil. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan motivasi terhadap kinerja perawat dalam penerapan patient safety di ruang perawatan inap RSUD Andi Makkasau Parepare. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan cross sectional study. Populasi penelitian berjumlah 194 orang dengan jumlah sampel sebanyak 64 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu stratified random sampling dengan kriteria inklusi yaitu perawat pelaksana di ruang perawatan inap dan bersedia menjadi responden. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square, uji phi serta uji Cramer s V. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana dalam melaksanakan program patient safety dengan keeratan hubungan dalam kategori sedang (p=0,000; c =0,482). Penelitian juga menunjukkan bahwa motivasi berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana dalam melaksanakan program patient safety dengan keeratan hubungan dalam kategori kuat (p=0,000; =0,564). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan pengetahuan dan motivasi terhadap kinerja perawat dalam penerapan patient safety di ruang perawatan inap RSUD Andi Makkasau Parepare. Kata kunci : Patient safety, pengetahuan, motivasi, kinerja ABSTRACT Patient safety program is a system are by hospital so patients care can be safer, preventing injury due to error of implement the actions or not implement the actions that should be taken. This study aims to examine the relationship between knowledge and motivation with nurses performance in implementation of patient safety programs at inpatient ward of Andi Makkasau General Hospital of Parepare. The types of study is an observational cross-sectional study. The study s population is 194 people with total sample is 64 people. Used stratified random sampling with inclusion criteria is nurses in inpatient ward and willing to be respondent. The data analysis are univariate and bivariate with chi square, phi, and cramer s V test. The results showed that knowledge related to nurses performance in implementations of patient safety programs with closeness of relationship is in moderate category (p =0,000; c =0,482). The results also showed thatmotivation related to nurses performance in implementations of patient safety programs with closeness of relationship is in stronger category (p =0,000; =0,564). We conclude there are relationship between knowledge and motivation with nurses performance in implementation of patient safety programs at inpatient ward in Andi Makkasau General Hospital of Parepare. Keywords : Patient safety, knowledge, motivation, performance. 1

PENDAHULUAN Rumah sakit sebagai pusat rujukan kesehatan utama dituntut mampu memberikan pelayanan yang komprehensif bagi setiap pasiennya. Pelayanan kesehatan yang komprehensif adalah berbagai bentuk pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan sesuai kebutuhan pasien. Pasien membutuhkan pelayanan kesehatan yang meyakinkan mereka bahwa pelayanan yang diberikan adalah pelayanan yang aman dan tidak terjadi kesalahan. Jaminan mutu pelayanan salah satunya dengan meningkatkan keselamatan pasien dari risiko cedera akibat kesalahan atau kelalaian oleh petugas kesehatan. Hal ini disebabkan karena aspek yang sangat berpengaruh terhadap mutu pelayanan rumah sakit adalah aspek klinis medis, infeksi nosokomial, efektifitas, efesiensi pelayanan yang diberikan, kepuasan pasien, dan keselamatan pasien (patient safety). 1 Patient safety merupakan kinerja mutu pelayanan sebuah rumah sakit. Cooper et al telah mendefenisikan bahwa patient safety merupakan penghindaran, pencegahan, dan perbaikan dari kejadian yang tidak diharapkan atau mengatasi cedera-cedera dari proses pelayanan kesehatan. 2 Faktor yang berpengaruh terhadap insiden patient safety adalah kinerja individu tenaga kesehatan. 3 Tenaga kesehatan secara umum merupakan satu kesatuan tenaga yang terdiri dari tenaga medis, tenaga perawatan, tenaga paramedis non perawatan dan tenaga non medis. Dari semua kategori tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit, tenaga perawatan merupakan tenaga terbanyak dan mempunyai waktu kontak dengan pasien lebih lama dibandingkan tenaga kesehatan yang lain, sehingga mereka mempunyai peranan penting dalam menentukan baik buruknya mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit dan citra rumah sakit di mata masyarakat. 4 Pada tahun 2000, Institute of Medicine (IOM) di Amerika Serikat menerbitkan laporan yang mengguncang dunia berjudul TO ERR IS HUMAN, Building a Safer Health System. Laporan itu mengemukakan hasil penelitian besar di Utah dan Colorado yang menemukan kasus KTD sebesar 2,9% dimana 6,6% meninggal dunia serta di Amerika ditemukan kasus KTD mencapai 3,9% dimana 13,6% meninggal. 5 Di Indonesia, data tentang medical error secara pasti belum ada. Namun, pada data laporan insiden keselamatan pasien tahun 2010, sebanyak 46,1% dari 105 kasus terjadi di unit keperawatan di rumah sakit. 6 Infeksi nosokomial erat kaitannya dengan patient safety dan dampaknya dapat membahayakan pasien bahkan kematian. Menurut dewan penasehat aliansi dunia untuk keselamatan pasien, infeksi nosokomial menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia. 3 2

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Makkasau Kota Parepare merupakan rumah sakit pemerintah yang menjadi salah satu rumah sakit rujukan di Propinsi Sulawesi Selatan. Dengan visi menjadi rumah sakit rujukan terbaik di sulawesi selatan dengan kesejahteraan karyawan yang memadai, RSUD Andi Makkasau dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang berkualitas tanpa mengesampingkan aspek keselamatan pasien (patient safety). Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Andi Makkasau Parepare tahun 2012, angka kejadian infeksi nosokomial di ruang perawatan inap belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. Angka kejadian infeksi nosokomial menurut standar yang ditetapkan oleh kementerian kesehatan sebesar 1,5% sedangkan persentase pada rumah sakit sebesar 3%. Salah satu indikator keselamatan pasien dalam National Patient Safety Goals (NSPG) adalah tidak terjadi kesalahan identifikasi terhadap pelaksanaan transfusi darah. 7 Observasi awal yang dilakukan peneliti menemukan pada bulan maret tahun 2012 kasus kesalahan transfusi darah oleh perawat pasien bergolongan darah O ditransfusikan darah golongan A yang mengakibatkan pasien batal untuk operasi dikarenakan kondisi pasien yang lemah serta kadar gula darah pasien yang memang menderita diabetes justru makin naik. Diketahui bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh kelalaian perawat dalam melakukan identifikasi pasien yang memerlukan transfusi darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan motivasi terhadap kinerja perawat dalam penerapan program patient safety di ruang perawatan inap RSUD Andi Makkasau Parepare. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di ruang perawatan inap RSUD Andi Makkasau Parepare pada bulan Oktober - November 2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di ruang perawatan inap RSUD Andi Makkasau Parepare yang berjumlah 194 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 64 responden. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara stratified random sampling dengan menggunakan kriteria inklusi yaitu perawat pelaksana di ruang perawatan inap dan bersedia menjadi responden. Kriteria ekslusi mencakup kepala ruangan, perawat magang, mahasiswa, dan mahasiswi praktek. Data hasil penelitian diperoleh dengan pengambilan data sekunder dan data primer. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan SPSS. Penyajian data dalam bentuk tabel dan disertai dengan narasi. 3

HASIL Distribusi frekuensi responden di ruang perawatan inap RSUD Andi Makkasau Kota Parepare tahun 2013 menunjukkan bahwa kelompok umur yang terbanyak berasal dari rentang umur 20-29 tahun yaitu sebanyak 38 responden atau sebesar 59,4%. Jenis kelamin responden pada penelitian ini didominasi oleh perempuan yaitu sebanyak 58 responden atau sebesar 90,6%. Kelompok masa kerja responden yang terbanyak pada penelitian ini adalah masa kerja >5 tahun yaitu sebanyak 30 responden atau 46,9%. Tingkat pendidikan responden yang terbanyak berasal dari D3 keperawatan yaitu 37 responden atau 57,8%. Berdasarkan sosialisasi patient safety, beberapa responden belum pernah mengikuti sosialisasi, hanya 42 perawat (65,6%) yang menjadi responden yang pernah mengikuti sosialisasi (Tabel 1). Distribusi frekuensi responden menurut variabel pengetahuan menunjukkan bahwa dominan pengetahuan responden mengenai program patient safety termasuk dalam kategori baik. Dari 64 responden, 49 diantaranya (76,5%) berkategori pengetahuan baik, sebelas responden (17,2%) kategori pengetahuan cukup, dan empat responden (6,3%) kategori pengetahuan kurang. Distribusi frekuensi responden menurut motivasi di ruang perawatan inap RSUD Andi Makkasau kota Parepare tahun 2013 bahwa dominan motivasi responden mengenai program patient safety termasuk dalam kategori tinggi dari 64 responden, 45 diantaranya (70,2%) berkategori motivasi tinggi dan reponden dengan motivasi rendah sebanyak sembilan belas responden (29,8%). Distribusi responden menurut kinerja menunjukkan bahwa kinerja responden dominan berkategori baik dari 64 responden, 52 responden diantaranya (81,2%) berkategori kinerja baik dan responden dengan kategori kinerja kurang sebanyak dua belas responden (18,8%) (Tabel 2). Hubungan pengetahuan dengan kinerja patient safety di ruang perawatan inap RSUD Andi Makkasau kota Parepare tahun 2013 menunjukkan bahwa dari total empat responden (100%) yang memiliki pengetahuan kurang, tiga responden atau 75% diantaranya memiliki kinerja mendukung yang rendah dan satu responden (25%) memiliki kinerja mendukung yang baik. Pada pengetahuan baik, proporsi kinerja mendukung rendah dua responden (4,1%) dan yang memiliki kinerja tinggi sebanyak 47 responden (95,9%). Hasil uji likelihood ratio diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) dan nilai c =0,482 (48,2%). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima (Tabel 3). Hubungan motivasi dengan kinerja patient safety menunjukkan bahwa dari total 19 responden (100%) yang memiliki motivasi yang rendah, sepuluh responden (52,6%) diantaranya memiliki kinerja mendukung yang rendah dan sembilan responden (47,4%) memiliki kinerja mendukung yang baik. Pada motivasi tinggi, proporsi 4

kinerja mendukung rendah dua responden (4,4%) dan sebanyak 43 responden (95,6%) memiliki kinerja baik. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p=0.000 (p<0,05) dan nilai =0,564(56,4%) maka Ho ditolak dan Ha diterima (Tabel 3). PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis tabulasi silang antara karakteristik perawat dengan kinerja patient safety di ruang perawatan inap RSUD Andi Makkasau Parepare menunjukkan tidak ada hubungan karakteristik responden terhadap kinerja penerapan program patient safety. Umur yang lebih tua karena sudah memiliki banyak pengalaman maka akan mempengaruhi kinerjanya. Namun hasil penelitian menunjukkan umur tidak berpengaruh terhadap kinerja patient safety. Penelitian ini juga tidak menunjukkan hubungan antara masa kerja terhadap kinerja perawat dalam menerapkan program patient safety. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Wibowo yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Tentara Wijayakusuma Purwokerto. 8 Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel kinerja penerapan program patient safety di rumah sakit menunjukkan bahwa dominan responden berkategori baik. Meskipun demikian, berdasarkan distribusi jawaban responden menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bagi pihak manajemen terkait kinerja perawat, yaitu belum maksimalnya penerapan SOP pemberian obat darah dan produk darah, mempercayakan keluarga pasien mengawasi tetesan infus, belum maksimalnya penerapan prinsip aseptik sebelum dan sesudah memberikan asuhan keperawatan, penerapan pencegahan pasien jatuh. Observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti membenarkan bahwa masih ada sebagian perawat pelaksana yang belum mendukung penerapan patient safety secara maksimal, misalnya mempercayakan keluarga pasien mengawasi tetesan infus, tidak mencuci tangan sebelum memberikan tindakan keperawatan, dan kurangnya antisipasi terhadap pasien berisiko jatuh. Hal ini menjadi faktor berpengaruh terhadap terjadinya beberapa masalah yang berkaitan dengan keselamatan pasien seperti infeksi nosokomial dan pasien jatuh. Analisis mengenai hubungan pengetahuan terhadap kinerja penerapan program patient safety diketahui bahwa dominan pengetahuan responden mengenai program patient safety termasuk dalam kategori baik. Walaupun pengetahuan perawat dominan baik namun masih terdapat beberapa item pertanyaan penting belum dapat dijawab dengan benar oleh responden misalnya pelaporan KTD, desinfeksi sebelum tindakan infus, cross matching sebelum 5

transfusi, dan pemakaian pagar pengaman tempat tidur. Hasil uji diketahui bahwa terdapat hubungan variabel pengetahuan dengan kinerja perawat dalam penerapan program patient safety di ruang perawatan inap RSUD Andi Makkasau Parepare dengan keeratan hubungan berada dalam kategori sedang. Hasil penelitian ini menjadi perhatian yang sangat serius bagi pihak manajemen untuk meningkatkan pengetahuan perawat mengenai konsep patient safety. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dewi di Rumah Sakit Zahirah Jakarta yang meneliti hubungan pengetahuan mengenai akreditasi rumah sakit dengan kinerja perawat. Berdasarkan penelitian tersebut, diketahui bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan perawat tentang akreditasi rumah sakit dengan kinerja pelayanannya. 9 Selain itu, hasil penelitian Fatima di RSUD Labuang Baji juga menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kinerja perawat. 10 Analisis mengenai hubungan motivasi terhadap kinerja penerapan program patient safety diketahui bahwa dominan motivasi responden mengenai program patient safety termasuk dalam kategori tinggi. Distribusi hasil jawaban responden menunjukkan motivasi perawat melaksanakan program patient safety karena promosi insentif sebagian besar berada pada pilihan tidak setuju. Motivasi perawat melaksanakan program patient safety karena mempengaruhi nama baiknya rata-rata responden menjawab pada pada pilihan setuju. Sedangkan motivasi perawat melaksanakan program patient safety sebagai salah satu tanggung jawab saya sebagai perawat profesional dan terlatih berada pada pilihan sangat setuju. Beberapa hal yang perlu diperhatikan salah satunya beberapa perawat merasa setuju memiliki pengalaman lebih dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan dan tindakan saya dipastikan aman sehingga saya tidak perlu mengikuti pendidikan, pelatihan, atau orientasi mengenai patient safety lagi. Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa ada hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat dalam penerapan program patient safety di ruang perawatan inap RSUD Andi Makkasau Parepare dengan keeratan hubungan berada dalam kategori kuat. Penelitian Siregar terhadap perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Swadana Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara motivasi terhadap kinerja perawat pelaksana. 11 Hasil serupa juga didapat dari penelitian Ariyani yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antara motivasi dengan sikap mendukung penerapan program patient safety di instalasi perawatan intensif RSUD Dr. Moewardi Surakarta. 12 6

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang perawatan inap RSUD Andi Makkasau Parepare tahun 2013 mengenai hubungan pengetahuan dan motivasi terhadap kinerja perawat dalam penerapan program patient safety dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p=0,000; c =0,482) dan motivasi (p=0,000; =0,564) terhadap kinerja perawat dalam penerapan program patient safety di ruang perawatan inap RSUD Andi Makkasau Parepare tahun 2013. Disarankan pihak manajemen rumah sakit perlu untuk memaksimalkan prinsip aseptik dengan cara mencuci tangan sebelum dan setelah petugas kesehatan memberikan pelayanan kepada pasien, perlunya perhatian khusus pada pasien dengan risiko jatuh, serta sosialisasi patient safety secara intensif guna memaksimalkan program patient safety. DAFTAR PUSTAKA 1. Herwina EK. Hubungan Pelaksanaan Metode Tim Keperawatan dengan Kesalahan Pemberian Obat di RSUD Gunung Jati Cirebon [Tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2012. 2. Arrum D. Pemberdayaan Psikologis Perawat di Rumah Sakit [Makalah]. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2010. 3. Nursalam. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional (Edisi 3). Jakarta: Salemba Medika; 2011. 4. Hikmah S. Persepsi Staf mengenai Patient Safety di Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSUP Fatmawati tahun 2008. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia; 2008. 5. Institute of Medicine (IOM). To Err is Human, Building a Safer Health System. America; 2000. [Diakses pada 03 Maret 2013] Available at : http://www.iom.edu/~/media/files/report%20files/1999/to-err-is- Human/To%20Err%20is%20Human%201999%20%20report%20brief.pdf 6. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPP-RS). Laporan Tahunan Insiden Keselamatan Pasien. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2010. 7. Joint Commision International. National Patient Safety Goals (NPSG). ; 2014 [Diakses pada 10 Februari 2014]. Available at : http://www.jointcommission.org/assets/1/6/hap_npsg_chapter_2014.pdf 8. Wibowo PA. Hubungan Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Dengan Kinerja Perawat Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Tentara Wijayakusuma Purwokerto [Skripsi]. Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman; 2013. 9. Dewi RP. Hubungan Pengetahuan Mengenai Akreditai Rumah Sakit dan Karakteristik Individu dengan Kinerja Perawat Rumah Sakit Zahirah Jakarta [Tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2010. 10. Fatimah I. Hubungan Pengetahuan, Motivasi, dan Supervisi Dengan Kinerja Perawat Dalam Melaksanakan Patient Safety Di RSUD Labuang Baji Makassar [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2012. 7

11. Siregar M. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara [Tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2008. 12. Ariyani. Analisis Pengetahuan dan Motivasi Perawat yang Mempengaruhi Sikap Mendukung Penerapan Program Patient Safety di Instalasi Perawatan Intensif RSUD DR. Moewardi Surakarta Tahun 2008 [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2009. 8

LAMPIRAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden menurut Karakteristik Responden di Ruang Perawatan Inap RSUD A. Makkasau Kota Parepare Karakteristik n % Kelompok Umur 20 29 38 59,4 30 39 23 35,9 40 49 2 3,1 50 59 1 1,6 Jenis Kelamin Laki-laki 6 9,4 Perempuan 58 90,6 Masa Kerja < 1 Tahun 8 12,5 1-5 Tahun 26 40,6 Tingkat Pendidikan D3 Keperawatan 37 57,8 S1 Keperawatan 15 23,4 Ners 12 18,8 Sosialisasi Patient Safety Sudah 42 65,6 Belum 22 34,4 Jumlah 64 100 Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden menurut Variabel Pengetahuan, Motivasi, dan Kinerja Perawat di Ruang Perawatan Inap RSUD A. Makkasau Kota Parepare Variabel Penelitian n % Pengetahuan Kurang 4 6,3 Cukup 11 17,2 Baik 49 76,5 Motivasi Rendah 19 29,8 Tinggi 45 70,2 Kinerja Kurang 12 18,8 Baik 52 81,2 Jumlah 64 100 Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 3. Hubungan Pengetahuan dan Motivasi terhadap Kinerja Perawat di Ruang Perawatan Inap RSUD A. Makkasau Kota Parepare Variabel Penelitian Rendah Kategori Kinerja Baik Jumlah n % n % n % Hasil Uji Pengetahuan Kurang 3 75 1 25 4 100 P =0,000 Cukup 7 63,6 4 36,4 11 100 c =0,482 Baik 2 4,1 47 95,9 49 100 Motivasi Rendah 10 52,6 9 47,4 19 100 P =0,000 Tinggi 2 4,4 43 95,6 45 100 =0,564 Jumlah 64 100 Sumber : Data Primer, 2013