BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara komprehensif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Bedasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 Bab I Pasal I tentang Rekam Medis, yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Definisi kesehatan menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 adalah

BAB I PENDAHULUAN. miskin (Pasal 28H UUD 1945). Kesadaran tentang pentingnya. jaminan perlindungan sosial terus berkembang hingga perubahan

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

PROSEDUR DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

BAB III METODE PENELITIAN

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pasien. Rumah sakit sebagai institusi. pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjalani kehidupannya dengan baik. Maka dari itu untuk mencapai derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dalam pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Adapun salah satu upaya dilakukan melalui suatu sistem jaminan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

ANALISIS ADMINISTRASI KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL RAWAT JALAN RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal,

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM TRAUMA CENTER

PEMERINTAH KOTA MADIUN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL

BAB I PENDAHULUAN. hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis, epilepsy, stroke,

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat jalan, rawat

panduan praktis Administrasi Klaim Fasilitas Kesehatan BPJS Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan kesehatan dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

4. Pengisian dan pengelolaan data perawatan dan rekam medis

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar Dalam Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB II. Tinjauan Pustaka. a. Rekam medis menurut permenkes 269/MENKES/PER/III/2008. Rekam medis adalah dokumen yang memuat catatan-catatan tentang

BUPATI SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. Mutu pelayanan rumah sakit dapat dilihat dari rekam medis yang bermutu pula. Di dalam rumah sakit terdapat unit rekam medis yang mempunyai peran penting dalam melaksanakan pelayanan kepada pasien, khususnya dalam pelayanan administrasi. Mutu pelayanan rumah sakit yang baik dapat dilihat dari rekam medis yang baik. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan (Hatta, 2011). Berdasarkan UU No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Setiap Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Pencatatan dan pelaporan terhadap penyakit wabah atau penyakit tertentu lainnya yang dapat menimbulkan wabah, dan

2 pasien penderita ketergantungan narkotika dan/atau psikotropika dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam upaya meringankan biaya kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pemerintah bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) menerapkan program Jaminan Kesehatan Nasional. Menurut Permenkes No. 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional, Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaan pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk memberikan perlindungan kesehatan dalam bentuk manfaat pemeliharaan kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah (Permenkes No.28 Tahun 2014). Sistem pembayaran yang digunakan dalam layanan jaminan kesehatan BPJS kesehatan ini menggunakan sistem tarif Indonesian - Case Based Groups yang selanjutnya disebut Tarif INA-CBGs adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan atas paket layanan yang didasarkan kepada pengelompokan diagnosis penyakit (Peraturan BPJS No.1, 2014). Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional bertujuan untuk memberikan acuan bagi Badan Penyelenggara

3 Jaminan Sosial Kesehatan, Pemerintah (Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota) dan Pihak Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan), peserta program Jaminan Kesehatan Nasional dan pihak terkait dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional. Tetapi agar pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional BPJS kesehatan ini berjalan dengan tertib dan sesuai harapan, Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan membuat Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim. Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim ini disusun dengan tujuan untuk dapat menjadi acuan bagi Verifikator BPJS Kesehatan maupun bagi Fasilitas Kesehatan dalam rangka menjaga mutu layanan dan efisiensi biaya pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan. Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim berisikan beberapa persyaratan yang wajib dibawa oleh peserta yang akan datang berobat diantara nya Surat Eligibilitas Peserta (SEP), Bukti pelayanan yang mencantumkan diagnosa dan prosedur serta ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP), Pada kasus tertentu bila ada pembayaran klaim diluar INA CBG diperlukan tambahan bukti pendukung : Protocol terapi dan regimen (jadwal pemberian) obat khusus, Resep alat kesehatan, Tanda terima alat bantu kesehatan (kacamata, alat bantu dengar, alat bantu gerak, dsb). (Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim, 2014). Selain itu, berkas rekam medis merupakan salah satu penunjang, khususnya dalam proses penggantian biaya perawatan,

4 rekam kesehatan yang akurat mencatat segala pelayanan kesehatan yang diterima pasien. Informasi ini menentukan besarnya pembayaran yang harus dibayar, baik secara tunai atau melalui asuransi. (Hatta, 2011). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 28-30 Desember 2014 yang dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan salah satu petugas rekam medis Sakit Pelabuhan Cirebon Provinsi Jawa Barat. Pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon terdiri dari UGD (Unit Gawat Darurat), klinik rawat jalan umum dan klinik rawat jalan spesialis. Klinik rawat jalan di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon Provinsi Jawa Barat melayani pasien yang terdaftar dalam BPJS Kesehatan. Permasalahan awal yang ditemui adalah pada Pelaksanaan klaim BPJS pasien rawat jalan yakni pada bagian tempat pendaftaran pasien rawat jalan. Setiap hari di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon Provinsi Jawa Barat rata-rata pasien yang mendaftar untuk berobat rawat jalan yang menggunakan asuransi JKN ±150 orang. Diantara ±150 orang yang mendaftar tersebut rata-rata masih terdapat ±30 orang yang masih belum lengkap membawa persyaratan pendaftaran pasien yang menggunakan asuransi JKN, yaitu terkadang pasien lupa tidak membawa surat rujukan dari PPK pertama, fotocopy kartu JKN, dan KIB. Hal tersebut menyebabkan pasien tidak dapat dilayani di poliklinik sebelum melengkapi persyaratan pendaftaran tersebut. Selain itu permasalahan lainnya terjadi pada sumber daya manusia yang mendukung pada Pelaksanaan klaim BPJS pasien rawat jalan yaitu petugas coding khusus

5 pasien asuransi JKN, pada bagian instalasi rekam medis Rumah Sakit hanya terdapat 1 petugas khusus coding asuransi JKN, petugas coding tersebut rata-rata setiap hari harus mengkode ±150 berkas rekam medis pasien rawat jalan dan tiap bulan ±50 pasien rawat inap, kemudian menginputnya kedalam aplikasi INA-CBGs untuk dilakukan grouping, hal tersebut terkadang membuat petugas coding merasa kuwalahan dalam mengkode dan akibatnya terjadi penumpukan berkas sehingga hasil coding dan grouping terlambat diserahkan ke bagian verifikator BPJS. Masalah lainnya ditemukan pada sarana dan prasarana yaitu komputer dan printer yang terdapat di TPP rawat jalan spesialis, di TPP rawat jalan spesialis terdapat 2 petugas pendaftaran dan hanya terdapat 1 komputer dan 1 printer. Komputer digunakan untuk meng-entry data pasien, membuat nomor SEP untuk pasien JKN, dan mengecek aktif atau tidaknya kartu kepesertaan JKN tersebut pada aplikasi INA-CBGs. Printer digunakan untuk mencetak SEP (Surat Eligibilitas Pasien). Tetapi pada hari tertentu pasien yang berobat rawat jalan, khususnya di klinik spesialis sangat banyak. Dikarenakan di TPP rawat jalan spesialis hanya terdapat 1 komputer dan 1 printer petugas pendaftaran harus bergantian menggunakan komputer dan printer. Hal tersebut menyebabkan pasien yang mendaftar harus sabar menunggu, karena petugas membutuhkan waktu untuk mendaftar tiap pasien, akibatnya terjadi penumpukan pasien dan antrian pasien akan semakin panjang.

6 Beberapa permasalahan di atas menyebabkan terhambatnya Pelaksanaan klaim BPJS pasien rawat jalan di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon Provinsi Jawa Barat. Akibatnya, jika proses Pelaksanaan Klaim BPJS pasien rawat jalan terhambat, proses pengajuan atau penagihan dana yang diajukan oleh rumah sakit kepada BPJS mengalami pending atau tertunda, hal tersebut dapat menyebabkan kerugian pada pihak rumah sakit. Dari permasalah yang terjadi diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pelaksanaan Klaim BPJS Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon Provinsi Jawa Barat. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana Pelaksanaan Klaim BPJS Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon Provinsi Jawa Barat? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran umum pelaksanaan Klaim BPJS Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon Provinsi Jawa Barat. 2. Tujuan Khusus

7 a. Untuk mengetahui input, proses dan output pada Pelaksanaan Klaim BPJS Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon Provinsi Jawa Barat. b. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang ditemukan pada Pelaksanaan Klaim BPJS Pasien Rawat Jalan Berdasarkan Unsur Manajemen (5M) di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon Provinsi Jawa Barat. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti 1) Mendapat pengalaman, wawasan dan keterampilan dalam bidang pengembangan rekam medis, serta menambah pengalaman untuk memasuki dunia kerja. 2) Peneliti dapat membandingkan antara teori dengan praktik di Rumah Sakit. b. Bagi Rumah Sakit Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi dalam pelaksanaan klaim BPJS khususnya BPJS pasien rawat jalan. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan

8 Dapat digunakan sebagai tambahan dan bahan masukan dalam ilmu rekam medis serta dapat meningkatkan pengetahuan tentang rekam medis. b. Bagi Peneliti Lain Dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian selanjutnya sesuai dengan materi yang berhubungan dengan penelitian ini. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian dengan judul Faktor Penyebab dan Dampak Keterlambatan Pembuatan Surat Keterangan Medis Untuk Klaim Asuransi Non Pemerintah di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Priyanto (2013). Hasil dari penelitian tersebut faktor keterlambatan pembuatan SKM untuk klaim asuransi di RSUD Panembahan Senopati Bantul disebabkan oleh Sumber Daya Manusia yang terdiri dari dokter yang sulit untuk ditemui oleh petugas SKM dan perawat yang masih sering terlambat dalam mengembalikan berkas rekam medis, sehingga mengakibatkan pemohon datang sebelum Surat Keterangan Medis untuk klaim asuransi selesai dibuat dan klaim tidak terbayar oleh perusahaan asuransi karena batas waktu pengajuan klaim telah berakhir. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Priyanto (2013) adalah sama-sama menggunakan metode penelitian yang sama yaitu

9 metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan rancangan penelitian cross-sectional. Perbedaannya adalah penelitian Priyanto (2013) bertujuan untuk mengetahui keterlambatan Pembuatan Surat Keterangan Medis untuk Klaim Asuransi Non Pemerintah di RSUD Panembahan Senopati Bantul. 2. Penelitian dengan judul Peran Pelaksanaan Rekam Medis Pada Data Asuransi Dalam Manajemen Risiko Di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI, Listyawati (2011). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui peran pelaksanaan rekam medis pada data asuransi dalam manajemen risiko dengan mengetahui komponen data yang dibutuhkan asuransi dari pelaksanaan rekam medis dan mengetahui kemungkinan risiko yang dihadapi terkait pelaksanaan rekam medis yang tidak lengkap pada data asuransi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Listyawati (2011), yaitu sama-sama mengangkat tema tentang pelaksanaan. Selain itu letak persamaan yang lain pada jenis penelitian yang diambil yaitu jenis penelitian metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan rancangan penelitian cross-sectional. Sedangkan perbedaannya adalah pada tujuan penelitian, penelitian Listyawati (2011) adalah untuk mengetahui komponen data yang dibutuhkan asuransi dari pelaksanaan rekam medis dan untuk

10 mengetahui kemungkinan resiko yang dihadapi terkait pelaksanaan rekam medis yang tidak lengkap pada data asuransi. 3. Penelitian dengan judul Analisis Kelengkapan Persyaratan Klaim Asuransi Jamkesmas dan Jampersal Pada Sistem INA-CBGs di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta, Kusuma (2013). Hasil dari penelitian tersebut yaitu penyebab ketidaklengkapan persyaratan klaim asuransi Jamkesmas dan Jampersal adalah kesibukan dokter karena banyak pasien, dokter tidak segera mengisi resume medis setelah pasien pulang, perawat tidak memahami apa yang sudah disosialisasikan petugas rekam medis dan Kepala Instalasi Rekam Medis, perawat tidak melengkapi semua item identitas pasien, tidak adanya prosedur tetap dan kebijakan tentang pengisian resume medis. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Kusuma (2013), yaitu sama-sama memakai tema tentang pelaksanaan dan jenis penelitian yang diambil sama-sama menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Perbedaannya adalah pada tujuan, tujuan dari penelitian Kusuma (2013), yaitu untuk mengetahui presentase kelengkapan persyaratan klaim Asuransi Jamkesmas dan Jampersal, mengetahui presentase kelengkapan pengisian resume medis pasien asuransi Jamkesmas dan Jampersal, mengetahui ketidaklengkapan persyaratan klaim Asuransi Jamkesmas dan Jampersal pada sistem INA-CBGs.

11 F. Gambaran Umum Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon Provinsi Jawa Barat Berdasarkan profil Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon Provinsi Jawa Barat tahun 2014 yang diperoleh dari Instalasi Rekam Medis, diketahui: 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon Provinsi Jawa Barat Pada tanggal 28 April 1973 Administrasi Pelabuhan (Adpel) Cirebon meresmikan sebuah fasilitas kesehatan yang diberi nama POLIKLINIK PELABUHAN berlokasi di Jalan Sisingamangaraja No. 45 Cirebon memiliki 3 ruangan yaitu Klinik Umum, Klinik Bersalin / keluarga dan kamar obat. Tujuan utamanya adalah untuk pemeliharaan kesehatan pegawai BPP (Badan Pengusahaan Pelabuhan) Cirebon beserta keluarganya dan secara organisasi merupakan bagian dari BPP Cirebon. Dalam perjalanannya, kunjungan pasien terus meningkat, tidak hanya dari Pegawai BPP dan keluarganya, tapi juga masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu fasilitas Poliklinik Pelabuhan diperluas yaitu Klinik Gigi, Klinik KIA, Klinik THT, kamar operasi, ruang inap 10 tempat tidur dan Laboratorium. Peresmian perluasan klinik ini dilakukan oleh Ketua Umum Pusat Barunawati pada tanggal 19 Maret 1977 dan Poliklinik Pelabuhan diganti nama menjadi Pusat Kesehatan Pelabuhan (Puskespel) Cirebon. Perkembangan Puskespel Cirebon tidak terlepas dari perkembangan institusi induk Pelabuhan Cirebon. Pada tahun 1983

12 BPP diubah menjadi Perum Pelabuhan Cirebon dan pada tahun 1992 diubah menjadi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II dimana Pelabuhan Cirebon merupakan salah satu Cabang PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II. Pada saat itu Puskespel Cirebon diubah namanya menjadi Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon. Secara organisatoris masih merupakan salah satu bagian dari organisasi Cabang Pelabuhan Cirebon. Mengingat Kunjungan pasien terus meningkat, maka perluasan fasilitas terus dilakukan. Pada tahun 1994 telah mempunyai 70 tempat tidur dan pada tahun 1996 sampai saat ini mempunyai 116 tempat tidur dan peralatan medis yang lengkap untuk Rumah Sakit type C. Dalam rangka kemandirian dan profesionalisme usaha, maka Direksi PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia II menetapkan Rumah Sakit Pelabuhan dijadikan unit usaha yang berdiri sendiri dan pada tanggal 1 Mei 1999 secara resmi berdiri PT. Rumah Sakit Pelabuhan dimana Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon merupakan salah satu Rumah Sakit yang berada dibawah PT. Rumah Sakit Pelabuhan. Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon sejak lama memang telah dikenal masyarakat Cirebon sebagai Rumah Sakit Umum yang memiliki pelayanan cepat dan tepat, harga terjangkau dan lokasi strategis sehingga kunjungan pasien umum terus meningkat. PT. Rumah Sakit Pelabuhan anak perusahaan dari PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II sejak tahun 1999.

13 2. Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon a. Visi Menjadi Rumah Sakit Rujukan Dengan Layanan Unggulan Dan Berbiaya Wajar Bagi Masyarakat Sekitarnya. b. Misi Keberadaan Rumah Sakit Pelabuhan Untuk Melaksanakan Pemeliharaan Dan Peningkatan Kesehatan Masyarakat Yang Ada Disekitarnya. c. Motto Ramah, Peduli, dan Bersahabat 3. Fasilitas Pelayanan a. Pelayanan Gawat Darurat 1) Intensive Care Unit (ICU) 2) Ambulance Emergency 3) Stroke Centre 4) Trauma Centre b. Pelayanan Rawat Jalan 1) Klinik Umum 2) Klinik Gigi 3) Klinik Bedah Umum 4) Klinik Bedah Ortopedi 5) Klinik Bedah Syaraf 6) Klinik Urologi

14 7) Klinik Penyakit Dalam 8) Klinik Paru dan Asma 9) Klinik Psikiater 10) Klinik Syaraf 11) Klinik Jantung 12) Klinik Anak 13) Klinik Obsgyn 14) Klinik THT 15) Klinik Mata 16) Klinik Diabet 17) Klinik Gizi 18) Pelayanan KIA c. Pelayanan Rawat Inap Jumlah 135 Tempat Tidur. d. Pelayanan Penunjang 1) Instalasi Laboratorium 2) Instalasi Farmasi 3) Instalasi Radiologi 4) Endoscopy 5) Fisioterapi 6) Klinik Konsultasi Gizi 7) USG 3 Dimensi