MAKALAH PENGEMBANGAN MEDIA BK NON ELEKTRONIK BIDANG KARIR

dokumen-dokumen yang mirip
FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PENDIDIKAN

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*

MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING NON ELEKTRONIK DALAM BIDANG PRIBADI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

MAKALAH. Mengembangkan Media Bk Elektronik dalam Bidang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Bimbingan sebagai bagian dari pendidikan memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan berhitung pada operasi penjumlahan dan pengurangan

PENERAPAN KOMIK STRIP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. sains tersebut (Gallagher, 2007). Dengan demikian hasil belajar sains diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu

A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

Pemanfaatan / Pengembangan Media dan Teknologi dalam Bimbingan dan Konseling. Oleh : Agus Triyanto, M.Pd.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana

PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING

URGENSI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR

Annisa Ratna Sari MEDIA PEMBELAJARAN

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya

UNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2009:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media

BAB II. dengan menggunakan media. Karena media adalah salah satu sumber belajar. dalam menyampaikan pesan kepada siswa.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BENTUKKOMIK PADA MATERI FOTOSINTESIS UNTUK SMP KELAS VIII

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

MEDIA 2 DIMENSI. Disusun oleh: SAIFUL AMIEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

sarana yang disebut pula channel, karena pada hakikatnya media telah memperluas atau

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ABK Oleh, Asep Saripudin, S.Pd.

PENGGUNAAN TANAH LIAT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENGENALAN BENTUK DASAR TIGA DIMENSI BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

02. Konsep Dasar Media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi yang terjadi. Belajar melibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara,

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. antara seseorang dengan lingkungannya. Maka dari itu, belajar dapat terjadi kapan

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. hal yang wajib dikuasai oleh siswa. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh positif baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Bagi guru adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi dari materi pembelajaran. Padahal sesungguhnya menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah matematika berasal dari kata Yunani mathein atau manthenein

TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang penting untuk berkomunikasi bagi setiap

II. TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Pendidikan Matematika

PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL SEBAGAI MEDIA DALAM BELAJAR MANDIRI MATERI BUNYI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN. Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Individu dengan beragam potensi yang dimilikinya melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II MEDIA THE RAINBOW MAPS PADA MATERI BENTUK-BENTUK KEANEKARAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA SETEMPAT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN KOMBINASI MEDIA GRAFIS JENIS BAGAN DAN MEDIA VIDEO. Oleh: Drs. H. Bulkani, M.Pd * dan Edy Franatha**

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA MAJALAH DI KELAS VIII SMPN 2 CIKAJANG GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN TEORI. tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan) 1. meningkatkan kemampuannya setinggi mungkin dalam setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengembangkan dirinya. Oleh karena itu belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang

BAB I PENDAHULUAN. siswa (membaca, menulis, ceramah dan mengerjakan soal). Menurut Komala

Transkripsi:

MAKALAH PENGEMBANGAN MEDIA BK NON ELEKTRONIK BIDANG KARIR Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Instrumen dan Media Bimbingan & Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta dan Dr. Ali Muhtadi Oleh: Nurul Latifah 15713251020 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016

A. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa Latin medius, merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2003: 6). Briggs (dalam Sadiman dkk, 2003: 6) berpendapat bahwa media adalah sebagai alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Gerlach dan Ely (dalam Azhar Arsyad, 2002: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Pendapat lain diungkapkan Santoso S. Hamijaya (dalam Ahmad Rohani, 1997: 2) yang berpendapat media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar ide, sehingga ide tau gagasan itu sampai pada penerima. Blake & Haraisen (dalam Ahmad Rohani, 1997: 2) mengemukakan bahwa media adalah medium yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan sesuatu pesan, di mana medium ini merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunikator dengan komunikan. Berdasarka pemaparan beberapa definisi media di atas, maka media merupakan perantara untuk menyampaikan pesan dari komunikator atua pemberi pesan kepada komunikan atau penerima pesan sehingga ide dari komunikator dapat tersampaikan kepada komunikan dengan baik. Media bimbingan dan konseling adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan bimbingan dan konseling yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa / konseli untuk memahami diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan serta memecahkan masalah yang dihadapi (Nursalim, 2013: 6). Media bimbingan dan konseling selalu terdiri dari dua unsur penting, yaitu unsur perangkat keras dan unsur pesan yang dibawanya. Namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi yang bimbingan dan konseling yang dibawakan oleh media tersebut. 2

B. Fungsi Media Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2002: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan & minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar & bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran & penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik & terpercaya, memudahkan penafsiran data & memadatkan informasi. Media pengajaran, menurut Kemp dan Dayton (dalam Azhar Arsyad, 2002: 20) dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: 1. Memotivasi minat atau tindakan Untuk memotivasi minat atau tindakan siswa, media pengajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak. 2. Menyajikan informasi Media pengajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapkan sekelompok siswa. Isi dan penyajian bersifat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan atau pengetahuan latar belakang. 3. Memberi instruksi Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Disamping menyenangkan, media pengajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan & memahami kebutuhan perorangan siswa. 3

C. Manfaat Media Sudjana dan Rival (dalam Azhar Arsyad, 2002: 25) mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: 1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran. 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. 4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengar uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain. Encyclopedia of Education Research (dalam Azhar Arsyad, 2002: 25) merinci manfaat media pendidikan sebagai berikut: 1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme. 2. Memperbesar perhatian siswa. 3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap. 4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa. 5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, terutama melalui gambar hidup. 6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa. 7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar. 4

D. Media Bimbingan dan Konseling Non Elektronik Bidang Karir Media non elektronik adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata kata, kalimat, angka, dan symbol/gambar, biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian atau ide, dan mengilustrasikan fakta fakta sehingga menarik dan diingat orang. Kelebihan media non elektronik adalah : 1) Dapat mempermudah dan mempercapat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan; 2) Dapat dilengkapi dengan warna warna sehingga lebih menarik perhatian; 3) Pembuatan lebih mudan dan harganya murah. Sedangkan kelemahan media grafis adalah : 1) Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya untuk grafis tertentu yang kompleks; 2) Penyajian pesan hanya berupa unsur visual. Jenis jenis media non elektronik diantaranya : sket, gambar, diagram, grafik, poster, kartun, komik, mural, bagan arus. Dalam kaitannya dengan pengembangan media bimbingan dan konseling, hanya disajikan penjelasan pada brosur/leaflet, poster, dan modul. Selanjutnya dalam perkembangannya, muncul beberapa media yang bisa diguunakan, diantaranya flip chart, papan bimbingan, komik, dan informasi, sebagai berikut : 1. Brosur/leaflet Brosur, pamflet atau leaflet adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu, biasanya memiliki sampul, tetapi tidak menggunakan jilid keras. Brosur memuat informasi atau penjelasan tentang suatu produk, layanan, fasilitas umum, profil perusahaan, sekolah, atau dimaksudkan untuk sarana beriklan. Informasi ditulis dalam bahasa yang ringkas, mudah dipahami dalam waktu yang singkat. Desainnya dibuat menarik dan dicetak pada kertas yang baik. 2. Poster Poster merupakan setiap bagian kertas cetak yang dirancang harus terpasang ke dinding atau permukaan vertikal, biasanya mencakup unsur unsur tekstual dan grafis, meskipun poster dapat berupa teks seluruhnya atau grafis seluruhnya. Poster dirancang untuk penyampai informasi, 5

mengkomunikasikan pesan. Tipe lain dari poster adalah poster pendidikan, yang memuat tentang topik tertentu untuk tujuan pendidikan. 3. Modul Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Pada umumnya, pembelajaran dengan sistem modul akan melibatkan beberapa komponen, diantaranya : a. Lembar kegiatan peserta didik b. Lembar kerja c. Kunci lembar kerja d. Lembar soal e. Lembar jawaban f. Kunci jawaban. Komponen komponen tersebut dikemas dalam format modul sebagai berikut : a. Pendahuluan; berisi deskripsi umum, seperti materi yang disajikan, indikator ketercapaian, termasuk kemampuan awal yang harus dimiliki untuk mempelajari modul tersebut. b. Tujuan Pembelajan; berisi tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai peserta didik. c. Tes Awal; digunakan untuk menetapkan posisi peserta didik dan mengetahui kemampuan awalnya. d. Pengalaman belajar; berisi rincian materi untuk setiap tujuan pembelajaran khusus, diikuti penilaian formatif. e. Sumber belajar; berisi sumber sumber belajar yang dapat ditelusuri dan digunakan oleh peserta didik. f. Tes akhir; instrument yang digunakan dalam tes akhir adalah sama dengan yang digunakan dalam tes awal, hanya lebih difokuskan pada tujuan. 6

4. Flip chart Dalam pengertian sederhana, flipchart adalah lembaran lembaran kertas menyerupai album atau kalender yang disusun dalam urutan yang diikat pada atasnya. Dalam penggunaannya dapat dibalik jika pesan pada lembaran depan sudah ditampilkan dan digantikan dengan lembaran berikutnya. Penggunaan flipchart merupakan salah satu cara dalam menghemat waktu untuk menulis di papan tulis. Kelebihan dari flipchart diantaranya menyajiakan informasi secara ringkas, dapat digunakan di dalam maupun luar ruangan, bahan pembuatan relative murah, moveable, dan dapat meningkatkan aktivitas siswa. 5. Papan Bimbingan Papam bimbingan adalah papan khusus yang digunakan untuk mempertunjukkan materi yang berisi artikel, gambar, bagan, poster, dan onjek dalam bentuk tiga dimensi. Pada umumnya papan bimbingan terbuat dari tripleks, Styrofoam ataupun whiteboard. Kelebihan dari papan bimbingan adalah dapat meningkatkan minat siswa memanfaatkan layanan dengan memajang leaflet, poster, gambar, dll, sehingga dapat meningkatkan minat baca siswa dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa. 6. Komik Karir Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambargambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. 7. Informasi Karir Infromasi adalah segala sesuatu yang membuat orang menjadi tahu tentang sesuatu itu (to inform = memberi tahu). Pengertian informasi mencakuo nama, sebutan, label, fakta, data, dan keterangan. Dalam bidang karir, informasi ini berupa nama nama, pengertian, dan fakta yang jika saling berhubungan dan terorganisir akan membentuk satu himpunan pengetahuan yang bulat dan bermakna. 7

Informasi karir dapat dijelaskan dari dua perspektif, yaitu secara kuantitatif dan kualitatif. a. Informasi Kuantitatif Data statistik ketenagakerjaan. Klasifikasi jabatan dan informasi mengenai jumlah pekerjaan, jumlah tenaga kerja di waktu sekarang, arah kecenderungan kebutuhan tenaga di waktu yang akan datang, gambaran mengenai perkembangan penduduk (termasuk kelompok pemuda) dalam kerangka perkembangan ekonomi, akan memberikan gambaran mengenai dunia kerja dan lingkungan masyarakat pada umumnya, hal yang sangat berguna bagi para siswa yang sedang memikirkan kerja setamat dari sekolah. Untuk pelaksanaan bimbingan karir di sekolah, konselor memerlukan data statistik ketenagakerjaan. Data demikian dapat diperoleh dari biro statistik, biro sensus, dan Departemen Tenaga Kerja sebagai sumber-sumber utama dan andal bagi konselor. Dengan mempelajari data statistik, maka akan diketahui berapa besar prosentase orang-orang yang bekerja di bidang-bidang jabatan tata usaha kantor, tata usaha penjualan, operator, jabatan sektor informal (pedagang keliling, kaki lima), dan pertanian. Dalam hal ini bimbingan karir membantu siswa untuk memeriksa kembali cita-cita dan rencananya dengan memperhatikan data (informasi) yang ada. b. Informasi Kualitatif Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI). Di Indonesia, Departemen Tenaga Kerja adalah lembaga yang merupakan sumber utama data dan informasi mengenai pekerjaan. Sedangkan Biro Pusat Statistik dan Biro Sensus menyediakan laporan dari waktu ke waktu mengenai kependudukan dan juga ketenagakerjaan. Departemen Tenaga Kerja, seperti yang telah disebutkan di atas, telah menyusun satu sistem klasifikasi jabatan. Sistem klasifikasi itu termuat di dalam Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI). Struktur Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI) mengacu pada International Standard Classification of Occuptions 8

(ISCO) 1998 dan dengan mempertimbangkan jenis pekerjaan yang terdapat dalam KJI 1982. Struktur KBJI mencakup lima tingkat atau tahapan, klasifikasi yang disusun telah mengalami sedikit perubahan pada tingkat dua, tiga, dan empat digit kode, bila dibandingkan dengan KJI 1982. Kelima tingkatan atau tahapan dalam KBJI (2002, vi-vii) tersebut yaitu: 1) Golongan pokok, merupakan tingkat pengelompokkan yang paling luas dari sistem klasifikasi ini dan mempunyai kriteria mewakili jenis pekerjaan yang sangan luas yang menggambarkan tipe khusus penyelenggaraan tugas. Pengelompokan ini dinyatakan dengan satu digit kode yang satu sama lain dibedakan berdasar pada tingkat keahlian. Pengelompokan ini berjumlah 10 yang mempunyai kode 1 sampai 9, dan kode 0 khusus untuk Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia. 2) Golongan, merupakan bagian dari golongan pokok yang mempunyai kriteria yang merangkaikan sifat pekerjaan yang sama dari berbagai subgolongan jenis pekerjaan. Pengelompokan ini dinyatakan dengan dua digit kode yang satu sama lain dalam golongan pokok yang sama dibedakan berdasar pada spesialisasi keahlian yang luas yang ditetapkan. Pengelompokan ini berjumlah 33, dan mempunyai kode 01 sampai dengan 93. 3) Subgolongan, merupakan bagian dari golongan dan mempunyai kriteria yang mengklasifikasikan satu kelompok yang berhubungan erat antara satu dengan yang lain atas dasar persamaan sifat tugasnya, kecuali untuk subgolongan jenis pekerjaan sisa, di mana hubungan mengenai persamaan tugas yang dilaksanakan kurang homogen. Pengelompokan ini dinyatakan dengan tiga digit kode yang satu sama lain dalam golongan yang sama dibedakan berdasar pada spesialisasi keahlian yang lebih rendah yang ditetapkan. Pengelompokan ini berjumlah 119, dan mempunyai kode 011 sampai dengan 933. 9

4) Kelompok jenis pekerjaan, merupakan bagian dari subgolongan yang dinyatakan dengan empat digit kode, yaitu kode 0110 sampai dengan 9333. Dibedakan dari kelompok lain dalam subgolongan yang sama berdasarkan spesialisasi keahlian secara luwes. 5) Jenis pekerjaan, merupakan bagian dari kelompok jenis pekerjaan. Jenis pekerjaan menjabarkan secara singkat pekerjaan dari suatu kelompok jenis pekerjaan tertentu, mempunyai hubungan yang sangat erat dan homogen, kecuali untuk jenis pekerjaan sisa. Antar jenis pekerjaan dalam kelompok yang sama dibedakan berdasarkan spesialisasi keahlian yang spesifik dan merupakan sekumpulan tugas-tugas. Untuk memahami dengan lebih jelas mengenai struktur Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI) akan dijelaskan dalam tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Banyaknya golongan pokok, golongan, subgolongan dan kelompok jenis pekerjaan pada KBJI 2002. 10

c. Kamus Jabatan Nasional Kamus Jabatan Nasional (KJN) menyajikan informasi jabatan yang lebih lengkap dibandingkan dengan KBJI. Di samping uraian tugas, KJN menyajikan informasi-informasi lain seperti kode jabatan, syarat jabatan (yang meliputi pendidikan, pengetahuan kerja, fisik, bakat, temperamen, minat). KJN mencakup seluruh jabatan teknis dan fungsional serta jabatan penunjang teknis seluruh sektor lapangan usaha. Dikenali dengan adanya 9 seri sektor umum, sektor-sektor tersebut adalah: Sektor 1: Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan Sektor 2: Pertambangan dan Penggalian Sektor 3: Industri Pengolahan Sektor 4: Listrik dan Gas Sektor 5: Bangunan Sektor 6: Perdagangan Besar dan Eceran, Rumah Makan serta Hotel Sektor 7: Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi Sektor 8: Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Perusahaan Jasa Sektor 9: Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perseorangan Informasi dalam KJN disusun menjadi empat bagian, yaitu: 1) Penjelasan, berisi antara lain penjelasan tentang pengertian, sistem penyusunan, lingkup, komponen, tata susunan, penjelasan khusus untuk setiap seri. 2) Daftar nama jabatan, berisi antara lain nama-nama jabatan yang dicakup dalam buku dan disusun berdasarkan abjad. 3) Uraian jabatan, merupakan bagian terpenting, merupakan inti KJN karena memuat informasi berupa nama jabatan, kode, ringkasan uraian tugas, rincian tugas, dan syarat jabatan. 4) Daftar indeks, berisi daftar seluruh nama jabatan utama serta nama padanannya. 11

E. Mengembangkan Media Secara umum, langkah langkah perencanaan pengembangan media dapat dirinci sebagai berikut : 1. Identifikasi kebutuhan dan karakter siswa. Perencanaan didasarkan atas kebutuhan (need) siswa. Yang dimaksud kebutuhan adalah kesenjangan taraf perkembangan siswa dalam berbagai aspek pribadi yang diinginkan dengan taraf perkembangan siswa dalam berbagai aspek pribadi yang telah dicapai sekarang. Sedangkan karakteristik siswa lebih mengarah pada modalitas yang dimiliki seseorang seperti kinestetik, audio, atau visual. 2. Perumusan tujuan Tujuan akan menjadi tolak ukur apakah target yang sudah tercapai atau belum. Tujuan akan menjad arah kepada siswa untuk melakukan perilaku yang diharapkan dengan tujuan tersebut. 3. Perumusan materi Titik tolak perumusan materi adalah dari rumusan tujuan. Penyusunan materi perlu memperhatikan beberapa kriteria seperti validitas, signifikansi, kebermanfaatan, dan menarik minat. 4. Perumusan alat ukur keberhasilan Alat pengukuran bisa berupa tes, penugasa, atau daftar cek perilaku. Alat dikembangkan dengan berpijak pada tujuan yang telah dirumuskan dan harus sesuai dengan materi yang sudah disiapkan. Pengembangan bahan media bimbingan karir mengacu pada permasalahan karir yang mungkin dialami siswa. Beberapa masalah karir yang mungkin muncul dikemas dalam tabel di bawah ini : Mengenali bakat Membina karir sejak sekolah Mengetahui jenis pekerjaan Menentukan pekerjaan yang sesuai Menyiapkan biaya pendidikan lanjutan Informasi pendidikan lanjutan atau perguruan tinggi Mengatasi rasa takut tidak diterima di Mengerjakan hobi sekaligus sekolah lanjutan berwirausaha Perlunya perencanaan masa depan 12

DAFTAR PUSTAKA Agus Triyanto & Aryadi Warsito. (2010). Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: BK UNY. Moch. Nursalim. (2013). Pengembangan Media Bimbingan & Konseling. Jakarta: Akademia Permata. Munandir. (1996). Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Sub. Direktorat Klasifikasi dan Pembakuan Statistik DIrektorat Metodologi Statistik. (2002). Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI). Jakarta: Badan Pusat Statistik 13