PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES MAHASISWA PGMI MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PEMBELAJARAN IPA MI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH PENGGUNAAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA. (Artikel) Oleh Wana Ginandi Putra

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

FORMULATING PROBLEM AND MAKING HYPOTHESIS SKILLS THROUGH DEVELOPMENT WORKSHEET BASED INQUIRY ON ELECTROLYTE AND NONELECTROLYTE SUBJECT MATTER

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

Nisa et al., Penerapan Metode Eksperimen...

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Di SD. OLEH ERMALINDA Abstrak

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

Septi Lilis Suryani dan Eko Hariyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya. Key Words : academic skill, guided discovery, learning output, heat

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing).

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

Wati Oviana* dan Maulidar** *Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh **Alumni Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

TANGGAPAN SISWA TERHADAP MODEL PEBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI FOTOSINTESIS DI SMP NEGERI 8 BANDA ACEH

Santi Helmi et al., Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA (Fisika)...

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII MTs ISHLAHUL ANAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 PURWOREJO PADA PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR 5E

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan

Kewords: process skill approach, activities, learning process

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung menggunakan eksperimen. Belajar harus bersifat menyelidiki

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

Keyword: Cooperative learning,experimental method, learning activities, physics achievement, science process skill, TPS.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

PROFIL KEMAMPUAN MAHASISWA PGMI FAKULTAS TARBIYAH DALAM MENGEMBANGKAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS KTSP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

PENGARUH PENDEKATAN SAVI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH

PENERAPAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING (BBL) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 3 PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

KETERAMPILAN INFERENSI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW (IMWK)

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 TANGGUL ARTIKEL

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA KONSEP TEKANAN

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN IT

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SEKOLAH DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN Vol. 8. No.2 Juli 2016 Hal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSESDI KELAS IV SD NEGERI 22 SALIMPATKABUPATEN SOLOK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Nuriah Habibah*, Erviyenni**, Susilawati*** No.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

Rohmawati et al., Penerapan Metode Role Playing...

JURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM

Machthumah et al., Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing...

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KETERAMPILAN PROSES IPA DAN PSIKOMOTOR SISWA KELAS VI SDN 011 KERUMUTAN

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011):

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Siklus belajar 5E (The 5E Learning Cycle Model) (Science Curriculum Improvement Study), suatu program pengembangan

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

II. TINJAUAN PUSTAKA. Inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran aktif. Kardi (2003: 3) Inkuiri merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

ABSTRACT. Key Words: Learning achievement, Small group discussion/buzz group strategies

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES MELALUI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I MAKASSAR

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keywords: phenomenon-based learning model, conventional learning model, critical thinking skill, learning outcome.

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

Transkripsi:

Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 1, No. 2, Ed. September 2013, Hal. 67-136 PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES MAHASISWA PGMI MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PEMBELAJARAN IPA MI Wati Oviana Program Studi PGMI FITK IAIN Ar-Raniry Banda Aceh Email: wati.oviana@gmail.com ABSTRAK Tujuan Pembelajaran IPA bukan hanya menyampaikan konsep pada mahamahasiswa tetapi juga memberikan pengalaman pada mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan proses, sehingga mahamahasiswa dapat menemukan sendiri konsep yang akan dipelajarinya secara mandiri. Pembelajaran IPA yang berlangsung di jurusan PGMI selama ini cenderung dilakukan dengan menyampaikan konsep materi pada mahamahasiswa sehingga keterampilan proses mahamahasiswa tidak terkembangkan dengan baik. Penelitian tentang Peningkatan keterampilan sains mahamahasiswa PGMI melalui Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses pada pembelajaran bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan Peningkatan Keterampilan Proses Sains mahamahasiswa PGMI setelah diajarkan dengan pendekatan keterampilan proses. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sampel diambil dua unit yaitu 1 dan 2 sebagai kelas eksperimen dan kontrol. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes untuk menguji kemampuan keterampilan proses mahasiswa. Tes dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu Pre-Test dan Post Test. Analisis data menggunakan rumus persentase. Berdasarkan pengolahan data hasil penelitian diperoleh bahwa pada umumnya sekitar 80-94% mahasiswa kelas eksperimen mengalami peningkatan pada semua aspek keterampilan proses sains, sedangkan untuk mahasiswa kelas kontrol, sebagian besar mahasiswa hanya mengalami peningkatan keterampilan proses sains sekitar 60-79%. Data ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan keterampilan proses pada konsep dapat meningkatkan keterampilan proses sains mahamahasiswa PGMI Kata Kunci: Pendekatan Keterampilan Proses, dan Peningkatan Keterampilan Proses Mahasiswa. ABSTRACT The Learning objectives of IPA (science subject) are not only to explain the concept to students but also to give experience to the studesnts to develop processing skills, so that students can construct the knowledge by themselves. Lately, the learning process in PGMI tended to be carried out by transferring the concept to the students so that the students processing skill have not developed well. This research aimed to analyze and describe the improvement of science processing skill of PGMI s students after implementing the science processing skill approach. This study used experimental method. Two units of classes were chosen as the samples of the research, namely experimental class and control one. The data collecting technique used in this research was test of processing skill, namely pre-test and post-test. The data then analyzed by using percentage formula. The result showed that in general, all aspects of science processing skills were increased about 80 to 94% in experimental class, whereas for the control class, the science processing skills of students were increased around 60% to 79 %. It indicated that the implementation of the science processing approach to the concept could improve science processing skills of PGMI s students. Keywords: Processing Skills Approach, Improvement, Process Skills of Students. PENDAHULUAN embelajaran Sains adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang gejala-gejala alam. Sains berhubungan dengan cara mencaritahu tentang alam sehingga Sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip melainkan juga merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajaran Sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitarnya secara ilmiah [1]. Menurut kurikulum IPA SD/MI, IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses [129]

Wati Oviana penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar mahasiswa memahami alam sekitar secara ilmiah. Badan Standar Nasional Pendidikan atau BSNP (2006), menyebutkan bahwa mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan diantaranya mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat dan mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan [1]. Berdasarkan tujuan tersebut sangat jelas bahwa pembelajaran IPA bukan hanya untuk mengembangkan penguasaan konsep kepada mahasiswa tetapi juga mengembangkan keterampilan proses. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan mengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah [2]. Mahamahasiswa PGMI merupakan calon Dosen SD/MI yang akan mengajarkan IPA, sebagai calon Dosen IPA sebaiknya mereka sering diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri pembelajaran IPA sesuai dengan hakekat IPA agar mereka memiliki kemampuan mengembangkan pembelajaran IPA sesuai dengan yang diharapkan sehingga kelak mereka dapat mengaplikasikan pembelajaran IPA yang sesuai dengan hakikat IPA. Salah satu pendekatan yang dapat mengembangkan kemampuan konsep dan keterampilan proses mahamahasiswa adalah dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses karena Pendekatan keterampilan proses merupakan manifestasi dari pola pembelajaran yang bersifat active learning yang pada hakikatnya merupakan pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dengan mengedepankan proses berpikir. Melalui pendekatan ini mahasiswa diajak untuk melihat pikirannya sendiri, mengajukan pertanyaan pada diri sendiri, dan melakukan serangkaian proses pembuktian untuk menemukan sendiri konsep yang akan dipelajari melalui penyelidikan. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan keterampilan proses, mendasarkan pada keyakinan atau pandangan bahwa mahasiswa memiliki potensi, wawasan dan keterampilan, sehingga mahasiswa tidak dianggap sebagai gelas kosong yang sepenuhnya diisi oleh Dosen, dan mahasiswa tidak sekedar dijadikan objek tapi juga dilibatkan dalam proses pembelajaran. Mata kuliah IPA MI I merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahamahasiswa PGMI IAIN Banda Aceh, objek pembahasannya tentang konsep -konsep IPA, yang bertujuan untuk membekali mahamahasiswa memahami konsep IPA. Pengjaran mata kuliah ini sebaiknya diajarkan dengan menggunakan pendekatan dan model yang sesuai dengan hakikat IPA yaitu menuntut mahamahasiswa melakukan penyelidikan dengan memberikan pengalaman langsung kepada mahamahasiswa sehingga mahamahasiswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan proses, yang sangat mereka perlukan sebagai calon Dosen yang akan mengajarkan IPA. Pada proses belajar mengajar IPA yang berlangsung selama ini, dosen pengajar lebih memfokuskan pembahasan pada teori-teori dan konsep-konsep IPA dan masih sangat kurang memberi kesempatan pada mahamahasiswa untuk melakukan serangkaian proses penyelidikan dalam menemukan konsep IPA yang dipelajari secara mandiri. Hal ini tentu akan berdampak pada pola kebiasaan mahamahasiswa yang mengganggap bahwa mengajar IPA cukup dengan mengajarkan konsep saja dan mengabaikan penyelidikan. Dampak dari masalah ini juga membuat mahamahasiswa hanya menguasai konsep-konsep IPA secara kognitif sedangkan keterampilan proses mereka tidak terkembangkan. Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan sejumlah kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi pada diri mahasiswa. Keterampilan adalah kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreativitas. Proses dapat didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses merupakan konsep besar yang diuraikan menjadi komponen- [130]

Peningkatan Keterampilan Proses Mahasiswa PGMI komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian. Menurut Nuryani, keterampilan proses merupakan keterampilan yang melibatkan keterampilan kognitif atau intelaktual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena mahasiswa melakukan keterampilan menggunakan pikirannya. Keterampilan manual juga terlibat dalam keterampilan proses karena melibatkan penggunaan alat dan bahan, dan keterampilan sosial mahasiswa dapat berinteraksi dengan sesama mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan [3]. Pendekatan keterampilan proses juga merupakan perlakuan yang diterapkan dalam pembelajaran yang menekankan pada pembentukan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan secara ilmiah, kemudian mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan memperoleh pengetahuan dapat dengan menggunakan kemampuan berfikir (psikis), atau kemampuan perbuatan (fisik). Dalam uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian tersebut, termasuk di antaranya keterlibatan fisik, mental, dan sosial peserta didik dalam proses pembelajaran, untuk mencapai suatu tujuan. Dalam Pembelajaran IPA perlu dikembangkan kemampuan-kemampuan yang melibatkan mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga mahasiswa dapat melihat secara nyata apa yang sedang dipelajari, dan mahasiswa tidak perlu menghafal semua materi, akan tetapi mahasiswa dapat mengaplikasikan materi berdasarkan pengalaman yang diperoleh dalam kegiatan belajar mengajar IPA. Menurut Semiawan keterampilan proses sains merupakan keterampilan mahasiswa untuk mengelola hasil yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan hasil yang diperolehnya [4]. Sejalan dengan itu Nuryani mengemukakan bahwa keterampilan proses sains adalah semua keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori IPA, baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik dan keterampilan sosial. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains adalah keterampilan intelektual yang khas yang digunakan oleh semua ilmuwan serta dapat digunakan untuk memahami fenomena apa saja, di mana keterampilan ini diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip dan hukum sains. Melalui keterampilan proses sains ini mahasiswa diharapkan dapat mengalami proses sebagaimana yang dialami para ilmuwan dalam memecahkan misteri alam dan akan menjadi roda penggerak penemuan [3]. Keterampilan proses sains merupakan perilaku ilmuwan sains yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh mahasiswa melalui proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam pembelajarannya memberikan kesempatan yang lebih banyak pada mahasiswa untuk berperan aktif dalam memecahkan masalah yang dihadapkan pada mereka. Apabila seorang mahasiswa telah memiliki keterampilan proses sains dalam menemukan konsep maka mahasiswa akan lebih mudah memahami materi, bahkan mengaplikasikan dan mengembangkannya dalam kehidupan. Agar lebih terarah pada usaha pengembangan keterampilan proses sains, maka dalam lembar kerja mahasiswa dimunculkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat mengiring mahasiswa agar dapat mengembangkan keterampilan proses sains. Peningkatan keterampilan proses sains mahasiswa dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran yang menekankan pada pengalaman langsung yang dialami oleh mahasiswa, dengan adanya pengalaman langsung mahasiswa dapat menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Jadi mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan yang membuat mahasiswa aktif, baik itu kemampuan produk (kognitif), proses (psikomotor) dan sikap (afektif). Selain itu mahasiswa juga dapat menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari, karena mahasiswa sudah dapat mengamati sendiri sebab akibat dari suatu kejadian, dan mengetahui [131]

Wati Oviana cara penanggulangannya. Penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran merupakan hal yang wajar dan harus dilaksanakan oleh setiap Dosen dalam kegiatan belajar. Untuk dapat menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran perlu kiranya Dosen memperhatikan karakteristik pendekatan keterampilan proses. Suatu kegiatan pembelajaran yang menerapkan pendekatan keterampilan proses mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1) Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada mahasiswa, sehingga mahasiswa berperan aktif Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada mahasiswa, sehingga mahasiswa berperan aktif dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri, mengalami dan melakukan sendiri cara mendapatkan suatu pengetahuan, serta dapat merasakan sendiri kegunaannya; 2) Dosen adalah pembimbing, Dosen merupakan salah satu sumber informasi atau sumber belajar, di samping sumber lainnya. Mahasiswa diberi kesempatan agar dapat memperoleh pengetahuan atau keterampilan dengan usaha sendiri; 3) Tujuan kegiatan belajar tidak hanya untuk mengajar standar akademis, tetapi juga untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa secara utuh dan seimbang; 4) Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas mahasiswa dan memperhatikan kemajuan mahasiswa dalam menguasai konsep-konsep; dan 5) Penilaian dilaksanakan untuk mengamati dan mengukur berbagai keterampilan yang dikembangkan [4]. Adapun indikator- indikator keterampilan proses sains yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: observasi, klasifikasi, hipotesis, perencanaan penelitian atau eksperimen, pengendalian variabel, interpretasi data, kesimpulan sementara, peramalan, penerapan, dan komunikasi. Dari berbagai jenis keterampilan proses sains yang ada, dalam penelitian ini hanya menggunakan tujuh jenis keterampilan proses sains saja yaitu: 1) Observasi merupakan salah satu keterampilan ilmiah yang mendasar. Seorang mahasiswa telah memiliki kemampuan keterampilan proses sains jenis observasi apabila telah mampu menggunakan indra penglihatan, pembau, pendengaran, pengecap, dan peraba untuk mengamati ciri-ciri suatu objek dengan teliti, menggunakan fakta yang relavan dan memadai dari hasil pengamatan, menggunakan alat dan bahan yang dijadikan alat untuk mengamati objek dalam rangka pengumpulan data atau informasi; 2) Prediksi, merupakan kemampuan untuk mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan fakta yang menunjukkan suatu kecendrungan atau pola yang sudah ada. Seorang mahasiswa dikatakan telah memiliki kemampuan keterampilan proses sains memprediksi apabila mahasiswa mampu memperkirakan terhadap sesuatu berdasarkan fakta yang ada; 3) Hipotesis merupakan keterampilan proses sains dalam menyatakan hubungan antara dua variabel, mengajukan perkiraan penyebab suatu hal terjadi dengan mengungkapkan bagaimana cara melakukan pemecahan masalah; 4) Eksperimen adalah usaha menguji atau mengetes melalui penyelidikan praktis. Para Dosen perlu melatih mahasiswa untuk mengadakan ekperimen sederhana, misalnya dengan membuat percobaan sederhana yang berhubungan dengan pencemaran yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Umumnya kegiatan eksperimen di sekolah dilaksanakan dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam yaitu fisika, IPA dan kimia. Dalam melakukan eksperimen atau penelitian sederhana, karena tanpa rencana biasa terjadi pemborosan waktu, tenaga dan biaya serta hasil mungkin tak sesuai dengan yang diterapkan. Dalam merencanakan, mahasiswa perlu menentukan alat dan bahan yang akan digunakan, objek yang akan diamati, langkah kerja, serta bagaimana mencatat dan mengolah data untuk menarik kesimpulan; 5) Kemampuan menginterprestasikan atau menafsirkan data adalah salah satu keterampilan penting yang umumnya dikuasai oleh para ilmuan. Data yang dikumpulkan melalui hasil observasi. Seorang mahasiswa dikatakan memiliki keterampilan proses sains jenis interpretasi apabila telah menghubung-hubungkan hasil pengamatan terhadap objek untuk menarik kesimpulan, menemukan pola atau keteraturan sebuah fenomena alam. Membuat kesimpulan sementara sering dilakukan oleh seorang ilmuwan dalam proses penelitiannya. Para Dosen dapat melatih mahasiswa dalam menyusun suatu kesimpulan sementara dalam proses penelitian sederhana yang dilakukan; 6) Kesimpulan sementara, Data dikumpulkan melalui eksperimen terlebih dahulu, lalu dibuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang di peroleh dari hasil eksperimen; dan 7) Komunikasi, Para Dosen perlu melatih mahasiswa [132]

Peningkatan Keterampilan Proses Mahasiswa PGMI dalam keterampilan berkomunikasi, misalnya dengan membuat gambar, tabel, diagram, grafik atau membuat karangan, dengan menceritakan pengalamannya dalam kegiatan observasi, dengan menyajikan laporan hasil diskusi kelompok, atau dengan membuat berbagai pajangan yang dipamerkan di dalam ruang kelas [4]. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian iniadalah metode eksperimen. Hal ini dikarenakan tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan Peningkatan Keterampilan Proses Sains mahasiswa PGMI melalui penerapan pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran IPA, Sampel diambil dari dua unit mahasiswa yaitu unit satu sebagai kelas eksperimen dan unit dua sebagai kelas kontrol. HASIL DAN PEMBAHASAN Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Sebelum Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Indikator keterampilan proses sains yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari delapan indikator yaitu aspek observasi, merumuskan masalah, prediksi, hipotesis, melakukan percobaan, interpretasi data, kesimpulan dan komunikasi. Perolehan skor ratarata tes awal kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh dari sebaran soal yang terdapat indikator-indikator keterampilan proses sains. Berikut deskripsi skor tiap indikator keterampilan proses sains sebelum penerapan pendekatan keterampilan (Tabel 1). Berdasarkan deskripsi skor tes awal pada setiap aspek keterampilan proses sains di atas terlihat bahwa tingkat keterampilan proses sains sebelum penerapan pendekatan keterampilan proses untuk kelas eksperimen dan sebelum penerapan pendekatan konsep untuk kelas kontrol menunjukkan bahwa skor rata-rata tes awal tiap aspek keterampilan proses sains mahasiswa masih dalam kategori rendah, kecuali pada aspek observasi, aspek hipotesis dan aspek melakukan percobaan pada kelas eksperimen memiliki skor rata-rata tinggi. Sedangkan untuk kelas kontrol skor rata-rata tertinggi terdapat pada aspek melakukan percobaan. Sedangkan pada aspekaspek yang lain kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki skor rata-rata masih rendah. Keterampilan proses sains mahasiswa setelah penerapan pendekatan keterampilan proses Perolehan skor rata-rata tes akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen, diperoleh dari sebaran soal yang mencakup indikator-indikator keterampilan proses sains. Di bawah ini akan dideskripsikan skor tiap aspek keterampilan proses sains setelah penerapan pendekatan keterampilan proses (Tabel 2). Berdasarkan Tabel 2 diperoleh skor tes akhir pada setiap aspek keterampilan proses sains mahasiswa, terlihat bahwa secara umum kedua kelas tersebut menunjukkan adanya peningkatan keterampilan proses sains mahasiswa. Setelah penerapan pendekatan keterampilan proses skor tiap aspek keterampilan proses sains mahasiswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa kelas kontrol. Hal ini disebabkan oleh perlakuan mahasiswa kelas eksperimen berbeda dengan mahasiswa kelas kontrol. Mahasiswa kelas eksperimen mendapat perlakuan dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses, sedangkan mahasiswa kelas kontrol mendapat perlakuan dengan menerapkan pendekatan konsep. Berdasarkan analisis hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan keterampilan proses sains mahasiswa dalam memahami pelajaran melalui pendekatan keterampilan proses maka peneliti mengadakan tes pada awal, untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan proses sains awal mahasiswa pada kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari seluruh mahasiswa kelas kontrol yang berjumlah 25 orang mahasiswa, dan kelas eksperimen yang berjumlah 25 orang mahasiswa, skor rata-rata tes awal kedua kelas tersebut masih dalam kategori sama rendah. Setelah melewati proses pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses pada umumnya mahasiswa kelas eksperimen mengalami peningkatan pada setiap indikator. Sedangkan mahasiswa kelas kontrol hanya sebagian mahasiswa mengalami peningkatan pada setiap indikator. Hal ini di sebabkan mahasiswa kelas kontrol tidak terlatih dalam melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses. Sedangkan mahasiswa kelas eksperimen mahasiswa terlatih dan terarah dalam melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan [133]

Wati Oviana Tabel 1. Deskripsi Skor Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Sebelum Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Aspek KPS Nomor Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Soal Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Observasi 2 19 76% 23 92% 13 22 88% 20 80% 17 8 32% 17 68% Rata-rata 65,3% Rata-rata 80% RumusanMasalah 6 12 48% 5 20% Rata-rata 48% Rata-rata 20% Prediksi 3 23 92% 23 92% 14 11 44% 9 36% Rata-rata 68% Rata-rata 64% Hipotesis 7 13 52% 20 80% Rata-rata 52% Rata-rata 80% M. Percobaan 11 18 72% 18 72% Rata-rata 72% Rata-rata 72% Interpretasi data 4 8 32% 7 28% 9 15 60% 18 72% 18 10 40% 14 56% 19 10 40% 12 48% Rata-rata 43% Rata-rata 51% Kesimpulan 1 23 92% 22 88% 5 18 72% 21 84% 8 14 56% 16 64% 10 14 56% 10 40% 15 8 32% 10 40% Rata-rata 61,6% Rata-rata 63,2% Komunikasi 12 17 68% 18 72% 16 6 24% 7 28% 20 15 60% 6 24% Rata-rata 50,6% Rata-rata 41,3% Tabel 2. Deskripsi Skor Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Setelah Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Aspek KPS Nomor Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Soal Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Observasi 3 20 80% 24 96% 7 23 92% 23 92% 18 18 72% 24 96% Rata-rata 81,3% Rata-rata 94% RumusanMasalah 11 19 76% 20 80% Rata-rata 76% Rata-rata 80% Prediksi 5 24 96% 25 100% 8 22 88% 22 88% Rata-rata 92% Rata-rata 94% Hipotesis 12 17 68% 23 92% Rata-rata 68% Rata-rata 92% M. Percobaan 16 19 76% 23 92% Rata-rata 76% Rata-rata 92% [134]

Peningkatan Keterampilan Proses Mahasiswa PGMI Aspek KPS Nomor Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Soal Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Interpretasi data 2 21 84% 23 92% 6 9 36% 20 80% 14 17 68% 23 92% 19 9 36% 18 72% Rata-rata 56% Rata-rata 84% Kesimpulan 1 21 84% 25 100% 4 18 72% 23 92% 9 22 88% 17 68% 13 18 72% 20 80% 15 14 56% 18 72% Rata-rata 74,4% Rata-rata 82,4% Komunikasi 10 17 68% 19 76% 17 19 76% 21 84% 20 13 52% 18 72% Rata-rata 65,3% Rata-rata 77,3% menggunakan pendekatan keterampilan proses. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan keterampilan proses lebih baik dalam mengembangkan keterampilan proses sains mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terlihat jelas bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa dibandingkan dengan pembelajaran pada konsep pencemaran dan kerusakan lingkungan yang tidak menggunakan pendekatan keterampilan proses, karena dalam penerapan pendekatan keterampilan proses mahasiswa dituntut untuk berperan aktif dan mendapat pengalaman langsung dalam proses belajar mengajar, agar mahasiswa dapat memahami dan mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomotor serta mampu mengkomunikasikan hasil pengamatan yang dilakukan secara ilmiah. Sesuai dengan pendapat Nuryani, keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang melibatkan keterampilan kognitif atau intelaktual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena mahasiswa melakukan keterampilan menggunakan pikirannya. Keterampilan manual juga terlibat dalam keterampilan proses karena melibatkan penggunaan alat dan bahan, dan keterampilan sosial mahasiswa dapat berinteraksi dengan sesama mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan. Dengan demikian pendekatan keterampilan proses adalah perlakuan yang diterapkan dalam pembelajaran yang menekankan pada pembentukan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan secara ilmiah, kemudian mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan memperoleh pengetahuan dapat dengan menggunakan kemampuan berfikir (psikis), at au kemampuan perbuatan (fisik) [3]. Peningkatan keterampilan proses sains mahasiswa juga tidak terlepas dari peranan Dosen yang sangat penting dalam proses kegiatan belajar mengajar, Dosen dituntut untuk mencari dan menemukan suatu cara yang dapat menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa, diantaranya dalam mengatur dan menggunakan berbagai variabel pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan metode, strategi dan pendekatan dalam situasi kelas yang bersangkutan sangat penting. Upaya pengembangan strategi mengajar tersebut berlandaskan pada pengertian bahwa mengajar merupakan suatu bentuk upaya memberikan bimbingan kepada mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar [4]. Hal tersebut mencerminkan bahwa pengertian belajar tidak semata-mata berorientasi pada hasil, melainkan juga pada proses. Kualitas proses akan memberikan jalan dalam menentukan kualitas hasil yang dicapai. Pengalaman belajar di perguruan tiggi seharusnya tidak kaku, serta perlu menekankan pada kreativitas, keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan [135]

Wati Oviana belajar mengajar, rasa ingin tahu, bimbingan dan pengarahan ke arah kedewasaan [5]. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Penerapan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa PGMI. Pada umumnya sekitar 80-94% mahasiswa kelas eksperimen mengalami peningkatan pada semua aspek keterampilan proses sains. Sedangkan mahasiswa kelas kontrol hanya sebagian besar atau sekitar 60-79% mahasiswa mengalami peningkatan keterampilan proses sains. Berdasarkan hasil penelitian dalam meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa, penulis DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Contoh/Model Silabus Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah Pertama. [2] Amien. M., 1982. Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Discovery dan Inquiri. Jakarta: Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan. memberi saran-saran sebagai berikut. Bagi Dosen, khususnya Dosen IPA, sebaiknya menerapkan pendekatan ketrampila proses, karena dengan menerapkan pendekatan ini, mahasiswa lebih terbimbing dan terarah dalam proses belajar mengajar, mahasiswa dapat terlibat secara langsung dalam proses belajar pembelajaran, sehingga mahasiswa mendapat pengalaman belajar di sekolah. Bagi peneliti selanjutnya, pergunakan waktu sebaik mungkin, karena dalam penerapan pendekatan keterampilan proses memerlukan waktu yang banyak, karena ada beberapa langkahlangkah yang harus dijalankan dalam proses pembelajaran. [3] Nuryani. Y., 2005. Strategi Belajar Mengajar IPA. Malang: UM Press. [4] Conny Semiawan. 1988. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT. Gramedia. [5] Syaiful, Bahri, Djamarah dan Aswan, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. [136]