BABm METODA PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

Penentuan Jumlah Spora Trichoderma sp.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih enam bulan di Laboratorium. Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau.

BAB III METODELOGIPENELITIAN. PeneJJtian ini dijakukan di Laboratorium Biokimia PakuJtas Matematika dan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium

III. MATERI DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013.

BAB III METODOLOGIPENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

Pengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari

ABSTRAK. Kata kimci: selulase, akfivitas enzime, tebu

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. MATERI DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

III. METODOLOGIPENELITIAN

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

1 atm selama 15 menit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

II. METODELOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. sampai Maret Pengambilan sampel tanah rizosfer Zea mays di Kecamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

OPTIMALISASI PRODUKSI ENZIM SELULASE BAKTERI SELULOLITIK DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTRAT

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

Transkripsi:

BABm METODA PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia jurusa kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Riau Provinsi Riau selama lebih kurang 6 bulan. 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat Spektrofotometer Genesis II keluaran Milton Roy Co., USA (No. Catalog 4001/4); Waterbath thermostat WK-24 (Sibata Scientific Technology Ltd); Kertas saring GF/C Whatman No. catalog 1822055; Coming Sterile Syringe filter 0,45nm No. catalog 431220, Autoklaf All American Model 1925 X/KY-23D Wisconsin Aliminium Foundry Co. Inc. Manitowoc dan peralatan laboratorium biokimia standar lainnya sesuai dengan prosedur. 3.2.2. Bahan Air hasil sampling DAS Siak di daerah Tandun, Media Nutrient Agar (NA). CMC {Carboxymethylcellulose) dan bahan-bahan lain yang digunakan adalah bahan tingkat analisis sesuai dengan metoda kerja. 3.3. Metode Penelitian Penelitian ini dimulai dari pengambilan sampel secara acak, pada permukaan sungai, dan kedalaman 10 cm pada daerah Tandun. Pengambilan sampel dilakukan dua kali, sampel yang pertama diambil dari daerah CPO yang beijarak kurang lebih 4 meter dari saluran pembuangan limbah, sedangkan sampel yang kedua diambil dari air sungai disekitar perkebunan kelapa sawit. Selanjutnya dilakukan isolasi mikroba penghasil enzim selulase dengan menggunakan media selektif. Setelah didapatkan mikrobanya, dilakukan identifikasi mikroba dengan pewamaan Gram, uji aktivitas selulase dengan metode Nelson Somogyi, dan penentuan kadar protein dengan metode Lowrey. 11

Pengambilan sampel Dikulturkan Diencerkan sampai 10' pada NaCl 0,9% Media Nutrient agar Media Selektif Koloni tunggal (Total Plate Count) Diinokulasikan pada media NB Secara streak pada media selektif Kultur mumi Dikulturkan pada Media NA miring Stok bakteri selulolitik khas Tandun ' r Koloni tunggal Penentuan kadar protein Gambar 2. 12

3.4. Prosedur Penelitian 3.4.1. Persiapan Sampel Pada penelitian ini diambil sampel air Daetah Aliran Sungai Siak di daerah Tandun. Sampel diambil dari 2 titik dengan menggunakan botol steril, kemudian sampel dimasukkan ke dalam termos berisi es. 3.4.2. Pembuatan media Nutrient agar Nutrien agar sebanyak 4 gram ditunbang, kemudian dilarutkan dalam 200 ml aquades sampai homogen. Selanjutnya larutan disterilkan dalam autoklaf dengan suhu 120 C selama 20 menit. Kemudian media steril ini dituang ke cawan petri secara aseptis dan dibiarkan selama 1 malam di kotak kaca sebagai pengganti LAP {Laminar Air Flow). 3.4.3. Isolasi dan Penghitungan Bakteri Sampel air sungai yang telah diambil dari dua titik dibawa ke laboratorium. Sampel dihomogenkan, sebanyak 1 ml sampel dilarutkan dalam 9 ml air salin steril (NaCl 0.9%), kemudian dilakukan pengenceran bertingkat dari 10"', 10"^, 10'^ sampai 10''. Sebanyak 250 nl dari setiap pengenceran disebarkan ke media Nutrien agar dan diinkubasi pada suhu 37 C selama 24-48 jam. Koloni yang tumbuh dihitung untuk menentukan jumlah pertumbuhan bakteri per ml sampel air (Total Plate Count). 3.4.4. Uji Kualitatif Pada Media Selektif Isolasi bakteri selulolitik dilakukan dengan metode streak plate pada media CMC. Masing-masing koloni diinokulasi ke media CMC. Koloni yang ditumbuhkan selama 24-48 jam pada suhu 37 C dimumikan dan dihitung kemampuan pembentukan zona bening. 13

Tabel 1. Susunan Nutrisi untuk media selektif Nutrisi Berat atau volum MgS047H20 0,02 gram CMC 1 gram KNO3 0,075 gram K2HPO4 0,05 gram FeS047H20 CaCl22H20 0,002 gram 0,004 gram Ekstrak kamir 0,2 gram Agar 1,5 gram Glukosa 0,1 gram 3.4.5. Identifikasi Isolat Sebanyak 200 \il inokulum ditanam dengan cara spread plate dan sebanyak 1 ose inokulum ditanam dengan cara streak plate ke media Nutrien agar. Kemudian diinkubasi dengan suhu 37 C selama 24-48 jam. Isolat yang tumbuh dipindahkan ke Nutrien agar miring sebagai stok bakteri khas Sungai Tandun. 3.4.5.1. Pewarnaan Gram Preparat ulas dibuat dengan mengambil 1 ulasan biakan bakteri dan Nutrien agar miring dengan menggunakan ose, selanjutnya diratakan diatas kaca preparat yang sudah ditetesi dengan aquades. Ulasan difiksasi dengan melewatkan diatas api lampu spritus hingga ulasan menjadi kering. Kemudian ulasan diberi beberapa tetes Kristal violet dan dibiarkan sekitar 1 menit, lalu dicuci dengan aquades mengalir. Selanjutnya ulasan ditetesi dengan larutan lugol iodine dan dibiarkan 1 menit, lalu dicuci dengan aquades mengalir. Ulasan diberi larutan pemucat (etanol 96%) setetes demi setetes hingga tetesan etanol yang jatuh tidak berwama, lalu dicuci dengan aquades mengalir. Safranin diteteskan diatas ulasan dan dibiarkan 14

selama 45 detik, lalu dicuci dengan aquades mengalir. Preparat dikeringkan dengan menempelkan tissue disisi ulasan, lalu biarkan mengering diudara. Kem udian preparat diamati dibawah mikroskop. 3.4.6. Pengukuran OD Pengukuran OD dari tiap isolat dilakukan dengan cara yaitu solat dari setiap bakteri diinokulasikan pada Nutrient Broth kemudian diinkubasi selama 24 jam. Bakteri yang sudah diinkubasi selama 24 jam diukur OD dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 600 nm. 3.4.7. Produksi Enzim Selulase Produksi enzim selulase dilakukan dengan cara yaitu, isolat dari setiap bakteri yang terdapat pada nutrient broh yang sudah dihitung ODnya dimasukkan pada Erlenmeyer 50 ml yang berisi media fermentasi yang mengandung nutrisi ( pada tabel 2) dalam buffer fosfat 25 ml kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan ph 7 dan suhu 37 C. Tabel 2. Susunan nutrisi dari medium cair produksi Selulase Nama zat Berat atau volume MgS047H2 0,005 gram KNO3 K2HPO4 FeS047H20 CaCl2 2H20 0,01875 gram 0,0125 gram 0,0005 gram 0,0001 gram Eksrak kamir 0,05 gram CMC 0,25 gram 3.4.8. Ekstraksi Enzim Enzim kasar yang diperoleh disentrifiigasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 15 menit. Filtrat hasil sentrifiigasi disebut ekstrak enzim kasar. Ekstrak 15

kasar tersebut kemudian dipisahkan dari endapannya kemudian ditentukan volume, kadar protein dengan Metode Lowry (folin-ciocelteau). 3.4.8. Uji aktivitas enzim selulase Larutkan 0,5 gram CMC {Carboxymethyl cellulose) ke dalam 100 ml buffer fosfat 0,05 M (ph 7) sebagai substrat. 4 ml larutan substrat dimasukkan pada tabung reaksi, selanjutnya dimasukkan ke dalam waterbath termostat (temperatur 45 C) selama 5 menit. Tanpa mengeluarkan tabung reaksi dari waterbath tambahkan 0,5 ml buffer eisetat, selanjutnya masukkan 0,5 ml larutan enzim. Larutan diaduk ( tanpa mengeluarkan dari dalam waterbath) dengan hatihati, jangan sampai larutan berbusa. Biarkan larutan selama 30 menit dalam waterbath. Setelah 30 menit campuran dipanaskan selama 10 menit dalam air mendidih dan mulut tutup tabung ditutup dengan kelereng. Selanjutnya larutan disentrifugasi selama 25 menit, dan diukur konsentrasi gula pereduksi dengan metode Nelson-Somogyi. Sebagai kontrol digunakan 0,5 ml larutan enzim (tanpa substrat) yang diinkubasi dealam waterbath (temperatur 45 "C) selama 30 menit, selanjutnya diperlakukan sama dengan sampel namun setelah 30 menit, sebelum dipanaskan dalam air mendidih, larutan ditambahkan 0,5 ml larutan substrat CMC. Setelah pendidihan konsentrasi gula pereduksi yang terbentuk ditentukan dengan metode Nelson-Somogyi. Sebagai blanko adalah 1 ml larutan bufer fosfat 0,05 mm (ph 7) yang diperlukan sama dengan sampel. Untuk mengkatalisis gula pereduksi yang terbentuk ditentukan dengan metoda Nelson-Somogyi sebagai berikut :sampel setelah didinginkan (temperatur kamar) 1 ml larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kedalam tabung tersebut ditambahkan 1 ml reagen Nelson-Somogyi, tutup tabung tersebut dengan kelereng atau kertas aluminium. Letakkan tabung tersebut dalam penangas air mendidih selama 20 menit. Selama 20 menit, segera didinginkan dalam air es atau air dingin sampai temperatur tabung tersebut sama dengan temperatur kamar. Setelah tabung tersebut dingin ditambahkan 1 ml arsenomolibdat dan masukkan 7 ml aquades. Aduk larutan dalam tabung reaksi tersebut dengan batang pengaduk. Absorban masing-^nasing larutan tersebut diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Pengukuran aktivitas enzim dilakukan masing- 16

masing 3 kali untuk setiap sampel. Lakukan hal yang sama pada blanko dan kontrol. 3.5. Penentuan kadar protein Larutan enzim dipipet 1 ml dan dimasukkan ke dalam eppendorf, kemudian ditambahkan masing-masing 1 ml aseton dingin 80 % (-20''C), dihomogenkan dan disunpan dalam freezer dengan temperatur -20 C selama 30 menit. Selanjutnya disentrifugasi dengan mikro sentrifuga pada kecepatan 13000 rpm selama 10 menit, lalu eppendorf yang berisi endapan protein dilarutkan dengan 1 ml buffer fosfat ph 7 (0,05 M), kemudian larutan dihomogenasikan hingga endapan protein tersebut larut. Larutan dianalisis dengan metode Lowrey. Larutan sampel protein dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan ke dalam tabung tersebut 5 ml reagen C, lalu dihomogenkan dan dibiarkan pada suhu kamar selama 10 menit. Selanjutnya, pada larutan ditambahkan 0,5 ml reagen Folin-Ciocalteau ke dalam tabung tersebut, kemudian divortex. Tabung diinkubasi selama 30 menit pada suhu kamar. Serapan masingmasing larutan sampel diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelorabang 750 run. Perlakuan yang sama dilakukan terhadap blanko yaitu buffer fosfat (0,05 M) pada ph 7 serta larutan standar protein yang dibuat pada berbagai konsentrasi (antara 0,2 s/d 1 mg/ml). 17