KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

dokumen-dokumen yang mirip
III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

III KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Tipe Data dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN

ANALISIS RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK PADA PT MASADA ORGANIK INDONESIA DI BOGOR JAWA BARAT

TINJAUAN PUSTAKA. 4 Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011]

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon

IV METODE PENELITIAN. Tabel 5. Data Produsen Bromelia di Indonesia Tahun 2008

IV METODE PENELITIAN. terhitung sejak pembuatan proposal penelitian. Pengambilan data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2011.

III KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu

VI. PEMBAHASAN 6.1. Identifikasi Sumber-sumber Risiko

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

ANALISIS RISIKO PRODUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat

ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH PADA DD. MUSHROOM DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT DODO PUTERA ANDESSA

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

ANALISIS RISIKO HARGA, RISIKO PENJUALAN DAN RISIKO PENDAPATAN PADA USAHA PEMOTONGAN AYAM NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

EKONOMI KESEHATAN (HEALTH ECONOMICS)

AKTIVA TUNGGAL. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng.

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB 5 PENUTUP. membeli saham untuk diinvestasikan. potensial yang berharga murah.disaat itulah investor bisa membeli saham.

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI MANAJEMEN INVESTASI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS RISIKO PRODUKSI PEMBENIHAN MELON DI CV MULTI GLOBAL AGRINDO, KECAMATAN KARANGPANDAN, KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya

RISIKO USAHA DIVERSIFIKASI MELON HIDROPONIK PADA PT REJO SARI BUMI UNIT TAPOS DI KABUPATEN BOGOR BRAIN ROBSON ULUAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu:

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin)

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Bab 10 Pasar Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan berinvestasi pada pasar modal. Kegiatan investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

Pengertian Manajemen Risiko

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

IV. METODE PENELITIAN

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan di kehidupan nyata yang dapat diselesaikan dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan akses informasi yang sudah mendunia. Perdagangan

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RETURN DAN RISIKO AKTIVA TUNGGAL

Transkripsi:

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep dan Definisi Risiko Menurut Frank Knight, risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai pembuat keputusan dalam bisnis. Peluang kejadian ini dapat ditentukan berdasarkan data historis atau pengalaman selama mengelola kegiatan usaha. Adanya risiko dalam kegiatan bisnis pada umunya akan menimbulkan dampak negatif terhadap pelaku bisnis. Seperti yang dikemukakan oleh Harwood, et al (1999) bahwa risiko menunjukkan kemungkinan kejadian yang menimbulkan kerugian bagi pelaku bisnis yang mengalaminya. Setiap bisnis yang dijalankan pasti memiliki risiko dan ketidakpastian. Hal ini bertentangan dengan perilaku individu yang menginginkan kepastian dalam berusaha. Indikasi adanya risiko dalam kegiatan bisnis dapat dilihat dengan adanya variasi atau fluktuasi, seperti fluktuasi produksi, harga atau pendapatan. Untuk meminimalkan risiko yang mungkin dihadapi, dibutuhkan penilaian atau analisis risiko yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan. Kepuasan atau utilitas yang diterima petani (manager) dari setiap pengeluaran dalam skala besar menentukan strategi yang akan dijalankan. Maksimalisasi utilitas menjadi kriteria pilihan yang dibuat oleh manajer. Tujuan yang ingin dicapai manager adalah maksimalisasi utilitas dan bukan peningkatan pendapatan semata (Debertin 1986). Hubungan antara fungsi kepuasan dan pendapatan (income) dapat dilihat pada Gambar 2. Utility Risk Averter Risk Neutral Risk Taker Income Gambar 2. Hubungan Fungsi Kepuasan dan Pendapatan Sumber : Debertin, 1986 18

3.1.2. Sikap Individu Terhadap Risiko Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa sikap individu ketika menghadapi risiko dapat berbeda-beda. Ada orang yang berusaha menghindar, namun ada juga sebaliknya sangat senang menghadapi risiko sementara yang lain mungkin tidak berpengaruh dengan adanya risiko. Teori tentang utility (utility theory) dapat digunakan untuk menjelaskan sikap individu terhadap risiko ini. Menurut teori ini, ada tiga kelompok sikap individu dalam menghadapi risiko (Kountur 2006): 1. Pembuat keputusan yang takut terhadap risiko (risk averter). Sikap ini menunjukkan bahwa semakin banyak kekayaan yang diperoleh, pertambahan manfaat (utility) dari kekayaan ini semakin kecil. Sebaliknya semakin kecil kekayaan, semakin besar manfaat atau utility yang dikorbankan. Keadaan ini dikenal dengan istilah diminishing marginal utility of wealth. Jika diaplikasikan pada risiko, semakin rugi, semakin besar penderitaan atas kerugian tersebut dibandingkan dengan kenikmatan yang diperoleh jika menguntungkan. Ini yang menjelaskan mengapa orang tidak suka menderita kerugian. Sebab semakin rugi dia, penderitaan yang dia terima akan semakin besar. pada umumnya, sebagian besar individu berada pada kelompok ini. 2. Pembuat keputusan yang berani terhadap risiko (risk taker). Sikap ini menunjukkan keadaan yang mana utility yang diterima dengan adanya peningkatan kekayaan lebih besar dari utility yang dikorbankan dengan penurunan kekayaan pada jumlah yang sama. Keadaan seperti ini dikenal dengan istilah increasing marginal utility of wealth. Semakin meningkat kekayaan, semakin besar utility yang diterima. Peningkatan kekayaan akan memberikan utility yang lebih besar dari pada utility yang dikorbankan jika kekayaan berkurang dengan jumlah yang sama. Oleh karena itu, kebahagian (jika itu yang diukur dengan utility) yang dia terima jika berhasil lebih besar dari sengsara yang dia derita jika rugi dengan jumlah yang sama. Hanya sedikit orang yang berada pada kelompok ini. 3. Pembuat keputusan yang netral terhadap risiko (risk neutral). Sikap ini menunjukkan bahwa besarnya utility atau manfaat yang diperoleh dari penambahan kekayaan sama dengan besarnya utility yang dikorbankan dari 19

pengurangan kekayaan dengan jumlah yang sama. Kondisi ini dikenal dengan istilah constant marginal utility of wealth. Oleh karena itu, orang yang tergolong risk neutral adalah orang yang tidak berpengaruh dengan adanya risiko. Hanya sebagian kecil orang yang termasuk dalam kelompok ini. 3.1.3. Sumber-sumber Risiko Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya risiko pada umumnya berasal dari dua sumber yakni sumber internal dan eksternal. Sumber internal umumnya lebih mudah untuk dikendalikan dan bersifat pasti. Sumber eksternal umumnya jauh diluar kendali pembuat keputusan, antara lain muncul dari pasar, ekonomi, politik suatu negara, perkembangan teknologi, perubahan sosial budaya, kondisi pemasok, kondisi geografi dan kependudukan, dan perubahan lingkungan dimana perusahaan itu didirikan. Menurut Harwood et al (1999), beberapa sumber risiko yang dapat dihadapi petani adalah: 1. Risiko produksi. Sumber risiko dari produksi adalah hama dan penyakit, cuaca, musim, bencana alam, teknologi, tenaga kerja yang dapat menyebabkan gagal panen, produktivitas yang rendah, dan kualitas yang buruk. 2. Risiko pasar dan harga. Risiko yang ditimbulkan oleh pasar diantaranya barang tidak dapat dijual yang disebabkan adanya ketidakpastian mutu, permintaan rendah, ketidakpastian harga output, inflasi, daya beli, persaingan ketat, banyak pesaing masuk, banyak produksi subtitusi, daya tawar pembeli, dan strategi pemasaran yang tidak baik, sedangkan risiko yang ditimbulkan oleh harga yang naik karena adanya inflasi. 3. Risiko kelembagaan atau institusi. Risiko yang ditimbulkan adalah adanya aturan tertentu yang membuat anggota suatu oganisasi menjadi kesulitan untuk memasarkan ataupun meningkatkan hasil produksi. 4. Risiko keuangan. Risiko yang ditimbulkan antara lain perputaran barang rendah, laba yang menurun disebabkan oleh adanya piutang tak tertagih dan likuiditas yang rendah. 20

Darmawi (2004) menyatakan bahwa sumber risiko dapat diklasifikasikan menjadi risiko sosial, risiko fisik, dan risiko ekonomi. Menentukan sumber risiko adalah penting karena mempengaruhi cara penanganannya. 1. Risiko sosial. Sumber utama risiko ini adalah masyarakat, artinya orangorang menyebabkan penyimpangan yang merugikan dari harapan. 2. Risiko fisik. Ada banyak sumber risiko fisik yang sebagiannya adalah fenomena alam. Banyak risiko yang kompleks sumbernya tetapi termasuk katagori fisik, contohnya antara lain kebakaran, cuaca dan tanah longsor. 3. Risiko ekonomi. Banyak risiko yang dihadapi perusahaan yang bersifat ekonomi adalah inflasi dan ketidakstabilan perusahaan individu. 3.1.4. Katagori Risiko Kountur (2008) menyatakan bahwa ada beberapa kategori risiko tergantung dari sudut pandang mana seseorang melihatnya. Risiko dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah: 1. Risiko dari sudut pandang penyebab Risiko dapat dilihat dari sudut pandang sebab terjadinya risiko. ada dua macam risiko jika dilihat dari sebab terjadinya, yaitu: a. Risiko keuangan Risiko keuangan adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor keuangan seperti harga, tingkat bunga, dan mata uang asing. b. Risiko operasional Risiko operasional adalah risiko-risiko yang disebabkan oleh faktor faktor non keuangan seperti manusia, teknologi dan alam. 2. Risiko dari sudut pandang akibat Risiko dapat dilihat dari akibat yang ditimbulkan. Ada dua katagori risiko jika dilihat dari akibat yang ditimbulkan, yaitu: a. Risiko murni Risiko murni adalah suatu kejadian berakibat hanya merugikan saja dan tidak memungkinkan adanya keuntungan. b. Risiko spekulatif Risiko spekulatif dalah risiko yang memungkinkan terjadinya kerugian tetapi juga memungkinkan terjadinya keuntungan. 21

3. Risiko dari sudut pandang aktivitas Aktivitas yang dapat menimbulkan risiko ada berbagai macam, misalnya aktivitas pemberian kredit, risikonya disebut risiko kredit. Seseorang yang melakukan perjalanan juga dapat menghadapi risiko, yang disebut risiko perjalanan. Banyaknya risiko dari sudut pandang aktivitas sebanyak jumlah aktivitas yang ada. 3.1.5. Risiko Portofolio dalam Diversifikasi Pengukuran risiko menjadi sangat penting dalam tahapan analisis risiko karena tahapan ini dapat menentukan relatifitas penting atau tidaknya risiko tersebut untuk ditangani dan untuk memperoleh informasi yang akan membantu dalam menetapkan kombinasi strategi manajemen risiko. Untuk menentukan banyaknya kejadian yang dianggap berisiko dapat menggunakan konsep perhitungan peluang. Hasil dari perhitungan peluang ini akan menunjukkan seberapa sering perusahaan menghadapi periode atau hasil yang sesuai dengan harapan, melebihi harapan dan tidak sesuai dengan harapan. Portofolio dalam bidang pertanian umumnya dilakukan dengan menanam lebih dari satu tanaman dalam satu lahan pada waktu bersamaan. Portofolio bertujuan mencari hasil pengembalian tertinggi dari proporsi penggunaan lahan pada tingkat risiko terendah dengan hasil tertentu. Menurut Hardwood et al. (1999) teori diversifikasi atau portofolio merupakan manajemen strategi untuk menekan risiko dengan mengusahakan beberapa aktivitas usaha atau aset. Hal ini berdasarkan jika salah satu aktivitas usaha gagal atau tidak memberikan hasil yang diharapkan pengusaha bisa menutupi kerugian tersebut dari aktivitas lain yang memberikan keuntungan lebih. Pengukuran risiko juga mencakup proses penilaian risiko. menurut Elton dan Grubber (1995) terdapat beberapa penilaian risiko yaitu, perhitungan varian (variance), standar deviasi (standard deviation), dan koefisien variasi (coefficient variation). Ketiga alat ukur penilaian risiko ini saling berkaitan satu sama lain dengan nilai varian sebagai dasar perhitungan untuk pengukuran lainnya. Standar deviasi merupakan akar kuadrat dari perhitungan nilai varian, sedangkan koefisien variasi merupakan rasio antara nilai standar baku dengan nilai expected return. Expected return merupakan nilai atau hasil yang diharapkan oleh pengusaha atau 22

pelaku usaha. Expected return dapat berbentuk jumlah produksi, jumlah penjualan, dan penerimaan atau pendapatan. Alat analisis risiko dengan model varian dan standar deviasi sering sekali dianggap kurang tepat apabila dibandingkan dengan penerimaan (return). Varian dan standar deviasi hanya menunjukkan nilai risiko secara absolut. Khususnya apabila dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam menajemen perusahaan, model perhitungan dengan varian dan standar deviasi tidak layak. Untuk mengatasi hal itu, model perhitungan dengan menggunakan koefisien variasi merupakan model yang paling sesuai. Koefisien variasi sudah memperhitungkan antara nilai risiko yang dihadapi sebuah perusahaan dan perbandingannya dengan setiap satu-satuan penerimaan (return) yang diperoleh oleh perusahaan sehingga pada akhirnya pernyataan yang mengatakan high risk high return dapat diuji dan dilihat kebenarannya dalam kasus yang dihadapi perusahaan. Pelaku bisnis mempunyai banyak alternatif dalam melakukan investasi. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan pelaku bisnis dalam menginvestasikan dananya dengan melakukan kombinasi dari beberapa kegiatan usaha atau aset. kombinasi dari beberapa kegiatan usaha atau aset dinamakan dengan diversifikasi. Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan dari beberapa investasi. Teori portofolio merupakan teori yang menjelaskan penyaluran modal ke dalam berbagai macam investasi dengan tujuan menekan risiko dan menjamin pendapatan seaman dan seuntung mungkin. Teori portofolio membahas portofolio yang optimum yaitu portofolio yang memberikan hasil pengembalian tertinggi pada suatu tingkatan risiko tertentu atau tingkat risiko paling rendah dengan suatu hasil tertentu. Diversifikasi dilakukan untuk mengurangi risiko portofolio, yaitu dengan cara mengkombinasi atau dengan menambah investasi aset/aktiva/sekuritas. Hal ini berdasarkan pertimbangan apabila salah satu aset menghasilkan return yang rendah maka aset yang lain diharapkan menghasilkan return yang tinggi sehingga kerugian bisa tertutupi. Keputusan manajemen untuk mengusahakan satu usaha tunggal (spesialisasi) atau diversifikasi bisa murni termotivasi karena tingkat 23

keuntungan yang diharapkan (expected profit) tanpa mempertimbangkan kaitannya dengan upaya menurunkan risiko. Teori portofolio membantu manajemen dalam pengembalian keputusan mengenai kombinasi investasi yang paling aman dikaitkan dengan tingkat risiko yang dihadapi. Dasar teori ini adalah pada kenyataannya investor tidak menginvestasikan seluruh dana hanya untuk satu jenis investasi tetapi melakukan diversifikasi dengan tujuan menekan risiko. Fluktuasi tingkat keuntungan akan berkurang karena saling menghilangkan jika memiliki beberapa jenis investasi. 3.1.6. Strategi Penanganan Risiko Strategi pengelolaan risiko merupakan langkah lanjutan dari proses identifikasi dan pengukuran risiko. Strategi pengelolaan risiko berbentuk langkahlangkah yang ditujukan untuk mengurangi tingkat kerugian dari suatu kondisi yang dianggap berisiko. Penanganan risiko dapat dimasukkan ke dalam fungsifungsi manajemen. Sehingga fungsi-fungsi manajemen yang dikenal dengan planning, organizing, actuating, dan controlling (POAC) bertambah satu, yaitu fungsi penanganan risiko (Kountur 2008). Menurut Kountur (2008), terdapat dua strategi penanganan risiko yaitu: 1. Preventif Preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko. Strategi ini cocok dilakukan apabila probabilitas risiko besar. Strategi preventif dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: a. Membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur b. Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) c. Memasang atau memperbaiki fasilitas fisik 2. Mitigasi Mitigasi adalah strategi penanganan risiko yang dimaksud untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan dari risiko. Strategi mitigasi dilakukan untuk menangani risiko yang memiliki dampak yang sangat besar. Adapun beberapa cara yang termasuk dalam strategi mitigasi adalah: a. Diversifikasi Diversifikasi adalah cara menempatkan aset atau harta dibeberapa tempat sehingga jika salah satu tempat terkena musibah tidak akan menghabiskan semua 24

aset yang dimiliki. Diversifikasi merupakan salah satu cara pengalihan risiko yang paling efektif dalam mengurangi dampak risiko. b. Penggabungan Penggabungan atau yang lebih dikenal dengan istilah merger menekankan pola penanganan risiko pada kegiatan penggabungan dengan pihak perusahaan lain. Contoh strategi ini adalah perusahaan yang melakukan merger atau dengan melakukan akuisisi. c. Pengalihan Risiko Pengalihan risiko (transfer of risk) merupakan cara penanganan risiko dengan mengalihkan dampak dari risiko ke pihak lain. Cara ini bermaksud jika terjadi kerugian pada perusahaan maka yang menanggung kerugian tersebut adalah pihak lain. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengalihkan dampak risiko ke pihak lain, diantaranya melalui asuransi, leasing, outsourching, dan hedging. Pengalihan risiko dapat dilakukan dengan cara mengasuransikan aset perusahaan yang dampak risikonya besar sehingga jika terjadi kerugian maka pihak asuransi yang akan menanggung kerugian yang dialami perusahaan sesuai dengan kontrak perjanjian yang telah disepakati oleh pihak perusahaan dan pihak asuransi. Leasing adalah cara dimana aset digunakan tetapi kepemilikannya adalah pihak lain. Jika terjadi sesuatu pada aset tersebut maka pemiliknya yang akan menanggung kerugian atas aset tersebut. Outsourching merupakan cara dimana pekerjaan diberikan kepada pihak lain untuk mengerjakannya sehingga jika terjadi kerugian maka perusahaan tidak menanggung kerugian melainkan pihak yang melakukan pekerjaan tersebutlah yang menanggung kerugiannya. Hedging merupakan cara pengalihan risiko dengan mengurangi dampak risiko melalui transaksi penjualan atau pembelian. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan hedging adalah melalui forward contract, future contract, option, dan swap. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional CV Multi Global Agrindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pembenihan hortikultura khususnya sayuran dan buah-buahan. Benih- 25

benih yang dihasilkan akan memunculkan varietas-varietas unggul. CV Multi Global Agrindo telah melakukan plant breeding dengan research and development dan telah menemukan berbagai jenis varietas baru dari berbagai persilangan-persilangan yang telah diujicobakan. Varietas-varietas baru tersebut merupakan tanaman hortikultura yang meliputi tanaman tomat, cabe, sawi, kacang panjang, buncis, semangka, melon, terong, pare dan lain-lain. Pemilihan komoditas melon didasarkan karena benih melon merupakan benih unggulan pada perusahaan ini sehingga dapat memberikan peranan yang cukup besar terhadap pendapatan perusahaan. Kegiatan dari bidang research and development merupakan hal yang sangat penting pada usaha ini. Research and development melakukan penelitianpenelitian tentang varietas-varietas baru tanaman. Prinsip yang digunakan adalah mencari sifat yang terbaik dari hasil persilangan antara galur-galur yang terbaik. Sebagai contoh kriteria melon yang terbaik adalah dipandang dari segi ketebalan daging, diameter buah, rasa buah dan sifat tanaman yang tahan terhadap penyakit. Kegiatan ini merupakan bidang yang sangat vital bagi perusahaan dan kegiatan ini harus berlangsung secara berkelanjutan karena dengan berbagai penelitian yang terus dilakukan maka akan diperoleh varietas-varietas baru yang lebih unggul. Dalam mengusahakan benih melon, CV Multi Global Agrindo menghadapi kendala yaitu risiko produksi. Sumber-sumber yang menjadi penyebab terjadinya risiko produksi benih melon antara lain kondisi cuaca dan iklim yang sulit diprediksi, serangan hama dan penyakit, dan tingkat keterampilan tenaga kerja dalam teknik proses produksi. Adanya risiko produksi pada CV Multi global Agrindo dilihat dari adanya fluktuasi produksi. Fluktuasi produksi tersebut akan berdampak pada pendapatan yang diterima oleh perusahaan bahkan dapat menyebabkan kerugian seperti jumlah produksi yang rendah dan kualitas hasil panen benih yang menurun. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan analisis risiko produksi dengan tepat. Analisis risiko akan memberikan gambaran berapa besar nya risiko yang mungkin akan dialami oleh CV Multi Global Agrindo dalam memproduksi benih melon. Untuk meminimalkan risiko yang ada, dilakukan pengelolaan risiko yang dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi penyebab-penyebab adanya risiko 26

produksi, kemudian melakukan pengukuran risiko, menangani risiko dan mengevaluasi risiko. Untuk mengetahui tingkat risiko dapat diukur dengan menggunakan nilai harapan (expected return), ragam (variance), simpangan baku (standard deviation), dan koefisien variasi (coefficient variation). Nilai harapan (expected return) merupakan jumlah dari nilai-nilai yang diharapkan terjadi. Probabilitas (peluang) masing-masing dari suatu kejadian tidak pasti dan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melanjutkan kegiatan usaha. Ragam (variance) merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dengan expected return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian, semakin kecil nilai variance maka semakin kecil penyimpangannya sehingga semakin kecil risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha tersebut. simpangan baku (standard deviation) dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai variance, risiko dalam penelitian ini berarti besarnya fluktuasi produksi, sehingga semakin kecil nilai standard deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Koefisien variasi (coefficient variation) diukur dari rasio standard deviation dengan return yang diharapkan atau ekspektasi return (expected return). Semakin kecil nilai coefficient variation maka akan semakin rendah risiko yang dihadapi. Selanjutnya dengan mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi yang baik dan tepat agar permasalahan yang terkait dengan risiko dapat diatasi. Alur kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 3. 27

CV Multi Global Agrindo Benih Melon Fluktuasi produksi Fluktuasi produksi diduga akibat bisnis tersebut rentan terhadap risiko produksi Fluktuasi penerimaan Analisis Risiko Tunggal dan Portofolio Expected return Ragam (Variance) Simpangan baku (standard deviation) Koefisien variasi (coefficient variation) Analisis Deskriptif Identifikasi sumber-sumber risiko produksi Cuaca dan iklim Hama dan penyakit Kegiatan produksi benih Keterampilan tenaga kerja Strategi pengelolaan risiko poduksi Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional 28