Redistribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
POLA SPASIAL DISTRIBUSI MINIMARKET DI KOTA KOTA KECIL

Penentuan Rute Angkutan Umum Berbasis Transport Network Simulator di Kecamatan Candi dan Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR

Keterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Bahan dan Alat Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Analisis Spasial

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK

PENENTUAN RUTE ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN DI SURABAYA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung

PENENTUAN LOKASI RUMAH SUSUN SEDERHANA campuran (Mixed use) DI SURABAYA BARAT

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEORI LOKASI : CHRISTALLER. Central place theory

TEORI LOKASI : CHRISTALLER. Central place theory

TEORI LOKASI : CHRISTALLER. Central place theory

IDENTIFIKASI SEBARAN MINIMARKET DI KELURAHAN TIGARAKSA KECAMATAN TIGARAKSA, KABUPATEN TANGERANG ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Identifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Oleh : CUCU HAYATI NRP Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN PASURUAN

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan ABSTRAK

Karakteristik Pengguna Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Perumahan di Kecamatan Rungkut

BAB IV ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI PASAR LOKAL DI KECAMATAN CIKAMPEK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

Dosen Pembimbing : Ir. Sardjito, MT Selvi Purnama Dewi

Penentuan Kriteria Lokasi PKL Barang Bekas di Surabaya. Studi Kasus : PKL Gembong Surabaya

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG

POLA SPASIAL HARGA LAHAN SEPANJANG KORIDOR MERR PADA RUAS RUNGKUT SAMPAI ARIEF RAHMAN HAKIM DI KOTA SURABAYA

III. BAHAN DAN METODE

Distribusi Spasial Pusat Perbelanjaan Modern Di Surabaya Pusat TUGAS AKHIR RP Anang Rubyanto Asnar ( )

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

PERUMUSAN POLA LOKASI MINIMARKET DI SURABAYA BARAT

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development

IV. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan yang dimaksud adalah efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan

TEORI CHRISTALLER DAN LOSCH dalam kaitannya dengan Central Place

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perkotaan yang mengalami perkembangan selalu menghadapi permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah sebuah provinsi sekaligus ibu kota 1.1 LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

2/6/2017. Pertemuan Kedua JARINGAN SENTRIPETAL DAN SENTRIFUGAL. Prodi S1 Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada

Dosen Pembimbing : Dr. Ing. Haryo Sulistyarso

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDALUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN LOKASI MINIMARKET TERHADAP PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NO. 7 / 2012 TENTANG PENATAAN TOKO MODERN

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang strip center mall Strip center mall

ANALISIS KEBUTUHAN JALAN DI KAWASAN KOTA BARU TEGALLUAR KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Circle K

EVALUASI PELAYANAN PUSAT PRIMER ALUN-ALUN KOTA BANDUNG

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian terdiri dari peternak dan pelaku pemasaran itik lokal

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini berisikan mengenai latar belakang mengapa penelitian ini dilakukan, masalah

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya)

Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang Perdagangan Jasa Berdasarkan Peluang Telecommuting

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Potensi Gas Rumah Kaca Pengelolaan Sampah Domestik di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya

III. METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penyebaran kuisioner

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. International Airport akan melibatkan partisipasi dari stakeholders termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan perekonomian Indonesia. Berdasarkan data AC Nielsen tahun 2008,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan jasa transportasi dari penumpang/orang timbul akibat adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PRODUKSI PERJALANAN DARI KAWASAN PEMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

Evaluasi Kinerja Jalan Arteri Primer Jalan Raya Yogya Solo Daerah Istimewa Yogyakarta

EVALUASI PENGELOLAAN PRASARANA LINGKUNGAN RUMAH SUSUN DI SURABAYA (STUDI KASUS : RUSUNAWA URIP SUMOHARJO)

III. METODE PENELITIAN. menyebar kuisioner terhadap RTS-PM. Jenis data yang diperlukan dari. a. Data tentang ketepatan sasaran penerima beras RASKIN.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Luas Masing-Masing Kelurahan di Kawasan Tambak Kecamatan Benowo, Tahun 2008 Sumber : Hasil Analisa, 2010

Transkripsi:

Sidang Preview 4 Tugas Akhir Redistribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya Oleh RIANDITA DWI ARTIKASARI 3607 100 021 Dosen Pembimbing: Dr. Ing. Ir. Haryo Sulistyarso Tahun 2011 Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

K.A.J.I.A.N P.U.S.T.A.K.A TEORI INDIKATOR VARIABEL Teori Lokasi (Model Christaller yang menjelaskan model area perdagangan heksagonal) Teori Distribusi Lokasi Optimal (Rushton(1979), tentang pola lokasi fasilitas yang optimal) Hirarki Pusat Perbelanjaan Faktor yang Mempengaruhi Lokasi Ritel Konsentrasi Konsumen Kondisi Lahan Aksesibilitas Radius Pelayanan Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga Kepadatan Penduduk Jenis Penggunaan Lahan Fungsi Jalan Ketersediaan Transportasi Umum Jarak Antar Konsumen Adanya Usaha Ritel Yang Lain

Kerangka Pemikiran Kajian Pustaka Pengertian Perdagangan Kedudukan Minimarket dalam Perdagangan Klasifikasi perdagangan Grosir (Wholeseller) Eceran (Retail/Ritel) Pasar Tradisional Pasar Modern Eceran Besar Eceran Kecil Hirarki Pusat Perbelanjaan Teori Lokasi Faktor yang mempengaruhi Lokasi Ritel Sumber: sintesa penulis, 2011 Neighbourho od center Kajian teori distribusi lokasi Minimarket Pengertian Minimarket Variabel Penelitian Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Jumlah Rumah Tangga Jenis Penggunaan Lahan Fungsi Jalan Ketersediaan Transportasi umum Jarak dari Konsumen Adanya usaha ritel yang lain Kriteria Distribusi Lokasi Minimarket Arahan Redistribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut

M.E.T.O.D.O.L.O.G.I P.E.N.E.L.I.T.I.AN Pendekatan Penelitian Pendekatan positivisme>> Tahap awal penelitian, dirumuskan definisi dan hirarki perbelanjaan secara teoritik yang berkaitan dengan keberadaan minimarket yang pernah dikemukakan sebelumnya. Tahap kedua persoalan dikaji secara spesifik melalui eksplorasi pendapat para stakeholder (responden) untuk mengetahui fakta empirik mengenai kriteria distribusi minimarket di sekitar permukiman pada wilayah penelitian. Selanjutnya pada tahap akhir menggabungkan konsep dengan eksplorasi pada fakta empirik dan teoritik..metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif metode penelitian kuantitatif dan kualitatif digunakan untuk merumuskan variabel kriteria distribusi minimarket dan penentuan redistribusi lokasi minimarket wilayah studi kasus.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Indikator Variabel Definisi Operasional Konsentrasi Konsumen Bangunan dan Lahan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Jumlah Rumah Tangga Penggunaan Lahan Aksesibilitas Fungsi Jalan Radius Pelayanan Sumber: sintesa penulis, 2011 Banyaknya jumlah penduduk pendukung dalam kawasan yang berpengaruh (minimarket) luas wilayah yang terlayani dibagi jumlah penduduk pendukung Banyaknya jumlah kepala keluarga pendukung dalam kawasan yang berpengaruh (minimarket) Persyaratan penggunaan lahan yang mempertimbangkan ketetapan penggunaan lahan (landuse) yang sesuai (kawasan perumahan dan perdagangan/ perniagaan) Klasifikasi jalan berdasarkan lebar badan jalan dan sifat penghubungnya Transportasi Publik Ketersediaan moda angkutan publik yang mampu mengakses lokasi minimarket. Jarak minimarket dari perumahan Adanya Usaha Ritel yang lain Jarak minimal yang ditempuh konsumen menuju ke minimarket dari lokasi perumahan Jarak minimal yang harus dimiliki minimarket dengan pesaing terdekat sebagai upaya penentuan distribusi ulang persaingan usaha minimarket.

Sampling Methode Proporsional Sample Sumber: analisis penulis, 2011 Proportional Random Sample Dimana n = Jumlah Sampel e = Margin error (digunakan 0,05) N = Jumlah Populasi Berdasarkan rumus tersebut, maka diketahui jumlah sample yang pada penelitian ini sebesar: No Kelurahan Jumlah penduduk Jumlah rumah tangga Proporsi Jumlah sample 1 Kel. Kedung Baruk 15.603 3121 15.967 16 2 Kel. Medokan Ayu 16.233 3247 16.612 17 3 Kel. Kali Rungkut 23.090 4618 23.629 23 4 Kel. Rungkut Kidul 14.303 2861 14.637 15 5 Kel. Wonorejo 12.714 2543 13.010 13 6 responden Kel. Penjaringan Sari 15.775 3155 16.143 16 Jumlah 97.719 19.544 100 100 Purposive Sample 24 Populasi pelaku ritel (Minimarket) di Kecamatan Rungkut, sampel juga diambil dari pemegang kebijakan terkait (DISPERINDAG, dan Kecamatan Rungkut) dan para pakar atau ahli.

Tahapan Penelitian Perumusan Masalah Permasalahan Penelitian Distribusi minimarket yang tidak merata sehingga dapat mengakibatkan inefisiensi dalam pemanfaatan ruang Studi Terpadu Terkait Kegiatan Minimarket Studi Literatur Teori Hirarki Perdagangan Teori Lokasi Faktor yg Mempengaruhi Lokasi Perdagangan Ritel Pengumpulan Data Pengumpulan Data Pengumpulan Data Primer Observasi Lapangan dan Wawancara Pengumpulan data sekunder -Data Monografi -Peta administrasi, penggunaan lahan Analisis teoritical descriptif Uji validitas dan reliabilitas Analisis pembobotan dengan skala likert Analisis Lokasi-alokasi (Pmedian) umber: sintesa penulis, 2011 Penentuan Kriteria distribusi lokasi Minimarket Penentuan arahan Redistribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut Rekomendasi Distribusi Minimarket di Kecamatan Rungkut Analisa Penarikan Kesimpulan

Hasil Analisa

Analisis Mengidentifikasi Kriteria Distribusi Lokasi Minimarket Variabel Teoritical descriptif Faktor Teoritical descriptif Kriteria Distribusi Lokasi minimarket Pembobotan dengan skala likert Kriteria Distribusi Lokasi minimarket yang Paling Berpengaruh

Analisis Penentuan Faktor Distribusi Lokasi Minimarket No. Variabel Teori Analisis Konsentrasi Konsumen 1 Jumlah penduduk 2 Kepadatan penduduk 3 Jumlah rumah tangga Jumlah penduduk pendukung untuk suatu kegiatan perdagangan perlu diketahui untuk menentukan jumlah konsumen yang akan dilayani. Begitu pula di Kecamatan Rungkut, adanya kegiatan perdagangan, dalam hal ini adalah minimarket, tentunya di pengaruhi oleh jumlah penduduk menurut Masrun (2007) jumlah minimal penduduk pendukung kegiatan minimarket dalam suatu kawasan permukiman dan perumahan yaitu sebesar 8.000 jiwa Lokasi minimarket idealnya memperhatikan kondisi kepadatan penduduk. Menurut Engel (1995) Jumlah penduduk dan kepadatan pada suatu wilayah menjadi faktor dalam mempertimbangkan suatu area perdagangan ritel. Sehingga distribusi lokasi minimarket lebih tepatnya berada pada lokasi yang memiliki kepadatan yang tinggi. Sasaran pemasaran minimarket umumnya merupakan rumah tangga sekitar. Menurut Mardiyanto (2007) lokasi minimarket di perumahan cukup baik performanya, yang harus diperhatikan adalah bahwa perumahan itu memiliki tidak kurang dari 1.500 kepala keluarga (KK). Jumlah penduduk erat kaitannya dengan tingkat kepadatan. Semakin meningkat jumlah penduduk pada suatu wilayah, maka akan semakin meningkat pula tingkat kepadatanya, sehingga berdasarkan kaitannya maka kedua variabel dianggap sama. Sedangkan variabel jumlah rumah tangga sebenarnya juga penting karena menunjukkan jumlah potensi konsumen namun eksistensinya sudah terwakili oleh jumlah penduduk. Maka faktor yang berpengaruh terhadap kriteria distribusi lokasi minimarket adalah Jumlah Penduduk.

No. Variabel Teori Analisis Kondisi lahan 1 Jenis penggunaan Menurut Engel (1995) hukum dan peraturan perlu di perhatikan khususnya jika terdapat perda atau peraturan lahan daerah yang tidak terdapat di daerah lain. Sedangkan menurut Utami (2006) pemilihan lokasi ritel harus memperhatikan sosioekonomis, yang diantaranya adalah peraturan pada kawasan. Sehingga distribusi minimarket di Kecamatan Rungkut perlu memperhatikan aturan peruntukkan penggunaan lahan sesuai dengan dokumen rencana yang berlaku. Aksesibilitas 1 Fungsi jalan Menurut Ma aruf (2005) faktor yang harus di pertimbangkan dalam letak atau tempat gerai ritel, diantaranya adalah lalu lintas kendaraan, informasi tentang jumlah dan karakteristik mobil-mobil yang melintas, faktor lebar jalan, kondisi jalan, dan kemacetan akan menjadi nilai tambah atau nilai kurang bagi pelangan itu menjadi perhatian penting seorang pemasar. 2 Ketersediaan Transportasi Publik Menurut Ma aruf (2005) transportasi umum yang banyak melintas di depan pusat perbelanjaan atau pertokoan akan memberi daya tarik yang lebih tinggi karena mempermudah konsumen untuk masuk ke areal perbelanjaan. Minimarket sebagai kegiatan perdagangan pada kawasan studi terletak pada kawasan perdagangan dan jasa. Maka faktor yang berpengaruh terhadap kriteria distribusi lokasi minimarket adalah Jenis penggunaan lahan. Fungsi jalan merupakan salah satu pertimbangan kemudahan aksesibilitas baik bagi konsumen maupun angkutan pendistribusi barang menuju ke minimarket. Sedangkan tersedianya angkutan umum dinilai tidak begitu mempengaruhi distribusi lokasi minimarket dikarenakan minimarket umumnya berada dekat dengan permukiman, sehingga konsumen tidak memerlukan transportasi umum untuk menuju ke minimarket. Maka faktor yang berpengaruh terhadap kriteria distribusi lokasi minimarket adalah Fungsi Jalan

No. Variabel Teori Analisis Radius Pelayanan 1 Jarak dari konsumen 2 Adanya usaha ritel yang lain Jarak dari konsumen merupakan jarak yang harus ditempuh oleh seorang konsumen untuk sampe di minimarket. Untuk mendapatkan jarak radius pelayanan perlu diketahui jarak dari konsumen terhadap lokasi minimarket. Posisi pesaing dari sekitar retailer berada, penting untuk mengenali jumlah dan ukuran pada peritel di suatu wilayah. Dalam model Christaller menjelaskan model area perdagangan heksagonal dengan menggunakan jangkauan atau luas pasar dari setiap komoditi yang dinamakan range dan threshold. Radius pelayanan mengatur jarak cakupan pelayanan minimarket berdasarkan jarak asal konsumen terjauh. Adanya usaha ritel yang lain dalam hal ini merupakan pengaturan jarak antar minimarket untuk menjaga persaingan dagang, namun yang terpenting adalah efisiensi penggunaan lahan dan optimalisasi distribusi lokasi minimarket. Maka faktor yang berpengaruh terhadap kriteria distribusi lokasi minimarket adalah Jarak dari konsumen (jangkauan pelayanan) dan jarak antar minimarket

Dari hasil analisa deskriptif pada tiap variabel kriteria distribusi lokasi minimarket terhadap teori terkait didapatkan beberapa faktor diantaranya adalah: Jumlah Penduduk Jenis Penggunaan Lahan Fungsi jalan Jarak dari konsumen (Jangkauan Pelayanan) Jarak antar minimarket

Analisa Penentuan Kriteria Distribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut No Variabel Analisa 1 Jumlah Penduduk 2 Jenis Penggunaan lahan Mengacu pada Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan (SNI 03-1733-2004) jumlah penduduk pendukung dalam jenis sarana pertokoan di pusat lingkungan adalah 6000 jiwa. Sedangkan menurut Masrun (2007) jumlah minimal penduduk pendukung kegiatan minimarket dalam suatu kawasan permukiman dan perumahan yaitu sebesar 8.000 jiwa. Acuan yang sesuai untuk menentukan jumlah penduduk pendukung dalam kriteria distribusi lokasi minimarket adalah Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan (SNI 03-1733-2004) yaitu berjumlah 6000 jiwa. Pemilihan lokasi ritel harus memperhatikan sosioekonomis, yang diantaranya adalah termasuk peraturan pada kawasan. Minimarket sebagai kegiatan perdagangan pada kawasan studi terletak pada kawasan perdagangan dan jasa (Utami, 2006). Menurut Masrun (2007), pola pemanfaatan ruang pelayanan minimarket dikembangkan pada kawasan perumahan dan permukiman serta pada kawasan perniagaan. Sebagai kegiatan perniagaan yang mendukung kawasan permukiman, kriteria distribusi lokasi minimarket sebaiknya terletak pada kawasan dengan jenis penggunaan perdagangan dan jasa serta pada kawasan permukiman.

No. Variabel Teori 3 Fungsi Jalan Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, Minimarket boleh berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk sistem jaringan jalan lingkungan pada kawasan pelayanan lingkungan (perumahan) di dalam kota/perkotaan. Dowson & Lord (1985) bahwa letak perdagangan skala neighbourhood adalah di persimpangan jalan lokal di area permukiman. Mengacu pada beberapa sumber ini maka kriteria distribusi lokasi minimarket yang sesuai adalah berada pada jalan lokal sampai arteri sekunder dengan aksesibilitas yang lancar. 4 Jarak Jangkauan pelayanan minimarket Marlina (2006) dalam Perencanaan dan Pengembangan Perumahan dalam wilayah permukiman sebaiknya minimarket dilengkapi dengan pasilitas perbelanjaan berupa pertokoan yang diletakkan dari ditengah-tengah dengan radius pencapaian maksimum 500 m. konsumen Masrun (2007), pola pemanfaatan ruang pelayanan minimarket (Jangkauan dikembangkan pada kawasan perumahan dan permukiman serta pada kawasan perniagaan dengan jarak terjauh antara asal konsumen dengan minimarket Pelayanan) adalah 500 m (radius pelayanan). Jangkauan pelayanan minimarket sejauh 500 m sesuai untuk kriteria distribusi lokasi minimarket karena jarak ini merupakan jarak terdekat yang mudah dijangkau konsumen.

No. Variabel Teori 5 Jarak Antar minimarket Masrun (2007) radius pelayanan sejauh 500 m yang diberlakukan untuk suatu merek minimarket yang sama, sedangkan jarak minimal untuk merek minimarket yang berbeda ditetapkan sejauh 200 m. Jarak antar minimarket sejauh 200 m sesuai untuk kriteria distribusi lokasi minimarket karena jarak mempertimbangkan persebaran konsumen agar distribusi lokasi minimarket dapat tersebar dengan optimal. Dari hasil analisis deskriptif terhadap sumber yang berkaitan dengan lokasi minimarket dapat disimpulkan kriteria distribusi lokasi minimarket di Kecamatan Rungkut adalah: 1.Jumlah minimal penduduk pendukung untuk 1 unit minimarket dalam suatu kawasan sebesar 6.000jiwa, 2.Berada pada wilayah dengan jenis penggunaan lahan yaitu perdagangan dan jasa serta pada kawasan permukiman. 3.Berada pada jalan lokal sampai arteri sekunder dengan aksesibilitas yang lancar 4.Lokasi minimarket memiliki jangkauan pelayanan sejauh 500 m. 5.Jarak minimal antar minimarket ditetapkan sejauh 200 m

Pembobotan Penentuan Kriteria Distribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut 1 No Sub-Variabel Jumlah Penduduk 2 Jenis Penggunaan lahan 3 Fungsi Jalan 4 5 Jarak minimarket dari konsumen Usaha Ritel yang lain Jumlah/ Tingkat pengaruh Bobot 1 2 3 4 5 Total Jumlah 0 6 19 47 28 100 Bobot 0 12 57 188 140 397 Persentase 0% 6% 19% 47% 28% 100% Jumlah 2 15 34 44 5 100 Bobot 2 30 102 176 25 335 Persentase 2% 15% 34% 44% 5% 100% Jumlah 0 12 31 40 17 100 Bobot 0 24 93 160 85 362 Persentase 0% 12% 31% 40% 17% 100% Jumlah 3 2 25 35 35 100 Bobot 3 4 75 140 175 397 Persentase 3% 2% 25% 35% 35% 100% Jumlah 5 12 26 30 27 100 Bobot 5 24 78 120 135 362 Persentase 5% 12% 26% 30% 27% 100% Nilai Indeks 79,4 67 72.4 79.4 72.4

Analisis Redistribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut Kebutuhan Minimarket di Kecamatan Rungkut = Pada analisis ini menggunakan pendekatan metode locationallocation models. Salah satu analisa interaksi spasial yang dipakai adalah metode p-median problem. a. Menentukan Zona Pusat Permukiman b. Penentuan bobot pada tiap Median c. Perhitungan P-median

Analisis Penilaian Pembobotan Titik Simpul/Pusat Permukiman Faktor Besaran Kriteria Nilai Jumlah Penduduk Adanya usaha ritel yang lain 5135-5770 jiwa 1 5775-6405 jiwa 2 6410-7045 jiwa Terdapat > 2 minimarket dalam jarak 200m Terdapat 1 minimarket dalam jarak 200m Tidak terdapat dalam jarak 200m Fungsi jalan Lokal 1 Kolektor 2 Arteri sekunder 3 Jenis lainnya 1 Penggunaan Permukiman 2 Lahan Perdagangan 3 3 1 2 3 Nilai Indeks 79,4 72.4 72.4 67 Keterangan Jumlah penduduk dinilai berdasarkan jumlah minimal penduduk pendukung untuk 1 unit minimarket sebesar 6.000 jiwa didalam jangkauan pelayanan sejauh 500 m. Adanya usaha ritel yang lain dinilai berdasarkan jarak antar minimarket yang ditetapkan sejauh 200 m Dinilai berdasarkan letak minimarket yang berada pada fungsi jalan lokal sampai arteri sekunder dengan aksesibilitas yang lancar Dinilai berdasarkan letak minimarket yang berada pada wilayah dengan jenis penggunaan lahan yaitu perdagangan dan jasa serta pada kawasan permukiman.

Bobot Pada Tiap Simpul (h i ) No. Simpul Bobot Simpul 1 656 2 510 3 582 4 503 5 729 6 649 7 589 8 575 9 582 10 729 11 503 12 582 13 582 14 582 15 503 16 649 17 642 18 431

Mencari Titik Simpul fasilitas yang optimal menggunakan nilai dari total matriks dengan formula Minimumkan z = Belum Lakukan matriks lagi dengan membandingkan nilai dari kolom fasilitas yang sudah didapat pada matriks pertama (y) dengan lainnya (x) Persyaratan X <= Y Jika X > dari Y maka X=Y n Apakah didapatkan titik simpul dengan nilai total matriks terkecil i n j h i d ij Y ij sudah Letak titik lokasi distribusi yang sudah optimal STOP 16 kali iterasi No. Titik Simpul Cost (Jarak x bobot) 1. 6 24,262,160 2. 10 15,403,536 3. 9 12,216,032 4. 3 9,981,696 5. 14 8,379,744 6. 18 6,960,816 7. 11 6,068,000 8. 16 5,286,048 9. 17 4,567,072 10. 2 3,899,920 11. 7 3,280,656 12. 15 2,736,832 13. 1 2,203,504 14. 4 1,739,056 15. 12 1,275,264 16. 8 814,096 Namun solusi lokasi (titik simpul) dalam perhitungan P-median yang terbaik akan didapatkan apabila nilai lower-bound pada titik simpul sama atau mendekati nilai upper-bound (Mirza, 2006). Sampai pada 16 iterasi nilai lower bound yang didapatkan yaitu 814.096 belum mendekati nilai upperbound yaitu 2.646.481 (Lampiran D, matriks 16). Sehinga dimungkinkan dilakukan iterasi kembali untuk mencapai solusi lokasi terbaik. Iterasi selanjutnya dilakukan dengan bantuan program komputer/software Java Applets P-Median Solver (http://www.hyuan.com/java/spots.html).

Hasil Penyelesaian software Java Applets P-Median Solver 1 8 9 17 16 3 6 7 10 18 2 4 5 12 13 14 15 11

PENUTUP Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam terhadap distribusi lokasi minimarket, karena pada penelitian ini hanya menggunakan faktor secara fisik seperti jumlah penduduk, aksesbilitas dan penggunaan lahan. Pada penelitian ini tidak memperhatikan faktor ekonomi dan sosial, karena hanya terbatas pada aspek secara spasial saja. Hasil studi ini dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Kota Surabaya untuk melakukan pembatasan pembangunan minimarket baru di pada kawasan yang sudah terdapat minimarket pada radius yang telah ditentukan,