2014 PENGARUH BUDAYA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI KOTA CIMAHI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pentransferan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Kebudayaan R.I. Fuad Hasan berpendapat bahwa, "Sebaik apapun kurikulum jika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman didunia pendidikan yang terus berubah secara signifikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang menuju masa depan dengan nilai-nilai, visi, misi dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuni Gantini, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

2015 TRANSFORMASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT CIREUNDEU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Nur Elia Lailasari, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

dan teori yang dipegang dalam penafsiran pendidikan tersebut. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat kegiatan belajar mengajar. Belajar dan mengajar tidak hanya dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. penyiapan sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Kaitannya dengan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

PENDAHULUAN Latar Belakang

A. Latar Belakang Penelitian

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Indriyani, 2013

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. oleh tiap-tiap individu sebagai warga negara. Karena itu, apakah negara tersebut

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB VI PENUTUP. Paiton, memiliki pandangan yang moderat, inklusif-pluralis, terhadap fakta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan secara bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui bagaimana persoalan-persoalan kebudayaan yang ada. Kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

KONSEP PENDIDIKAN. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa,

Bab I. Pengantar. tujuan untuk mengetahui hubungan dari budaya kerja terhadap kinerja dosen

BAB I PENDAHULUAN. ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang

2015 IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN MOTIF HIAS SUMATERA BARAT

BUDAYA SEKOLAH EFEKTIF (Studi Etnografi Di SMA Negeri 1 Surakarta) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan kemajuan pendidikan. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tira Nur Indah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan organiasi mengalami perubahan, Perubahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ani Sumarni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

2015 PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA SMK NEGERI DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ghina Afini Capriditi,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya Pendidikan dalam membangun sumberdaya manusia yang cerdas pada suatu negara, mejadikan banyak negara di dunia yang mewajibkan rakyatnya untuk mengikuti pendidikan baik itu formal maupun non formal. Tidak bisa dipungkiri Indonesia menjadi salah satu negara yang mewajibkan rakyatnya untuk mengikuti kegiatan pendidikan. Hal itu tertulis dalam PP No.47 Tahun 2008: Bahwa setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan dan masyarakat berhak dan berkewajiban mendukung penyelenggaraan program wajib belajar. berbunyi: Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, msyarakat, bangsa dan negara. Kondisi yang diharapkan diatas berbanding terbalik dengan tantangan yang muncul, bahwasanya pelaksanaan pendidikan yang ada di Indonesia masih berbentur dengan persolan-persolan, yang diantaranya berhubungan dengan sistem atau mekanismen yang ada, baik pada tingkat nasional ataupun di tingkat persekolahan. Selain itu, tantangan yang muncul dari luarpun menjadi suatu persolaan yang tidak dapat dipungkiri. Dari berbagai persoalan yang muncul sering terjadi kasus-kasus atau persoalan yang menyangkut pada siswa SMA, seperti siswa kurang berminat dalam mengikuti kegitan proses proses pembelajaran, tidak tercapainya target

2 pembelajaran 80% dan masih bnayak lagi. Hal tersebut sangatlah tidak sesuai dengan tujuan yang diusung oleh PP No 29 Tahun 1990 Bab 2 Pasal 2 yang diantarnaya : 1. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. 2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya. Hal tersebut menandakan bahwasanya efektivitas proses pembelajaran pada jenjang SMA belum berjalan dengan efektif, oleh karena itu untuk menciptakan kondisi yang ideal terhadap pencapaian tujuan yang telah dicanangkan dibutuhkan suatu tindakan yang tepat untuk menciptakan suatu budaya yang sesuai dengan perubahan prilaku peserta didik agar mampu mencerminkan kondisi ideal dalam proses pembelajaran. Dalam mencerminkan suatu sistem pembelajaran yang bermutu dibutuhkan suatu acuan dasar yang melandasi setiap kegiatannya, yang merupakan dasar pembentukan karakter serta bentukan standar baku untuk pembelajaran, hal tersebut akan tercermin melalui pembudayaan dan adanya budaya yang posiitif. Pentingnya pemahaman dan pengembangan mengenai budaya, pemerintah melalui sekolah sebagai suatu wadah atau tempat diselenggarakannya pendidikan, haruslah mampu menciptakan suatu cara yang efektif untuk mencerminkan pola budaya yang ada pada tingkat satuan pendidikan yang akan tercermin melalui setiap pola kegiatan termasuk didalamnnya adalah pembelajaran. Sekolah merupakan salah satu organisasi yang mencoba untuk berlombalomba dalam menciptakan budaya tersendiri yang dibentuk dan dipengaruhi oleh nilai-nilai, persepsi, kebiasaan-kebiasaan, kebijakan-kebijakan pendidikan dan perilaku orang - orang di dalamnya. Kekhasan dari sekolah sebagai suatu organisasi adalah inti kegiatan yang dijalankannya yaitu dengan adanya

3 pembelajaran. Dengan demikian sudah seharusnya budaya sekolah sesuai dengan tuntutan pembelajaran, yaitu menumbuhkembangkan siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Budaya sekolah dapat memberikan efek positif terhadap proses pembelajaran dengan kata lain budaya sekolah dapat menjadi pendorong berfungsinya suatu sekolah. Seperti pendapat Wijaya (2007) dalam artikelnya yang berjudul Menciptakan Budaya Sekolah yang Tetap Eksis [Online]. Tersedia :http://wijayalabs.files.wordpress.com/2008/01/artikel-pendidikanschoolculture.doc. [27 Desember 2012], bahwa : Jika norma-norma dasar pembelajaran seperti pertemanan, kegembiraan dalam proses belajar yang menyenangkan (fun and enjoy learning), manajemen yang terbuka, aturan yang ditegakkan, serta visi-misi sekolah yang didistribusi dengan baik dalam segenap benak komunitas sekolah, maka sekolah tersebut dapat dikatakan memiliki ciri-ciri budaya sekolah yang positif. Sekolah dengan budaya yang positif, sebagaimana pendapat diatas, salah satunya akan terlihat dari distribusi atau pengembangan visi dan misi serta tujuan sekolah yang di sosialisasikan serta di implementasikan kepada seluruh komunitas sekolah sehingga menjadikan sekolah tersebut memiliki ciri khas tersendiri di bandingkan dengan sekolah lainnya, terlebih lagi pada sekolah negeri yang samasama di sokong oleh pemerintah, begitupula dengan perkembangannya pun tidak akan lepas dari keterkaitan serta campur tangan pemerintah. Budaya yang dapat di banggakan oleh sekolah serta sesuai dengan keinginan masyarakat pengguna layanan pendidikan, akan mendorong sekolah untuk dapat bertahan dalam menghadapi persaingan. Visi dan misi yang di implementasikan oleh sekolah dapat menimbulkan budaya, yang selanjutnya akan menjadi sebuah khasanah atau ciri khas bagi sekolah tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Aan Komariah (2004: 10) yang menyatakan bahwa Budaya positif yang berkembang di masyarakat yang bersumber dari keyakinan agama,

4 adat istiadat dan etika dapat di jadikan nilai sebagai visi yang di rumuskan pimpinan, begitu juga visi yang di rumuskan. Pimpinan dapat menciptakan budaya organisasi melalui nilai-nilai, misi dan tujuan-tujuan yang di tetapkan dan di sepakati bersama. Dengan demikian, agar sekolah dapat bertahan maka sekolah harus memiliki budaya sekolah yang tercermin dalam visi dan misi yang sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat. Karena budaya sekolah memberikan arah atau pedoman berperilaku di dalam sekolah, sehingga tidak dapat bertindak atau berperilaku sekehendak hati. Dengan adanya budaya sekolah setiap komunitas sekolah akan mempunyai kesamaan langkah dan pandangan kedepan dalam bertindak, sehingga tujuan sekolah dapat tercapai dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Dadang Suhardan (2006: 97) bahwa Budaya sekolah memberi gambaran bagaimana seluruh civitas akademika bergaul, bertindak dan menyelesaikan masalah dalam segala urusan di lingkungan sekolahnya. Dengan kata lain bahwa kehidupan di sekolah serta norma-norma yang di berlakukannya merupakan kebudayaan sekolah sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat luas/lingkungannya. Dengan terbentuknya budaya sekolah yang baik, maka di harapkan dapat mendorong tercapainya inti kegiatan sekolah yaitu pembelajaran yang efektif. Dengan kata lain, pembelajaran dilakukan sesuai dengan pedoman- pedoman yang kokoh serta memperkuat nilai-nilai perilaku yang membanggakan untuk di pertahankan pada setiap pewaris generasi. Sebagaimana diungkapkan oleh Dadang Suhardan (2006: 99), Kultur sekolah dibangun oleh pola-pola kerja yang di lakukan warganya setiap hari, kehidupan keseharian membentuk budaya. Budaya sekolah yang kemudian di anut sebagai suatu nilai yang menjadi tradisi sekolah. Tradisi yang di jalankan oleh sekolah secara berulang-ulang, menjadi ritual kemudian muncul sebagai kultur sekolah yang terus di pertahankan anggotanya secara turun temurun, dan akan menjadi kebanggaan.

5 Sejalan dengan pendapat diatas, Wirawan (2007:7) mengatakan bahwa : Setiap organisasi itu mempunyai budaya organisasi yang mempengaruhi semua aspek organisasi dan perilaku anggotanya secara individual dan kelompok. Pengaruh budaya organisasi itu akan dirasakan dan diwariskan oleh setiap orang dalam kehidupannya. Dalam hal ini organisasi pada tingkat sekolah pasti terdapat budaya yang diciptakan dan dikembangkan oleh komunitasnya. Selain itu budaya sekolah akan sangat berpengaruh pada pola interaksi seseorang ketika di dalam maupun di luar sekolah. Misalnya saja seseorang yang merupakan siswa SMA pasti kesehariannya akan jauh berbeda dengan seseorang yang merupakan keluaran pondok pesantren. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan tersebut berakar pada perbedaan budaya sekolah yang dialaminya. Sebagaimana diungkapkan oleh Hollins (1996) dalam Wijaya (2008), mengemukakan bahwa Sekolah dibentuk oleh praktik dan nilai budaya serta merefleksikan norma-norma dari masyarakat saat mereka sedang dikembangkan. Berdasarkan pemahaman di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap sekolah akan memiliki perbedaan budaya yang diterapkan dan dikembangkan oleh masing- masing komunitasnya. Misalnya saja dalam hal simbol/logo sekolah yang mengandung filosofi tersendiri, cara bertutur kata/berperilaku antar komunitas sekolah, berpakaian, bekerjasama, ataupun melakukan acara-acara ritualkeagamaan di dalam dan di luar kelas. Terlebih sekolah merupakan sarana pendidikan yang akan menghasilkan SDM yang berbudaya. Untuk mengetahui gambaran terkait variabel yang akan di teliti, penulis melakukan studi pendahuluan di salah satu sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. Dari hasil hasil studi pendahuluan di dapatkan informasi, masih kurangnya efektivitas pembelajaran seperti masih kurangnya untuk mencapai target pembelajaran 80% dan masih adanyanya siswa yang kurang minat dalam

6 mengikuti proses pembelajaran. Kurang fokusnya siswa dalam menerima materi yang di berikan pengajar, juga proses pembelajaran yang monoton. Dengan terbentuknya budaya sekolah, maka diharapkan seluruh komunitas sekolah dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma atau pedoman-pedoman yang telah dijadikan kebiasaan/budaya yang baik, sehingga pada akhirnya akan mendorong pada inti kegiatan sekolah yaitu pembelajaran yang baik. Dengan kata lain keefektifan proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah, yaitu proses pembelajaran yang tepat sasaran dengan apa yang telah direncanakan dan ditetapkan, akan dipengaruhi oleh budaya sekolah yang berkembang di sekolah tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji pengaruh budaya sekolah terhadap efektivitas proses pembelajaran di SMA Negeri Se-Kota Cimahi. B. Fokus Penelitian dan Perumusan Masalah fokus penelitian ini adalah Pengaruh Budaya Sekolah Terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran di SMA Negeri Kota Cimahi. Beradasarkan fokus penelitian tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran budaya sekolah di SMA Negeri Se-Kota Cimahi? 2. Bagaimana gambaran efektivitas proses pembelajaran di SMA Negeri Se-Kota Cimahi? 3. Bagaimana pengaruh budaya sekolah terhadap efektivitas proses pembelajaran di SMA Negeri Se-Kota Cimahi? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

7 Secara umum tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh budaya sekolah terhadap efektivitas proses pembelajaran di SMA Negeri Se-Kota Cimahi. 2. Tujuan Khusus 1. Gambaran budaya sekolah di SMA Negeri Se-Kota Cimahi. 2. Gambaran efektivitas proses pembelajaran di SMA Negeri Se-Kota Cimahi. 3. Pengaruh budaya sekolah terhadap efektivitas proses pembelajaran di SMA Negeri Se-Kota Cimahi. D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan khususnya di persekolahan dalam mewujudkan efektivitas pembelajaran melalui budaya sekolah, agar sekolah dapat mengahasilkan output yang bermutu. E. Sistematika Skripsi 1. BAB I PENDAHULUAN pada bab ini diuraikan tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, gambaran metode penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, dan struktur organisasi penelitian. 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis Penelitian. Pada bab ini diuraikan tentang kajian pustaka sebagai landasan teoritik dari penelitian, kerangka pemikiran yang merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis

8 antarvariabel penelitian, hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian. 3. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi penjabaran rinci mengenai metode penelitian, yaitu mengenai lokasi dan subjek penelitian; definisi operasional; instrumen penelitian; proses pengembangan instrumen; teknik pengumpulan data dan analisis data. 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang hasil dari penelitian yaitu pemaparan data dan pembahasan data yang telah diteliti. 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian berupa kesimpulan dari hasil penelitian dan saran atau rekomendasi yang ditujukan kepada pihak yang terkait dalam penelitian.