BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Desa Sugau Nama desa secara administrasi disebut desa Sugau, masyarakat sering menyebut desa ini dengan nama Simpang Durin Pitu. Simpang Durin Pitu dibuat karena dahulunya di simpang desa ini ada tujuh pohon durian yang besar, sehingga masyarakat yang datang ke desa ini menyebutnya dengan Simpang Durin Pitu. Menurut salah seorang masyarakat desa Sugau, Bpk.Jonatan Purba (52 tahun) mengatakan: Nama desa Simpang Durin Pitu dibuat karena dahulu ditemukan tujuh pohon durian besar disimpang itu, sehingga setiap masyarakat yang datang selalu mengatakan dengan sebutan Durin Pitu, masyarakat desa yang berjualan ke kota juga selalu mengatakan bahwa dia tinggal di Durin Pitu. Hal seperti ini sering terjadi pada masyarakat Karo, karena kebiasaan masyarakat Karo apa yang menonjol dari sebuah tempat akan dijadikan sebuah nama (Wawancara, 27 Oktober 2014). Pada tahun 1938, penduduk desa Durin Pitu belum ada yang menetap di desa tersebut, mereka datang hanya untuk bercocok tanam (berladang), setelah mereka panen mereka pulang ke desa asalnya masing-masing dan setelah sampai waktunya untuk membersihkan dan menanam lagi, maka mereka datang kembali ke desa Durin Pitu. Ladang yang digarap oleh masyarakat adalah lahan perkebunan kelapa sawit pada zaman penjajahan Nippon (penjajahan Jepang). Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, semua lahan perkebunan dari penjajahan akan digarap kembali oleh rakyat Indonesia berdasarkan perintah Presiden RI Soekarno/Hatta, dengan adanya perintah Presiden, masyarakat Karo datang dan 30
menggarap lahan tersebut dan yang menjadi penghulu pertaman Bpk.Johan Purba dan merga Purba dijadikan sebagai pemantek kuta. Pada tahun 1946, terbentuklah kecamat, setelah terbentuknya dan ditetapkan pemerintah daerah maka dibentuklah pemerintahan desa pada tahun 1951, desa Durin Pitu bergabung dengan desa Simacem dan Sugau. Dari gabungan ketiga desa tersebut maka tebentuklah desa Sugau atau sering disebut masyarakat sebagai desa Durin Pitu. Dengan kepala desa pertama, merga Purba, dengan jumlah penduduk 100 jiwa, dengan bertambahnya jumlah penduduk maka desa Sugau memiliki sekarang terbagi menjadi lima dusun. Menurut kepala desa Sugau, Dahlan Purba masyarakat desa Durin Pitu pada awalnya menganut kepercayaan Pemena 22. Seiring masuknya kepercayaan baru seperti Kristen Protestan, Katholik, dan bergabungnya desa Simacem dan Sugau menjadi desa Sugau, membuat masyarakat desa meningalkan kepercayaan Pemena. Kepala desa Sugau sekarang adalah Dahlan Purba, sekretaris desa Josep Barus dan bendahara desa Herman Ginting. Desa Sugau kini telah memiliki lima dusun, kepala dusun satu adalah Amin Tarigan, kepala dusun dua adalah Ramlan Purba, kepala dusun tiga adalah Tasim Purba, kepala dusun empat adalah Model Purba, dan kepala dusun lima adalah Mastar Purba. 22 Pemena adalah kepercayaan orang karo terhadap roh leluhur atau kepercayaan terhadap adat istiadat masyarakat Karo. 31
2.2. Letak dan Keadaan Geografis Secara administrasi, Kabupaten Deli Serdang memiliki 22 kecamatan, salah satu kecamatan dari kabupaten Deli Serdang, yaitu Kecamatan Pancur Batu memiliki 6 kelurahan dan 20 desa. Salah satu desa dari kecamatan Pancur Batu adalah desa Sugau. Desa Sugau mempunyai luas wilayah 1.500 hektar dan terletak pada ketinggian 900 meter diatas permukaan laut, dengan bentuk permukaan tanah yang berbukit-bukit. Sebagian besar masyarakat Kabupaten Deli serdang adalah masyarakat suku Karo, mereka juga sering disebut dengan masyarakat Karo Jahe. Desa Sugau berbatasan dengan wilayah yaitu; 1. Sebelah utara berbatasan dengan desa Tiang layar. 2. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Kutalimbaru. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Bintang Meriah. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Namo Rambe. Gambar 1 Lokasi penelitian Sumber: Kantor Kecamatan Pancur Batu 32
2.3. Komposisi Penduduk 2.3.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Kepala Desa, dapat diketahui bahwa penduduk di desa Sugau memiliki jumlah sebanyak 2.763 jiwa, berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit daripada jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan. Jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 1.340 jiwa dengan presentase sebesar 48,49%, sedangkan jumlah jenis kelamin perempuan sebanyak 1.423 jiwa dengan peresentase sebesar 51,51%. Tabel 1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No Keterangan Jumlah Presentase(%) 1 Laki-laki 1.340 48,49 2 Perempuan 1.423 51,51 Jumlah 2.763 100 2.3.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Kepala Desa bahwa komposisi penduduk berdasarkan usia di desa Sugau berjumlah 2.763 jiwa. Dengan jumlah penduduk terbanyak pada usia 25 s/d 54 tahun sebanyak 826 jiwa dengan presentase 29,89%, kemudian disusul oleh penduduk usia 15 s/d 24 tahun sebanyak 742 jiwa dengan presentase 26,86%, selanjutnya jumlah penduduk dengan usia 7 s/d 14 tahun sebanyak 413 jiwa dengan presentase 14,95%, kemudian disusul oleh penduduk usia 55 tahun keatas sebanyak 358 jiwa dengan presentase 12,95%, selanjutnya jumlah penduduk 2 s/d 5 tahun sebesar 158 jiwa dengan presentase 5,72%, dan terakhir yang 33
merupakan jumlah yang paling terkecil yaitu penduduk pada usia 0 s/d 1 tahun sebesar 27 jiwa dengan presentase 0,98%. Tabel 2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia No Tingkat Usia Jumlah Presentase(%) 1 0 s/d 1Tahun 27 0,98 2 2 s/d 5 Tahun 158 5,72 3 5 s/d 7 Tahun 239 8,65 4 8 s/d 14 Tahun 413 14,95 5 14 s/d 24 Tahun 742 26,86 6 25 s/d 54 Tahun 826 29,89 7 55 Tahun Keatas 358 12,95 Jumlah 2.763 100 2.3.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Kepala Desa, dapat diketahui bahwa komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di desa Sugau berjumlah 2.533 jiwa. Dengan jumlah terbanyak yaitu pada tingkat SMA sebesar 748 jiwa dengan presentase 29,53%, selanjutnya disusul oleh tingkat SLTP sebesar 638 jiwa dengan presentase 25,18%, kemudian disusul oleh tingkat SD sebesar 586 jiwa dengan presentase 23,13% selanjutnya disusul oleh belum bersekolah sebesar 294 jiwa dengan presentase 11,60%, kemudian disusul oleh tingkat perguruan tinggi sebesar 150 jiwa dengan presentase 6,26%, dan terakhir yang merupakan jumlah paling terkecil yaitu pada tingkat tidak tamat sekolah sebesar 108 jiwa dengan presentase 4,30%. 34
Tabel 3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jiwa Peresentase(%) 1 Belum Sekolah 294 11,60 2 Tidak Tamat 108 4,30 3 SD 586 23,13 4 SLTP 638 25,18 5 SMU 748 29,53 6 PT 159 6,26 Jumlah 2.533 100 2.3.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kepala desa, diketahui bahwa komposisi penduduk berdasarkan jenis pekerjaan di desa Sugau berjumlah 2.427 jiwa. Dengan jumlah terbanyak yaitu bertani 1.786 jiwa dengan presentase 71,12%, selanjutnya disusul oleh pedagang berjumlah 246 jiwa dengan presentase 10,13%, kemudian disusul oleh buruh 175 jiwa dengan presentase 7,22%, selanjutnya disusul dengan pegawai swasta berjumlah 150 jiwa dengan presentase 6,18%, kemudian disusul oleh tukang berjumlah 40 jiwa dengan presentase 1,64%, dan terakhir merupakan jumlah paling terkecil yaitu pekerjaan PNS dengan jumlah 30 jiwa dengan presentase 1,24%. Ini berarti komposisi penduduk berdasarkan jenis pekerjaan yang paling besar adalah bertani. 35
Table 4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan NO Jenis Pekerjaan Jiwa Presentase(%) 1 Bertani 1.786 73,59 2 PNS 30 1,24 3 Swasta 150 6,18 4 Dagang 246 10,13 5 Tukang 40 1,64 6 Buruh 175 7,22 Jumlah 2.427 100 2.3.5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kepala desa Sugau, diketahui bahwa komposisi penduduk berdasarkan agama desa Sugau berjumlah 2.735 jiwa. Dengan jumlah terbanyak pada agama Kristen Protestan berjumlah 1.375 jiwa dengan presentase 50,27%, selanjutnya disusul oleh agama Kristen Katholik berjumlah 1.148 dengan presentase 41,97 %, dan yang terakhir agama Islam dengan jumlah 212 jiwa dengan peresentase 7,76%. Tabel 5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama NO Agama Jiwa Presentase(%) 1 Kristen Protestan 1.375 50,27 2 Kristen Katolik 1.148 41,97 3 Islam 212 7,76 Jumlah 2.735 100 36
2.3.6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Perkawinan Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Kepala Desa bahwa komposisi penduduk berdasarkan perkawinan di desa Sugau berjumlah 698 keluarga. Dengan jumlah perkawinan berbeda merga terbanyak sebanyak 646 jiwa dengan presentase 92,35%, kemudian disusul oleh penduduk yang malakukan perkawinan dengan beda suku sebanyak 43 keluarga dengan presentase 6,55%, selanjutnya jumlah penduduk yang melakukan perkawinan semarga sebanyak 9 keluarga dengan presentase 1,2%. Tabel 6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Perkawinan NO Perkawinan Keluarga Presentase(%) 1 Perkawinan Beda marga 646 92,35% 2 Perkawin semarga 43 6,55% 3 Beda suku 9 1,2% Jumlah 698 100% 2.4. Suku Bangsa Mayoritas penduduk kecamatan Pancur Batu khususnya desa Sugau adalah masyarakat Suku Karo dan sering juga disebut sebagai Karo Jahe, Suku bangsa lainnya adalah Jawa dan Batak Toba, namun hanya sebagian kecil saja. Adapun merga dari penduduk Desa Sugau adalah merga Sembiring, Ginting, Karo-karo, Perangin-angin, dan Tarigan. Meskipun masyarakat Karo di desa Sugau adalah mayoritas tapi penduduk yang tinggal di desa ini rukun antara masyarakat Suku yang lainya. 37
Alasan keberadaan masyarakat Karo di Desa Sugau, Kecamatan Pancur Batu, karena pada masa sebelum kemerdekaan atau masa perkebunan Jepang masyarakat Karo merga Karo-karo Purba telah menetap di desa ini, setelah kemerdekaan RI masyarakat Karo lainnya juga berdatangan ketempat ini untuk menggarap tanah yang ada di desa ini, namun mereka tidak tinggal di desa ini, namun setelah terbentuknya kecamatan Pancur Batu maka masyarakat yang menggarap tanah di desa ini harus menetap di desa ini. Sebagai tuan tanah atau pemantek kuta merga Karo-karo Purba. Dahulunya membuat peraturan mengenai pembelian tanah. Diluar merga Karo-karo Purba, Jawa, dan Batak Toba yang telah memiliki sebidang tanah petanian baik itu perkebunan sawit, ladang, tempat usaha, maupun tempat tinggal di desa Sugau, lahan itu semua dibeli atau diberi ganti rugi kepada pemantek kuta yang dulunya menganut kepercayaan pemena. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari masyarakat desa Sugau, interaksi yang dilakukan peneliti dengan masyarakat desa, dan wawancara yang dilakukan peneliti di desa Sugau, masyarakat paling sering menggunakan bahasa Karo dalam berbicara antara satu warga dengan warga yang lainnya. Meskipun ada juga warga yang menggunakan Bahasa Indonesia, itu hanya dalam kegiatan pemerintahaan dan ada juga yang menggunakan Bahasa Jawa dan Batak Toba itu hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki suku yang sama, jika sudah berlaian sukau maka mereka akan menggunakan Bahasa Karo untuk komunikasi sehari-hari. 38
2.5. Sarana Fisik 2.5.1. Pola Pemukiman Bentuk pemukiman desa Sugau sudah beberapa kali mengalami perubahan pertama kali, sekitar masa pendudukan Jepang atau masa perkebunan Sawit, desa ini masih dihuni oleh para tentara Jepang untuk menjaga perkebunan. Namun, setelah kemerdekaan, masyarakat mulai datang ke daerah tersebut yang sering dikenal dengan Simpang Durin Pitu. Masyarakat menyebut Simpang Durin Pitu, karena dahulunya terdapat tujuh pohon durian besar dan masyarakat yang datang ketempat tersebut selalu mengatakan bahwa mereka tinggal di desa Simpang Durin Pitu, namun sebenarnya Simpang Durin Pitu memiliki tiga desa yaitu Durin Pitu, Simacem, dan Sugau. Pada tahun 1950-an terbentuklah kecamatan Pancur Batu dan ketiga desa tersebut dibentuk menjadi satu desa, yaitu desa Sugau. Namun, dengan bertambahnya jumlah penduduk desa Sugau, sehingga dibentuk menjadi lima dusun, yaitu dusun 1, dusun 2, dusun 3, dusun 4, dan dusun 5. Setelah mereka membangun dan membuka lahan pertanian dengan semangat dan kerja keras, dapat dikatakan berhasil dalam pengembalian hasil perkebunan. Pada umumnya, rumah-rumah penduduk desa ini memiliki pola pemukiman sebagai berikut: 1. Masing-masing rumah dan rumah lainnya berhadap-hadapan. 2. Masing-masing rumah penduduk berada dipinggir jalan dan menghadap ke jalan raya. 3. Masing- masing rumah penduduk membelakangi ladang. 39
2.5.2. Sarana Jalan Sarana jalan di desa Sugau, kondisinya sangat baik dan desa ini dikelilingi oleh dua jalan raya, yaitu Jalan Jendral Djamin Ginting dan Jalan Simalingkar B, sehingga masyarakat desa Sugau sangat mudah untuk berpergian ke daerah lain dalam melakukan perdangangan. Disamping jalan terdapat jurang yang sangat berbahaya, perumahan, pasar, kebun binatang, dan perkebunan masyarakat. Sampai sekarang, jalan ini merupakan jalan yang paling dekat bagi masyarakat Karo Gugung untuk berpergian ke kota Medan, dan kedua jalan ini merupakan sarana bagi masyarakat dalam melakukan aktifitas sehari-hari untuk menjual hasil pertanian masyarakat, dan berbagai kegiatan ekonomi lainnya. Jalan Simalingkar B merupakan jalan alternative untuk menuju kota Medan jika terjadi kemacetan di jalan Djamin Ginting. 2.5.3. Sarana Kesehatan Sarana kesehatan yang terdapat di desa Sugau ini sudah mencukupi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel Sarana dan Prasarana Kesehatan NO Jenis Sarana/Prasarana Kesehatan Jumlah 1 Pos Pelayanan Terpadu 1 2 Dokter 0 3 Bidan Desa 4 4 Mantri 1 40
2.5.4. Sarana Pendidikan Sarana pendidikan merupakan sarana yang paling penting bagi masyarakat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan taraf kehidupan. Sarana pendidikan di desa Sugau ini hanya memiliki 2 unit sekolah negri dan 1 pesantren, yaitu SD Negeri Sugau 1013011, SMP Negeri 1 Atap Sugau, dan 1 Pesantren Modern. Sedangkan, untuk tingkat Sekolah Menengah Umum(SMU) tidak ada didesa Sugau dan hanya ada di kecamatan Pancur Batu. Untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi, mereka melanjutkan ke daerah Pancur Batu, Kota Medan dan Kota Pakam. 41