BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
commit to user 32 BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena- fenomena

A. Jenis dan Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan penelitian deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2014:4)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di laksanakan di MTs Negeri Model Limboto.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dondong 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Negeri Dondong 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penalaran adaptif siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika materi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.SD) Pada Program Studi PGSD. Karya Ilmiah Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Satori

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam

BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada penaksiran kovariasi di antara variabel yang muncul secara alami. yang didasarkan pada hubungan tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODO PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo Utara, pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode, Bentuk, dan Rancangan Penelitian. Sugiyono (2013: 2) bahwa Metode penelitian adalah cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kelas X Jurusan Akuntansi SMK PGRI 4 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 1 Limboto dan SMP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan ilmiah. Menurut Frankel dan Wallen dalam Yusuf, Muri. yang terjadi, dan 5) menguji hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III 1 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan dua pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

BAB III METODE PENELITIAN. tentang gejala fenomena yang diteliti secara sistematis dan cermat dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Sukoharjo kelas X MIA 2 semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Alasan memilih pemilihan tempat penelitian adalah karena peneliti adalah alumni sekaligus PPL di sekolah ini sehingga peneliti sudah mengetahui lebih banyak kondisi dari sekolah ini. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan secara bertahap. Berikut tahap-tahap waktu pelaksanaannya: 1. Tahap persiapan Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan-kegiatan seperti permohonan pembimbing, pra-survey, pembuatan permohonan perijinan, dan penyusunan instrumen, dan validasi. Tahap ini berlangsung sekitar bulan Juni 2015 Agustus 2015. 2. Tahap pelaksanaan Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengambilan data yang terdiri dari uji coba tes kecerdasan logis-matematis, tes kecerdasan logis-matematis, tes kemampuan menulis matematis bagian 1, tes kemampuan menulis matematis bagian 2, dan wawancara. Dilakukan pada bulan September Oktober 2015. 3. Tahap penyelesaian Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu analisis data hasil penelitian, penarikan kesimpulan, penyusunan laporan hasil penelitian, dan konsultasi dengan pembimbing. Tahap ini dilakukan sekitar bulan November 2015.

30 B. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan kemampuan menulis matematis siswa SMA Negeri 1 Sukoharjo, sehingga merupakan penelitian kualitatif. Hal ini dikarenakan data yang dianalisis merupakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku atau tindakan yang dapat diamati. Menurut Moleong (2013:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik (utuh), dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Lebih lanjut menurut Moleong, penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri yaitu mempunyai latar alamiah, manusia sebagai alat (instrumen), menggunakan metode kualitatif, analisa data secara induktif, penyusunan teori dasar dari data, data yang dikumpulkan berupa data deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, adanya batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, desain yang bersifat sementara, dan hasil penelitian disepakati bersama. Alternatif pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskripsi yaitu peneliti hanya mengumpulkan data mengenai kemampuan menulis matematis pada pokok bahasan sistem persamaan linear. Hasil dari penelitian ini adalah deskripsi kata-kata tertulis. C. Data dan Sumber Data Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan adalah: 1. Skor siswa pada tes kecerdasan logis-matematis. Untuk mengetahui skor siswa sebagai salah satu kriteria dalam penelitian dapat dilihat dari hasil skor tes kecerdasan logis matematis dengan mengujikan instrumen tes yang telah disiapkan sebelumnya.

31 2. Hasil pekerjaan siswa. Untuk mengetahui ketercapaian indikator kemampuan menulis matematis siswa dalam pemecahan masalah matematika pada pokok bahasan sistem persamaan linear dapat dilihat dari sumber data yaitu lembar jawaban siswa pada saat tes bab sistem persamaan linear. 3. Transkrip wawancara. Untuk mengetahui proses penulisan jawaban dalam menyelesaikan permasalahan matematika pada pokok bahasan sistem persamaan linear secara lebih mendalam dapat dilakukan dengan wawancara terstruktur dengan pedoman wawancara yang mengacu pada indikator kemampuan menulis matematis yang digunakan terhadap subjek penelitian setelah tes kemampuan menulis dilaksanakan. Selanjutnya transkrip wawancara juga digunakan untuk mengetahui deskripsi faktorfaktor yang mempengaruhi kemampuan menulis matematis siswa. Deskripsi ini didapatkan dari hasil hasil wawancara tidak terstruktur dengan subjek penelitian karena untuk menggali lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis matematis. D. Teknik Pengambilan Sampel Informan atau responden dala penelitian kualitatif tidak berfungsi untk mewakili populasi, tetapi mewakili informasi. Oleh sebab itu, penentuan subjek penelitian bukan pada besarnya jumlah orang yang diperlukan untuk memberikan onformasi (data), melainkan siapa saja di antara mereka yang lebih banyak atau paling banyak terlibat dalam peristiwa dan/atau memiliki informasi penting yang diperlukan dalam penelitian. (Ahmadi, 2014:83) Pada penelitian ini penentuan subjek penelitian dilakukan dengan cara snowball sampling. Snowball sampling yakni teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sedikit tersebut belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data (Sugiyono, 2013:219). Subjek dalam penelitian ini dipilih dengan

32 pertimbangan kemampuan siswa dalam berkomunikasi agar saat dilakukan wawancara dapat berkerjasama baik dengan peneliti. Pemilihan subjek dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Mengujikan tes kecerdasan logis matematis pada siswa untuk mengklasifikasikan siswa ke dalam 3 kategori yaitu kecerdasan logismatematis tinggi, sedang, atau rendah. 2. Memilih satu siswa dari masing-masing tingkat kecerdasan logismatematis sebagai subjek penelitian. Setiap subjek penelitian diwawancarai secara terpisah untuk mendapatkan data yang lebih mendalam mengenai kemampuan menulis matematis dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis matematis. 3. Memilih satu siswa lagi dari masing-masing tingkat kecerdasan logismatematis sebagai subjek penelitian untuk memperoleh informasi dan data yang lebih luas. 4. Dan seterusnya sampai didapatkan data yang homogen maka pemilihan subjek berhenti. E. Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data Dalam rangka mendapatkan atau memperoleh bahan dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian, maka digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan wawancara. a. Tes Menurut Thoha (1991:43), Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu. Tes dibedakan menjadi tiga menurut bentuknya yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes tindakan. Dalam penelitian kali ini yang akan digunakan adalah tes tertulis untuk mengukur kecerdasan logis-matematis dan kemampuan menulis matematis siswa.

33 1) Tes Kecerdasan Logis-Matematis Tes ini memuat soal-soal obyektif yang terdiri dari 35 soal yang diambil dari beberapa buku, yaitu: (a) Psikotes Lengkap Terkini Tes Bakat, Tes IQ, TPA, dan Tes Mensa yang disusun oleh Sujono Sumarjono; (b) Bedah Tes Gambar, Verbal, Angka, dan Penalaran yang disusun oleh Taufan Hadi Sulistyo; serta (c) Tips dan Trik Menguasai Psikotes untuk SMP dan SMA yang disusun oleh Dwi Sunar Prasetyono. Dalam buku-buku tersebut diambil soal-soal yang memenuhi indikator kecerdasan logis-matematis yang akan diukur dalam penelitian ini. Tes ini digunakan untuk mengukur kecerdasan logis-matematis siswa dan terdiri dari soal-soal yang menyangkut logika atau penalaran, pola bilangan, perhitungan, dan aritmatika sosial. Adapun indikator dari kecerdasan logis-matematis yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.2 pada BAB II Dan pengkategorian tes kecerdasan logis-matematis yang dipakai pada penelitian ini adalah berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dalam pembelajaran matematika. Dalam menentukan target pencapaian kompetensi, siswa dikatakan mencapai kompetensi jika memperoleh skor 75. Sehingga dalam penelitian ini digunakan acuan skor untuk pengkategorian kecerdasan logis-matematis sebagai berikut a) Kecerdasan logis-matematis tinggi, jika skor 76 b) Kecerdasan logis-matematis sedang, jika skor < 76 dan skor 60 c) Kecerdasan logis-matematis rendah, jika skor < 60 2) Tes Kemampuan Menulis Matematis Tes ini memuat soal-soal uraian yang disusun oleh peneliti untuk mengukur kemampuan menulis matematis siswa berdasarkan indikator yang telah ditentukan sebelumnya. Terdiri dari 5 soal dengan masingmasing soal memuat kelima indikator yang dapat diukur.

34 Kemampuan menulis matematis dikategorikan menjadi tinggi, sedang, dan rendah. Kemampuan menulis matematis tinggi jika memenuhi lima indikator. Kemampuan menulis matematis sedang jika memenuhi empat atau tiga indikator. Dan kemampuan menulis matematis rendah jika memenuhi kurang dari tiga indikator. Soal tes yang telah disusun dilakukan uji validitas terlebih dahulu sebelum digunakan. Uji validitas yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Arikunto, Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan (2012:82). Tujuan khusus dari pemberian tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan menulis matematis siswa. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan penelaahan butir-butir tes oleh validator tanpa pengujian statistik. b. Wawancara Pengertian wawancara menurut Widoyoko (2012) adalah suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan antara pewancara (interviewer) dengan responden atau orang yang diinterviu (interviewee) dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Maksud mengadakan wawancara antara lain adalah untuk mendapatkan informasi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi tuntutan, kepedulian, dan lain-lain. (Zuldafrial & Lahir, 2012:68) Dalam penelitian ini, metode wawancara digunakan untuk menggali lebih dalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis matematis siswa. Metode wawancara yang dilakukan adaah wawancara tidak terstruktur. Menurut Sugiono (2014:74) wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

35 Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden. Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut, maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan. (Sugiono, 2014:74) 2. Instrumen Penelitian a. Instrument Utama Penelitian Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, karena pada saat pengumpulan data di lapangan peneliti berperan sebagai pengumpul data selama berlangsungnya penelitian. Menurut Moleong (2013:9), dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Dan salah satu ciri penelitian kualitatif sendiri yaitu manusia sebagai alat (instrumen). b. Instrumen Bantu Penelitian Instrumen bantu yang digunakan adalah tes kecerdasan-logis matematis, tes kemampuan menulis matematis, dan pedoman wawancara. 1) Tes Kecerdasan Logis-Matematis Tes ini digunakan untuk mengukur kecerdasan logis matematis siswa. Terdiri dari soal-soal obyektif yang terbagi ke dalam lima bagian, yaitu pola bilangan, penalaran logis, kemampuan numerik, aritmatika sosial, dan berpikir abstrak. Langkah-langkah dalam penyusunan tes kecerdasan logismatematis siswa siswa adalah sebagai berikut: a. Menyusun kisi-kisi tes kecerdasan logis-matematis yang di dalamnya memuat indikator mengenai kecerdasan logis-matematis siswa. b. Menyusun butir soal pada tes kecerdasan logis-matematis. c. Menentukan cara pemberian skor pada setiap butir soal tes kecerdasan logis-matematis.

36 d. Menelaah dengan menguji validitas isi tes kecerdasan visualspasial e. Melakukan revisi jika memang ada yang perlu direvisi. f. Melakukan uji coba tes kecerdasan logis-matematis. Setelah tes kecerdasan logis-matematis dikatakan valid, selanjutnya dilakukan uji coba untuk melihat tingkat kesukaran dan daya beda setiap butir tes serta reliabilitas tes tersebut. 1) Tingkat kesukaran Tingkat kesukaran menunjukkan kualitas butir soal tersebut apakah termasuk sukar, sedang, atau mudah. Suatu soal dikatakan mudah jika sebagian besar siswa dapat menjawabnya dengan benar dan suatu soal dikatakan sukar bila sebagian besar siswa tidak dapat menjawab dengan benar. Tingkat kesukaran dihitung melalui indeks kesukaran (diffiulty index) yaitu angka yang menunjukkan proporsi siswa yang menjawab benar soal tersebut. Semakin tinggi angka indeks kesukaran semakin mudah soal tersebut. Semakin kecil angka indeks kesukaran semakin sukar soal tersebut. (Hamzah, 2014:244) Dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran diberi simbol P, singkatan dari kata proporsi. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Rumus menghitung indeks kesukaran yaitu : P = B J Dimana P B J : indeks kesukaran : banyak subjek yang menjawab betul : banyak subjek yang mengikuti tes

37 Butir soal dianggap baik jika memiliki indeks kesukaran 0,30 sampai dengan 0,7. 2) Daya beda (Arikunto, 2005:207-210) Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya beda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Besarnya indeks diskriminasi antara -1,0 sampai dengan +1,0. Dimana Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: D = B A J A B B J B = P A P B J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Perhitungan daya beda butir juga dapat dilakukan dengan mengkorelasikan skor butir dengan skor total. Korelasi butir dengan total menunjukkan kesejajaran nilai antara butir dengan total. Bila skor butir bervariasi sejalan dengan ariasi skor total maka butir tersebut mampu membedakan dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah. Butir dikatakan mempunyai daya beda tinggi apabila korelasi

38 butir itu dengan total minimal +0,30. Adapun korelasi antara butir dengan total dapat dilakukan menggunakan rumus produk momen, biserial, poinbiserial, phi, atau tetrakorik. (Purwanto, 2013:108) Dalam penelitian ini, daya beda butir soal dikur dengan menggunakan rumus korelasi produk momen yaitu: N XY X Y r XY = N X 2 X 2 N Y 2 Y 2 Keterangan: N = Banyak peserta rxy = indeks korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat X = Variabel bebas (Skor butir) Y = Variabel terikat (Skor Total) (Purwanto, 2013:118) 3) Uji Reliabilitas Reliabilitas berhubungan dengan kemampuan alat ukur untuk melakukan pengukuran secara cermat. Sebagai alat ukur, tes harus memiliki persyaratan reliabilitas. Reliabilitas merupakan konsistensi internal hasil pengukuran butir-butir tes. Suatu tes dikatakan relibel apabila di antara butir tes memberikan hasil pengukuran yang konsisten. (Purwanto, 2013:154-155) Metode untuk menguji reliabilitas dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jumlah butirnya. Apabila jumlah butir genap maka dapat menggunakan metode belah dua, Flanagan, dan Rulon. Sedangkan jika jumlah butir ganjil, metode yang dapat digunakan yaitu metode Kuder-Richardson, Hoyt dan Alpha Cronbach.

39 Dalam penelitian ini, untuk mengetahui reliabilitas tes kecerdasan logis matematis digunakan teknik Kuder dan Richardson 20 atau K-R. 20, dengan cara perhitungan sebagai berikut: Dimana r 11 = r 11 = indeks reliabilitas tes n = banyaknya butir tes n n 1 S 2 pq S 2 p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 p) S 2 = variansi tes Suatu tes dikatakan reliabel jika memiliki indeks reliabilitas r 11 0,7 (Budiyono, 2003:65-70). 2) Tes Kemampuan Menulis Matematis Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan menulis matematis siswa. Soal tes yang disusun oleh peneliti terdiri atas 2 tipe soal yaitu tipe A dan B. Berikut keguanaan dari masing-masing soal tes tersebut: a) Soal A digunakan sebagai instrumen dalam tes 1 untuk mengetahui kemampuan menulis matematis siswa. b) Soal B digunakan sebagai instrument dalam tes 2 untuk mengetahui kemampuan menulis matematis siswa. Dan digunakan sebagai instrumen untuk menguji validitasi data kemampuan menulis matematis yang diperoleh dari tes 1. Berikut langkah-langkah dalam menyusun soal tes:

40 a) Menganalisis kompetensi dasar matematika yang digunakan di SMA Negeri 1 Sukoharjo dan menentukan indikatornya b) Menganalisis materi sistem persamaan linear kelas X yaitu sistem persamaan linear dua variabel dan sistem persamaan linear tiga variabel. c) Menyusun kisi-kisi tes d) Menyusun soal-soal tes e) Melakukan validasi instrumen tes f) Melakukan revisi soal-soal tes jika diperlukan 3) Pedoman Wawancara Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara tak terstruktur. Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara disusun berdasarkan teori yang diperoleh dari hasil penelitian yang releva tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis matematis. Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun petunjuk wawancara: a. Menyusun tujuan wawancara b. Menyusun kemungkinan pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan selama wawancara c. Melakukan validasi petunjuk wawancara d. Melakukan revisi apabila diperlukan. F. Validitas Data Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) menurut versi positivisme dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri. (Moleong, 2013:321) Validasi data yang digunakan adalah triangulasi data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

41 data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. (Moleong, 2013:330) Teknik triangulasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah triangulasi waktu. Menurut Sugiyono (2014:127), waktu dapat mempengaruhi kredibilitas data, sehingga dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan unsurunsur subjektivitas yang mungkin terdapat dalam data. Juga untuk memperoleh data yang dapat dipercaya kebenarannya, sehingga dapat disusun kesimpulan, implementasi dan saran-saran tindakan yang benar dan tepat. Pada penelitian kali ini dalam menguji validitas data kemampuan menulis matematis maupun data faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis matematis akan digunakan teknik triangulasi waktu. Dalam menguji validitas data kemampuan menulis matematis dilakukan dengan cara membandingkan hasil tes 1 dengan hasil tes 2, jika mendapatkan hasil yang sama berarti tes 1 dapat dikatakan valid. Namun jika tes 1 dan tes 2 menunjukkan hasil yang berbeda maka dilakukan tes 3 dan dibandingkan dengan tes 1 maupun tes 2, jika tes 3 menunjukkan hasil yang sama dengan tes 1 maka tes 1 dikatakan valid, tapi jika tes 3 menunjukkan hasil yang sama dengan tes 2 maka tes 2 dikatakan valid. Begitu seterusnya sampai diperoleh hasil tes yang sama dari suatu tes dengan tes sebelumnya. Serta untuk menguji validitas data faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis matematis dilakukan dengan cara membandingkan hasil wawancara 1 dengan wawancara 2 dan seterusnya sampai diperoleh data yang sama. G. Teknik Analisis Data Analisis data menurut Patton (dalam Moleong, 2013:280) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Langkah analisis data kualitatif dalam penelitian ini melalui beberapa tahap sebagai berikut:

42 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, menggolongkan data, dan mengatur data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. 2. Penyajian Data Penyajian data meliputi pengklasifikasian data, yaitu menuliskan kumpulan data yang terorganisir dan terkategori dalam kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan dari data tersebut dan memberikan gambaran yang jelas tentang hasil penelitian. Penyajian data dilakukan agar data hasil wawancara, data lembar jawab siswa dan hasil triangulasi data yang disajikan secara jelas dan sitematis sehingga memudahlan peneliti untuk mengambil keputusan. 3. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan didasarkan dari sajian data dengan tujuan untuk memperoleh kesimpulan tentang kemampuan menulis matematis siswa dalam pemecahan masalah matematika pada pokok bahasan sistem persamaan linear. Gambaran umum mengenai proses pelaksanaan penelitian sampai penganalisisan adalah awalnya semua siswa kelas X- MIA 2 diberikan tes kecerdasan logis-matematis. Dari hasil tes tersebut siswa dikategorikan menjadi 3 yaitu kategori kecerdasan logis-matematis rendah, sedang dan tinggi. Dari masing-masing kategori diambil 1 siswa untuk dijadikan subyek pertama untuk diteliti lebih lanjut lewat wawancara. Siswa juga dipilih dengan mempertimbangkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap hasil temuan dari wawancara. Untuk memperluas dan mempertajam informasi diambil 1 siswa lagi dari masing-masing tingkat kecerdasan logis-matematis sebagai subyek penelitian untuk diteliti lebih lanjut dan dilakukan analisis. Begitu terus berlanjut sampai ditemukan data yang

43 homogen maka pemilihan subjek berhenti. Data yang sudah memenuhi keabsahan data dianalisis dan disajikan dalam bentuk kata-kata lalu ditarik kesimpulan. H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan serangkaian langkah-langkah secara urut dari awal hingga akhir yang dilakukan dalam penelitian. Adapun prosedur penelitian ini ditempuh dalam beberapa tahap sebagai berikut: 1. Tahap Pralapangan Pada tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan berikut; a. Menyusun proposal penelitian b. Pembuatan instrument tes c. Melakukan perijinan ke lembaga terkait yaitu SMA Negeri 1 Sukoharjo 2. Tahap Pengumpulan Data Tahap ini dilakukan untuk mengambil data yang relevan dan akurat, dengan cara terjun langsung ke lapangan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap pengumpulan data yaitu: a. Melakukan uji coba tes kecerdasan logis-matematis pada siswa kelas X MIA 1 dan X MIA 3. b. Melakukan uji reliabilitas tes dan melakukan reduksi soal tes. c. Mengujikan instrumen tes kecerdasan logis-matematis yang telah direduksi pada siswa kelas X-MIA 2. d. Menganalisis hasil tes untuk mengklasifikasikan siswa ke dalam tingkat kecerdasan logis matematis tinggi, sedang, dan rendah. e. Mengujikan instrumen tes kemampuan menulis matematis 1. f. Mengujikan instrumen tes kemampuan menulis matematis 2. g. Menentukan subyek penelitian Subyek penelitian dipilih melalui teknik snowball sampling. h. Melakukan wawancara terhadap subjek penelitian untuk mendapatkan data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis matematis.

44 i. Menganalisis hasil tes dan hasil wawancara untuk mengklasifikasikan siswa ke dalam kemampuan menulis matematis tinggi, sedang, dan rendah. Serta untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis matematis siswa. 3. Tahap Validasi Data Pada tahap penelitian ini dilakukan validasi data dengan teknik triangulasi data yang dipilih yaitu dengan mencocokkan data hasil tes I dengan tes II dan seterusnya, dan wawancara I dengan wawancara II dan seterusnya, sehingga diperoleh hasil yang sama. 4. Tahap Analisis Data Tahap analisis data meliputi 3 kegiatan, yaitu: a. Reduksi data b. Penyajian data c. Penarikan kesimpulan 5. Tahap Penulisan Laporan Penelitian Pada tahap ini peneliti menyusun laporan hasil penelitian berdasarkan datadata yang telah dikumpulkan dan dianalisis dan mengikuti aturan yang sesuai dan telah ditentukan sesuai dengan sistematika yang baku.