PERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON

dokumen-dokumen yang mirip
SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL

SIMULASI LINTASAN BERKAS ION ISOTOP- ISOTOP KARBON DALAM SIKLOTRON DECY-13

DESAIN AWAL KOMPONEN CENTRAL REGION SIKLOTRON PROTON 13 MEV

PENGGUNAAN METODE RUNGE-KUTTA (RK4) PADA. SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON DALAM SIKLOTRON PET 13 MeV

EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON

BAB I PENDAHULUAN. (target 20 Ne alami + 19 F alami untuk pengemban/carrier). 18 F kemudian disintesis menjadi

SIMULASI LINTASAN BERKAS UNTUK OPTIMASI POSISI TARGET DARI KELUARAN SISTEM EKSTRAKSI BERKAS SIKLOTRON PROTON DECY-13

PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET

PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO

SIMULASI APLIKASI SIKLOTRON UNTUK PERTANGGALAN RADIOKARBON ( 14 C)

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR

ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON

ALIGNMENT SISTEM MAPPING UNTUK MAGNET SIKLOTRON DECY-13

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE

PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SIMULASI AWAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN SUPERFISH DAN OPERA-3D

Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTA-BATAN) Yogyakarta sebagai lembaga pemerintah non departemen memiliki tugas

PRODUKSI ARUS ION DARI HEAD SUMBER ION EKSPERIMEN UNTUK SIKLOTRON 13 MeV

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281

SIMULASI TRANSPOR BERKAS ION DALAM AKSELERATOR SAMES J 2.5

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8

PERANCANGAN KOMPONEN DEE SIKLOTRON PROTON 13 MEV

ANALISIS KOMPOSISI DAN KURVA B-H BAHAN LOW CARBON STEEL PT. KRAKATAU STEEL MENGGUNAKAN VSM DAN EDX UNTUK KEPERLUAN DESAIN MAGNET SIKLOTRON 13-MeV

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

Simulasi ADCRC (Active Disturbance Rejection Controller) dan kendali PD pada Model Cavity Siklotron DECY 13

ESTIMASI SEBARAN PELUANG PAPARAN RADIASI RESIDU PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON 13 MeV

UM UGM 2017 Fisika. Soal

LATIHAN UJIAN NASIONAL

PERANCANGAN ULANG MAGNET PENGANALISIS PADA IMPLANTOR ION DENGAN SIMULATOR SUPERFISH DAN OPERA-3D

TOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.

Rancang Bangun Sistem Pengukuran Medan Magnet Menggunakan LabVIEW, CONTROLLER NI crio-9022, dan DTM-151 Digital Teslameter

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII

OPTIMASI KINERJA OPERASI SISTEM PEMAYAR MBE LATEKS 300 kev/20 ma

RANCANGAN SISTEM PROTEKSI DAN INTERLOCK MESIN SIKLOTRON DECY-13

Copyright all right reserved

SIMULASI PERJALANAN AMPLOP BERKAS AKSELERATOR ION ENERGI MEDIUM

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

Gaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

Prodi Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Mata Pelajaran : FISIKA

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

PERBANDINGAN HASIL KONSTRUKSI TERHADAP HASIL SIMULASI DARI ISOKRONUS MAGNET SIKLOTRON DECY-13

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

UJI FUNGSI SISTEM PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV/20 MA

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Fisika UMPTN Tahun 1986

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 FISIKA

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap II Semifinal Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994

Fisika EBTANAS Tahun 1994

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET

Antiremed Kelas 12 Fisika

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2007

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

4. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 72 km/jam. Jarak yang ditempuh selama selang waktu 20 sekon adalah...

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

PENENTUAN BESARAN EFEK BERKAS PROTON PADA FASILITAS TARGET SIKLOTRON DECY-13

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

Penulis : Fajar Mukharom Darozat. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

Uji Kompetensi Semester 1

RANCANGAN AWAL SISTEM PENDINGIN PADA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

GERAK HARMONIK SEDERHANA

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

UN SMA IPA 2008 Fisika

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

BAB 20. KEMAGNETAN Magnet dan Medan Magnet Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

SMA/MA IPA kelas 12 - FISIKA IPA BAB 7 GAYA GERAK LISTRIK INDUKSILatihan Soal 7.1

drimbajoe.wordpress.com

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1.

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2

RANCANGAN TRANSFORMATOR 625 VA TERISOLASI PADA TEGANGAN TINGGI 300 KV UNTUK CATU DAYA FILAMEN SUMBER ELEKTRON MBE LATEKS

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

2 A (C) - (D) - (E) -

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah.

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana

Transkripsi:

ISSN 1411-1349 Volume 13, Januari 2012 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email : pramudita@batan.go.id ABSTRAK. Telah dilakukan perhitungan orbit awal berkas proton pada central region siklotron dengan menggunakan Scilab 5.2.0. Perhitungan dilakukan dalam 2 dimensi dengan kuat medan magnet homogen 1,66 tesla pada frekuensi harmonik keempat. Posisi sumber ion, dees, dan dummy dees mengikuti data siklotron GE Minitrace, tegangan puncak dees 30 kv. Hasil perhitungan dibandingkan dengan hasil simulasi serupa untuk siklotron KIRAMS-13 dan perbandingan memberikan hasil yang setara. Kata kunci: orbit awal, berkas proton, central region, siklotron, simulasi ABSTRACT CALCULATION OF PROTON BEAM INITIAL ORBIT AT CYCLOTRON CENTRAL REGION. A calculation of proton beam initial orbits at cyclotron central region was carried out using Scilab 5.2.0. The calculation was done in 2 dimensions in a homogeneous magnetic field of 1.66 tesla at frequency of fourth harmonics. The positions of ion source, dees, and dummy dees follow those of GE Minitrace cyclotron, peak dee voltage 30 kv. The calculation yields result comparable to those simulated at KIRAMS-13 cyclotron. Keywords: initial orbits, proton beam, central region, cyclotron, simulation PENDAHULUAN L intasan awal berkas ion pada kawasan pusat (central region) siklotron perlu diperhitungkan karena akan menentukan lintasan pada pemercepatan selanjutnya. Kawasan pusat siklotron berukuran kecil dan di dalamnya terdapat sumber ion sehingga berkas ion awal harus mempunyai tenaga dan ruji lintasan yang cukup supaya lintasan pertama tidak mengenai sumber ion. Pada laporan ini disampaikan hasil perhitungan simulasi lintasan yang diharapkan dapat digunakan untuk siklotron 13 MeV yang direncanakan dibuat di Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di Yogyakarta. Untuk perhitungan simulasi tersebut digunakan data tataletak atau posisi dees dan dummy dees yang ada pada siklotron GE (General Electric) Minitrace yang ada di RS Gading Pluit, Jakarta. Untuk tegangan maksimum dees digunakan 30 kev seperti yang direncanakan untuk siklotron 13 MeV PTAPB (pada siklotron GE Minitrace digunakan 35 kev). Meskipun lintasan berkas di kawasan pusat siklotron masih bertenaga rendah, tetapi perhitungan sudah menggunakan rumus relativistik, sehingga program yang dibuat dapat digunakan untuk perhitungan lintasan pada tenaga yang lebih tinggi. Karena data atau hasil perhitungan kuat medan dalam 3 dimensi belum ada, maka simulasi dilakukan hanya untuk 2 dimensi dengan menganggap medan magnet homogen ke arah vertikal. Program yang dibuat juga dapat menampung pengembangan ke 3 dimensi, jika data medan dalam 3 dimensi sudah dapat diperoleh. Untuk perhitungan digunakan perangkat lunak Scilab 5.2.0 yang merupakan perangkat lunak gratis (freeware). Pilihan perangkat lunak ini karena langsung dapat digunakan untuk membuat gambar lintasan dalam 2 maupun 3 dimensi, dan perangkat lunak serupa yang tidak gratis, Mathlab, dalam beberapa pustaka juga digunakan untuk perhitungan lintasan serupa. Hasil perhitungan dibandingkan dengan hasil perhitungan serupa untuk siklotron KIRAMS-13 buatan Korea. TEORI Perhitungan lintasan berkas ion muatan q kecepatan v r didasarkan pada gaya F r yang diterima oleh partikel bermuatan dalam medan listrik E r dan medan magnet B r r r r r F = q( E + v B). (1) 116 Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 13, Januari 2012 : 116-125

Volume 12, November 2010 ISSN 1411-1349 Medan listrik E r merupakan fungsi posisi (x,y,z) dan waktu (t), sedang medan magnet B r merupakan fungsi posisi saja. Besar kedua medan ini dapat diperoleh dari simulasi perhitungan maupun dari pengukuran (mapping). Secara komponen persamaan (1) dapat dituliskan sebagai F F x y Secara relativistik, ada perbedaan pengaruh gaya F r terhadap perubahan momentum dan kecepatan searah dan tegak lurus kecepatan v r. [1] Persamaan gerak searah v r diberikan oleh r r 3 r F = dp / dt = mγ dv / dt, (2) s s dengan gaya searah v r diberikan oleh r r r r 2 = sv, s = ( F. v) / v (3) F s 2 dan koreksi relativistik γ = 1/ 1 v 2 / c, c = kecepatan cahaya. Persamaan gerak tegak lurus v r diberikan oleh r F t = q = q F = q z ( E x + v y Bz vz B y ( E y + v z Bx v x B z ( E z + vx By v y Bx r r dp / dt = mγdv / dt, = (4) t t s ), ), ). dengan gaya tegak lurus v r diberikan oleh r r r Ft = F F s. (5) Dari persamaan (3) dan (4) komponen F r s dan F r t dapat dihitung F = sv, F = F F, i x, y, z. (6) si i ti i si = PERHITUNGAN Untuk posisi sumber ion, dees, dan dummy dees digunakan data dari manual siklotron GE Minitrace di RS Gading Pluit seperti pada Gambar 1. [2] Dari data tersebut diperoleh jarak antara sumber ion dengan dee pertama (D1) 1,5 mm, antara dee pertama dengan dummy dee pertama (DD1) 2 mm, antara dee kedua (D2) dengan dummy dee kedua (DD2) dan dummy dee ketiga (DD3) masing-masing 3 mm, antara dummy dee keempat (DD4) dan dee pertama (D1) 4 mm, dan sudut dee sekitar 35 (Gambar 2). Sumber ion berada 15,5 mm dari pusat siklotron. Dengan tegangan dee maksimum 30 kv, kecepatan ion maksimum v = (2E/m) ½ (2 3 10 4 1,602179 10 19 /1,672631 10 27 ) ½ 2,4 10 6 m/s. Pada frekuensi harmonik keempat yang digunakan (78 MHz) dalam setengah periode (0,5T) ditempuh jarak v/2f (2,4 10 6 m/s)/(2 78 10 6 /s) 0,015 m 1,5 cm 15 mm, sehingga jarak sumber ion ke dee pertama 1,5 mm ditempuh dalam 0,1 0,5T yang berarti ion sudah masuk dee sebelum fase rf membalik. Gambar 1. Posisi sumber ion (ion source, IS), dees (D1, D2), dan dummy dees (DD1, DD2, DD3, DD4) dari siklotron GE Minitrace di RS Gading Pluit. [2] 117

ISSN 1411-1349 Volume 13, Januari 2012 Gambar 2. Perhitungan sudut dee dan jarak antara sumber ion dengan dee dan antara dee dengan dummy dee. Untuk memudahkan perhitungan tepi dee ditempatkan pada sumbu Y dan berkas ion keluar dari sumber pada (1,5 mm; 15,5 mm) ke arah x (Gambar 3). Gambar 3. Posisi sumber ion, dee, dan dummy dee pertama, skala dalam mm. Jarak 1,5 mm antara sumber ion dan dee dibagi menjadi 50 interval dx = 1,5 mm/50, dan tenaga awal ion diasumsikan 30 kev/50 sehingga kecepatan awalnya v x0 dapat dihitung. Interval waktu dt = dx/v x0 dimasukkan persamaan (2) dan (4) untuk menghitung dv r s dan dv r t sehingga dari komponenkomponennya dv x dan dv y dapat dihitung untuk memperoleh v x = v x0 + dv x dan v y = v y0 + dv y yang baru untuk iterasi selanjutnya pada t = t 0 + dt. Tergantung arah iterasi, dapat dipilih dt = abs(dy/v y ). Medan rf pemercepat antara dee dengan sumber ion atau dummy dee diberikan oleh E = E 0 sin (ω rf t + f) dengan E 0 = 30 kv/jarak antara dee dengan sumber ion atau dummy dee dalam meter. E hanya ada antara dee dengan dummy dee atau sumber ion, dan E = 0 dalam dee dan antar dummy dee. Komponen E x dan E y disesuaikan dengan tempat dan arahnya (ke atau dari dee), f adalah fase antara rf dengan berkas ion. Medan magnet selalu ke arah z (B x = B y = 0). Program iterasi untuk perhitungan hingga 2 putaran dapat dilihat pada Lampiran. Untuk tiap iterasi digunakan function [T,vx,vy] = it(e,omf,t,f1, e,vx,vy,vz,bx,by,bz) dan iterasi dilakukan terpisah untuk tiap bagian sumber ion D1, dalam D1 (E = 0), D1 DD1, DD1 DD2 (E = 0), DD2 D2, dst. Pada akhir iterasi tiap bagian dapat diperiksa nilai tenaga gerak T, yang pertambahannya pada tiap harus kurang dari 30 kev, karena tegangan dee maksimum hanya 30 kv. Dalam dee dan antar dummy dee seharusnya tidak ada pertambahan tenaga gerak, jika terjadi disebabkan oleh ketelitian iterasi dan besarnya maksimum 1%. HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISIS Hasil perhitungan simulasi lintasan hingga 2 putaran dibandingkan dengan hasil simulasi pada KIRAMS-13 [3] dapat dilihat pada Gambar 4. Ruji awal serupa sekitar 30 mm, tetapi ruji selanjutnya KIRAMS-13 lebih besar karena tegangan dee (tenaga) lebih besar (45 kv vs 30 kv). Jarak antar berkas simulasi 10-15 mm, pada KIRAMS-13 sekitar 20 mm. 118 Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 13, Januari 2012 : 116-125

Volume 12, November 2010 ISSN 1411-1349 Gambar 4. Hasil perhitungan simulasi hingga 2 putaran dibandingkan dengan hasil simulasi pada siklotron KIRAMS-13. Simulasi untuk fase rf 85 105 (> 80 )( =20 ) (Gambar 5) memberikan pelebaran berkas sekitar 5 mm pada akhir putaran, sedang pada hasil KIRAMS- 13 simulasi dengan fase rf 290 330 ( =40 ) memberikan pelebaran hingga sekitar 10 mm pada pertengahan putaran. Gambar 5. Simulasi untuk fase rf 85 105 (> 80 ) ( =20 ) memberikan pelebaran berkas sekitar 5 mm pada akhir putaran. Simulasi hingga 2 putaran untuk fase rf 90, sudut arah berkas 170 dan 190 terhadap sumbu-x. Dengan berkas awal menyimpang ±10 (terhadap arah x atau 180 ) diperoleh pelebaran kurang dari 5 mm. Lubang puller yang dapat membatasi ini berukuran 2 (1,5 mm) tg 10 0,53 mm. Jika lubang puller berukuran 0,8 mm seperti ukuran lubang sumber ion siklotron CYCHU-10, [4] berarti penyimpangan arah berkas sebesar ±arctg(0,4/1,5) ±15, dengan hasil pelebaran yang hampir sama dengan ±10. Pelebaran tenaga (energy spread) pada akhir 2 putaran terhitung sekitar 8 kev (252 kev pada arah 170 dan 244 kev pada arah 190 ). Variasi jarak antara sumber ion dari d = 1 2 mm tenaga awal menurun (30 kev pada 1 mm dan 25 kev pada 2 mm), sedang tenaga pada akhir 2 putaran maksimum pada d = 1,3 mm. KESIMPULAN Program untuk simulasi lintasan awal pada kawasan pusat siklotron telah berhasil dibuat dengan hasil yang sebanding dengan hasil simulasi pada siklotron KIRAMS-13. Dengan lubang puller sekitar 0,53 mm dapat dibatasi penyimpangan berkas awal ±10 atau pelebaran berkas kurang dari 5 mm. Jika lubang puller berukuran 0,8 mm penyimpangan arah berkas sebesar ±15, dengan hasil pelebaran yang hampir sama dengan ±10, tetapi arus berkas yang diteruskan dapat lebih besar. Penyimpangan arah berkas ±10 menyebabkan pelebaran tenaga 8 kev. DAFTAR PUSTAKA 1. WIEDEMANN, H., Particle Accelerator Physics, Basic Principles and Linear Beam Dynamics, Springer-Verlag, Berlin, 1993. 2. GE Healthcare Technical Publications DIRECTION 2410010-100 Rev 01, MINItrace TM Ion Source Adjustment Tool, Installation and Service Manual, Copyright 1983-2004 by General Electric Company. 3. CHAI, J.S., dkk., Development and Status Report of Medical Cyclotron at KIRAMS, 2004. 4. QIN, B., dkk., Main Magnet and Central Region Design for a 10 MeV PET Cyclotron Cychu-10, Proceedings of PAC09, Vancouver, BC, Canada, 2009. 119

ISSN 1411-1349 Volume 13, Januari 2012 TANYA JAWAB Suprapto Mohon penjelasan bahwa pada jarak 1,5 mm dan disambungkan dengan luaran osilator dengan amplitudo 30 kv memenuhi kriteria tidak terjadi discharge! Berdasar kriteria Kilpatrick jarak minimum sebelum terjadi discharge (lucutan) adalah 2 mm untuk tegangan 40 kv sehingga untuk 30 kv yang digunakan pada siklotron di RS Gading Pluit jarak 1,5 mm masih memenuhi kriteria Kilpatrick. Prof. Ir. Syarip Mengapa dipilih siklotron KIRAMS sebagai rujukan (secara teknis apa kelebihannya)? Siklotron KIRAMS dipilih sebagai rujukan karena sudah terbukti beroperasi (proven) dan KIRAMS mau/sudah bekerjasama dengan BATAN. Tegas Sutondo Berapa toleransi yang bisa diterima prosentase berkas yang hilang (keluar jendela) untuk desain siklotron yang sudah terinitial? Pada desain yang dibuat untuk DECY-13 arus dari sumber ion direncanakan sebesar 100 µa dan sampai ditarget direncanakan 50 µa, sehingga 50% ditoleransi keluar dari berkas dan mengenai dinding (beam loss). 120 Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 13, Januari 2012 : 116-125

Volume 12, November 2010 ISSN 1411-1349 LAMPIRAN. Program iterasi lintasan awal berkas proton hingga 2 putaran. 121

122 Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 13, Januari 2012 : 116-125

Volume 12, November 2010 ISSN 1411-1349 123

124 Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 13, Januari 2012 : 116-125

Volume 12, November 2010 ISSN 1411-1349 125