HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Kabupaten Pati Keadaan Umum Kecamatan Pati

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

Lampiran 1. Peta Desa Air Sulau. Sumber :

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

1 Sapi 80 2 Kambing Domba 20 4 Kuda 3 5 Itik 55 6 Ayam Kampung 75

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung adalah provinsi yang memiliki luas wilayah ,50 km 2

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN

4.1. Letak dan Luas Wilayah

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

MATERI DAN METODE. Materi

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

SKRIPSI RABIAH AL-ADAWIYAH SIREGAR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Lampiran 1. Peta Kabupaten Pati

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV GAMBARAN UMUM

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

POTENSI KING GRASS SEBAGAI PAKAN TERNAK DAN TANAMAN PENGUAT TERAS DI DESA TOBU, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

III. Sumber dan Potensi HPT Pada dasarnya budidaya hijauan pakan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu budidaya untuk dipotong (cut and carry dan

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

Siti Nurul Kamaliyah. SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System)

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

TINJAUAN PUSTAKA Hijauan Pakan Ternak Rumput

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

PEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

I. PENDAHULUAN. tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan dikatakan mempunyai

MEMBUAT SILASE PENDAHULUAN

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

SKRIPSI POTENSI HIJAUAN PAKAN UNTUK PENGGEMBALAAN SAPI POTONG PADA LAHAN PERKEBUNAN KELAPA DI KECAMATAN DAKO PEMEAN. Oleh : H E N R I K NPM :

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

pengembangan KERBAU KALANG SUHARDI, S.Pt.,MP Plasmanutfah Kalimantan Timur

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

JENIS PAKAN. 1) Hijauan Segar

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. keadaan penduduk, keadaan sarana dan prasana, keadaan pertanian, dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

BAB I PENDAHULUAN. yang strategis karena selain hasil daging dan bantuan tenaganya, ternyata ada

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

KEADAAN UMUM LOKASI Peternakan Kambing Perah Cordero

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

POLA PENYEDIAAN HIJAUAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA KECIL DI DESA PANTAI SIDOHARJO, KECAMATAN PACITAN, KABUPATEN PACITAN

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

Transkripsi:

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Kabupaten Mandailing Natal Penduduk Kabupaten Mandailing Natal bermata pencaharian di sektor pertanian secara luas, kemudian sebagai pedagang, buruh, pegawai negeri dan pegawai swasta serta jenis pencaharian lainnya. Jenis ternak yang banyak diusahakan masyarakat baik ruminansia maupun unggas yakni kambing, domba, sapi, kerbau, ayam, itik dan bebek (Badan Pusat Statistik Kabupaten Mandailing Natal, 2010). Kecamatan Panyabungan memiliki luas sebesar 25.977,43 Ha yang terbagi atas 38 Desa dengan jumlah penduduk keseluruhan sebanyak 76.482 jiwa. Secara keseluruhan, populasi ternak kambing di Kabupaten Mandailing Natal sebanyak 20.310 ekor. Populasi ternak kambing di Kecamatan Panyabungan merupakan jumah terbanyak kedua setelah Kecamatan Natal yaitu sebesar 1809. Populasi ternak yang terdapat di Kabupaten Mandailing Natal disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Populasi Ternak di Kabupaten Mandailing Natal Tahun (Ekor) Jenis Ternak 2006 2007 2008 2009 Sapi 3490 3714 4245 4517 Kerbau 4441 4457 4203 4246 Kambing 20235 20516 19993 20310 Domba 7986 8014 7995 8046 Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Mandailing Natal (2009) Populasi kambing tertinggi ekor terdapat di Kecamatan Natal. Namun, sulitnya akses untuk menuju ke Kecamatan Natal menjadikan Kecamatan Panyabungan sebagai Kecamatan dengan populasi ternak kambing tertinggi kedua sebagai wilayah yang paling ideal untuk mengembangkan ternak kambing. Peran pemerintah untuk membantu para peternak rakyat sangat membantu dalam meningkatkan skala peternakan di Kecamatan Panyabungan. Tingkat kepemilikan ternak kambing di peternakan rakyat umumnya sangat kecil, sehingga para peternak belum menjadikan ternak kambing sebagai bahan konsumsi makanan dan hanya sebagai tabungan keluarga saja. 17

Keadaan Umum Desa Pidoli Lombang Desa Pidoli Lombang merupakan desa di Kecamatan Panyabungan yang berbatasan dengan Kelurahan Sipolu-Polu di sebelah Utara, Desa Perbangunan di sebelah Selatan, Kelurahan Pidoli Dolok di sebelah Barat dan Kecamatan Panyabungan Barat di sebelah Timur. Luas wilayah desa adalah 1.844,18 ha dengan jumlah penduduk 6.062 jiwa dan 1.306 KK. Desa Pidoli Lombang memiliki topografi dataran 80%, ketinggian 200 m/dpl, suhu 25 C, kelembaban 60% dan hidrologi berupa irigasi berpengairan teknis. Curah hujan mencapai 3000 mm/tahun dan kecepatan angin 15-25 km/jam. Penggunaan Lahan Desa Pidoli Lombang Lahan merupakan salah satu bagian terpenting untuk pengadaan hijauan pakan. Fungsi lahan terus mengalami pergeseran dari lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian, sehingga sumber dan ketersediaan hijauan pakan menjadi terbatas. Keberadaan lahan terutama padang penggembalaan menjadi berkurang seiring meningkatnya kepadatan penduduk. Kekurangan dan keterbatasan penyediaan pakan dapat diatasi dengan meningkatkan penggunaan tanah-tanah kosong di batas pekarangan, tepi jalan, pematang sawah dan tegalan (Nitis, 1993). Berdasarkan data penggunaan lahan pada Tabel 4, Desa Pidoli Lombang memiliki luas lahan yang dapat dimanfaatkan menjadi sumber hijauan pakan. Persentase lahan yang dapat dimanfaatkan yaitu ladang, kebun, hutan, kantor, sekolah, pemakaman, lapangan dan jalan adalah sebesar 81,56%. Tabel 4. Luas Penggunaan Lahan Desa Pidoli Lombang Jenis Lahan Luas (ha) Persentase (%) Pemukiman 40 2,17 Sawah Irigasi 250 13,56 Sawah Tadah Hujan 50 2,9 Lain-Lain 1504,18 81,56 Sumber : Profil Desa Pidoli Lombang, (2011) Lahan yang memiliki potensi dalam pengadaan hijauan pakan untuk kambing adalah lahan lain-lain yang meliputi ladang, kebun, rawa, perikanan, hutan, pemakaman, pinggiran jalan dan lapangan yang memiliki persentase sebesar 81,56%. 18

Keadaan Umum Desa Aek Banir Desa Aek Banir merupakan desa di Kecamatan Panyabungan yang berbatasan dengan Desa Sipaga Paga di sebelah Utara, Desa Simangambat Tambangan di sebelah Selatan, sungai Batang Gadis di sebelah Barat dan Desa Gunung Baringin di sebelah Timur. Luas wilayah desa yaitu 38 ha, dengan jumlah penduduk 2424 jiwa dan 568 KK. Rumah penduduk memiliki pola memanjang mengikuti bentuk jalan utama desa dengan panjang wilayah pemukiman yaitu 2,5 km. Desa Aek Banir memiliki topografi pegunungan dengan kemiringan 30 dengan ketinggian 350 m/dpl. Penggunaan Lahan Desa Aek Banir Lahan merupakan salah satu bagian terpenting untuk pengadaan hijauan pakan. Fungsi lahan terus mengalami pergeseran dari lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian, sehingga sumber dan ketersediaan hijauan pakan menjadi terbatas. Keberadaan lahan terutama padang penggembalaan menjadi berkurang seiring meningkatnya kepadatan penduduk. Letak desa yang berada di pegunungan sehingga tidak memiliki lahan sawah, rawa dan perikanan. Desa Aek Banir merupakan desa yang baru mulai berkembang. Bentuk lahan yang miring hanya memungkinkan penggunaan lahan sebagai kebun karet, aren dan tanaman pohon lainnya. Lahan perkebunan yang ada merupakan salah satu potensi lahan penghasil hijauan pakan. Kependudukan dan Sosial Budaya Mayoritas penduduk Desa Pidoli Lombang merupakan keturunan suku Jawa dan suku Mandailing. Penduduk Desa Aek Banir merupakan suku Mandailing asli. Jumlah penduduk Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir yaitu berjumlah 6062 dan 2424 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk Desa Pidoli Lombang terdiri atas laki-laki dengan persentase 47,25% (2.864 jiwa) dan perempuan 52,75% (3.198 jiwa). Penduduk Desa Pidoli Lombang lebih banyak berjenis kelamin wanita. Penduduk Desa Aek Banir berjenis kelamin laki-laki memiliki persentase sebesar 43,32% (1050 jiwa) dan perempuan sebesar 56,68% (1374 jiwa). Penduduk Desa Aek Banir lebih banyak berjenis kelamin wanita. 19

Pidoli Lombang Aek Banir 52,75% 47,25% Laki-Laki Perempuan 57% 43% Gambar 1. Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2011 Jumlah penduduk usia produktif di Desa Pidoli Lombang lebih banyak dibanding dengan usia anak-anak dan lansia. Perbandingan usia anak-anak, produktif dan lansia adalah 35,30% : 62,26% : 2,44%. Jumlah penduduk pada kategori usia produktif laki-laki dan perempuan hampir sama, yaitu 30,02% dan 32,23%. Kepala keluarga dari total jumlah penduduk Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir sebanyak 1.306 dan 568 kepala keluarga (Profil Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir, 2011). Sistem Pemeliharaan Ternak Kambing Yumichad dan Ilham (2006) mengemukakan bahwa sistem produksi kambing tidak mengalami perubahan dalam 50 tahun terakhir. Sebagian besar sumbangan produksi tetap berada dalam tangan peternak rakyat, sementara peternak besar tidak berkembang. Tingkat masyarakat menunjukkan bahwa kegiatan budidaya ternak kambing lebih didominasi oleh peternak skala kecil dengan tingkat penguasaan ternak berkisar antara 3-10 ekor/kk. Jenis kambing yang dipelihara pada peternakan rakyat di Desa Pidoli Lombang adalah kambing kacang Peranakan Benggala dan Benggala. Adanya Peraturan Desa tentang tata cara pemeliharaan hewan ternak menjadikan sistem pemeliharaan ternak kambing di Desa Pidoli Lombang adalah pemeliharaan intensif. Sistem pemeliharaan ternak secara intensif merupakan sistem pemeliharaan ternak yang dikandangkan dengan pola penyediaan HMT secara cut and carry (diaritkan). Peternak di Desa Pidoli Lombang biasanya mengangkut hijauan pakan dengan menggunakan sepeda, becak, sepeda motor atau menggunakan pikulan berjalan kaki hingga ke rumah. Frekuensi pemberian hijauan pakan dengan pola penyediaan HMT cut and carry terhadap ternak kambing di Desa Pidoli Lombang sebanyak dua kali dalam sehari dengan periode pemberian pagi dan sore hari. 20

Gambar 2. Kandang dan Pola Penyediaan HMT Cut and Carry (Sistem Intensif) Penduduk Desa Pidoli Lombang menggunakan tanaman liar yang diperoleh dari kebun, sawah dan lahan kosong dalam menyediakan hijauan pakan kambing. Peternak belum memiliki pemahaman untuk menanam sendiri hijauan pakan dalam pemenuhan kebutuhan. Pemanfaatan lahan kosong sebagai lahan tanam hijauan pakan akan membantu terjaminnya ketersediaan hijauan pakan. Ternak kambing umumnya dipelihara di dalam satu kandang dan dicampurkan. Bentuk kandang secara keseluruhan adalah kandang panggung persegi panjang yang terbuat dari kayu dan bambu yang berkolong dengan jarak 1-1,5 meter. Kandang dengan kolong tinggi bertujuan untuk memudahkan dalam membersihkan kandang, pengumpulan kotoran dan gangguan dari ternak lain. Atap kandang terbuat dari seng dan ilalang yang dianyam sendiri oleh peternak. Lantai kandang terbuat dari papan dan bilahan bambu. Lokasi kandang ternak terletak di belakang atau samping rumah peternak. Jumlah ternak yang dimiliki peternak tidak terlalu banyak, sehingga kotoran nya hanya dimanfaatkan untuk keperluan sendiri saja. Tetapi peternak yang memiliki ternak dengan jumlah 30-50 ekor, setiap seminggu sekali membersihkan kandang dan mengumpulkan kotorannya lalu di tumpuk dan ditutup dengan plastik sebelum pembeli datang. Kotoran kambing dijual dengan harga Rp, 1.000,- per karung kecil dengan berat rata-rata per karung 10 kg. 21

Pola penyediaan hijauan pakan dengan sistem semi intensif dibedakan menjadi dua yaitu (1) ternak diberi pakan sebelum digembalakan, (2) ternak baru diberi pakan setelah dikandangkan pada sore hari. Sistem pemeliharaan di Desa Aek Banir cenderung kepada sistem ekstensif, karena ternak biasa digembalakan seharian, tidak selalu dikandangkan pada malam hari dan tidak selalu menyediakan hijauan pakan pada malam hari. Gambar 3. Ternak Dilepaskan dan Mencari Makan Sendiri (Sistem Semi Intensif) Jenis kambing yang dipelihara pada peternakan rakyat di Desa Aek Banir adalah kambing Kacang Lokal. Letak desa jauh dari pusat kota dan terletak di antara pegunungan dan dibatasi oleh sungai. Sistem pemeliharaan kambing di Desa Aek Banir adalah pemeliharaan semi intensif. Sistem pemeliharaan semi intensif merupakan sistem pemeliharaan ternak yang dikandangkan pada malam hari, sedangkan pada siang hari dilepaskan atau digembalakan agar dapat merumput (grazing). Pola penyediaan hijauan pakan kambing dengan sistem semi intensif adalah gabungan antara sistem intensif dan ekstensif. Bentuk kandang ternak kambing di Desa Aek Banir sama dengan bentuk kandang kambing di Desa Pidoli Lombang. Namun sedikit kurang terawat dengan baik, karena ternak selalu dilepas. Pengertian padang penggembalaan secara umum adalah lahan yang digunakan sebagai tempat atau lahan yang ditanami rumput unggul atau legum yang tahan terhadap injakan ternak untuk digunakan sebagi tempat penggembalaan ternak. Padang penggembalaan yang biasa digunakan untuk menggembalakan ternak kambing di Desa Aek Banir merupakan lahan dengan rumput dan legum yang tumbuh liat tanpa dirawat dan sengaja ditanam. Lahan yang biasa digunakan sebagai padang penggembalaan ternak kambing di Desa Aek Banir adalah lahan kosong, tepi jalan dan kebun. 22

Karakteristik Peternak Menurut Simamora (2004), karakteristik seseorang mempengaruhi cara dan kemampuan yang berbeda dalam bentuk persepsi, informasi yang diinginkan dan menginterpretasikan informasi tersebut. Hasil pengukuran karakteristik peternak di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir dibedakan berdasarkan umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan pengalaman beternak. Umur Peternak Sebagian besar peternak di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir berumur antara 20-49 tahun. Jumlah peternak kambing di Desa Pidoli Lombang sebanyak 12 Kepala Keluarga (KK) dan Desa Aek Banir sebanyak 29 Kepala Keluarga (KK) dengan rataan kerja setiap KK dua orang merupakan tenaga kerja keluarga. Berdasarkan Gambar 4, peternak di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir berusia produktif (20-49 tahun) berjumlah hamper sama yaitu 66,67% dan 65,52%. Peternak berusia non produktif ( 50 tahun tahun) di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir yaitu 16,66% dan 34,48%. Pidoli Lombang Aek Banir 16% 17% 10-19 tahun 34% 67% 20-49 tahun 50 tahun 66% Gambar 4. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Umur Tahun 2011 Karakteristik umur peternak di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir hampir sama pada usia produktif (20-49 tahun). Hal tersebut menunjukkan bahwa tenaga kerja di kedua desa tersebut memiliki potensial dalam pengembangan sektor pertanian terutama subsektor peternakan ruminansia kecil karena sebagian besar peternak berada dalam usia produktif. Usia produktif menunjukkan kemampuan dan kemauan yang lebih dibandingkan dengan peternak usia non produktif dalam penyediaan hijauan pakan dengan jangkauan yang lebih luas, merawat dan menjaga kebutuhan ternak. 23

Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan peternak di Desa Pidoli Lombang pada Gambar 5. sebagian besar adalah lulusan SMP (58%), SMA (25%) dan SD (17%). Desa Aek Banir lebih banyak memiliki lulusan SD (90%), SMP (7%) dan SMA (3%). Tingkat pendidikan peternak Desa Aek Banir sangat rendah bila dibandingkan dengan Desa Pidoli Lombang. Rendahnya tingkat pendidikan dan tidak adanya penyuluh peternakan di kedua desa mempengaruhi tingkat keterampilan khusus dan pengetahuan peternak dalam memanfaatkan teknologi peternakan khususnya teknologi pakan. Pidoli Lombang 25% 17% 58% SD SMP Aek Banir 7% 3% SMA 90% Gambar 5. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Tahun 2011 Keterampilan dan pengetahuan dapat diperoleh peternak dari pendidikan formal dan non-formal. Pendidikan formal adalah ilmu yang diperoleh dari sekolah (SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi). Pendidikan non-formal diperoleh dari pengalaman, keterampilan dan pengetahuan yaitu dengan mengikuti seminar, kursus dan pelatihan. Jenis Pekerjaan Usaha ternak kambing di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir merupakan usaha sampingan yang berfungsi sebagai tabungan keluarga. Berdasarkan Gambar 6, sebagian besar responden peternak di Desa Pidoli Lombang memiliki pekerjaan sebagai pedagang (50%). Sisanya adalah peternak dengan pekerjaan sebagai petani (33%) dan pelajar (17%). Peternak dengan status pelajar merupakan peternak muda yang menjadikan ternak kambing sebagai hewan peliharaan. Responden peternak di Desa Aek Banir sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai petani (90%), sisanya sebagai pedagang (7%) dan sopir (3%). Sektor pertanian di Desa Aek Banir terdiri dari ladang, kebun karet dan kebun aren. Usaha 24

sampingan penduduk Desa Aek Banir selain beternak adalah membuat gula merah. Persentase rataan penghasilan peternak Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir antara Rp 1.000.000,00-Rp 2.000.000,00 yaitu sebesar 58,33% dan 89,65%. Rataan jumlah tanggungan peternak Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir antara 1-4 orang dengan persentase sebesar 58,33% dan 65,52%. Pidoli Lombang 17% 50% 33% pelajar tani dagang 7% Aek Banir 3% 90% Gambar 6. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2011 Pengalaman Beternak Pengalaman beternak kambing di Desa Pidoli Lombang sebagian besar adalah >5 tahun yaitu 75% (Gambar 7). Salah satu peternak di Desa Pidoli Lombang sudah beternak selama 41 tahun yaitu Pak Pujo. Beternak kambing sudah ditekuni beliau sejak umur 9 tahun. Pengalaman yang sangat cukup menjadikan Pak Pujo sebagai peternak kambing yang paling sukses dengan jumlah ternak mencapai 50 ekor. Pak Pujo juga memberikan vaksin pada ternak kambing sekali dalam satu tahun. Pidoli Lombang 75% 25% <1 tahun 1-5 tahun >5 tahun Aek Banir 7% 41% 52% Gambar 7. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Beternak (2011) Gambar 7. menunjukkan sebagian besar peternak di Desa Aek Banir memiliki pengalaman 1-5 tahun (52%). Peternak dengan pengalaman >5 tahun memiliki persentase yang hampir sama dengan peternak berpengalaman 1-5 tahun yaitu 41%. Umumnya peternak di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir telah memiliki 25

pengetahuan beternak yang diperoleh dari keluarga secara turun temurun. Pengalaman ternak yang lama menandakan peternak sudah memiliki pengalaman yang cukup baik sehingga dapat dijadikan modal untuk mengelola ternak kambing. Kepemilikan Ternak Devendra (2001) membagi skala kepemilikan kambing sebanyak 1-5 ekor dalam skala kecil, 6-10 ekor dalam skala sedang dan >10 ekor dalam skala besar. Jumlah ternak yang dimiliki peternak dinyatakan dalam satuan ternak (ST). Jumlah ternak dalam satuan ternak di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir disajikan pada Tabel 8. Usaha peternakan kambing di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir bersifat usaha sampingan dalam skala kecil dan sedang dengan tiap peternak memiliki ternak antara 1-10 ekor. Peternak di Desa Pidoli Lombang yang memiliki ternak >15 ekor termasuk dalam skala besar dan dapat dikembangkan menjadi usaha peternakan skala besar yang berbasis teknologi peternakan. Tabel 5. Populasi Ternak Kambing di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir Jumlah Ternak Kambing (ekor) Desa Satuan Ternak (ST) Dewasa Muda Anak Pidoli Lombang 72 53 34 17,12 Aek Banir 54 56 25 14,12 Performa Kambing Jenis kambing yang terdapat di Desa Pidoli Lombang yaitu kambing kacang, kambing Peranakan Benggala dan kambing Benggala. Saat ini yang masih memiliki kambing Benggala hanya satu orang peternak. Jenis kambing yang terdapat di Desa Aek Banir adalah kambing Kacang Lokal dengan pola warna campuran antara putih, hitam dan coklat. Hasil penimbangan kambing dewasa menunjukkan bahwa rataan bobot badan kambing Benggala dewasa sebesar 44 kg, kambing Peranakan Benggala 41,74 kg dan kambing kacang 27 kg. Hasil wawancara menyebutkan bahwa rataan bobot badan jenis kambing Kacang Lokal di Desa Aek Banir adalah 30 kg. 26

Gambar. 8. Kambing Benggala, Peranakan Benggala dan Kacang Lokal Kualitas dan Kuantitas Hijauan Pakan Tabel 6 menunjukkan bahwa penggunaan rumput benggala sebagai hijauan pakan kambing terbanyak. Hal ini dipengaruhi oleh kemudahan dalam mendapatkan dan ketersediaan yg melimpah. Rumput benggala tumbuh subur di pematang sawah. Bagi para petani padi, rumput benggala merupakan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan padi. Luasnya areal sawah yang terdapat di Desa Pidoli Lombang (300 ha) menjadikan ketersediaan rumput benggala melimpah. Rumput benggala termasuk ke dalam tanaman berumur panjang, dapat beradaptasi dengan segala jenis tanah dan palatable/disukai ternak (Anganga dan Tshwenyane, 2004). Menurut hasil penelitian Purbajanti et al., (2007), rumput benggala yang dipotong dengan ketinggian 10 cm mempunyai kadar protein kasar 10,50% dan serat kasar 36,68%. Produksi bahan kering rumput benggala di India bagian barat daya dengan curah hujan 350 mm/tahun adalah 2,98-3,78 ton/ha/tahun (Tomar et al., 2003). Di Tanzania rumput benggala yang didefoliasi saat tanaman mencapai tinggi 40 cm mempunyai kadar serat kasar 29.90%, sedangkan di Malaysia rumput benggala yang mengalami defoliasi setiap 6 minggu mempunyai kadar serat kasar 31.20% (Aganga dan Tshwenyane, 2004). Berdasarkan Tabel 7, hijauan pakan yang paling banyak dikonsumsi ternak kambing di Desa Aek Banir adalah jenis kacangan (41,67%) dan ramban (41,67%), 27

kemudian rumput (16,66%). Hasil wawancara langsung dengan peternak menyebutkan bahwa umumnya peternak memberikan hijauan pakan rampas para kepada kambing. Rampas para atau disebut juga sembung rambat merupakan tanaman gulma yang tumbuh merambat dan membentuk jalinan. Rampas para dapat ditemui dengan mudah seperti tumbuh merambat pada pohon pisang, kelapa sawit dan tanaman-tanaman lainnya. Jenis dan Komposisi Botani Hijauan Pakan Jenis hijauan pakan yang terdapat di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir terbagi menjadi tiga, yaitu rumput, kacangan dan ramban. Jenis hijauan yang terdapat di Desa Pidoli Lombang sebanyak 14 jenis, yang terbagi atas rumput 3 jenis, kacangan 5 jenis dan ramban 6 jenis. Jenis rumput yang diberikan yaitu rumput manis, rumput benggala dan rumput oma. Jenis kacangan yaitu gamal, lamtoro, sentro, kacangan dan andor. Jenis ramban yang diberikan yaitu daun singkong, rampas para, daun ubi jalar, daun nangka, daun mangga dan kangkung. Komposisi botani hijauan pakan dapat dilihat dengan menggunakan metode Dry Weight Rank menurut Mannetje dan Haydock (1963). Jenis dan komposisi botani hijauan pakan Desa Pidoli Lombang disajikan pada Tabel. 6. Komposisi botani hijauan pakan di Desa Pidoli Lombang pada Tabel 6, menunjukkan bahwa peringkat pertama hijauan yang diberikan pada kambing di Desa Pidoli Lombang adalah ramban dengan frekuensi pemberian sebesar 42,86 %, disusul oleh kacangan dengan frekuensi sebesar 35,71% dan rumput dengan frekuensi sebesar 21,43%. Apabila dilihat dari spesies dengan jumlah frekuensi pemberian hijauan tertinggi yang diberikan pada kambing adalah rumput benggala (Panicum maximum Jacq. var. Gatton) sebesar 31,51%, rampas para (Mikania micrantha HBK) sebesar 20,74% dan peringkat ketiga adalah daun singkong (Manihot utillissima POHL) sebesar 10,29%. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan wawancara langsung kepada peternak jenis hijauan yang terdapat di Desa Aek Banir disajikan pada Tabel 7. Jenis hijauan pakan yang terdapat di Desa Aek Banir sebanyak 12 jenis yaitu rumput 2 jenis, kacangan 5 jenis dan ramban 5 jenis. Jenis hijauan pakan rumput adalah rumput manis dan rumput lapangan. Jenis hijauan pakan kacangan yaitu gamal, lamtoro, sentro, kaliandra dan andor. Jenis ramban yaitu daun singkong, rampas para, daun aren, daun tembelekan dan daun jambu air. Performa kambing dapat dilihat 28

pada Gambar 9, menunjukkan bahwa kebutuhan nutrisi ternak kambing telah terpenuhi dengan pertumbuhan yang baik. Tabel 6. Jenis dan Komposisi Botani Hijauan Pakan di Desa Pidoli Lombang Nama Lokal Nama Latin* Jenis Hijauan Komposisi Botani (%) Gamal Gliricidia sepium Jacq. Kunth ex. Walp. Kacangan 8,76 Lamtoro Leucaena leucocephala LAMK. Kacangan 5,53 Sentro Centrosema pubescens Benth. Kacangan 0,76 Kacangan Pueraria javanica Benth. Kacangan 0,76 Andor Calopogonium mucunoides Desv. Kacangan 0,76 Daun Singkong Manihot utillissima POHL. Ramban 10,29 Rampas Para Mikania micrantha HBK. Ramban 20,74 Daun Ubi Jalar Ipomoea batatas (L). Lam. Ramban 6,15 Daun Nangka Artocarpus heterophyllus LAMK. Ramban 1,84 Daun Mangga Mangifera indica L. Ramban 0,76 Kangkung Ipomoea aquatica Forssk. Ramban 0,76 Rumput Manis Brachiaria mutica Forssk. Rumput 8,76 Ruput Benggala Panicum maximum Jacq. var. Gatton. Rumput 31,51 Rumput Oma Chloris barbata Swartz. Rumput 2,61 Sumber : Heyne (1987), Soerjani (1987), Hellena (2005), Pizarro(1997) Jenis hijauan yang diberikan pada ternak kambing di Desa Pidoli Lombang di dominasi oleh kacangan dan ramban (daun-daunan selain kacangan), sedangkan jenis rumput sedikit diberikan sebab ternak lebih menyukai kacangan dan ramban. Ketidakseimbangan komposisi hijauan yang diberikan pada ternak kambing dapat mempengaruhi asupan nutrient terutama protein. Hal ini terlihat pada saat penelitian dilakukan terdapat kasus lahirnya anak kambing tanpa bulu dan akhirnya mati di hari selanjutnya. Pakan hijauan yang diberikan pada ternak kambing berkisar antara 1,5-2 kg dengan periode pemberian sedikit pada pagi hari dan lebih banyak pada sore hari. 29

Tabel 7. Jenis Hijauan Pakan Ternak Kambing di Desa Aek Banir Nama Lokal Nama Latin* Jenis Hijauan Gamal Gliricidia sepium Jacq. Kunth ex. Walp. Kacangan Lamtoro Leucaena leucocephala LAMK. Kacangan Sentro Centrosema pubescens Benth. Kacangan Kaliandra Calliandra calothyrsus Meissn. Kacangan Andor Calopogonium mucunoides Desv. Kacangan Daun Singkong Manihot utillissima POHL. Ramban Rampas Para Mikania micrantha HBK. Ramban Daun Aren Arenga pinnata (Wurmb) Merr. Ramban Daun Tembelekan Lantana camara LINN. Ramban Daun Jambu Air Eugenia aquena BURM.f. Ramban Rumput Manis Brachiaria mutica Forssk. Rumput Rumput Lapangan Cynodon dactylon L.PERS Rumput Sumber : Heyne (1987), Soerjani (1987), Hellena (2005), Pizarro(1997) Keragaman Jenis Hijauan Pakan Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa Desa Pidoli Lombang menggunakan 14 jenis hijauan pakan yang terdiri dari 3 jenis rumput, 5 jenis kacangan dan 6 jenis ramban. Tabel 7 menunjukkan bahwa Desa Aek Banir menggunakan 12 jenis hijauan pakanyang terdiri dari 2 jenis rumput, 5 jenis kacangan dan 5 jenis ramban. Hijauan pakan yang digunakan di Desa pidoli Lombang dan Aek Banir adalah hijauan pakan alami yang di dapatkan di lingkungan sekitar desa. Keragaman jenis hijauan pakan yang digunakan di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir termasuk ke dalam kategori sedang yaitu berada 10-20 jenis. Keragaman jenis hijauan pakan yang diberikan pada ternak kambing berbeda antara Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir. Keragaman ini dipengaruhi oleh penerapan sistem pemeliharaan ternak dan bentuk topografi desa yang berbeda. 30

Cynodon dactylon L.PERS Panicum maximum Jacq. var. Gatton Chloris barbata Swartz Brachiaria mutica Forssk Gambar 9. Jenis Hijauan Pakan Rumput Centrosema pubescens Benth Calopogonium mucunoides Desv Pueraria javanica Benth Gliricidia sepium Jacq. Kunth ex. Walp Leucaena leucocephala LAMK Calliandra calothyrsus Meissn Gambar 10. Jenis Hijauan Pakan Kacangan 31

Mikania micrantha HBK Ipomoea batatas (L). Lam Lantana camara LIN Ipomoea aquatica Forssk Artocarpus heterophyllus LAMK Mangifera indica L Eugenia aquena BURM.f Manihot utllissima POHL Gambar 11. Jenis Hijauan Pakan Ramban Kapasitas Daya Tampung Ternak Nell dan Rollinson Kapasitas daya tampung ternak di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir di hitung berdasarkan metode Nell dan Rollinson (1974) dengan pendekatan potensi lahan untuk hijauan pakan di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir. Hasil perhitungan daya tampung ternak berdasarkan metode Nell dan Rollinson (1974) disajikan pada Tabel 8. 32

Tabel 8. Hasil Perhitungan Nell dan Rollinson (1974) Uraian Hasil Perhitungan Desa Pidoli Lombang Desa Aek Banir Konversi HMT 3.750 ton BK/Ha/tahun 570 ton BK/Ha/tahun Daya Dukung HMT 217.607,31 ST 33.076,31 ST KPPTR Efektif 217.572,39 ST 33.055,14 ST Berdasarkan Tabel 8, hasil perhitungan KPPTR efektif berdasarkan daya dukung potensi lahan dapat diartikan bahwa kapasitas tampung ternak di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir masih dapat ditambah ternak dengan batas maksimal 217.572,39 ST dan 33.055,14 ST. Penambahan jumlah ternak didukung dengan luasnya lahan tersedia yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan tanam hijauan pakan. 33