ARAHAN PENENTUAN JENIS KEGIATAN DI KORIDOR KH.MUKMIN SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
Pengendalian Jenis Kegiatan pada Koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard Surabaya

Latar Belakang. Ketidakseimbangan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan (timbul masalah kemacetan)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG TERHADAP KINERJA JALAN PEMUDA KOTA SEMARANG

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

Pengaruh Keberadaan Apartemen Terhadap Kinerja Jalan Arief Rahman Hakim Surabaya

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan ABSTRAK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang Perdagangan Jasa Berdasarkan Peluang Telecommuting

PENGARUH KAWASAN KOMERSIAL TERHADAP LALULINTAS JALAN PIERE TENDEAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat)

OPTIMALISASI KEGIATAN MALL CIPUTRA WORLD TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN MAYJEND SUNGKONO - SURABAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Permasalahan. Survei Pendahuluan. Pengambilan data. Analisis Data. Perubahan Kinerja

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI SURABAYA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAKSI... v. DAFTAR ISI...

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street Parking Menjadi Offstreet. (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

Doddy Cahyadi Saputra D y = 0,4371x + 496, PENDAHULUAN

MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS PERSIMPANGAN SEPANJANG Jl. A. YANI SISI BARAT AKIBAT PEMBANGUNAN FRONTAGE ROAD

PENGARUH BANGKITAN PERJALANAN PASAR BLAHKIUH TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA BLAHKIUH KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS ATAS DIBANGUNNYA CITIMALL DI JALAN GATOT SUBROTO KABUPATEN KETAPANG

ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN

Manajemen Lalu Lintas Akibat Pembangunan Surabaya Organ Transplant Center (SOTC) RSUD Dr. Soetomo Surabaya

STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Kata kunci : Kinerja ruas jalan, Derajat kejenuhan, On street parking

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. URAIAN UMUM 2.2. RUANG LINGKUP

IDENTIFIKASI POLA PARKIR KENDARAAN DAN TINGKAT PELAYANAN JALAN DI RUAS JALAN AHMAD YANI KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya

PENILAIAN ANALISA DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PERTUMBUHAN BANGKITAN DAN TARIKAN LALU LINTAS (Studi Kasus Industri Cold Storage Banyuwangi)

ANALISA ANTRIAN KENDARAAN AKIBAT KEMACETAN PASAR DI KECAMATAN BLEGA -BANGKALAN

BAB 2 TINJAUAN TEORI

JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Survey Pendahuluan. Pengumpulan Data. Analisis data. Pembahasan. Kesimpulan dan saran.

Oleh: QOMARUDIN SHOLEH Dosen Pembimbing MACHSUS, ST. MT NIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB IV PENENTUAN INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Kecepatan Arus Bebas Dasar Jalan Perkotaan... 13

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN

3.1. METODOLOGI PENDEKATAN MASALAH

DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN BALI KUTA RESIDENCE (BKR) Di KUTA, BALI

ANALISIS KINERJA JALAN PERKOTAAN STUDI KASUS RUAS JALAN HR. SOEBRANTAS KM 3 PEKANBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. kian meningkat dalam aktivitas sehari-harinya. Pertumbuhan sektor politik,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada umumnya, pasar basah yang sering disebut sebagai pasar tradisional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR DAMPAK LALULINTAS AKIBAT AKTIVITAS MALIOBORO MALL DAN RENCANA PEMBANGUNAN HOTEL MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

RUAS JALAN ANDI MALLOMBASANG DAN JALAN USMAN SALENGKE SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP PENGURANGAN KEMACETAN DI JALAN TEUKU UMAR KOTA BANDAR LAMPUNG

ANALISA HUBUNGAN ANTARA VOLUME LALU LINTAS DAN PRESENTASE PENGGUNAAN LAHAN PADA RUAS JALAN A. A. MARAMIS KOTA MANADO

PENGARUH AKTIVITAS PERDAGANGAN DAN JASA TERHADAP VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN HERTASNING KOTA MAKASSAR

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 1 : 81-91, Maret 2016

Indikator pengukuran kinerja jalan perkotaan

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

BAB II TINJAUAN TEORI

KINERJA LALU LINTAS JALAN DIPONEGORO JALAN PASAR KEMBANG TERHADAP PEMBANGUNAN JEMBATAN FLY OVER PASAR KEMBANG SURABAYA

MANAJEMEN LALU LINTAS PEMINDAHAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) PADA KAWASAN ALUN-ALUN KOTA TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. disekitarnya yang diakibatkan oleh bangkitan lalu-lintas yang baru, lalu- lintas yang

EVALUASI KINERJA JALAN DI BANDA ACEH DAN PENERAPAN MANAJEMEN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan barang dan orang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal. Skripsi S-1 Program Studi Geografi

Efektivitas Penyediaan Celukan Angkutan Kota Di Jalan Margonda Raya (Studi Kasus: Depan Depok Town Square)

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

ARAHAN PENENTUAN JENIS KEGIATAN DI KORIDOR KH.MUKMIN SIDOARJO

LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN Perkembangan dan perubahan jenis guna lahan memberikan dampak yang besar terhadap penurunan kinerja sebuah ruas jalan. Perubahan perubahan fungsi dan luas jenis guna lahan menjadi sebab munculnya gangguan samping yang ditimbulkan dari kegiatannya (Sijabat,2007). Selain itu, kegiatan dari suatu guna lahan tersebut juga menambah permintaan terhadap pergerakan sehingga memunculkan volume lalu lintas yang lebih besar. Fenomena Empiri : Terjadi ketidaksesuaian pola pemanfaatan lahan yaitu perubahan fungsi lahan perumahan menjadi perdagangan jasa di koridor KH.Mukmin Sidoarjo, yang berakibat pada penurunan intensitas pelayanan jalan. Jl. KH.Mukmin memiliki lebar 9,1 meter, Pada tahun 2003 memilki volume lalu lintas sebesar 1821 smp/jam, dengan derajat jenuh 0,5. Sedangkan pada tahun 2010 terjadi peningkatan volume lalu lintas sebesar 2992.8 smp/jam, dengan kapasitas jalan sebesar 3149 smp/jam dan memiliki derajatjenuh sebesar 0.95. Jadi terjadi perkembangan I sebesar 0.45 Laporan Inventarisasi dan Peningkatan Ruas Jalan di Kab. Sidoarjo tahun 2003 Laporan Rencana Penggunaan Lahan 2003 Pemanfaatan Lahan 2010 Perumahan 12077.4 m 2 Perumahan 2585.4 m 2 sebesar 9492 m 2, lahan yang di peruntukkan sebagai perumahan berubah fungsi sebagai perdagangan jasa Sumber : RDTR Kecamatan Sidoarjo 2003 dan analisa,2010 Pentingnya penelitian : Untuk mengetahui perubahan jenis kegiatan yang dapat menimbulkan pembebanan lalu lintas yang berpengaruh kepada tingkat intensitas pelayanan jalan di KH. Mukmin Sidoarjo

RUMUSAN MASALAH Akibat perubahan jenis kegiatan di koridor KH.Mukmin adalah semakin meningkatnya volume lalu lintas yang ditimbulkan oleh adanya perubahan jenis kegiatan. Perubahan jenis kegiatan untuk perumahan beralih ke kegiatan non perumahan, seperti kegiatan perdagangan dan jasa, banyaknya jenis kegiatan yang menghasilkan tarikan dan bangkitan yang cukup besar yang berpengaruh pada penurunan intensitas pelayanan jalan Masih terdapatnya kecenderungan perubahan jenis kegiatan ke bentuk kegiatan yang banyak mendatangkan pengunjung Apabila persoalan diatas tidak dapat teratasi maka berdampak terhadap penurunan pelayanan jalan KH. Mukmin Sidoarjo dalam bentuk gangguan kestabilan dan kecepatan kendaraan dalam berlalu lintas. Seberapa besar pengaruh bangkitan pergerakan yang ditimbulkan penggunaan lahan terhadap kinerja jalan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo?

TUJUAN & SASARAN Tujuan : Menyusun arahan penentuan jenis kegiatan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo Sasaran : 1. Mengidentifikasi kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan perumahan menjadi perdagangan jasa di koridor KH.Mukmin Sidoarjo 2. Menghitung bangkitan dan tarikan pergerakan yang ditimbulkan dari setiap jenis kegiatan di sepanjang koridor 3. Menganalisa besarnya pengaruh bangkitan pergerakan terhadap kinerja ruas jalan KH.Mukmin Sidoarjo 4. Mengukur besaran bangkitan pergerakan dari perubahan jenis kegiatan 5. Merumuskan arahan penentuan jenis kegiatan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo

RUANG LINGKUP PENELITIAN Ruang Lingkup Wilayah Sebagaimana terlihat dalam gambar wilayah penelitian Ruang Lingkup Substansi Proses perubahan pemanfaatan lahan (dalam hal jenis kegiatannya), sebaran lokasi perubahan dan tingkat perubahan. Teori bangkitan pergerakan digunakan dalam perhitungan bangkitan setiap kegiatan di wilayah studi. Ruang Lingkup Pembahasan Mengidentifikasi kecenderungan perubahan jenis pemanfaatan lahan. Dilanjutkan dengan menghitung bangkitan dan tarikan pergerakan yang ditimbulkan akibat perubahan jenis pemanfaatan lahan di sepanjang koridor dan pengaruhnya terhadap kinerja ruas jalan KH.Mukmin Sidoarjo. Kemudian menyusun arahan penentuan jenis kegiatan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo

SINTESA TINJAUAN PUSTAKA 2.6.1 Sintesa faktor faktor yang mempengaruhi bangkitanpergerakan Menurut beberapa teori menganai faktor yang mempengaruhi besarnya bangkitan disepanjang koridor jalan yang telah dibahas sebelumnya, maka hasil sintesa faktor factor tersebut dapat dilihat pada tabel 2.8 Sumber Factor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan A B C D Tamin,2000 Vebrina (2007) Nuky Gredian (2009) Isyana Gusdiannisa,2010 Keterangan : A : Jenis penggunaan lahan B : Jenis aktifitas C : Intensitas penggunaan lahan D : Intensitas Orang Atau Bangunan Sunber: Hasil Identifikasi Teori, 2010 Dari hasil sintesa diatas, maka yang dijadikan variabel penelitian untuk mentukan faktor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan adalah faktor yang berpengaruh yang memiliki bobot 3 (lebih besar sama dengan 3), diantaranya : jenis penggunaan lahan, jenis aktifitas dan intensitas penggunaan lahan.

Pendekatandandan Jenis Penelitian Pendekatan Penelitian : Pendekatan positivistik yang memiliki kebenaran teori empiri sensual, yaitu kebenaran bersumber dari empiri fakta pada suatu obyek untuk melakukan analisis Jenis penelitian : Gabungan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan data angka seperti data intensitas penggunaan lahan, data luasan lantai, data tersebut diolah dengan metode kuantitatif seperti analisis bangkitan pergerakan. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan jenis data teks, peta dan lain-lain. Kemudian untuk memaparkan hasil analisa menggunakan deskriptif, yaitu penelitian yang memaparkan, menuliskan, dan melaporkan suatu kondisi wilayah (Rianse, 2008).

Variabel Penelitian No. Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Variable yang mempengaruhi Bangkitan pergerakan 1. Jenis penggunaan lahan Sebidang tanah dimana terjadi berbagai aktifitas, seperti kantor, pertokoan, rumah dll 2. Jenis aktifitas Berbagai macam kegiatan yang terjadi pada suatu penggunaan lahan. 3. Intensitas penggunaan lahan Luas lantai bangunan Luas lantai dasar bangunan dikalikan dengan jumlah lantai bangunan Sumber: sintesa tintauanpustaka, 2010

Populasi dan Sampel Populasinya merupakan seluruhkendaraan yang melewati ruas jalan KH.Mukmin dan seluruh jenis bangunan yang ada di koridor KH.Mukmin Sidoarjo. Pengambilan sampel dalam penelitian ini digunakan bagi jenis kegiatan yang belum mempunyai standart bangkitan.

Metode PengumpulanData Data Primer 1. Observasi Kegiatan pengambilan dokumentasi Traffic Counting kendaraan Pengamatanperubahan pemanfaatan lahan yang ada pada lapangan Survey pengamatan jumlah dan jenis aktifitas pada penggunaan lahan Survey primer intensitas penggunaan lahan survey primer sirkulasi 2. Wawancara Pengumpulan data dan informasi dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden. Bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah tidak terstruktur pada pemilik bangunan. Data Sekunder Dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui instansi adalah dimensi jalan, peta penggunaan lahan pada RDTR kecamatan Sidoarjo tahun 2003, peta jaringan jalan, dan jumlah penduduk Sidoarjo.

Teknik Analisa 1. Mengidentifikasi Kecenderungan Perubahan Pemanfaatan Lahan Perumahan Menjadi Perdagangan Jasa Di Koridor KH.Mukmin Sidoarjo Untuk mengidentifikasi kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan perumahan menjadi perdagangan jasa, digunakan analisa deskriptif. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan penggunaan lahan tahun 2003 dengan penggunaan lahan tahun 2010 dalam bentuk tabel. Dalam pembandingan penggunaan lahan ini, akan dihasilkan kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan. Kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan ini akan digunakan sebagai dasar pembuatan skenario perubahan pemanfaatan lahan di koridor KH.Mukmin.

Teknik Analisa 2. Menghitung Bangkitan Pergerakan Yang Ditimbulkan Dari Setiap Jenis Kegiatan Di Sepanjang Koridor Dalam menghitung bangkitan dan tarikan pergerakan menggunakan analisa kuantitatif, yaitumenggunakandata berupa angka. Perhitungan bangkitan pergerakan ini dilakukan pada setiap persil kegiatan/ per 100 m 2. Sehingga akan diketahui besaran bangkitan tarikan pada setiap persil jenis kegiatan Besaran bangkitan per persil= luas lantai per persil kegiatan x standartbangkitan 100

Teknik Analisa 3. Menganalisa Besarnya Pengaruh Bangkitan Pergerakan Terhadap Kinerja Ruas Jalan KH.Mukmin Sidoarjo Analisa pada sasaran ketiga ini dilakukan denganmenggunakan analisa kuantitatifdengan perhitungan manual. I 1 = volume Titik 1 kapasitas I 2 = volume Titik 2 + Bangkitan kapasitas Jika I 2 > 0.8, maka disimpulkan bahwa bangkitanpergerakankegiatan berpengaruh terhadap kinerja jalan.

Teknik Analisa 4. Mengukur Besaran Bengkitan Pergerakan Dari Perubahan Jenis Kegiatan Untuk mengukur besaran bangkitan pergerakan akibat perubahan jenis kegiatan, menggunakan teknik analisa yang sama dalam menjawab sasaran ke dua. Yang membedakan pada sasaran 4 ini, penggunaan lahan eksisting di skenariokan berubah fungsi menjadi jenis kegiatan lain. Misal : * Konter berubah menjadi rumah makan, bengkel, toko busana, kantor dll. * Perkantoran berubah menjadi grosir, rumah makan siap saji, dll Perubahan jenis kegiatan ini akan mendatangkan bangkitan yang berbeda dengan kegiatan pada awalnya. Sehingga diperlukan analisa ini untuk mengetahui tingkat bangkitan yang ditimbulkan, apabila jenis kegiatan tersebut beralih menjadi kegiatan baru. Hasil analisa ini akan digunakan dalam menentukan jenis kegiatan apa saja yang diperbolehkan di wilayah studi

Teknik Analisa 5. Merumuskan Arahan Penentuan Jenis Kegiatan Di Koridor KH.Mukmin Sidoarjo. Penyusunan arahan penentuan jenis kegiatan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo menggunakan simulasi (mencoba coba) dengan menggunakan data data yang telah dianalisa sebelumnya. Simulasi ini digunakan dalam perumusan pengaturan penggunaan lahan / penentuan kegiatan dengan menetapkan kegiatan yang diperbolehkan atau kegiatan yang dilarang/ yang sesuai dengan kemampuan kapasitas jalan. Dengan menggunakan asumsi persamaan sebagai berikut : I = V/C Dalam penentuan jenis kegiatan, perhitungan bangkitan pergerakan per jenis kegiatan tidak boleh melebihi 0.8 = Bangkitan/C batas Derajat kejenuhan (DS) kapasitas jalan sebesar 0,8.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kinerja Jaringan Jalan KH.Mukmin Sidoarjo Volume peak hour lalu lintas ruas Jalan KH.Mukmin Sidoarjo Waktu Titik 1 Titik 2 kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam 16.00 17.00 5483 2992.8 4396 2466.7 Sumber : Penulis, 2010 Tingkat Pelayanan Jalan KH.Mukmin Waktu Titik 1 Titik 2 Volume DS Pelayanan Volume DS Pelayana n 16.00 2992.8 0.95 E 2466.7 0.78 C Variabel Nilai Kapasitas dasar (smp/jam) (Co) 3300 Faktor koreksi lebar jalan (FCW) 1.08 Faktor koreksi pembagian arah (FCSP) 1 Faktor koreksi gangguan samping (FCSF) 0.94 Jumlah penduduk (FCCS) 0.94 Kapasitas Jalan (smp/jam) (C) 3149.15 Sumber : Hasil Analisa, 2010

Kedudukan peran koridor KH.Mukmin Kecamatan Sidoarjo terbagi dalam 7 BWK (Bagian Wilayah Kota) dengan 4 UL (unit lingkungan) dengan pusat pelayanan ada di masing masing unit lingkungan. Secara umum, penggunaan lahan di Kecamatan Sidoarjo adalah sebagai pusat pemerintahan, permukiman, dan perdagangan jasa (RDTR Kecamatan Sidoarjo 2003). Koridor KH.Mukmin merupakan wilayah bagian Kelurahan Sidokare dan Kelurahan Pekauman, yang termasuk dalam BWK I dengan UL D. Dimana dalam laporan rencana, wilayah penelitian ditetapkan sebagai wilayah pengembangan perumahan, perdagangan dan jasa skala lokal. Koridor KH. Mukmin merupakan jalan utama bagi lintasan kendaraan ke pusat kota, sehingga tidak ada jalan alternatif lain yang dapat digunakan untuk menuju pusat kota.

Kondisi Pemanfaatan Lahan dan Bangunan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo Koridor KH.Mukmin yang merupakan bagian dari KecamatanSidoarjo terdiri dari beberapa jenis penggunaan lahan dengan dominasi utama penggunaan lahan adalah perdagangan dan jasa dalam berbagai jenis aktivitasnya, seperti pertokoan, tempat makan (depot, warung), kantor, bank, bengkel, counter, praktik dokter dan sebagainya. Persil bangunan

Di bawah ini adalah data kelompok jenis kegiatan di koridor KH.Mukmin. Total Luas Lantai Bangunan Tiap Jenis Kegiatan No. Jenis Kegiatan Sisi Utara Sisi Selatan Jumlah Bangunan Luas Lantai (m 2 ) Jumlah Bangunan Luas Lantai (m 2 ) 1. Pertokoan 19 2063.4 11 3163 2. Perkantoran 1 1239 4 2039 3. Perumahan 11 1737.8 13 2192.5 4. Bengkel 6 690.6 3 795.4 5. Jasa 13 1260.4 8 1683.8 6. Rumah Makan 5 440 8 1852.5 7. Pendidikan 1 199.8 1 1923 Jumlah 56 7631 48 13649.6 Sumber : Hasil Survey Primer,2010

Gambaran Penggunaan Lahan Penggunaan Lahan di koridor KH.Mukmin Tahun 2003 Jenis Kegiatan Jumlah Luasan Bangunan Perumahan 96 12077.4 Perdagangan Jasa 7 411 Fasum 1 641 TOTAL 104 13129.4 Sumber: RDTRKKecamatan Sidoarjo tahun 2003 Penggunaan lahan untuk kegiatan perumahan menyebar di sepanjang ruas jalan dan sisi belakang ruas jalan KH.Mukmin. Sedangkan untuk kegiatan perdagangan di wilayah studi masih belum terlalu terlihat aktifitasnya karena masih beberapa persil lahan yang digunakan sebagai kegitan perdagangan.

Penggunaan Lahan di koridor KH.Mukmin Tahun 2010 Jenis Kegiatan Jumlah Bangunan Luasan Perumahan 24 2585.4 Perdagangan Jasa 78 9703.2 Fasum 2 840.8 TOTAL 104 13129.4 Sumber: Survey Primer, 2010 Penggunaan lahan untuk perdagangan jasa menyebar disepanjang koridor KH.Mukmin. perdagangan jasa ini berupa pertokoan, rumah makan, jasa praktek dokter dan lain sebagainya.

ANALISIS 1. Analisis kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo Mengidentifikasi kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan di koridor KH.Mukmin dilakukan dengan membandingkan penggunaan lahan tahun 2003 dengan penggunaan lahan tahun 2010 dalam bentuk tabel. Dari hasil perbandingan penggunaan lahan, dapat diketahui kecenderungan perubahan jenis kegiatan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo mengarah pada pertokoan (conter, toko kebutuhan, toko baju), rumah makan, bengkel dan kegiatan jasa. Tabel kecenderungan perubahan

2. Menghitung bangkitan pergerakan yang ditimbulkan dari setiap jenis kegiatan di sepanjang koridor KH.Mukmin Sidoarjo Total Besaran Bangkitan Pergerakan tahun 2003 di Koridor KH.Mukmin No Jenis Kegiatan Luas Lantai (m 2 ) Sisi Utara Besaran Bangkitan (smp/jam) Luas Lantai (m 2 ) Sisi Selatan Besaran Bangkitan (smp/jam) 1 Pertokoan 40 3.48 92 8.02 2 Perumahan 7506.4 29.27 8010.1 31.23 3 Bisnis 45 1.28 68 1.95 lain/jasa 4 Rumah - - 166 8.96 Makan Total 7591.4 34.03 8336.1 50.16 Total Bangkitan 84.19 smp/jam Sumber: Hasil Analisa,2010 bangkitan (smp/jam) 35 30 25 20 15 10 5 0 Pertokoan Perumahan Bisnis lain/jasa Rumah Makan sisi utara sisi selatan Perhitungan pada Lampiran C

Total Besaran Bangkitan Pergerakan tahun 2010 di Koridor KH.Mukmin No Jenis Kegiatan Luas Lantai (m 2 ) Sisi Utara Besaran Bangkitan (smp/jam) Luas Lantai (m 2 ) Sisi Selatan Besaran Bangkitan (smp/jam) 1 Pertokoan 1783.4 155.5 2343 204.3 2 Perkantoran 1239 93.54 1094 82.5 3 Perumahan 1737.8 6.77 2192.5 8.55 4 Bengkel 544.8 31.5 426.4 24.6 5 Bisnis 951.9 27.3 987.2 28.33 lain/jasa 6 Rumah 440 23.76 1293 69.8 Makan Total 6696.9 338.45 8336.1 418.30 Total Bangkitan 756.75 smp/jam Bangkitan (smp/jam) 250 200 150 100 50 0 sisi utara sisi selatan Sumber : Hasil Analisa,2010 Perhitungan pada Lampiran C

Selisih bangkitan = bangkitan tahun 2010 bangkitan tahun 2003 = 756.75 84.19 = 672.56 smp/jam Sehingga pengaruh perubahan yang ditimbulkan sebesar 672.56 smp/jam menambah pembebanan terhadap kinerja jalan KH.Mukmin

3. Analisis Pengaruh bangkitan pergerakan terhadap kinerja ruas jalan KH.Mukmin Sidoarjo Diketahui : V Titik 1 = 2992.8 smp/jam V Titik 2 = 2466.7 smp/jam Kapasitas Jalan = 3149 smp/jam Bangkitan pergerakan = 756.75 smp/jam I 1 = volume Titik 1 = 2992.8 =0.95 Kapasitas 3149 I interaksi =V interaksi = 526.1 =0.17 C 3149 I bangkitan.ideal =V bangkitan = 756.75 =0.24 C 3149 0.07 I lintasan = V lintasan = 2466.7 =0.78 C 3149 I ideal = volume Titik 2 + Bangkitan = 2466.7 + 756.75 = 3223.4 = 1.02 Kapasitas 3149 3149 Perhitungan pada Lampiran D

Dari hasil analisa disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara besaran I interaksi dengan I bangkitan. Ternyata I interaksi lebih rendah dibandingkan dengan I bangkitan (0.17 < 0.24). Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan di koridor KH.Mukmin pada saat ini belum berfungsi secara optimal. Perbedaan ini disebabkan adanya beberapa kegiatan yang belum berfungsi secara penuh, dan terdapat beberapa kegiatan yang memiliki luasan lantai yang besar namun masih sepi pengunjung. Ternyata kondisi eksisting saja I (derajat jenuh) sudah mencapai 0.95. Dimana besaran nilai I (derajat jenuh) tersebut sudah melebihi batas ideal derajat jenuh jalan sebesar 0.15. Apalagi bila kegiatan berfungsi optimal, I mencapai 1.02 maka kinerja jalan akan terbebani sebesar 0.22. Agar tidak terjadi kemacetan perlu dilakukan penurunan volume lalu lintas yang dapat membebani jalan KH. Mukmin sebesar 692 smp/jam dengan cara menurunkan jenis kegiatan melalui simulasi

4. Mengukur besaran bangkitan pergerakan dari perubahan jenis kegiatan Skenario perubahan pemanfaatan lahan ini didasarkan pada kecenderungan perubahan pemanfaatanlahan yang terjadi pada koridor KH.Mukmin Sidoarjo. Dimana jenis kegiatan rumah pada kondisi eksisting diskenariokan berubah fungsi dengan melihat kecenderungan perubahan yang terjadi disekitar masing masing rumah tersebut. Skenario pada Lampiran E, tabel E1.

Total Skenario Besaran Bangkitan Pergerakan di Koridor KH.Mukmin No Jenis Kegiatan Sisi Utara Sisi Selatan Luas Lantai (m 2 ) Besaran Bangkitan Luas Lantai (m 2 ) Besaran Bangkitan (smp/jam) (smp/jam) 1 Pertokoan 2298.2 200.4 2921.5 254.75 2 Perkantoran 1239 93.54 1094 82.5 3 Perumahan - - 1010 3.93 4 Bengkel 544.8 31.5 466.4 27 5 Bisnis lain/jasa 2396.4 68.77 1435.2 41.1 6 Rumah Makan 527 28.45 1409 76.08 Total 7005.4 422.72 8336.1 465.57 Total Bangkitan 888.29 smp/jam Jika rumah eksisting berubah berdasarkan kecenderungan maka I (derajat jenuh) yang akan ditimbulkan sebesar 1.06. Apabila kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan dibiarkan maka kinerja jalan akan dibebani sebesar 0.26. Perhitungan pada Lampiran E tabel E3 dan E4

5. Perumusan arahan penentuan jenis kegiatan di Koridor KH.Mukmin SidoarjO Penyusunan arahan penentuan jenis kegiatan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo dilakukan dengan simulasi (mencoba-coba), kemudian dianalisa secara analisa deskriptif kuantitatif, dengan target intensitas 0.8 (tingkat pelayanan C) Bila jenis kegiatan berfungsi optimal I mencapai 1.02, dimana kinerja jalan akan terbebani sebesar 0.22 yang berakibat pada kemacetan. Dengan begitu perlu penurunan volume lalu lintas di wilayah studi agar tidak terjadi kemacetan. bahwa 0.22 ekivalen dengan 692 smp/jam, maka perlu dilakukan penurunan volume lalu lintas yang dapat membebani jalan KH. Mukmin sebesar 692 smp/jam dengan menurunkan jenis kegiatan perdagangan dan jasa yang kurang diminati (tidak laku).

Alternatif * Menggunakan asumsi bahwa V lintasan dianggap tetap (tidak berubah). 1. Skenario perubahan jenis kegiatan berdasarkan kecenderungan, bangkitan 888.29 smp/jam dengan I sebesar 1.06 Simulasi kecenderungan 2. Skenario perubahan jenis kegiatan berdasarkan kegiatan tidak laku, bangkitan 341.5 smp/jam dengan I sebesar 0.88 I masih melebihi batas ideal jalan kolektor sekunder 0.8, masih diperlukan penurunan sebesar 0.08 Simulasi kegiatan tidak laku 3. Skenario perubahan jenis kegiatan berdasarkan kombinasi antara kecenderungan dengan kegiatan tidak laku, bangkitan 202.30 smp/jam dengan I sebesar 0.84 I dapat diterima batas ideal intensitas jalan kolektor sekunder sebesar 0.8. Simulasi kombinasi

Berdasarkan hasil simulasi kombinasi, maka arahan penentuan jenis kegiatan di koridor KH.Mukmin Sidoarjo, sebagai berikut : arahan Pengendalian Ketentuan jenis kegiatan diperbolehkan bersyarat Pertokoan Toko pakaian (syarat jam operasi 09.00-17.00, jumlah lantai max 1 lantai, menyediakan parkir dan RTH. Conter (syarat jam operasi 09.00-14.00 kemudian jam 18.00-22.00, jumlah lantai max 1 lantai, dan menyediakan parkir Bengkel & rumah makan Dengan syarat : jumlah lantai 1 lantai dan menyediakan area parkir kendaraan. Hal ini dikarenakan jenis kegiatan diatas memiliki bangkitan tinggi. Sehingga untuk mengurangi pembebenan volume lalu lintas terhadap jalan KH.Mukmin dapat digunakan syarat tersebut. Jenis kegiatan yang dilarang Mall, Rumah Makan Siap Saji (misal : Mc. Donal atau KFC). Hal ini dikarenakan jenis kegiatan tersebut memiliki bangkitan yang lebih besar. Sehingga dapat memberikan pembebanan yang lebih besar terhadap kinerja jalan.

Saran 1. Penyusunan arahan pada studi ini hanya ditinjau dari aspek transportasi. Oleh karena itu, studi lanjutan dapat dilakukan mengenai penyusunan arahan intensitas penggunaan lahan dan jenis kegiatan ditinjau dari aspek lainnya. 2. Standart dari hasil penelitian terdahulu belum tentu memiliki karakteristik wilayah yang sama dengan wilayah studi, untuk lebih akuratnya dapat dilakukan survey primer tiap jenis kegiatan. 3. Studi mengenai penyusunan arahan jenis kegiatan dengan ruang lingkup wilayah yang lebih luas agar dapat digeneralisasikan dan dapat digunakan sebagai pedoman untuk arahan penentuan jenis kegiatan pada koridor jalan lainnya.