BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semakin naik jumlah penduduk serta laju pertumbuhannya semakin naik pula laju

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

TINJAUAN PUSTAKA. ( zat padat, air, atmosfer ). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

PROSES PEMURNIAN AIR DI PDAM TIRTANADI IPA SUNGGAL TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat didambakan oleh manusia baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk. pertanian dan lain sebagainya (Wardhana, 2001).

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

PROSES PENGOLAHAN AIR BAKU MENJADI AIR BERSIH PADA PDAM TIRTANADI IPA DELI TUA

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

4 Hasil dan Pembahasan

3. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

Lampiran 1. Gambar Sampel. a. Air Sungai Bagian Hulu Hamparan Perak. b. Air sungai setelah di ambil

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

ANALISA KADAR SENG (Zn) PADA AIR BAKU DAN AIR RESERVOIR DI PDAM TIRTANADI IPA SUNGGAL TUGAS AKHIR

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebanyak 15% di dalam atmosfer (Gabriel, 2001). diganti dengan senyawa lain. Sesuai dengan fungsinya, air digunakan untuk

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB 3 METODE PERCOBAAN. Yang dilakukan mulai 26 Januari sampai 26 Februari Pemanas listrik. 3. Chamber. 4. Kertas kromatografi No.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.

PERBANDINGAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DAN ALUM (TAWAS) DALAM MEMPERTAHANKAN ph PADA AIR SUNGAI BELAWAN DI PDAM HAMPARAN PERAK TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air adalah zat yang sangat dibutuhkkan oleh semua makhluk hidup termasuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan. Dimana air merupakan senyawa kimia yang tersusun atas dua molekul

PENGARUH KONSENTRASI OPTIMUM TAWAS TERHADAP TURBIDITAS DENGAN METODE JAR TEST DI PDAM TIRTANADI INSTALASI SUNGGAL TUGAS AKHIR BENY EFRIANDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Air Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H 2 O, satu molekul air

SEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT.

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup, baik pada tumbuh tumbuhan ataupun pada hewan ( termasuk di dalam

BAB IV METODE PENELITIAN

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR DI PDAM CENDANA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

II.2.1. PRINSIP JAR TEST

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diganti dengan senyawa lain. Sesuai dengan fungsinya, air digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. H2O: satu molekul air tersusun dari dua atom hidrogen yang terikat secara

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari hidrogen dan oksigen, karena air merupakan suatu larutan yang

Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus Unit Pengolahan Air Bersih Rsup Dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (zat padat, air, dan atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal PENGARUH JUMLAH KARBON AKTIF PADA FILTER AIR TERHADAP TEKANAN KELUARAN HASIL FILTER

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dalam penelitian ini diambil di Instalasi PDAM dan di rumah

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan lain-lain. Tanpa air manusia dan mahkluk hidup lainnya tidak dapat hidup.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

BAGIAN IV: PEMILIHAN PROSES PENGOLAHAN

BAB V ANALISA DAN PEMILIHAN UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

PENGARUH VARIASI DOSIS KOAGULAN TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER FISIKA KIMIA KUALITAS AIR BAKU (Studi Kasus : PDAM Kota Samarinda)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah (ground water), dan

NTU, wama = 162 Pt Co dan kadar besi = 0.6 mg/l. Hal ini menunjukkan

BAB 4 Analisa dan Bahasan

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

Transkripsi:

BAB III METODE PERCOBAAN 3.1. Alat-alat - Kuvet 20 ml - Pipet Volume 10 ml Pyrex - Pipet volume 0,5 ml Pyrex - Pipet Tetes - Botol aquadest - Beaker glass 500 ml Pyrex - Colorimeter DR/890 Hach USA 3.2. Bahan-bahan - Air baku (aq) - Air reservoir (aq) - Air demineralisasi (l) - Alkali sianida (s) - Asam askorbat (s) - Sikloheksana (aq) - Indikator PAN (s)

- Zinco ver 3 (s) 3.3. Prosedur Percobaan 3.3.1 Prosedur Percobaan Mangan (Mn) - Kuvet pertama diisi dengan 10 ml sampel air, dan didalam kuvet kedua diisi dengan 10 ml air demineralisasi sebagai blanko - Kuvet pertama dan kedua ditambahkan asam askorbat 0,1 gram kemudian dihomogenkan - Kuvet pertama dan kedua ditambahkan 15 tetes alkali sianida kemudian dihomogenkan - Kuvet pertama dan kedua ditambahkan 21 tetes indikator PAN kemudian dihomogenkan - Kuvet kedua dimasukkan kedalam tempat sel kemudian dikeluarkan dari tempat sel - Kuvet pertama dimasukkan ke dalam tempat sel kemudian dicatat hasilnya - Dilakukan percobaan yang sama untuk sampel air lainnya 3.3.2. Prosedur Percobaan Seng (Zn) - Kuvet diisi dengan 20 ml sampel air kemudian ditambahkan 0,4 gram Zinco Ver 3 dan dihomogenkan - Kuvet kedua diisi dengan 10 ml larutan dari kuvet pertama sebagai larutan blanko

- Kuvet pertama ditambahkan 0,5 ml sikloheksana kemudian dihomogenkan - Kuvet kedua dimasukkan kedalam tempat sel kemudian dikeluarkan dari tempat sel - Kuvet pertama dimasukkan kedalam tempat sel kemudian dicatat hasilnya - Dilakukan percobaan yang sama untuk sampel air lainnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan Hasil analisa kadar mangan (Mn) dan seng (Zn) dari sampel air baku dan air reservoir yang dilaksanakan dilaboratorium PDAM IPA Sunggal, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Hasil analisa kadar mangan (Mn) Volume Hasil Analisa No Tanggal Sampel Air Baku Air Reservoir (ml) 1 15 Februari 2016 10 0,106 0,025 2 16 Februari 2016 10 0,093 0,033 3 24 Februari 2016 10 0,100 0,020 4 25 Februari 2016 10 0,086 0,061 Tabel 4.2 Hasil analisa kadar seng (Zn) Volume Hasil Analisa No Tanggal Sampel Air Baku Air Reservoir (ml) 1 15 Februari 2016 10 0,04 0,05 2 16 Februari 2016 10 0,05 0,07 3 24 Februari 2016 10 0,06 0,07 4 25 Februari 2016 10 0,05 0,06

4.2 Pembahasan Hasil analisa, diperoleh kadar mangan dalam air reservoir adalah 0,034 mg/l, dengan nilai maksimum yang diperbolehkan 0,4 mg/l, sedangkan kadar mangan dalam air baku adalah 0,096 mg/l, dengan nilai maksimum yang di perbolehkan 0,1 mg/l. Hasil analisa seng, diperoleh kadar seng dalam air reservoir adalah 0,06 mg/l, dengan nilai maksimum yang diperbolehkan 3 mg/l, sedangkan kadar seng dalam air baku adalah 0,05 mg/l, dengan nilai maksimum yang di perbolehkan 0,05 mg/l. Dari data yang didapat, kadar parameter logam mangan dan logam seng dalam air PDAM Tirtanadi IPA Sunggal telah memenuhi persyaratan PERMENKES No.492/MENKE/IV/2010 pada air minum (air reservoir) dan Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 kelas I untuk air baku. Logam mangan adalah logam berat esensial dalam metabolisme tubuh. Kadar mangan dalam perairan alami sekitar 0,2 mg/l atau kurang. Air dengan kadar mangan (Mn 2+ ) tinggi (lebih dari 0,01 mg/l) bila dibiarkan diudara terbuka dan mendapat cukup oksigen, akan membentuk koloid akibat terjadinya proses oksidasi Mn 2+ menjadi Mn 4+. Koloid ini kemudian mengalami presipitasi membentuk warna cokelat gelap menyebabkan air menjadi keruh. Koloid ini juga dapat memberikan noda-noda pada benda-benda yang berwarna putih. Kadar logam mangan yang berlebih dalam air dapat menyebabkan rasa yang aneh pada minuman sekaligus dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Kekurangan konsentrasi logam mangan, dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan rambut,

gejala kehilangan berat badan dan sebagainya. Selain logam mangan, logam seng termasuk logam yang sangat penting untuk pertumbuhan manusia, hewan, maupun tanaman. Logam seng sebenarnya tidak toksik, tetapi dalam keadaan sebagai ion, seng memiliki toksisitas yang tinggi, sehingga kadar seng yang berlebih dalam air minum dapat menimbulkan rasa pahit dan sepat pada sekaligus dapat mengakibatkan defisiensi mineral lain, seperti Cu. Pencemaran air diakibatkan konsentrasi logam berat yang berlebih dalam air, sehingga proses pengolahan dapat dilakukan dengan air sungai belawan yang menjadi sumber air baku dialirkan ke intake, kemudian dialirkan ke raw water tank dan dilakukan penginjeksian klorin (prechlorination) sekaligus lumpur dan pasir dibiarkan mengendap, kemudian air dari raw water tank akan di pompa oleh raw water pump ke clearator yang berfungsi sebagai penjernihan air dengan proses koagulasi menggunakan tawas (Al 2 (SO 4 ) 3 ), dimana koagulan dalam bentuk endapan flok akan terpisah dari air bersih yang selanjutnya dibuang secara otomatis dan air bersih dialirkan ke filter yang berfungsi menyaring flok-flok halus dan kotoran lain yang lolos dari clearator kemudian air dialirkan ke reservoir dan dilanjutkan pembubuhan klorin (post chlorination) dan soda ash untuk menetralisasi ph dan selanjutnya didistribusikan kepada konsumen. Penyediaan air bersih, selain kuantitas, kualitas pun harus memenuhi standar yang berlaku. Untuk itu perusahaan air minum, selalu memeriksa kualitas air sebelum didistribusikan pada pelanggan. Karena air baku belum tentu memenuhi standar, sehingga seringkali dilakukan pengolahan air untuk memenuhi standar air minum (Slamet, 2013).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hasil analisa penetapan kadar mangan dan seng dengan metode kolorimetri di Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM Tirtanadi Sunggal adalah 1. Untuk air baku, kadar mangan adalah 0,096 mg/l dan seng adalah 0,05 mg/l dengan nilai maksimum yang di perbolehkan pada mangan adalah 0,1 mg/l dan seng adalah 0,05 mg/l. 2. Untuk air reservoir, kadar mangan adalah 0,034 mg/l dan seng adalah 0,06 mg/ldengan nilai maksimum yang diperbolehkan pada mangan adalah 0,4 mg/l dan seng adalah 3 mg/l.hasil analisa tersebut telah memenuhi persyaratan PERMENKES No.492/MENKES/IV/2010 untuk air minum (air reservoir) dan Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 kelas 1 untuk air baku. 5.2 Saran Diharapkan pemeriksaan kadar logam mangan dan seng dalam air reservoir dan air baku, dilakukan secara rutin, sehingga kualitas air yang dihasilkan tetap sesuai dengan standar.