PEMANFAATAN BETON DAUR ULANG SEBAGAI SUBSTITUSI AGREGAT KASAR PADA BETON MUTU TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMANFAATAN SERAT KELAPA TERHADAP KINERJA BETON MUTU TINGGI

PERBANDINGAN CAMPURAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR DAUR ULANG DENGAN PERBANDINGAN CAMPURAN AGREGAT KASAR ALAM. Oleh : Arief Arianto

PEMANFAATAN SPENT CATALYST RCC-15 SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PCC

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KEHALUSAN DAN KADAR ABU SEKAM PADI PADA KEKUATAN BETON DENGAN KUAT TEKAN 50 MPa

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkatnya suatu proses produksi dapat berpengaruh juga akan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia konstruksi modern saat ini.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

massa mirip batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan tambah ditambahkan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus, agregat kasar,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN BETON RECYCLE SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA BETON TERHADAP KUAT TARIK BELAH. DENGAN MUTU RENCANA f c = 25 MPa

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

Berat Tertahan (gram)

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

Dalam struktur beton biasa agregat menempati kurang lebih 70 sampai

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat. Secara proporsi komposisi unsur pembentuk beton adalah:

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

STUDI EKSPERIMEN KAPASITAS TARIK DAN LENTUR PENJEPIT CONFINEMENT KOLOM BETON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DAUR ULANG DAN SILICA FUME TERHADAP KUAT TEKAN BETON*

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan teknologi telah berdampak positif dalam bidang konstruksi di

BAB I PENDAHULUAN. perancangan maupun inovasi material yang digunakan. konstruksi juga selalu dikembangkan. Beton ringan atau lightweight concrete

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Mengenai Campuran Beton dengan Kadar Pasir Tinggi dalam Agregat Gabungan pada Cara SNI

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR KUARSA SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA SIFAT MEKANIK BETON RINGAN

KAJIAN INTERVAL RASIO AIR-POWDER BETON SELF-COMPACTING TERKAIT KINERJA KEKUATAN DAN FLOW (009M)

PENGARUH AGREGAT KASAR BATU PECAH BERGRADASI SERAGAM TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KALENG TERHADAP CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PALU DAN AGREGAT HALUS PASIR MAHAKAM DITINJAU DARI KUAT TEKAN

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KINERJA BETON HVFA

REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS BATU KAPUR KRISTALIN TUGAS AKHIR PROGRAM SI

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kekuatan dari beton tersebut khususnya dalam hal kuat tekan dan

STUDI PEMANFAATAN SERBUK GERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN TAMBAH CAMPURAN BATAKO

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR LAPINDO DALAM CAMPURAN BETON NORMAL

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

STUDI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS COPPER SLAG

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

Augustinus NRP : Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. beton mutu tinggi, beton mutu sangat tinggi, beton ringan, beton dengan

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

KAJIAN KORELASI RASIO-AIR-POWDER DAN KADAR ABU TERBANG TERHADAP KINERJA BETON HVFA

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT LENTUR BETON RINGAN ALWA MUTU RENCANA f c = 35 MPa

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

PENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON. Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK

STUDI MENGENAI PERANCANGAN CAMPURAN BETON DENGAN GRADASI BERCELAH MENGGUNAKAN PEMODELAN PERILAKU RANGKAIAN PEGAS SERI

Transkripsi:

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 PEMANFAATAN BETON DAUR ULANG SEBAGAI SUBSTITUSI AGREGAT KASAR PADA BETON MUTU TINGGI Hari Bardosono 1, dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung, Jl. PHH. Mustofa 23 Bandung 40124, e-mail: haribardosono@yahoo.com 2 Dosen dan Peneliti Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung, Jl. PHH. Mustofa 23 Bandung 40124, e-mail: herbudiman@itenas.ac.id ABSTRAK Pemanfaatan beton daur ulang dalam sistem konstruksi merupakan ide untuk pemanfaatan limbah beton yang sering menimbulkan masalah bagi lingkungan. Seringkali beton sisa gedung yang tidak terpakai ataupun sisa beton ready-mix dibuang tanpa manfaat dan bahkan mengganggu. Usaha untuk memanfaatkan limbah beton bukan saja akan mengurangi masalah lingkungan akan tetapi dapat memberikan nilai ekonomis terhadap konstruksi, serta suatu upaya pelestarian sumber daya alam. Metode yang digunakan dalam menghitung komposisi campuran beton adalah SNI 03-2838-2000. Kuat tekan rencana yang direncanakan adalah 50 MPa. Pecahan limbah beton digunakan sebagai bahan substitusi parsial agregat kasar batu pecah dengan variasi sebesar 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Pada substitusi pecahan limbah beton 100% dilakukan variasi: 1) penambahan superplasticizer Conplast SP430 sebesar 0%, 2%, dan 4% dan superplasticizer Structuro 335 sebesar 0,5%, 0,75% dan 1% dari berat semen; 2) slump rencana sebesar 0-10 mm, 10-30 mm, 30-60 mm, dan 60-180 mm; 3) zona gradasi agregat kasar 1, 2, dan 3. Pengujian kuat tekan beton dilakukan untuk semua variasi pada umur 28 hari. Khusus pada variasi substitusi pecahan limbah beton 100%, zona gradasi 2, pada slump rencana 10-30 mm, dengan kadar superplasticizer Conplast SP430 2%, dilakukan pengujian kuat tekan beton pada umur, 3, 7, 14, 28, dan 56 hari. Substitusi agregat kasar pecahan limbah beton yang paling optimum adalah 25% dengan kuat tekan aktual ratarata 38,43 MPa. Kadar superplasticizer Conplast SP430 yang paling baik adalah 4% dengan kuat tekan 37,04 MPa, dan kadar superplasticizer Structuro 335 yang paling baik adalah 1% dengan nilai kuat tekan 45,65 MPa. Nilai slump rencana yang paling baik digunakan sebesar 30-60 mm dengan kuat tekan rata-rata sebesar 48,05 MPa. Zona gradasi agregat kasar limbah beton yang paling baik digunakan adalah zona 1 dengan nilai kuat tekan 41,31 MPa. Pertumbuhan nilai kuat tekan beton dengan kadar substitusi sebesar 100% pada umur 3, 7, 14, 28, dan 56 berturut-turut adalah 20,61, 24,81, 27,81, 34,84, dan 36,41 MPa. Dari variasi nilai slump rencana sebesar 0-10 mm, 10-30 mm, 30-60 mm, dan 60-180 mm didapatkan nilai kuat tarik belah rata-rata sebesar 3,40 MPa, 3,53 MPa, 3,64 MPa, dan 3,61 MPa. Kata kunci: agregat kasar pecahan limbah beton, zona gradasi, slump rencana, superplasticizer. 1. PENDAHULUAN Konstruksi sipil di Indonesia hingga saat ini masih menggunakan beton sebagai bahan utamanya. Pada saat ini pembangunan infrastruktur semakin gencar dan meningkat dari tahun ke tahun sehingga kebutuhan bahan-bahan material khususnya bahan pembuat beton juga semakin meningkat, baik semen, agregat dan bahan lainnya. Sementara itu, peningkatan kapasitas produksi industri pemecahan batu alam yang ada cukup terbatas karena batu alam adalah sumber alam yang tidak dapat diperbaharui maka peningkatan kapasitas produksi batu alam akan merusak lingkungan. Bila pembangunan infrastruktur terus berkembang maka dikhawatirkan akan terjadi kekurangan pasokan bahan agregat. Penggunaan agregat alternatif dapat mengurangi kerusakan alam yang disebabkan dari pengambilan dan pengerukan batu alam. Selain itu penggunaan agregat alternatif dapat mengurangi biaya konstruksi. Pada penelitian ini, beton daur ulang dimanfaatkan sebagai substitusi agregat kasar. Material ini dapat berasal dari bangunan tua yang terpaksa dibongkar karena bangunan tersebut perlu diperbaharui, mengalami kerusakan, tidak layak lagi dihuni, atau bangunan yang hancur akibat gempa. Jika limbah beton dari bangunan yang hancur tidak termanfaatkan dan hanya terbuang sia-sia, maka lebih baik limbah beton dipergunakan untuk hal yang bermanfaat. Pada penelitian ini, beton daur ulang dimanfaatkan sebagai substitusi agregat kasar. Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 165

Hari Bardosono, dan Bernardinus Herbudiman 2. BETON DAUR ULANG Beton Daur Ulang Beton daur ulang merupakan salah satu agregat buatan (artificial aggregates). Material ini berasal dari bangunan tua yang terpaksa dibongkar karena bangunan tersebut perlu diperbaharui, mengalami kerusakan, atau tidak layak lagi dihuni. Beton Daur Ulang merupakan campuran yang diperoleh dari proses ulang material yang sebelumnya. Beberapa perbedaan kualitas, sifat-sifat fisik dan kimia agregat daur ulang, menyebabkan perbedaan sifat-sifat material beton yang dihasilkan, seperti menurunnya kuat tekan, kuat tarik, dan modulus elastisitasnya. Selain itu juga diamati perbedaan kemiringan kurva hubungan tegangan-regangan uniaksial dan multiaksial, yang menjadi landai pada saat sebelum beban puncak dan menjadi curam setelah beban puncak. Disamping itu, hubungan tegangan-regangan puncak multiaksial juga menjadi menurun. Perbedaan sifat-sifat material beton agregat daur ulang tersebut mengakibatkan beberapa perbedaan persamaan yang menggambarkan hubungan antara kuat tarik dan kuat tekan, modulus elastisitas dan kuat tekan, dan model konstitutif tegangan-regangan beton uniaksial, teganganregangan puncak multiaksial. Beberapa persamaan dan model konstitutif telah diperoleh dari hasil studi eksperimental untuk menggambarkan perbedaan sifat-sifat dan perilaku mekanik beton agregat daur ulang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan agregat beton bekas adalah memerlukan air bebas pada adukan yang lebih tinggi karena sifat penyerapan air yang lebih besar, waktu pemadatan yang lebih lama karena plastisitasnya lebih rendah dan sifat permukaan agregat lebih kasar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan agregat beton bekas adalah memerlukan air bebas pada adukan yang lebih tinggi karena sifat penyerapan air yang lebih besar, waktu pemadatan yang lebih lama karena plastisitasnya lebih rendah dan sifat permukaan agregat lebih kasar. Berdasarkan hasil studi eksperimental, agregat daur ulang mengandung mortar sebesar 25 hingga 45% untuk agregat kasar, dan 70 hingga 100% untuk agregat halus. Di samping itu, pada agregat daur ulang juga terdapat retak mikro, dimana retak tersebut dapat ditimbulkan oleh tumbukan mesin pemecah batu (stone crusher) pada saat proses produksi agregat daur ulang yang tidak dapat membelah daerah lempengan atau patahan pada agregat alam. Selain itu, hasil dari pengujian eksperimental dengan sinar X (X-ray) terdapat perbedaan kandungan unsur-unsur kimia di dalam agregat daur ulang, yaitu unsur silika (Si) dan kalsium (Ca). Hal ini dikarenakan agregat daur ulang sebelumnya merupakan beton yang telah mengalami reaksi hidrasi, dimana unsur Si dan Ca yang terdapat pada agregat daur ulang diperoleh dari senyawa kalsium silika hidrat (C-S-H), ettringite (C-A-S-H), dan Ca(OH)2 pada pasta semen yang masih menempel pada agregat alam. Oleh karena itu, unsur Ca pada agregat daur ulang lebih banyak dari pada unsur Si (Suharmanto, 2008). 3. METODOLOGI PENELITIAN Material dan benda uji Material ini berasal pecahan beton bekas diproleh dari bekas praktikum mahasiswa di laboratorium bahan dan material Itenas Bandung. Beton daur ulang yang digunakan rata-rata berumur relatif muda kisaran umur sekitar 3 sampai 4 bulan, sedangkan kuat tekan beton daur ulang yang digunakan memiliki kisaran antara 20 MPa sampai 40 MPa. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendesain campuran beton adalah Standar Nasional Indonesia (SK. SNI. T-15-1990-03). Gambar 1. Agregat kasar beton daur ulang Variasi campuran beton 1. Variasi substitusi agregat kasar dari pecahan limbah beton sebesar 25%, 50%, 75%, dan 100% terhadap berat isi. 2. Variasi substitusi pecahan limbah beton 100% dengan variasi penambahan Superplasticizer Conplast SP430 sebesar 0%,2%, dan 4% dan juga Structuro 335 sebesar 0,5%, 0,75% dan 1% dari berat semen. 3. Variasi slump rencana sebesar 0-10 mm, 10-30 mm, 30-60 mm, dan 60-180 mm diuji kuat tekan dan kuat tarik belahnya. S - 166 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Pemanfaatan Beton Daur Ulang Sebagai Substitusi Agregat Kasar Pada Beton Mutu Tinggi 4. Zona gradasi agregat kasar 1, 2, dan 3. 5. Variasi dengan slump rencana 10-30 mm, dengan kadar superplasticizer Conplast SP430 2%, dilakukan pengujian kuat tekan beton pada umur, 3, 7, 14, 28, dan 56 hari. 4. HASIL PENELITIAN Pengaruh variasi substitusi agregat kasar pecahan limbah beton terhadap kuat tekan Pengaruh variasi substitusi agregat kasar dari pecahan limbah beton dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 2 pada variasi ini ditambahkan juga superplasticizer Conplast SP430 sebesar 2%. Tabel 1. Pengaruh substitusi pecahan limbah beton terhadap kuat tekan Slump No Berat Kuat Persentase Benda Uji Actual Benda Benda Uji Tekan Rata-Rata dari (mm) Uji (kg) Tertinggi (%) 0% Limbah Beton 1 3,8 42,74 100% Batu Alam 10 2 3,8 42,7 42,72-3 3,8 32* 25% Limbah Beton 1 3,8 35,3 75% Batu Alam 11 2 3,7 38,83 38,43 100 3 3,8 41,15 50% Limbah Beton 1 3,8 33,23 50% Batu Alam 10 2 3,8 34,65 32,18 83,75 3 3,7 28,73 75% Limbah Beton 1 3,7 32,12 25% Batu Alam 10 2 3,7 32,81 31,90 83,02 3 3,7 30,78 100% Limbah Beton 1 3,6 29,04 0% Batu Alam 10 2 3,6 30,22 30,10 78,33 3 3,7 31,04 Gambar 2. Grafik pengaruh substitusi pecahan limbah beton terhadap kuat tekan Pada pengujian beton, seperti tampak pada Tabel 1, kuat tekan beton dengan menggunakan agregat kasar dari batu pecah alam atau beton normal dan kuat tekan beton untuk subsitusi agregat kasar dari limbah beton tidak mencapai kuat tekan rencana yaitu 50 MPa. Kuat tekan dari beton normal mencapai 42,72 MPa atau turun 14,52% dari kuat tekan rencana. Hal ini lebih disebabkan oleh faktor workability, sehingga beton sulit dalam pengerjaannya dan karena itu terdapat rongga-rongga udara pada beton tersebut hal ini terlihat pada Gambar 2. Pada subsitusi agregat kasar kuat tekan rencana tidak tercapai karena terjadi segregation (kecenderungan butir kasar untuk lepas dari campuran beton) dan bleeding (kecenderungan air untuk naik ke permukaan) dan juga perbedaan kekuatan agregat alam dengan agregat limbah beton dimana agregat limbah beton lebih lemah dibandingkan dengan agregat alam sehingga semakin banyak kadar subsitusi agregat limbah beton maka akan semakin melemahkan kekuatan beton tersebut. S - 167

Hari Bardosono, dan Bernardinus Herbudiman Pengaruh variasi kadar penambahan superplasticizer Conplast-SP430 terhadap kuat tekan Pengaruh variasi penambahan Conplast SP430 pada substitusi agregat kasar dari pecahan limbah beton 100%, dengan slump rencana 10-30 terlihat pada Tabel 2 dan Gambar 3. Tabel 2. Kuat tekan beton dengan penambahan superplasticizer Conplast-SP430 Kadar superplasticizer (Conplast SP430D) 0% 2% 4% 6% No. Benda Uji Berat Benda Uji (kg) 1 3,3 31,37 2 3,3 34.69 3 3,3 22,16* 1 3.4 33,23 2 3.4 34,65 3 3.3 36,65 1 3.4 37,79 2 3.4 33,37* 3 3.4 36,28 1 3.4 23,62* 2 3.3 33,98 3 3.3 32,63 Rata-Rata 31,37 34,84 37,04 33,31 Gambar 3. Pengaruh penambahan superplasticizer Conplast SP430 Pada dasarnya, penurunan nilai tekan beton terutama pada penambahan superplasticizer Conplast- SP430 dengan kadar dibawah 4%, diakibatkan sulitnya pengerjaan saat pembuatan beton sehingga tidak mencapai kepadatan yang baik dan terdapat rongga udara pada beton. Hal ini disebabkan oleh kecilnya nilai faktor air semen sehingga adukan beton menjadi sangat kental. Berbeda dengan penambahan superplasticizer diatas 4%, dalam hal ini memang beton memang relatif lebih mudah dikerjakan saat pembuatannya akan tetapi masalah yang terjadi ialah terjadinya segregation (kecenderungan butir kasar untuk lepas dari campuran beton) dan bleeding (kecenderungan air untuk naik ke permukaan) sehingga menyebabkan beton menjadi tidak padat. Pengaruh variasi kadar penambahan superplasticizer Structuro-335 terhadap kuat tekan Pengaruh variasi penambahan Structuro-335 pada substitusi agregat kasar dari pecahan limbah beton, dengan slump rencana 10-30 terlihat pada Tabel 3 dan Gambar 4. Tabel 3. Kuat tekan beton dengan penambahan superplasticizer Structuro-335 Kadar superplasticizer (Structuro 335) 0% 0,5% 0,75% 1,0% No. BendaUji Berat Benda Uji (kg) 1 3,3 31,37 2 3,3 34.69 3 3,3 22,16* 1 3.4 40,43 2 3.4 43,68 3 3.3 42,22 1 3.4 42,94 2 3.4 33,79* 3 3.4 44,79 1 3.4 46,17 2 3.3 37,01* 3 3.3 45,13 Rata-Rata 31,37 42,11 43,87 45,65 S - 168 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Pemanfaatan Beton Daur Ulang Sebagai Substitusi Agregat Kasar Pada Beton Mutu Tinggi Gambar 4. Pengaruh penambahan superplasticizer Structuro-335 Penurunan yang terjadi pada penambahan superplacizer di bawah 1% bisa di bilang kecil, hal ini terjadi karena faktor lebih mudahnya pengerjaan pada penambahan Structuro-335 sehingga adukan beton menjadi mudah dikerjakan karena itu beton menjadi lebih padat dan tidak berongga. Hal ini juga mengingat bahwa Structuro-335 memiliki sifat menstabilisasi kapasitas partikel semen untuk memisah dan menyebar dan juga dapat mengurangi kebutuhan air pada beton yang dapat mengalir sehingga menjaga workability beton. Perbandingan kuat tekan yang dicapai Kadar penambahan superplasticizer yang paling baik adalah penggunaan Structuro-335 karena lebih sedikit dibandingkan dengan Conplast-SP430 yaitu untuk Structuro-335 hanya 1% dari berat semen sedangkan untuk Conplast-SP430 mencapai 4% dari berat semen. Pada kekuatan tekan yang tertinggi pun Structuro-335 lebih baik yaitu mencapai 45,65 MPa sedangkan Conplast-SP430 hanya mencapai 37,04 MPa. Hal ini disebabkan karena Structuro-335 merupakan superplasticizer berbasis teknologi Poycarboxylic sedangkan Conplast-SP430 merupakan superplasticizer konvensional yang berbasis pada carboxlic ether polymer, jadi terlihat bahwa Structuro-335 memang digunakan untuk beton kinerja tinggi atau beton dengan workability tinggi. Dalam penelitian ini terlihat bahwa Stucturo-335 lebih tepat digunakan untuk beton mutu tinggi dengan agregat kasar beton daur ulang. Variasi slump rencana terhadap kuat tekan beton Pengaruh variasi slump rencana terhadap kekuatan beton dengan penambahan superplasticzer Conplast-SP430 sebesar 2% terlihat pada Tabel 4 dan Gambar 5. Slump Rencana (mm) Slump Aktual (mm) Tabel 4. Pengaruh slump rencana terhadap kuat tekan beton No Benda Uji Berat Benda Uji Rata- Rata 1 3,6 33,23 0-10 0 2 3,6 40,37* 33,21 3 3,6 33,19 1 3,6 33,23 10-30 10 2 3,6 34,65 34,84 3 3,7 36,65 1 3,7 38,98* 30-60 47 2 3,6 49,75 48,05 3 3,6 46,35 1 3,7 44,43 60-180 90 2 3,7 32,78 38,29 3 3,7 37,65 S - 169

Hari Bardosono, dan Bernardinus Herbudiman Gambar 5 Pengaruh Slump Rencana terhadap Beton Dalam hal ini dapat dilihat bahwa tingkat kelacakan slump rencana 30-60 mm lebih baik sehingga beton tidak keropos atau tidak ada rongga udara pada beton. Pada slump 0-10 mm dan 10-30 mm tingkat kelacakan yang dihasilkan rendah sehingga dalam pengerjaannya sulit di kerjakan maka menyebabkan beton keropos atau terdapat rongga-ronga udara. Sedangkan pada slump rencana 60-180 campuran beton menjadi lebih encer sehingga menyebabkan terjadinya segregation (kecenderungan butir kasar untuk lepas dari campuran beton) dan bleeding (kecenderungan air untuk naik ke permukaan). Variasi slump rencana terhadap kuat tarik belah Pengaruh variasi slump rencana terhadap kuat tarik belah beton dengan penambahan superplasticizer Conplast- SP430 sebesar 2% terlihat pada Tabel 5 dan Gambar 6. Tabel 5. Kuat tarik belah beton dengan variasi nilai slump rencana Slump Rencana (mm) No Benda Uji Berat Benda Uji (kg) Rata- Rata 1 3,6 4,11* 0-10 2 3,6 3,58 3 3,6 3,69 1 3,5 3,43 10-30 2 3,4 3,41 3 3,4 3,37 1 3,6 4,02 30-60 2 3,6 3,7 3 3,6 3,11 1 3,7 4,1 60-180 2 3,6 2,13 3 3,6 4,36 3,4 3,53 3,64 3,61 Gambar 6. Pengaruh slump rencana terhadap kuat tarik belah beton S - 170 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Pemanfaatan Beton Daur Ulang Sebagai Substitusi Agregat Kasar Pada Beton Mutu Tinggi Dari Tabel 5. dan Gambar 6., terlihat bahwa nilai kuat tarik belah yang paling tinggi terdapat pada nilai slump rencana 30-60 yaitu 3,64 MPa, jika dijadikan acuan maka pada slump rencana 0-10 mengalami penurunan kekuatan sebesar 6,59% (3,40 MPa), pada slump rencana 10-30 mengalami penurunan kekuatan sebesar 3,02% (3,53 MPa), pada slump 60-180 mengalami penurunan kekuatan sebesar 0,82% (3,60 MPa). Dalam hal ini bonding sangat berpengaruh dalam mempengaruhi nilai kuat tarik belah. Variasi zona agregat kasar 1, 2, dan 3 Pengaruh variasi zona agregat kasar terhadap kekuatan beton dengan penambahan superplasticzer Conplast-SP430 sebesar 2 % ditunjukan pada Tabel 6 dan Gambar 7. Zona agregat kasar 1, 2, dan 3 memiliki pengertian berturutturut adalah kasar, sedang dan halus. Tabel 6. Kuat tekan beton dengan variasi zona agregat kasar Zona No Benda Uji Berat Benda Uji (kg) 1 2 3 1 3,6 40,12 2 3,6 42,50 3 3,6 33,67* 1 3,6 33,23 2 3,5 34,65 3 3,5 36,65 1 3,6 35,03 2 3,6 19,68* 3 3,6 32,35 Kuat Tekan Rata-rata 41,31 34,84 33,69 Gambar 7. Pengaruh gradasi zona terhadap kuat tekan beton Kuat tekan optimum di dapat pada zona 1 dipengaruhi oleh faktor interlocking yang baik dibandingkan dengan zona 2 dan zona 3, walaupun ada faktor lain seperti bonding yang akan lebih menguntungkan pada gradasi agregat yang lebih kecil, akan tetapi kita juga harus melihat bahwa zona 1, zona 2, dan zona 3 ukuran butiran agregat lolos saringan 19,1 dan lolos saringan 9,5 tidak terlalu signifikan. Hal ini menyebabkan pada zona 1 juga memiliki bonding yang baik juga sehingga di zona 1 kuat tekan yang didapat juga lebih tinggi karena memiliki kelebihan di interlocking dan juga bonding. Perkembangan kuat tekan beton tehadap umur rencana 3, 7, 14, 28, dan 56 hari Perkembangan kuat tekan beton pada umur 3,7,14,28, dan 56 hari dengan penambahan superplasticzer Conplast- SP430 sebesar 2% terlihat pada Tabel 7 dan Gambar 8. Tabel 7. Perkembangan kuat tekan beton pada umur 3,7,14,28, dan 56 hari Umur Benda Uji 3 7 14 No benda Berat Benda Uji Uji (kg) 1 3.4 19,33 2 3.4 20,87 3 3.4 21,63 1 3.4 24,98 2 3.4 24,27 3 3.5 25,19 1 3.5 26,35 2 3.5 28,22 Rata- Rata 20,61 24,81 27,81 S - 171

Hari Bardosono, dan Bernardinus Herbudiman 28 56 3 3.4 28,87 1 3.4 33,23 2 3.4 34,65 3 3.4 36,65 1 3.4 35,57 2 3.4 47,22* 3 3.4 37,25 34,84 36,41 Gambar 8. Perkembangan kuat tekan beton Pada Tabel 7. dan Gambar 8., menunjukkan perkembangan nilai kuat tekan terhadap umur beton. Kuat tekan beton mencapai kekutan 100% pada 28 hari, dimana kuat tekan beton pada umur 28 hari mencapai 34,18 MPa. Jika dijadikan acuan maka didapatkan kuat tekan beton pada umur 3 hari sebesar 60,30% (20,61 MPa), kuat tekan beton pada umur 7 hari sebesar 72,59% (24,81MPa), kuat tekan beton pada umur 14 hari sebesar 81,36% (27,81 MPa), serta menunjukan kenaikan kuat tekan beton pada umur 56 hari sebesar 7,85% (36,41MPa). Bila dibandingkan dengan perkembangan kuat tekan beton terhadap umur yang dimiliki Neuvile pada umur 3 hari mencapai kuat tekan 40%-47,5%, 7 hari 60%-65%, 14 hari 80%-88%, 28 hari 100%. Disini terlihat bahwa pada umur-umur awal beton dengan agregat limbah beton mencapai kuat tekan lebih cepat di bandingkan dengan beton dengan menggunakan agregat batu alam. Namun di umur 14 hari mulai mencapai kekuatan yang sama dan pada umur 28 hari mencapai kekuatan yang sama yaitu 100%. 5. KESIMPULAN Dari hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kadar substitusi pecahan limbah beton sebagai agregar kasar yang optimum adalah sebesar 25% dari berat volume yang menghasilkan kuat tekan rata-rata sebesar 38,43 MPa. 2. Pada pengujian pengaruh superplasticizer terlihat bahwa Structuro-335 lebih baik digunakan untuk pembuatan beton dengan agregat kasar beton daur ulang dibandingkan dengan Conplast-SP430. 3. Penggunaan batasan nilai slump rencana yang paling baik pada substitusi agregat kasar dari pecahan limbah beton adalah 30-60 mm dengan menggunakan zona gradasi 2 dan superplasticizer Conlast-SP430 yang menghasilkan kuat tekan sebesar 48,65 MPa, karena tingkat kelacakannya paling baik sehingga tidak menyebabkan beton keropos. Nilai kuat tarik belah berkisar antara 3,40 MPa sampai 3,64 MPa, dengan nilai kuat tekan tertinggi pada slump rencana 30-60 yaitu sebesar 3,64 MPa. 4. Penggunaan batasan zona gradasi yang paling baik terdapat pada zona gradasi 1 dengan kuat tekan sebesar 41,31 MPa, Hal ini dikarenakan pada zona 1 juga memiliki bonding yang baik juga sehingga di zona 1 kuat tekan yang didapat juga lebih tinggi karena memiliki kelebihan di interlocking dan juga bonding. 5. Pertumbuhan kuat tekan beton dengan substitusi pecahan limbah beton sebagai agregat kasar pada kuat tekan beton pada umur 28 hari mencapai 34,18 MPa. Jika di bandingkan dengan Neuvile maka pada umur awal kuat tekan limbah beton lebih tinggi, namun pada umur 14 hari kuat tekan muai relatif sama. DAFTAR PUSTAKA Mulyono, T., 2003, Teknologi Beton, Andi, Jakarta SK SNI T-15-1990-03, 1990, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, Badan Litbang PU. SNI 03-2834-2000, 2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, Badan Litbang PU. Nugraha, P., dan Antoni, 2007, Teknologi Beton dari Material, Pembuatan, ke Beton Kinerja Tinggi, Andi, Jakarta. Suharmanto., 2008, Studi Eksperimental Agregat Daur Ulang, Institut Teknologi Bandung. S - 172 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta