30 BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Suatu penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. Dalam usaha untuk menemukan dan menguji kebenaran tersebut dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam suatu penelitian ilmiah selalu berdasarkan metode yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Penelitian ilmiah juga merupakan penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomenafenomena alami dengan dipandu oleh teori-teori tentang hubungan yang dikira terdapat antara fenomena-fenomena itu. Kegiatan studi penelitian tidak akan terlepas dari penentuan metode yang akan digunakan, hal ini terkait dengan keberhasilan yang ingin dicapai dengan menentukan metode yang tepat sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Surakhmad (1998:131) mengemukakan bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan misalnya untuk menguji hipotesis serta alatalat tertentu. Dari pendapat di atas, dapat dijelaskan kembali bahwa metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mempermudah pemecahan masalah atau hipotesa dengan menggunakan teknik atau alat-alat tertentu sehingga memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sementara itu, Sudjana (2005:52) mengungkapkan bahwa, Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Karena kegiatan tersebut dilakukan setiap melaksanakan penelitian, maka beberapa ahli menyebutnya sebagai tradisi penelitian (research traditions). Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian berkaitan dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang digunakan, sehingga dihasilkan penelitian yang benarbenar ilmiah atas permasalahan-permasalahan penelitian.
31 Masalah yang akan diteliti serta tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian akan menentukan penggunaan metode penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, karena penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan movement problem based learning pada aktivitas pendidikan jasmani. Hal ini sejalan dengan penjelasan mengenai metode deskriptif, seperti yang diungkap Surakhmad (1998:139) menjelaskan sebagai berikut : Penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Karena banyak sekali ragam penyelidikan demikian, metode penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif. Diantaranya ialah penyelidikan yang menuturkan, menganalisis, dan mengklasifikasi; penyelidikan dengan teknik survey, dengan teknik interview, angket, observasi, atau dengan teknik test; studi kasus, studi komparatif atau operasional. Selanjutnya Arikunto (2002:312) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala menurut apa adanya pada saat dilaksanakan. Pendapat tersebut memberikan makna bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam suatu situasi. Hal ini sejalan dengan penjelasan Mimbar Pendidikan (1986:49) bahwa, Bila ingin mengetahui keadaan sekarang dalam kondisi alamiah, tanpa mengontrol faktor-faktor yang turut mempengaruhinya maka metode deskriptiflah yang layak digunakan. Lebih jelas lagi tentang metode deskriptif dijelaskan oleh Surakhmad (1998:140) terutama ciri-ciri sebagai berikut: 1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual. 2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik).
32 Untuk Metode ini memberikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah (Umar, 1999:81). Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian deskriptif yang di maksud adalah meneliti studi deskriptif tentang implementasi movement problem based learning pada aktivitas Pendidikan Jasmani di SMA se-kecamatan Padalarang. Digunakan pendeketan ini, karena peneliti ingin mengetahui bagaimana implementasi movement problem based learning pada aktivitas Pendidikan Jasmani di SMA se-kecamatan Padalarang. Berdasarkan ciri-ciri metode deskriptif tersebut dapat penulis kemukakan bahwa dalam melaksanakan penelitian ini data yang diperoleh itu dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan dianalisis. Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian ini tercapai seperti yang diharapkan. B. Sampel Sumber Data Populasi dan sampel merupakan sumber data yang mendukung tercapainya tujuan penelitian yang penulis lakukan. Seperti yang dikemukakan Sudjana (1992:6), bahwa: Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung atau pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Adapun sebagian dari populasi disebut sampel. Populasi dari penelitian ini adalah SMAN 1 Padalarang, SMAN 2 Padalarang dan SMA KP 5 Padalarang dengan jumlah guru penjas sebanyak enam orang. Penulis akan meneliti pelaksanaan dua materi permainan, satu materi atletik, dan satu materi artistik dari setiap sekolah. Sampel yang diambil adalah guru kelas X dan XI yang berjumlah lima orang dengan masing-masing dilakukan dua kali pengamatan pelaksanaan pembelajaran penjas. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Suharsimi Arikunto (2002:120) bahwa :
33 Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil kira-kira 10% - 25% atau 20% - 50%, atau lebih besar tergantung sebagai berikut : 1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana 2. Sempit dan luasnya penelitian (wilayah penelitian) 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. C. Tahapan Penelitian Tahap-tahap penelitian deskriptif menurut Nasution (1992:67) ada tiga tahapan yaitu orientasi, eksplorasi, dan member chek. Adapun tahapan penelitian yang dianjurkan oleh Nasution (1992:68) adalah sebagai berikut: 1. Tahap orientasi, yaitu penelitian awal dengan tujuan memperoleh gambaran permasalahan yang lebih lengkap guna memanfaatkan fokus penelitian. 2. Tahap eksplorasi, yaitu kegiatan pengambilan data selengkap mungkin sebagai penunjang penganalisaan data. 3. Tahap member chek, yaitu konfirmasi terhadap data yang diperoleh dengan mengecek kebenaran data dilapangan. Berdasarkan pendapat tersebut, maka penulis akan melaksanakan tahaptahap yang dianjurkan oleh Nasution, adapun langkahnya adalah sebagai berikut: a. Tahap orientasi terdiri dari: Menilai kondisi lapangan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti, memilih dan menggunakan informasi, yaitu memilih responden data, menyiapkan perlengkapan penelitian, seperti lembar observasi, pertanyaan-pertanyaan wawancara, kamera dan melakukan adaptasi dengan situasi lapangan sehingga akan terlihat gambar permasalahan sebenarnya. b. Tahap eksplorasi terdiri dari: Mengumpulkan data secara selektif, menjauhi keadaan yang akan mempengaruhi data dan mencari informasi yang relevan dengan berpedoman pada masalah penelitian, melakukan kegiatan lapangan seperti mengamati situasi lapangan dan melakukan wawancara.
34 c. Tahap member chek terdiri dari: Melakukan konfirmasi terhadap data yang diperoleh dengan mengecek kebenaran data di lapangan dan menyajikan dan mempresentasikan data. D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Sugiyono (2011:102), menjelaskan bahwa Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena itu dinamakan variable penelitian. Sedangkan teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data ialah menggunakan observasi dan wawancara. Adapun teknik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Observasi Menurut Nugraha (2007:46), Observasi merupakan metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolabolatornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Jadi pada dasarnya, pengumpulan data melalui observasi bertujuan untuk mengamati dan mencatat secara sistematik apa saja yang terjadi pada objek/subjek penelitian. Secara umum kegiatan penelitian ini adalah mengobservasi atau mengamati proses belajar mengajar penjas di SMA se-kecamatan Padalarang. Untuk memudahkan dalam pengamatan lapangan maka peneliti membuat lembar pengamatan movement problem based learning. Format pengamatan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
35 2. Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Menurut Sugiono (2010:317) wawancara adalah, Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam penelitian ini wawancara adalah sebagai strategi penunjang teknik observasi. Format wawancara selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 2.1 Kisi-kisi Format Wawancara Survey Tentang Pelaksanaan Movement Problem Based Learning di SMA Se-Kecamatan Padalarang Variabel Sub Variabel Indikator Penyajikan masalah gerak Movement Problem Based Learning Keterlibatan Intelektual Siswa Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Gerak 1. Terdapat masalah gerak. 2. Masalah gerak disajikan sesuai dengan kemampuan gerak siswa. 3. Terdapat runtutan gerak 1. Ada peningkatan tantangan gerak yang harus dipecahkan siswa. 2. Ada rencana gerak untuk meningkatkan keterampilan gerak. 1. Terdapat kegiatan merancang suatu formulasi untuk memecahkan masalah gerak oleh siswa. 2. Ada perubahan penampilan gerak yang lebih baik. 3. Menemukan berbagai cara pemecahan masalah gerak sesuai dengan kemampuan siswa.
36 E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh data-data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara di lapangan. Setelah semua data diketahui maknanya, maka data-data tersebut harus kita analisis lagi dengan cara mengambil intisari dari setiap makna data yang telah diperoleh dan untuk data hasil observasi movement problem based learning dianalisis dengan menghitung rata-rata skor berdasarkan Skala Guttman yang didasarkan pada distribusi frekuensi. hasil data observasi dan wawancara (dapat dilihat pada bab 4).