BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Film dokumenter ini menceritakan mengenai kehidupan masyarakat suku Baduy yang dimana terdapat problematika sosial budaya dalam konteks kepercayaan yang di pegang teguh oleh masyarakat suku Baduy pada umumnya. Tujuan penulis dalam pembuatan film dokumenter ini ialah untuk memberikan informasi mengenai adanya masyarakat pedalaman yang masih taat terhadap adat dan tidak terlalu terpengaruh dengan kehidupan masyarakat modern, selain itu penulis juga bertujuan agar film dokumenter ini dapat memberi pengetahuan kepada anak-anak muda mengenai adat budaya Sunda, serta pada isi film dokumenter ini penulis juga menyuguhkan satu kasus yang terjadi mengenai identitas agama pada masyarakat suku Baduy yang dimana tidak tercantumnya ajaran Sunda Wiwitan di dalam kolom E-KTP (Elektronik Kartu Tanda Penduduk) kemudian masyarakat yang menyaksikannya dapat berfikir dan memberikan tanggapannya terhadap kasus yang terjadi. Penulis juga ingin agar film dokumenter ini memberikan provokatif positif bagi masyarakat suku Baduy maupun khalayak yang menyaksikan, dengan tidak menimbulkan adanya perspektif yang memberikan efek negatif bagi banyak orang. 41
42 3.2 Strategi Aplikatif Dengan menggunakan tipe atau gaya dokumenter sains diharapkan film ini mampu memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak yang menontonnya, karya dokumenter ini bertujuan untuk membuat strategi komunikasi dengan memberikan pengaruh dalam bentuk video dan audio dengan menggunakan konsep framming, dalam penggunaan konsep framming ini diharapkan dapat mengkonstruksikan kejadian nyata sehingga khalayak mampu memahami serta menjadikan tayangan film dokumenter ini sebagai sebuah contoh kasus kecil yang ada pada lingkungan masyarakat suku Baduy. Framing menjadi strategi yang tepat karena dipandang sebagai penempatan-penempatan informasi dalam konteks yang khas sehingga isu dalam film dokumenter mendapat alokasi yang lebih besar dari pada isu lain. Framing memberikan tekanan lebih pada bagaimana hasil audio visual ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan atau dianggap penting oleh pembuat film dokumenter. 26 Kata penonjolan itu sendiri dapat didefinisikan: membuat informasi lebih terlihat jelas, lebih bermakna, atau lebih mudah diingat khalayak. Informasi yang menonjol lebih diterima oleh khalayak. Dengan bentuk seperti itu, sebuah ide atau informasi lebih mudah terlihat, lebih mudah diperhatikan, diingat dan ditafsirkan karena berhubungan dengan skema pandangan khalayak. 26 http://belajardimanasajadan.blogspot.co.id/2013/09/metode-penelitian-komunikasianalisis.html diakses pada 10 Juli 2016
43 3.3. Analisa Spesifikasi Program 3.3.1. Deskripsi Program Film Dogma Djatisunda merupakan sebuah film dokumenter yang dibuat dengan pendekatan secara naratif dengan menggunakan pemaparan dokumenter sains. Dalam film ini penulis menceritakan keseharian dan kehidupan masyarakat suku Baduy, serta dalam film dokumenter ini menceritakan sebuah kasus mengenai identitas kepercayaan masyarakat suku Baduy yaitu Sunda Wiwitan yang tidak tercantum dalam E-KTP, pada isi cerita dalam film ini juga menyuguhkan adanya pendapat dari beberapa ahli, masyarakat suku baduy serta pimpinan masyarakat suku Baduy dengan di sertai bukti-bukti mengenai adanya kasus ini. Berikut adalah elemen-elemen deskripsi film dokumenter Dogma Djatisunda : - Format Program : Film, Non-fiksi, Dokumenter - Format Media : MP4 dan DVD - Judul Program : Dogma Djatisunda - Durasi Program : 28 Menit - Target Audience : a. Usia : Dewasa (19-35)
44 Alasan memilih usia dewasa umur 19 35 tahun menjadi target premier karena pada usia tersebut tingkat kematangan pemikiran manusia sudah mulai matang dan kritis menghadapi dan melihat kasus yang ada pada film ini. b. Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan c. Status Sosial Ekonomi : B dan C menengah atas dan bawah 3.3.2 Konsep Perancangan Shot Deskripsi Establish ladang menggunakan drone Long shot, high angle Establish pemungkiman atap rumah adat Baduy Long shot, high angle
45 Establish pemungkiman masyarakat Baduy Long shot, eye level Timelapse ladang masyarakat Baduy Long shot, low angle Wawancara tokoh adat Baduy dalam Close up, single shot Wawancara Jaro adat Baduy luar Close up, single shot Wawancara Ahli Budaya Close up, single shot
46 Wawancara dinas kependudukan Kabupaten Lebak Close up, single shot Wawancara masyarakat Baduy Luar Close up, single shot Kegiatan berladang masyarakat Baduy Long shot, single shot Kegiatan menenun masyarakat Baduy Medium shot, group shot
47 Anak-anak baduy yang sedang bermain Medium shot, group shot Pemain musik masyarakat Baduy Luar Close Up, two shot 3.3.3. Konsep Eksekusi Karya Konsep eksekusi film dokumeter DOGMA DJATISUNDA ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu proses pra produksi, produksi dan pasca produksi. Pada tahap pra produksi ada 5 hal kegiatan yang dilakukan yaitu Concepting Film Ideas, Researches, Survey Location, Work Scheduling, dan Observation & Interviews. Dalam tahap produksi tim melakukan urutan kegiatan shooting yang terdiri dari : Daily Briefing, Reading Script, Shooting, dan Daily Evaluation. Tahap terakhir yaitu pasca-produksi tim melakukan kegiatan seperti : Logging, Paper Edit, Assembly Edit, Rough Cut, Fine Cut, Mastering. 3.3.4. Alasan Pilihan Karya
48 Agama adalah koleksi terorganisir dari sebuah kepercayaan, sistem budaya dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan / perintah dari kehidupan. Namun bagaimana jika sebuah kepercayaan atau agama yang dianut tidak mendapatkan tempat di mata negara. Sunda Wiwitan adalah agama atau kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan dan arwah leluhur yang dianut oleh masyarakat tradisional Sunda, yang dimana ajaran ini sudah ada sebelum adanya ajaran lain masuk ke Indonesia. Pada dasarnya film ini dibuat untuk memberikan informasi kepada khalayak luas akan adanya kasus mengenai tidak tercantumnya status identitas agama Sunda Wiwitan di kolom E-KTP, yang dimana banyak masyarakat yang menganut ajaran ini merasa tidak adanya keadilan dari pihak pemerintah mengenai kosongnya status agama Sunda Wiwitan di kartu identitas. Karena belum adanya perkembangan mengenai permintaan dari masyarakat yang menganut ajaran ini membuat terbentuknya karya dokumenter Dogma Jati Sunda. 3.3.5. Gambaran Isi Pesan dan Media Promosi Isi pesan dalam film dokumenter ini, yang pertama ialah memberikan informasi mengenai adat budaya suku Sunda, yang kedua ialah memberikan pengetahuan mengenai tentang sebuah kepercayaan adat yang di anut oleh sebagian masyarakat Suku Sunda di desa Kanekes Baduy, yang ketiga ialah memberikan informasi mengenai adanya problematika yang terjadi pada masyarakat Suku Baduy yang dimana tidak tercantumnya Sunda Wiwitan pada kolom identitas kependudukan.
49 Dalam film dokumenter ini penulis ingin memberikan sebuah klarifikasi mengenai permasalahan yang ada dengan menyuguhkan beberapa pendapat dari narasumber yang terkait. Media adalah alat penghubung, perantara dan sarana serta saluran alat komunikasi untuk memperkenalkan dan mempromosikan pesan kepada target sasaran. Dengan perencanaan sistematik dan mendapatkan tanggapan dari peerima pesan. Setiap media mempunyai kelebihan dan keterbatasan yang sangat berbeda, dari aspek efektifdan efesiensinyawaktu, ruang, dan biaya yang dianggarkan. Dalam penyampaian informasi kepada target sasaran dan tetap berorientasi pada tujuan perancanga, maka diperlukan media yang sesuai agar informasi dapat sampai dan dipahami dengan baik. Media dapat dibedakan menjadi dua yaitu media utama dan media pendukung. 1. Media Utama a. Film Dokumenter Media film dokumenter ini menjelaskan tentang kebudayaan suku baduy, dan media film dokumenter ini adalah media promosi audio visual yang akan di perlihatkan kepada khalayak. b. Trailers Thrailer ini digunakan untuk memberikan sedikit gambaran terhadap film dokumenter ini, yang berisi video berkisar 30 detik.
50 2. Media Pendukung a. Poster Poster merupakan media luar ruang yang informasinya mudah tersampaikan. b. X-Banner Media ini digunakan untuk memberikan informasi atau promosi pada saat pemutaran film dokumenter. 3. 4. Time Table dan Anggaran 3.4.1 Time Table Tabel 1.1 Production Schedule Januari - Juni Target Waktu Per-Bulan No Tahap Aktifitas Produksi 1 2 3 4 5 6 1 Perencanaan * Pematangan 2 * Konsep Pra Treatment Dan 3 * * * Script 4 Survey Lokasi & Riset * * * 5 Pengumpulan Data * * * 1 2 3 4 5 6 6 Shooting scene 1-10 * * 7 Produksi Shooting scene 11-20 * * 8 Shooting scene 21- *
51 30 1 2 3 4 5 6 9 Logging * * * 10 Pasca Editing * * * * 11 Finishing * * 3.4.2 Budgeting Tabel 1.2 Budget List Deskripsi Rincian Jumlah A. Pra Produksi - Inventaris 1. Komputer 2. Telepon dan Internet 3. Transportasi 4. Print 2 Unit x x 3 Unit @100.000 @70.000 - Rp. 100.000 Rp. 140.000 Rp. 50.000 - Konsumsi - Penginapan Survey B. Produksi - Peralatan Shooting 1. DSLR Canon 60D 2. Baterai Canon 60D 3. Lensa 18 135 mm 4. Lensa 18 55 mm 5. Lensa Fix 50 mm 6. Recorder ZoomH4N 7. Clip On 8. Tripod For Video 9. Slider DIY 2 Unit 2 Unit 3 Unit Rp. 100.000 Rp. 200.000
52 10. Shutter Release 11.Sdcard Extream 32GB 12.Sdcard Extream 16GB 13. LED 14. Batrei Alkaline x @420.000 2 Unit 5 box x @20.000 Rp. 420.000 Rp. 100.000 - Penginapan Rp. 900.000 - Konsumsi Rp. 1.000.000 - Transportasi Rp. 700.000 - Biaya print Rp. 50.000 - Narasumber Kang Idong Ayah Mursyid Jaro Saija Kang Musung Rp. 450.000 - Tak Terduga Rp. 250.000 C. Pasca Produksi - Komputer 3 Unit - Grafis Rp. 200.000 - Print Rp. 200.000 - X-Banner, 1cm x 2cm Rp. 100.000 - Poster Rp. 300.000 - Tak Terduga Rp. 200.000 Total Keseluruhan Rp. 4.550.000