Review Dan Analisa Karakteristik Dan Penyebab Kerusakan Sudu Turbin Gas

dokumen-dokumen yang mirip
Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS

I. PENDAHULUAN. untuk diperkirakan kapan terjadinya, dan tidak dapat dilihat secara kasat mata

BAB I PENDAHULUAN. Plant, Nuclear Plant, Geothermal Plant, Gas Plant, baik di On-Shore maupun di. Offshore, semuanya mempunyai dan membutuhkan Piping.

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

Analisa Performa Turbin Gas Frame 6B Akibat Pemakaian Filter Udara BAB II DASAR TEORI. pembangkit gas ataupun menghasilkan daya poros.

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

PERAWATAN TURBOCHARGER PADA GENSET MESIN DIESEL 1380 KW. Oleh: Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

Asyari D. Yunus - Struktur dan Sifat Material Universitas Darma Persada - Jakarta

ANALISA KERUSAKAN SHAFT PADA TURBOCHARGER ENGINE 3406 S/N:7N7723

Stress Analysis Pada Sudu Tetap Turbin Uap Bab III Metodologi BAB III METODOLOGI

I. PENDAHULUAN. Logam merupakan material kebutuhan manusia yang banyak penggunaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Mesin

MECHANICAL FAILURE (KERUSAKAN MEKANIS) #2

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

ANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN

MAKALAH PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS (PLTG) DAN PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Waktu Tempering BHN HRC. 1 jam. Tanpa perlakuan ,7. 3 jam ,7. 5 jam

Perpatahan Rapuh Keramik (1)

DESIGN UNTUK KEKUATAN LELAH

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3

ANALISA KERUSAKAN SUDU TURBIN GAS MATERIAL UDIMET 500 KAPASITAS 50 MW

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

III. METODOLOGI PENELITIAN. waktu pada bulan Oktober hingga bulan Maret Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

Gambar 1.1 Sistem perpipaan steam 17 bar

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

Spark Ignition Engine

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

ISSN hal

MENGUJI KEHANDALAN ROTARY LIME KILN DENGAN MELAKUKAN VISUAL INSPECTION DAN EDDY CURRENT TEST PADA GIRTH GEAR

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

JENIS TURBIN. Jenis turbin menurut bentuk blade terdiri dari. Jenis turbin menurut banyaknya silinder. Jenis turbin menurut arah aliran uap

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Turbin blade [Gandjar et. al, 2008]

PENGARUH PANJANG PIPA, POSISI STACK DAN INPUT FREKWENSI ACOUSTIC DRIVER/AUDIO SPEAKER PADA RANCANG BANGUN SISTEM REFRIGERASI THERMOAKUSTIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab I. Pendahuluan. satu pompa air laut milik PT. Petrokimia Nusantara Interindo. Keretakan ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada rentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS DUA TINGKAT DENGAN KAPASITAS 100 WATT UNTUK GEDUNG SYARIAH HOTEL SOLO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan estimasi waktu penelitian dikisarkan

BAB I PENDAHULUAN. T u g a s A k h i r

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR

BAB 7 ULIR DAN PEGAS A. ULIR Hal umum tentang ulir Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segitiga digulung pada sebuah silinder,

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

REPAIR STATIONARY AIR SEAL PADA APU GTCP 131-9B DENGAN METODE PLASMA SPRAY

BAB II KERANGKA TEORI

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

DESAIN DAN ANALISIS TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN MAIN STEAM (LOW PRESSURE) PADA COMBINED CYCLE POWER PLANT

Gambar 1.1. Rear Axle Shaft pada mobil diesel disambung dengan pengelasan. (

03/01/1438 KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN BAJA KLASIFIKASI BAJA 1) BAJA PEGAS. Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya

BAB IV DESIGN DAN ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI PEMBUATAN BESI COR MAMPU TEMPA UNTUK PRODUK SAMBUNGAN PIPA

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

I. PENDAHULUAN. atau lebih dengan memanfaatkan energi panas. luas, seperti pada kontruksi bangunan baja dan kontruksi mesin.

ANALISA PERUBAHAN SUDU TERHADAP DAYA TURBIN ANGIN TIPE HORIZONTAL DI LABORATORIUM TEKNIK LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB II TEORI KEAUSAN. 2.1 Pengertian keausan.

ANALISIS PRESTASI TURBIN GT-1510 BORSIG PADA UNIT UTILITY KALTIM I Muhammad Hasan Basri* dan Alimuddin Sam * *

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007)

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENGUJIAN. Pengujian magnetik inspeksi yang dilakukan meliputi metode Dry Visible,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR BIDANG PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI MESIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

Transkripsi:

Review Dan Analisa Karakteristik Dan Penyebab Kerusakan Sudu Turbin Gas A. Yudi Eka Risano Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung Gedung H Fakultas Teknik, Jalan Profesor Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 314 Telp.: (0721) 319, Fax: (0721) 704947 E-mail: yudi_er@unila.ac.id, yudi_9@yahoo.com 10 Abstract The present study concerns the review and the analysis of malfunctions characteristic and the reasons of moving blade damage. Such malfunctions are breakage of moving blade in excessive temperature conditions, increasing vibration, little cyclic weariness from frequent heat exchange at start-up and shut-down, and erosive deterioration and highly temperature corrosion. The type of damage can be divided on static, fatigue, thermal fatigue, corrosion and erosive. Keywords: gas turbine, moving blade, pressure, temperature, defect. Pada saat ini instalasi turbin gas telah berkembang pesat dengan berbagai variasi baik 20 konstruksi, tipe, penggunaan fluida kerja, dan tujuan penggunaan. Sebagian besar instalasi turbin gas modern saat ini bekerja dengan waktu penyalaan cepat, berulang-ulang dan waktu operasi yang lama. 2 Saat beroperasi sudu gerak turbin gas sangat dipengaruhi oleh gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran rotor. Gaya sentrifugal ini besarnya bervariasi pada sudu, sesuai dengan ketinggiannya pada sudu. Dan yang terbesar terjadi pada dasar pasak sudu. Selain itu gaya yang dihasilkan oleh aliran gas, menyebabkan timbulnya tegangan bending pada sudu gerak. Pada sudu gerak pun memiliki temperatur 3 yang berbeda-beda sesuai dengan ketinggian dan letaknya. Besarnya gradien temperatur tergantung pada besarnya aliran gas dan bentuk geometrik sudu. Dan besarnya perbedaan gradien temperatur pada beberapa bagian 40 menghasilkan tegangan temperatur. Seluruh tegangan-tegangan yang terjadi pada sudu gerak turbin ini, mempersulit kerja sudu yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan dini. 4 ANALISA KARAKTERISTIK DAN PENYEBAB KERUSAKAN SUDU-SUDU Sebagian besar kerusakan-kerusakan yang timbul pada sudu gerak turbin terjadi pada bagian-bagian dengan temperatur kerja 0 yang tinggi. Penyebab kerusakan sudu ini adalah adanya partikel-partikel asing di dalam aliran, meningkatnya tegangan vibrasi, siklus kerja yang tinggi pada tegangan temperatur, korosi, perubahan keadaan tegang material, keanehan titik berat pada saat pembuatan, dan overheating. Kita perhatikan beberapa contoh kerusakan sudu gerak turbin. Statistik menunjukkan bahwa kerusakan sudu gerak 60 turbin sering terjadi sebagai akibat impak oleh subyek asing dan serpihan-serpihan dari elemen yang rusak. Dalam banyak hal, hasilhasil takikan, lekukan dan goresan menimbulkan konsentrasi tegangan sehingga 6 mengurangi ketahanan fatigue material. Kerusakan sudu dari alloy EI76 pada bagian pasak yang dipengaruhi oleh gaya sentrifugal (Gambar 1), terjadi sebagai akibat naiknya temperatur metal hingga 0 o C di atas 70 nominal. Penyebab naiknya temperatur adalah proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna di dalam ruang bakar dan penundaan pembakarannya pada sudu gerak. Peningkatan temperatur ini akan membakar sudu dengan 7 waktu yang cukup sehingga menurunkan kekerasan pada bagian sudu mulai dari pangkal pasak hingga tempat kerusakan. Kerusakan tepi statik dan kerusakan sudu dalam hubungannya dengan pencampuran 13

pusat massa diobservasi pada instalasi turbin gas kapal setelah beroperasi selama 00~17000 jam dan instalasi turbin gas pembangkit setelah 370~132 jam (Gambar 2.). Sudu-sudu tersebut memiliki perbedaan pada sabuk dan material yang digunakan: EI826 dan EI 893. Selain itu, observasi keretakan pada 10 instalasi turbin gas kapal didasarkan pada satu unit lengkap, sedangkan untuk sudu turbin pembangkit, keretakan akibat massa yang berhubungan dengan deviasi frekuensi besar dari teknologi pembuatan. Dan sayangnya sistem kontrol indikasi pada proses pembuatan dari pencampuran pusat massa tidak ada. Konsentrasi tegangan yang tinggi pada ujung sudu berbentuk T dari campuran EI612 menjadi tempat awal terbentuknya retak 20 (Gambar 3.). Keretakan ini terjadi sebagai akibat pengoperasian turbin yang lama dan persiapan material yang kurang. Pengalaman operasional instalasi turbin gas 134 perusahaan General Electric (USA) selama lebih dari 20000 jam, menunjukkan bahwa sebagian besar terjadinya kerusakan 3 pada mesin berhubungan dengan kemampuan material. Sebagai contoh dari kerusakan sudu tingkat I dari campuran nimonic 80, lima terjadi karena kekasaran material (Gambar 4.) 40 dari permukaan pasak. Hal ini disebabkan ketidakseragaman struktur. Dan 10 kerusakan lainnya disebabkan oleh kelelahan termal. Tegangan tinggi pada sudu-sudu (yang disebabkan oleh perbedaan kecepatan 4 perubahan temperatur pada pusat dengan bagian luar sudu) menimbulkan sejumlah kecil goresan pada tepi masuk aliran hingga membentuk retakan. 2 Gambar 1. Kerusakan sudu dari bahan alloy EI76 sebagai akibat overheating [1] 0 Gambar 3. Keretakan pada ujung sudu dari baja EI612 [1] 60 Gambar 2. Keretakan pada sudu gerak turbin tekanan tinggi GT-100 dari bahan alloy EI893 [1] 14 Gambar 4. Kekasaran material dari permukaan pasak dan keretakan celah sebesar kawat peredam [1] 6

Pada pengoperasian turbin gas perusahaan Neva factory, pada pipa utama saluran gas juga menjadi penyebab kerusakan sudu gerak turbin. Dimana setelah 200~00 jam turbin GT-70-6 beroperasi, pada beberapa unit ditemukan beberapa bilah sudu gerak turbin yang rusak. Sudu gerak ini terbuat dari campuran EI893, dan kerusakan berlokasi di tempat kontak mounting. 10 Sebanyak 34 dari 90 turbin gas GT-700- yang terbuat dari baja EI726 yang bekerja pada tekanan 6 MPa, dengan 10 8 siklus dan bertemperatur 600 o C mengalami kerusakan pada beberapa sudu gerak tingkat II setelah beroperasi selama 600~19000 jam. Kerusakan diakibatkan oleh sudu turbin yang memiliki ketahanan fatigue yang rendah. Pengoperasian instalasi turbin gas GT- 70-100 perusahaan LMZ yang bekerja dengan 20 menggunakan bahan bakar cair/ diesel dan kondisi pengoperasian dengan kondisi hidup dan mati mesin dalam 3~4 jam sekali, juga mengalami kerusakan pada bagian sudu gerak. Pada sudu tingkat I yang terbuat dari alloy 2 EI893 ditemuan keretakan akibat fatigue pada lubang leher ujung kerucut T. Dan pada tingkat II mengalami pecah pada lubang absorber. Contoh lain kerusakan sudu akibat fatigue terjadi pada sudu tingkat II yang terbuat dari alloy EI76 setelah pengujian selama 320 jam untuk instalasi turbin gas stasioner GTU- (Gambar.) Survey sebuah rotor menunjukkan bahwa keretakan pada dasar gigi pertama locking section juga dapat merusak keempat gigi 40 berikutnya pada sudu tingkat II. Sedangkan pada sudu tingkat I yang terbuat dari alloy EI893 tidak dijumpai keretakan. Dari hasil analisa kerusakan menunjukkan bahwa penyebab kerusakan sudu adalah : bentuk 4 permukaan pasak sudu tingkat II (bentuk palung) dengan tangkai (desain yang sama dipilih seperti desain sudu tingkat I yang berlawanan sebagai alasan teknologi), peredaman kelima saluran nozzle pada instalasi 0 konstruksi dengan tujuan mengontrol kerja turbin dan kompresor, dan terakhir pembuatan pensuplai gas parsial yang menyebabkan meningkatnya vibrasi sudu. Akan tetapi dari hasil diagram frekuensi menunjukkan bahwa kerusakan yang terjadi pada sudu II menghasilkan resonansi yang lebih rendah dibandingkan sudu tingkat I. Pada keadaan turbin gas dalam operasional, tegangan vibrasi akibat resonansi 60 pada sudu-sudu meningkat, yang pada akhirnya dapat menimbulkan kerusakan sudu. Seperti pada gambar 6 menunjukkan kerusakan sudu turbin pada posisi patahan di tengah-tengah sudu dan di ujung sudu. 6 3 Gambar. Kerusakan fatigue sudu dari alloy EI76: a intermal view rotor; b- view patahan sudu [1]

Gambar 6. Kerusakan sudu turbin berbentuk patahan [2] Jika kerusakan sudu terjadi sebagai akibat dari vibrasi, maka kerusakan akan memiliki bentuk karakteristik seperti pada gambar 7, dengan bentuk kerusakan yang aneh (tidak beraturan). Hal ini disebabkan oleh daya 10 tahan fatigue yang rendah. Gambar 8. Kerusakan sudu yang terbuat dari alloy EI76 yang disebabkan termal fatigue [1] Gambar 9 menunjukkan sudu yang terbuat dari baja EI726 dengan struktur butiran yang kasar mengalami keretakan pada bagian Gambar 7. Patahan fatigue sudu turbin akibat vibasi Kerusakan sudu yag disebabkan oleh termal fatigue, ditunjukkan pada gambar 8 dan 9. Kerusakan ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda yang tergantung dari struktur logamnya. Pada gambar 8 ditunjukkan 20 keretakan yang terjadi sudu-sudu yang terbuat dari alloy EI76 dengan struktur butiran yang halus. Keretakan ini terus berkembang dan pada akhirnya mengakibatkan kerusakan pada pasak sudu-sudu turbin. 2 3 40 tepi hingga hancur. Gambar 9. Serpihan tepi sudu yang terbuat dari baja EI726 akibat termal fatigue Selanjutnya pada gambar 10 ditunjukkan kerusakan akibat korosi pada tepi bagian dalam dari sudu turbin setelah beroperasi 20000 jam dengan kondisi udara laut. 16

Gambar 10. Kerusakan korosi-erosi pada tepi sudu turbin yang terbuat dari alloy EI826 [1] Dan gambar 11 menunjukkan kerusakan akibat korosi pada landasan (shelf) sudu turbin. Gambar 11. Keretakan pada landasan 10 pendukung sudu yang terbuat dari alloy EI220 disebabkan oleh pembebanan statik dalam kondisi kerusakan korosi Klasifikasi Kerusakan Sudu-sudu Korsi ini terjadi pada bahan bakar mengandung Dari hasil analisa kerusakan berbagai sudu garam sodium. stator dan rotor turbin gas, maka kerusakankerusakan tersebut dapat diklasifikasikan seperti pada tabel 1 dan 2 Tabel 1. Klasifikasi Kerusakan Sudu-sudu gerak 1. Pembebanan statik yang berlebihan hingga overheating atau deviasi teknologi sudu 2. Kerusakan fatigue disebabkan oleh aliran besar yang tak sama/ parsial dan/ atau kurangnya penyeimbang vibrasi sudu. 17

3. Kelelahan dari elemen-elemen konstruksi sudu gerak (Termal fatigue). 4. Kerusakan sudu gerak akibat korosierosi. Tabel 2. Klasifikasi kerusakan sudu Indikasi 1. Bentuk kerusakan 2. Posisi kerusakan/ cacat 3. Metode pengecekan/ pemeriksaan kerusakan 4. Karakteristik desain dan tipe material sudu yang padanya mengalami kerusakan KESIMPULAN Varian а. Kerusakan total b. Keretakan makro c. Keretakan mikro d. Perubahan geometri а. Tepi sudu b. Support shelf c. Locking section а. Uji merusak b. Uji tak merusak а. Stator atau rotor b. Pendinginan atau tanpa pendinginan c. Dengan atau tanpa support shelf d. Pembuatan dengan proses tuang atau pembentukan campuran Analisis kerusakan pada sudu-sudu turbin telah dilakukan dengan melihat dan 10 20 2 3 membandingkan kondisi fisik kerusakan, lamanya operasional sudu, kondisi operasi, dan termasuk struktur mikro bahan. Dan dari hasil analisis kerusakan-kerusakan pada sudu-sudu yang terjadi dapat digolongkan ke dalam empat tipe yaitu : pembebanan statis, fatigue akibat vibrasi yang berlebih, termal fatigue dan korosi dan erosi. DAFTAR PUSTAKA Getsov, L. B., 1996, Materials and Strength of Gas Turbine Details, M.Nedra. Skubacevski, G.S., 1969, Aviation Gas Turbine Engines, Machine Building. Kogaev, V. P., 1977, Strength Calculation at Difference Pressure in Time, Machine Building. Birger, I, etc., 1979, Strength Calculation of Machine Details, Machine Building. Kostyuk, A. G., 2000, Dynamics and Strength of Turbomachine, MEI. Levin, A.V., Borishanski, K. N., Konson, E.D., 1981, Strength and Vibration of Blades and Discs, Machine Building. Samoilovic, G.S., 197, Excitation of Turbomachine Blades Vibrations, Machine Building. Yudi, E. R., 200, Definition Methods of Working Capacity and Prolongation of a Gas Turbines Blades Resources, Tesis S2, Saint Petersburg State University, Rusia. 18

20 10 2 19