BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN RELEVAN. mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu ketat, menuntut perusahaan untuk terus membenahi diri melalui pengembangan

BAB I PENDAHAULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dipengaruhi banyak faktor diantaranya keterampilan atau keahlian yang dimiliki,

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN CIDOLOG KABUPATEN CIAMIS

MODUL KELIMA KEPEMIMPINAN. Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, isu yang paling banyak dikembangkan adalah isu

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PEMBAHASAN. 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pemberi manfaat bagi sumber daya lainnya, memberi kontribusi besar dalam

Kepemimpinan PRESENTED BY: M ANANG FIRMANSYAH

BAB I PENDAHULUAN. responsif agar tetap bertahan. Dalam perubahan organisasi/perusahaan baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KEPEMIMPINAN PEREMPUAN PEMBAWA PERUBAHAN DI DESA BOTO TAHUN 1974

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong,

KEPEMIMPINAN ABAD 21

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PERBANDINGAN GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT DI KECAMATAN SANGATTA UTARA DAN KECAMATAN SANGATTA SELATAN KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanya kelak.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin (leader) dalam mengarahkan, mendorong dan. mengatur seluruh unsur unsur di dalam kelompok atau organisasinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terhadap Kinerja Pegawai pada kantor Departemen Agama Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu mengahadapi tantangan dari luar maupun dari dalam perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang melaksanakan

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

KUESIONER PENELITIAN. A. Pertanyaan Umum 1. Nama KAP : 2. Nama : 3. Umur : Thn 4. Jenis Kelamin : L / P (*) 5. Masa Kerja : Thn Bln

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian suatu proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat. modal, bahan-bahan mentah, tenaga kerja dan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Sekolah merupakan tempat bergabung atau kumpulan orang-orang sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu organisasi pendidikan yang utama dalam

BAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Ping & Yue (2010) mendefinisikan leader-member exchange atau

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. perusahaan sektor publik. Salah satu perusahaan sektor publik yang menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemimpin adalah merupakan inisiator, motivator, stimulator, dinamisator, dan

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

KUESIONER HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI KARYAWAN BEKERJA DI RSIA BUNDA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok, sebagai pemberi tugas atau sebagai pengarah dan mengkoordinasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia membahas dan mengemukakan bagaimana suatu organisasi mengolah

BAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Administrasi dan Administrasi Publik

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kepemimpinan merupakan hubungan antara pemimpin dengan bawahannya yang

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI MATERI KE-3

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini, kemajuan dunia semakin pesat dalam

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di zaman globalisasi sekarang ini, perusahaan dihadapkan pada perkembangan

BAB II LANDASAN TEORI

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan seefektif mungkin. suatu tujuan perusahaan. Pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang

BAB II KERANGKA TEORITIS

Patricia Dhiana Paramita *)

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN PERSEPSI DISIPLIN KERJA KARYAWAN KPP PRATAMA KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Teori Kepemimpinan. Teori x, y. Z Teori TRAIT (Bakat) Teori Perilaku Teori Situasional

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi topik yang menarik

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. masalahpada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja

BAB II KAJIAN TEORITIS. memengaruhi tersebut. Berdasarkan pengertian diatas dan dikaitkan dengan kegiatan

: MOH. RIFQI KHAIRUL UMAM B

BAB II LANDASAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebab tanpa memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas, mustahil

BAB I PENDAHULUAN. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki

PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

BAB I PENDAHULUAN. PDAM Tirta Kerta Raharja merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iis Juati, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan organisasi baik yang terencana maupun tidak terencana, aspek yang

LANDASAN TEORI. Penelitian terdahulu meliputi penelitian internasional dan nasional yang judulnya

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Kepemimpinan Mudîr dalam Pengelolaan Pondok Pesantren Tahfizhul Qur an di

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pemimpin dan Kepemimpinan Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan atau kelebihan pada satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Jadi pemimpin ialah seorang yang memiliki kelebihan, sehingga dia mempunyai kekuasaan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahan untuk kearah pencapaian tertentu. Pemimpin yang baik seharusnya mau bekerjasama dengan anggota maupun bawahannya dalam menerima gagasan maupun pendapat orang lain untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut Henry Pratt Fairchild (Kartini Kartono, 1988: 33-34) pemimpin merupakan seorang yang memimpin dengan jalan memprakasai tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisasikan atau mengontrol usaha atau upaya orang lain, atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi. Dari kesimpulan definisi di atas seorang pemimpin adalah pribadi yang mempunyai kecakapan khusus dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya, untuk melakukan usaha bersama 5

mengarah pada pencapaian tujuan atau sasaran-sasaran tertentu (Kartini Kartono, 1988:35). Pada dasarnya seorang pemimpin merupakan salah satu orang yang bertugas mengatur, mengawasi dalam sebuah kelompok organisasi maupun pemerintahan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Fiddler1 1967 (dalam H. Veithzal Rivai dkk, 2013: 3), kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan. Dalam arti umum kepemimpinan menunjukkan proses kegiatan seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi atau mengontrol pikiran, perasaan, atau tingkahlaku orang lain (Onong Uchjana Effendi 1981: 1). Dari pengertian pendapat diatas kepimpinan merupakan suatu proses individu yang mempengaruhi suatu kelompok dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. 2. Teori Kepemimpinan Untuk memperjelas dalam mempelajari tentang ilmu teori kepemimpinan sebagai berikut: a. Teori Keturunan Teori keturunan ini lebih menjelaskan bahwa seseorang menjadi pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakatbakatnya yang luar biasa sejak lahirnya. Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin, dalam situasi-kondisi yang bagaimanapun juga, (Kartini 6

Kartono, 1988: 29). Dulu karena orang tuanya menjadi seorang pemimpin secara otomatis maka anaknya akan menjadi pemimpin yang menggantikan orang tuanya karena adanya keturunan atau warisan, karena orang tuanya seorang pemimpin, maka anaknya otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orang tuanya. Hal ini sudah menjadi warisan karena adanya faktor keturunan atau genetis, seolah-olah menjadi seorang pemimpin biasanya tanpa memerlukan keahlian khusus dalam belajar, terjadi dengan sendirinya karena sudah ada pengaruh pembawaan dari keturunan sendiri. b. Teori Kelompok Teori kelompok ini beranggapan supaya kelompok dapat mencapai tujuan-tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikut-pengikutnya. Teori kelompok ini dasar perkembangannya pada psikologi sosial (Miftah Thoha, 1995: 34). 3. Gaya kepemimpinan Gaya kepemimpinan adalah tipe kepemimpinan yang dilakukan atau diterapkan seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas untuk mempengaruhi masyarakat dalam mengambil keputusan. Contoh tipe-tipe kepemimpinan yang dipakai seorang pemimpin sebagai berikut: a. Kepemimpinan Transformasional. Kepemimpinan transformasional adalah tipe kepemimpinan yang memadu atau memotivasi pengikut mereka dalam arah tujuan yang ditegakkan dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas. Pemimpin jenis 7

ini yang memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual yang diindividualkan, dan yang memiliki karisma. Pemimpin tranformasioanal mencurahkan perhatian pada keprihatinan dan kebutuhan pengembangan dari pengikut individual. Mereka mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra untuk mencapai tujuan kelompok (H.Veithzal, 2013: 14). Kepemimpinan transformasional didasarkan pada ide dan motivasi yang kuat. Menurut Bass kepemimpinan transformasional lebih meningkatkan motivasi dan kinerja pengikutnya maupun bawahannya. Dengan kepemimpian tranformasional, para pengikut maupun bawahan merasakan kepercayaan, kekaguman, kesetiaan dan penghormatan terhadap pemimpin, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari pada yang awalnya diharapkan dari mereka. Pemimpin yang mengubah dan memotivasi para pengikut dengan membuat mereka lebih menyadari pentingnya hasil tugas, membujuk mereka untuk mementingkan kepentingan tim atau organisasi mereka dibandingkan dengan kepentingan pribadi, dan mengaktifkan kebutuhan mereka yang lebih tinggi. Perilaku trasformasional dipengaruhi oleh perilaku pengaruh ideal, stimulasi intelektual dan pertimbangan individual (Gary Yukl, 2011: 305). 8

b. Kepemimpinan Demokratik atau demokrasi Gaya kepemimpinan demokratik merupakan gaya kepemimpinan yang memberikan wewenang secara luas kepada bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya (H.Veithzal Rivai dkk 2013: 267). Tipe kepemimpinan ini pemimpin lebih bebas dan terbuka terhadap anggota, dan melalui musyawarah terdahulu bersama anggotanya, tetapi keputusan akhir pada pemimpin. Gaya kepemimpinan demokratis pada umumnya berasumsi bahwa pendapat orang banyak lebih baik dari pendapatnya sendiri dan adanya bahwa partisipasi akan menimbulkan tanggung jawab bagi pelaksananya. Pemimpin demokratis yang tulen itu merupakan pembimbing yang baik kelompoknya. Dia menyadari bahwa tugasnya adalah mengkoordinasikan pekerjaan dan tugas dari semua anggotanya, dengan menekankan rasa tanggung jawab dan kerjasama yang baik setiap anggotanya (Kartini Kartono, 1988: 126). Pelaksanaan dalam menjalankan kepemimpinan demokratik tujuannya adalah untuk kepentingan bersama terutama khususnya kepentingan masyarakat. 9

4. Azas dan fungsi kepemimpinan Fungsi kepemimpinan tidak hanya dilihat dan dinilai dari segi-segi prestasi dan materiilnya saja, tetapi juga mempertimbangkan kesejahteraan jasmani dan rohani bagi kelompok maupun pengikut bawahannya. Fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi atau membangunkan motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervisi atau pengawasan yang efisien, dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan (Kartini Kartono, 1988: 61). Azas-azas kepemimpinan yang baik adalah: a. Kemanusiaan yaitu mengutamakan sifat-sifat kemanusiaan, pembimbingan manusia oleh manusia, mengembangkan potensi dan kemampuan setiap individu, demi tujuan-tujuan human. b. Efisiensi: efisiensi teknis maupun sosial, berkaitan dengan terbatasnya sumber-sumber, materiil dan manusia, atas prinsip dan penghematan, adanya nilai-nilai ekonomis, serta azas-azas manajemen dan modern. c. Kesejahteraan dan kebahagiaan yang lebih merata menuju pada taraf kehidupan yang lebih baik. 5. Kepemimpinan perempuan Peran pemimpin perempuan sangat berbeda dengan cara pemimpin lakilaki pada umumnya. Banyak orang yang meragukan kinerja seorang pemimpin 10

perempuan, karena perempuan kebanyakan lebih mementingkan kemolekannya saja. Seorang menganggap pemimpin perempuan itu lemah, emosional serta kurang tegas. Menurut Mulyono Gandadiputra (dalam S.C Utami Munandar 1995: 1) perempuan diberbagai masyarakat, menurut pandangan sejarah, telah memainkan banyak peran. Seiring zaman yang semakin berkembang banyak perempuan yang mulai kuliah dengan pendidikan tinggi bahkan memegang suatu jabatan penting. Salah satu impian yang diperjuangkan oleh gerakan perempuan adalah bertambahnya pemimpin perempuan. Terbukanya kesempatan perempuan sebagai pemimpin, berarti terbuka pula kesempatan perempuan untuk mengambil bagian dalam keputusan yang biasanya bersifat realistis dan pragmatis (A.Nunuk P. Murniati, 2004:65). Pemimpin perempuan cenderung mengambil gaya kepemimpinan yang demokratis, yang mendorong partisipasi, berbagi kekuasaan, dan informasi serta berupaya meningkatkan harga diri pengikutnya (H.Veithzal Rivai dkk, 2013: 16). Menurut Rosener (dalam Richard L Hughes dkk, 2012: 31), pemimpin perempuan mendukung berkembangnya partisipasi serta berbagai kekuasaan dan informasi, tetapi jauh melampaui yang umum dianggap sebagai manajemen partisipatif. Ia menyebutnya sebagai kepemimpinan interaktif. Diskripsi diri kepemimpinan perempuan mencerminkan pendekatan-pendekatan yang didasarkan pada pengembangan harga diri orang lain dan percaya hasil kinerja terbaik dihasilkan ketika orang bersemangat dengan pekerjaan mereka dan merasa baik tentang diri mereka sendiri. 11

Pemimpin perempuan dan laki-laki sebenarnya mempunyai tujuan yang sama namun yang membedakan adalah bentuk kekuatan fisik saja. Hal ini dikemukakan oleh Kimbal Young (dalam Kartini Kartono, 1988:40) kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu, berdasarkan akseptansi atau penerimaan kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi kelompoknya. B. Penelitian Relevan Berikut ini ditemukan penelitian yang relevan dengan bahasan permasalahan yang sesuai dengan penelitian yaitu Denis Haruna Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009 dengan judul skripsinya Model Kepemimpinan Perempuan Dalam Lembaga Pendidikan Islam menyimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah perempuan di MTs Negeri Yogyakarta I dengan model kepemimpinan kontingensifiedler terlihat adanya hubungan baik antara pemimpin terhadap anggotanya, kepercayaan diantara pemimpin dan anggotanya dan struktur kerja yang jelas. Sedikitnya kepala sekolah perempuan ia menunjukkan kepada masyarakat bahwa perempuan bisa menjadi pemimpin. Ahmad Nawawi Jurusan Pemikiran Politik Islam Fakultas Ushulludin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2009 dalam skripsinya berjudul Partisipasi Politik Perempuan: Studi Kasus Bupati Perempuan Dalam Pemerintahan Kabupaten Karang Anyar menyimpulkan bahwa perempuan 12

bisa ikut berpartisipasi politik dalam pemerintahan salah satunya dilakukan oleh Rina Iriani Sriratnaningsih sebagai pemimpin kepala daerah kabupaten Karang Anyar kedua kalinya. Rina Iriani menjalankan kepemimpinannya sebagai kepala daerah dengan amanah dan pro rakyat. Ia membuktikan bahwa perempuan tidak harus dikesampingkan dalam dunia politik untuk meraih kekuasaan. Rina iriani menunjukkan kemampuan eksistensinya kepada publik sebagai pemimpin kepala daerah mampu memimpin daerahnya dengan baik. Penelitian yang ditulis penulis lebih membahas bahwa perempuan bisa menjadi seorang pemimpin salah satunya dilakukan oleh Sunarti. Ia melanjutkan kepemimpinannya dengan turun menurun yang dipilih masyarakat langsung. Selama kepemimpinannya ia telah berhasil memimpin desanya selama 32 tahun. Ia mampu menjalankan tugasnya dengan baik, membimbing, mengarahkan serta mampu membawa pengaruh perubahan kehidupan masyarakat Desa Boto ke arah yang lebih baik dan sejahtera. 13

C. Kerangka Berpikir Perempuan Sunarti Gender Politik Pemimpin Tokoh Desa Perubahan yang dilakukan Sunarti di desa Boto : 1. Pendidikan 2. Perekonomian 3. Peningkatan sarana dan prasarana desa 14