STUDI PERENCANAAN POLA OPERASI WADUK LOMPATAN HARIMAU DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PERENCANAAN OPERASI WADUK BUDONG-BUDONG KABUPATEN MAMUJU TENGAH PROVINSI SULAWESI BARAT

STUDI PEDOMAN POLA OPERASI EMBUNG KULAK SECANG UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DESA JATIGREGES KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN UNIT PLTA IV & V TERHADAP POLA OPERASI WADUK KARANGKATES KABUPATEN MALANG

Studi Perencanaan Pola Operasi Waduk Latowu Provinsi Sulawesi Tenggara Guna Penyediaan Air Baku dan Air Irigasi JURNAL

POLA OPERASI WADUK PUUNDOHO UNTUK KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN IRIGASI KABUPATEN KOLAKA UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN KEANDALAN WADUK SEMPOR

STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MENGOPTIMALKAN LUAS LAHAN SAWAH DAN KEUNTUNGAN DI DAERAH IRIGASI KARANG ANYAR (436 HA) KABUPATEN MALANG

JURNAL SKRIPSI KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN

STUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang

Listrik Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Debit Andalan Sungai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci : DAS Tukad Petanu, Neraca air, AWLR, Daerah Irigasi, Surplus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN OPTIMALISASI WADUK GEDANG KULUD KABUPATEN CERME GRESIK ABSTRAK

SIMULASI POLA OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DI WADUK KEDUNGOMBO

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Tugas Akhir Kinerja Pengoperasian Waduk Sempor Jawa Tengah dan Perbaikan Jaringan Irigasinya

Studi Optimasi Operasional Waduk Sengguruh untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air

PENENTUAN POLA OPERASI WADUK BAJULMATI KABUPATEN BANYUWANGI JAWA TIMUR. 1

BAB I PENDAHULUAN. daya alam yang sangat besar terutama potensi sumber daya air. Pelaksanaan

REKAYASA SUMBERDAYA AIR (WATER RESOURCES ENGINEERING ) OPERASI WADUK

STUDI POLA OPERASI WADUK WAY SEKAMPUNG MENGGUNAKAN HEC-RESSIM

Studi Optimasi Distribusi Pemanfaatan Air di Daerah Irigasi Pakis Menggunakan Program Linier

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN SISI OPERASI WADUK DALAM MENUNJANG INTENSITAS TANAM

Analisi Neraca Air Permukaan Sub DAS Krueng Khee Kabupaten Aceh Besar (Surface Water Balance Sub Watershed Krueng Khee Great Aceh District)

Bab IV Analisis Data

DEFt. W t. 2. Nilai maksimum deficit ratio DEF. max. 3. Nilai maksimum deficit. v = max. 3 t BAB III METODOLOGI

Studi Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih Desa Sumberdadi Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II DASAR TEORI 2.1 Perhitungan Hidrologi Curah hujan rata-rata DAS

PENDAHULUAN Latar Belakang

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

3 BAB III METODOLOGI

ABSTRAK Faris Afif.O,

ABSTRAK. Kata kunci: Waduk Muara Nusa Dua, Pola Operasi, Debit Andalan, Kebutuhan air baku, Simulasi

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI SUNGAI TANANG KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

Scheduling Energi Pembangkitan di PT. PJB Unit Pembangkitan Brantas PLTA Siman

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR

Studi Optimasi Irigasi pada Daerah Irigasi Segaran Menggunakan Simulasi Stokastik Model Random Search

NERACA AIR WADUK SUNGAI PAKU TERHADAP KEBUTUHAN AIR BAKU BAGI MASYARAKAT Water Balance of Paku River Reservoir to Standart Water Needs for the People

EVALUASI DAN SIMULASI POLA OPERASI WADUK TILONG DI KABUPATEN KUPANG

PENENTUAN KAPASITAS DAN TINGGI MERCU EMBUNG WONOBOYO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR DI DESA CEMORO

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Desain Penelitian Partisipan... 35

STUDI ATURAN LEPASAN UNTUK OPERASI WADUK DI BENDUNGAN PENGGA KABUPATEN LOMBOK TENGAH

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

ABSTRAK. Kata Kunci : simulasi F.J Mock, debit andalan, neraca air baku, simulasi air baku, analisa ekonomi ABSTRACT

OPTIMASI FAKTOR PENYEDIAAN AIR RELATIF SEBAGAI SOLUSI KRISIS AIR PADA BENDUNG PESUCEN

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi.

STUDI ALTERNATIF SIMULASI POLA OPERASI PLTA DAN PLTMH BENDUNGAN WONOREJO KABUPATEN TULUNGAGUNG

EVALUASI KINERJA WADUK WADAS LINTANG

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR

PERENCANAAN EMBUNG BLORONG KABUPATEN KENDAL, JAWA TENGAH. Muhammad Erri Kurniawan, Yudha Satria, Sugiyanto *), Hari Budieny *)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram Alir pola perhitungan dimensi hidrolis spillway serbaguna

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian

Tahapan Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

ANALISIS DEBIT ANDALAN DAN SIMULASI TAMPUNGAN UNTUK PENGEMBANGAN PLTA PUMPED STORAGE DI PINTU AIR TULUNGAGUNG SELATAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

EVALUASI KINERJA WADUK DENGAN METODE SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

OPTIMASI LEPASAN BERDASARKAN TAMPUNGAN OPERASI WADUK SUTAMI UNTUK PLTA DENGAN ALGORITMA GENETIK JURNAL ILMIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI POTENSI DAN KAPASITAS EMBUNG SUNGAI PAKU TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAGI MASYARAKAT

TINJAUAN PUSTAKA. Neraca Air

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan unsur yang sangat penting di bumi dan dibutuhkan

STUDI OPTIMASI OPERASI WADUK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIK PADA WADUK CILEUWEUNG KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. Hal 51

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan

ANALISIS KAPASITAS TAMPUNGAN WADUK SUNGAI PAKU KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR ABSTRACT

BAB 3 STUDI LOKASI DAN SIMULASI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTMH SUBANG

OPTIMASI POLA OPERASI WADUK TILONG DENGAN PROGRAM DINAMIK DETERMINISTIK TESIS COSTANDJI NAIT NIM

Bab III Metodologi Analisis Kajian

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA DAERAH IRIGASI BLANG KARAM KECAMATAN DARUSSALAM KEBUPATEN ACEH BESAR

Achmad Rusdiansyah 1, Rony Riduan. Staf Pengajar Program Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Unlam 1

PENINGKATAN KINERJA OPERASI WADUK JEPARA LAMPUNG DENGAN CARA ROTASI PEMBERIAN AIR IRIGASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkelanjutan seperti yang dikehendaki oleh pemerintah

BAB VI PENUTUP. untuk menjawab rumusan masalah antara lain: Penelitian tugas akhir ini meninjau debit andalan (Q 80) dan debit andalan (Q 90)

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II STUDI PUSTAKA

ANALISA KEBUTUHAN AIR DALAM KECAMATAN BANDA BARO KABUPATEN ACEH UTARA

Hidyantara Firnhanta, M. Janu Ismoyo, Rahmah Dara Lufira

Bab III Studi Kasus. Daerah Aliran Sungai Citarum


STUDI PENENTUAN INDEKS PENGGUNAAN AIR (IPA) BERDASARKAN FAKTOR JARAK DI SALURAN SEKUNDER 1 BENDUNG KEDUNG CABAK KABUPATEN BLITAR

Perencanaan Embung Juruan Laok, Kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

Kata kunci : Kebutuhan Irigasi, Kebutuhan Non Irigasi, keandalan waduk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

STUDI PERENCANAAN POLA OPERASI WADUK LOMPATAN HARIMAU DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU Radya Gading Widyatama 1, Pitojo Tri Juwono 2, Prima Hadi Wicaksono 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya radya.gading@gmail.com ABSTRAK Rencana pembangunan waduk serbaguna Lompatan Harimau terletak di wilayah Sungai Rokan Kiri, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau diharapkan mampu memenuhi kebutuhan debit untuk penyedian air irigasi, air bersih, dan pembangkit listrik tenaga air. Oleh karena itu penting untuk membuat perencanaan pengoperasian waduk, sehingga dapat memenuhi kebutuhan yang direncanakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi pola operasi waduk dengan menggunakan pedoman aturan lepasan operasi berdasarkan tampungan waduk (Rule Curve). Dalam simulasi operasi waduk menggunakan inputan data seperti debit inflow waduk dengan keandalan: debit air cukup (26,02%), debit air normal (50.68%), debit air rendah (75,34%), debit air kering (97,30%), debit outflow waduk yang direncanakan, dan data teknis waduk. Hasil dari simulasi pola operasi waduk Lompatan Harimau dengan menggunakan pedoman aturan lepasan menghasilkan debit lepasan ratarata sebesar 84,33 m 3 /dt dari berbagai kondisi keandalan debit. Dengan debit tersebut menghasilkan rata rata produksi energi listrik sebesar 258,37 Mwh dan dapat memenuhi kebutuhan air di hilir waduk seperti air irigasi dengan luas potensi 62.062 Ha dan air bersih untuk penduduk sebesar 11.026.080 jiwa. Kata Kunci: pola operasi waduk, keandalan debit, simulasi waduk, pedoman operasi ABSTRACT Multipurpose reservoir development plans of Lompatan Harimau is located in the left side of Rokan River, Rokan Hulu Regency, Riau Province which is expected to meet the discharge requirements for irrigation water supply, clean water supply, and hydroelectric power plants. Therefore it is essential to make a reservoir operation planning, so that it can meet the needs of the planned. The method in this study was using a simulation system of reservoir operation by using the guidelines of the outflow discharge operation based on the storage reservoir (Rule Curve). In the simulation of reservoir operation used the input data such as inflow discharge reservoir with various dependable discharge: enough water discharge (26.02%), normal water discharge (50.68%), low water discharge (75.34%), and dry water discharge (97.30%), the planned outflow discharge, and reservoir technical data. From the simulation results of reservoir operation system of Lompatan Harimau produce an average outflow of 84.33 m 3 /sec with the various conditions of dependable discharge. With the outflow can produce the electrical energy of 258.37 Mwh and able to meet the water needs in downstream reservoirs such as irrigation water with an area of 62.062 Ha and clean water to a population of 11.026.080 people. Keywords: reservoir operation system, dependable discharge, reservoir simulation, rule curve

1. PENDAHULUAN Adanya dua musim di Indonesia yaitu musim hujan dan musim kemarau mempunyai pengaruh terhadap ketersediaan air. Di musim kemarau air dalam jumlah sedikit sedangkan di musim hujan air dalam jumlah banyak. Sehingga kebutuhan air pada musim kemarau banyak yang tidak terpenuhi secara optimal dikarenakan pengelolaan sumber daya yang kurang baik. Salah satu untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan pembangunan waduk. Dengan direncanakan dan direalisasikan sarana pembangunan waduk, maka tampungan air pada musim kemarau bisa dimanfaatkan untuk menyuplai air dengan berbagai kebutuhan seperti kebutuhan air minum, pembangkit tenaga listrik, dan pengembangan irigasi daerah hilir sehingga dapat mewujudkan ketahanan air, pangan, dan energi. Disamping itu pembangunan waduk diharapkan dapat memanfaatkan sebagai sarana untuk mengendalikan banjir, melestarikan air tanah, dan pengendalian erosi. Pembangunan waduk Lompatan Harimau terletak di Wilayah Sungai Rokan Kiri, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau diharapkan mampu memenuhi kebutuhan debit untuk penyedian air irigasi, air baku, dan pembangkit tenaga listrik. Dengan adanya waduk ini diharapkan masyarakat Kabupaten Rokan Hulu dapat mewujudkan ketahanan air, ketahanan pangan, dan meningkatkan ketahanan energi sesuai rencana pemerintah yang mencanangkan pembangunan listrik dalam jangka waktu 5 tahun mulai dari tahun 2014 - tahun 2019 sebesar 35.000 MW di seluruh Indonesia. Tujuan perencanaan pola operasi Waduk Lompatan Harimau ini adalah untuk menentukan besarnya debit andalan sesuai dengan karakteristik aliran baik kondisi tahun kering, tahun rendah, tahun normal, dan kondisi tahun basah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang akan dilayani oleh Waduk Lompatan Harimau, mengetahui besarnya debit untuk kebutuhan air irigasi, air baku, dan air PLTA, mengetahui aturan lepasan pola operasi yang paling optimal berdasarkan tampungan waduk, dan mengetahui apakah kapasitas tampungan yang sudah direncankan mampu untuk memenuhi kebutuhan air yang akan dilayani oleh Waduk Lompatan Harimau. 2. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Studi Gambar. 1. Peta Kabupaten Rokan Hulu Daerah studi ini terletak di Wilayah Sungai Rokan Kiri, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Secara geografis Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau terletak di Barat Laut Pulau Sumatera pada 100 o - 101 o 52 Bujur Timur sampai 0 o 15-1 o 30 Lintang Utara. Data yang digunakan Dalam studi ini diperlukan data data untuk melakukan perhitungan dan analisa. Berikut data data yang diperlukan dalam perhitungan dan analisa studi ini: 1. Data curah hujan 2. Data hebit AWLR 3. Data klimatologi 4. Data penduduk 5. Data pola tata tanam 6. Data teknis waduk 7. Target kebutuhan listrik

Tahapan Penyelesaian Tahapan penyelesaian ini adalah menghitung dan menganalisa sesuai dari data - data yang diperoleh agar mencapai maksud dan tujuan yang diharapkan. Berikut adalah tahapan penyelesaiannya: 1. Menghitung kebutuhan air irgasi. 2. Menghitung kebutuhan air baku. 3. Menghitung kebutuhan air PLTA. 4. Analisa debit andalan. 5. Simulasi pola operasi waduk berdasarkan tampungan waduk tiap keandalan debit sesuai dengan hukum kontinuitas waduk yang dinyatakan sebagai berikut (Mahon; 1984): St + 1 = St + Qt Dt Et Lt (1) dengan: t = interval waktu yang digunakan St = tampungan waduk pada awal interval waktu St+1 = tampungan waktu pada akhir interval waktu Qt = aliran masuk selama interval waktu t Dt = lepasan air selama interval waktu t Et = evaporasi selama interval waktu t Lt = kehilangan - kehilangan air. 6. Penerapan pedoman aturan lepasan pola operasi waduk Lompatan Harimau. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Air Irigasi Untuk menghitung kebutuhan air irigasi dalam studi ini berpedoman terhadap Kriteria Perenecanaan Irigasi (KP 01). Dalam menghitung kebutuhan air irigasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantara.nya curah hujan efektif, evaporasi potensial, pota tata tanam, perkolasi, koefisen tanaman, air untuk penyiapan lahan, WLR, dan efisiensi irigasi. Dalam studi ini untuk menghitung besarnya debit untuk kebutuhan air irigasi dengan luas lahan sebesar 5.878 Ha menggunakan 2 alternatif. Alternatif pertama dengan pola tata tanam Padi-Padi- Palawija awal musim tanam Bulan Januari sedangkan alternatif kedua dengan pola tata tanam Padi-Padi-Palawija awal musim tanam Bulan Desember. Dari kedua alternatif tersebut terpilih Alternatif kedua karena memiliki nilai NFR maksimum terkecil sebesar 0,987 lt/dt/ha jika dibandingkan dengan Alternatif pertama sebesar 1,243 lt/dt/ha. Kebutuhan Air Baku Untuk menghitung kebutuhan air baku baik domestik dan non domestik dalam studi ini berpedoman terhadap (Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU; 1996). Berdasarkan kriteria tersebut untuk kota sedang maka kebutuhan air untuk penduduk sebesar 90-120 liter/orang/hari dan untuk hidran umum 20-40 liter/orang/hari dengan cakupan pelayanan antara kebutuhan air penduduk dengan hidran umum adalah 80:20 persen. Setelah diproyeksikan selama 40 tahun kedepan maka didapatkan kebutuhan air rencana tahun 2017 sebesar 1884,07 liter/detik, tahun 2025 sebesar 2512,02 liter/detik, tahun 2041 sebesar 3794,74 liter/detik, dan tahun 2051 sebesar 4396,76 liter/detik Kebutuhan Air PLTA Untuk membangkitkan daya rencana sebesar 20.000 kw atau 20 MW dipengaruhi oleh beberapa factor diantara.nya tinggi jatuh, efisiensi turbin, jenis turbin, dan headloss. Pada PLTA waduk Lompatan Harimau memakai jenis turbin Francis dengan tinggi jatuh efektif sebesar 19.8 m. Untuk menghitung besarnya debit dengan rumus sebagai berikut (Arismunandar; 1991): Q = P 9.81 x ηg x ηt x Heff (2) Sehingga didapatkan debit maksimum PLTA sebesar 128,51 m 3 /dt.

Analisa Debit Andalan Dalam studi ini perhitungan debit andalan dilakukan dengan metode basic year. Karena pola operasi waduk tahunan maka metode yang tepat adalah memakai basic year. Tahun dasar yang digunakan dalam studi ini adalah tahun yang memiliki keandalan 97,30 % (debit tahun kering), keandalan 75,34 % (debit tahun rendah), keandalan 50,68 % (debit tahun normal), keandalan 26,02 % (debit tahun basah). (sosrodarsono; 1990). Prosuder perhitungan debit andalan sebagai berikut: 1. Menghitung rata-rata debit dalam satu tahun untuk tiap tahun data yang diketahui. 2. Merangking data mulai dari besar ke kecil. 3. Menghitung probablitas untuk masing-masing data dengan menggunakan persamaan weibull. Berikut adalah table rekapitulasi debit inflow berdasarkan masing-masing keandalan: Tabel. 1. Rekapitulasi Inflow Berdasarkan Keandalan Debit Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Debit Air Tahun Debit Air Tahun Debit Air Tahun Debit Air Tahun Kering Rendah Normal Cukup Periode Debit Volume Debit Volume Debit Volume Debit Volume m 3 /dt juta m 3 m 3 /dt juta m 3 m 3 /dt juta m 3 m 3 /dt juta m 3 I 52.52 45.38 156.42 135.15 85.29 73.69 118.86 102.69 II 46.50 40.18 48.17 41.62 62.20 53.74 88.41 76.39 III 43.49 41.33 100.14 95.17 109.77 104.32 124.15 117.99 I 100.89 87.17 118.96 102.78 146.81 126.85 62.83 54.29 II 167.47 144.69 85.55 73.91 262.84 227.10 22.59 19.52 III 146.80 101.47 56.05 38.75 124.70 86.19 77.13 53.31 I 42.72 36.91 64.05 55.34 74.20 64.11 160.09 138.32 II 44.07 38.08 120.82 104.39 57.21 49.43 237.76 205.42 III 55.37 52.62 69.69 66.23 66.99 63.67 165.04 156.85 I 53.24 46.00 42.72 36.91 112.60 97.29 248.07 214.33 II 114.72 99.12 97.78 84.48 57.29 49.50 164.88 142.46 III 90.59 78.27 129.22 111.64 72.62 62.75 131.47 113.59 I 48.47 41.87 103.38 89.32 110.09 95.12 95.24 82.29 II 31.28 27.02 66.86 57.77 48.73 42.10 100.08 86.47 III 12.14 11.54 103.14 98.03 43.19 41.05 50.95 48.42 I 12.19 10.53 81.53 70.44 37.84 32.69 52.11 45.03 II 14.27 12.33 22.24 19.21 48.33 41.75 47.77 41.28 III 55.55 47.99 22.85 19.74 15.57 13.45 69.36 59.93 I 67.38 58.22 18.44 15.93 27.43 23.70 22.39 19.34 II 54.61 47.18 16.37 14.15 14.92 12.89 15.46 13.36 III 12.07 11.48 13.20 12.54 18.04 17.14 10.76 10.23 I 13.08 11.30 19.20 16.59 12.08 10.44 5.55 4.79 II 23.00 19.87 18.59 16.06 20.19 17.44 48.05 41.51 III 42.37 40.27 43.04 40.91 22.81 21.67 56.42 53.62 I 64.90 56.07 54.49 47.08 86.42 74.67 83.93 72.52 September II 74.92 64.73 55.81 48.22 62.55 54.04 63.33 54.72 III 58.16 50.25 76.82 66.37 17.10 14.78 57.32 49.53 I 41.64 35.97 33.92 29.31 27.83 24.05 30.02 25.93 Oktober II 47.45 40.99 27.83 24.05 84.76 73.23 34.71 29.99 III 37.70 35.83 106.24 100.97 126.17 119.91 77.71 73.85 I 24.26 20.96 129.11 111.55 149.11 128.83 85.14 73.56 Nopember II 40.65 35.12 119.84 103.54 243.15 210.08 69.53 60.08 III 131.15 113.32 123.75 106.92 91.84 79.35 164.77 142.36 I 161.64 139.66 103.66 89.56 192.55 166.36 176.16 152.20 Desember II 151.06 130.52 143.76 124.21 119.25 103.04 157.48 136.06 III 167.89 159.56 195.65 185.95 149.59 142.17 146.94 139.65 Rata - Rata 65.17 56.49 77.48 68.19 83.39 72.74 92.29 80.89 Pedoman Aturan Lepasan Operasi Waduk Dalam studi ini untuk mengoptimalkan kebutuhan yang sudah dihitung perlu adanya pedomana pengoperasian waduk dengan menitik beratkan pelepasan yang diijinkan berdasarkan tampungan waduk dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan secara optimal. Maksud dari kata optimal di sini adalah memaksimumkan dengan batasan melihat kondisi tampungan apabila kodisi elevasi tampungan waduk menurun maka presentase lepasan sesuai kebutuhan juga ikut menurun. Untuk elevasi muka air normal di elevasi 122 m sedangkan elevasi minimum operasional waduk berada di elevasi 108,7 m. Tabel. 2. Penerapan Skenario Aturan Lepasan Operasi Waduk Lompatan Harimau No Kisaran Batas Minimum Tampungan Waduk (%) Batas Minimum Elevasi Muka Air Waduk Lepasan (%) Q optimal (m3/dt) 1 0 H MAW < +106 0 0.00 2 10.+109 < H MAW > +106 20 25.70 3 20.+111 < H MAW > +109 30 38.55 4 30.+113 < H MAW > +111 40 51.41 5 40.+115 < H MAW > +113 50 64.26 6 50.+117 < H MAW > +115 60 77.11 7 60.+119 < H MAW > +117 70 89.96 8 70.+120 < H MAW > +119 80 102.81 9 80.+121 < H MAW > +120 90 115.66 10 90.+122 < H MAW > +121 100 128.51 Sehingga dalam penerapan pengoperasian waduk di lapangan hanya melihat dari kondis elevasi muka air waduk yang terjadi jika elevasi muka air waduk diantara +122 < H MAW > +121 maka lepasanya 100 % dan jika elevasi muka air waduk diantara +121 < H MAW > +120 maka lepasannya 90 % dan seterusnya. Simulasi Operasi Waduk Simulasi operasi waduk bertujuan untuk meninjau sejauh mana tingkat keandalan atau kegagalan yang terjadi dari perilaku sistem pengoperasian waduk dalam memenuhi kebutuhan pelayanannya. Tingkat keandalan waduk di rencanakan 80% atau terjadi kegagalan maksimum sebesar 20%. Dalam studi ini simulasi pola operasi memakai periode 10 harian. Simulasi operasi waduk menggunkan debit andalan berdasarkan empat kondisi keandalan debit. Berikut adalah hasil unjuk kerja tampungan waduk berdasarkan hasil dari aturan lepasan terhadap tiap keandalan debit tahun kering, rendah, normal, dan tahun basah.

Gambar. 2. Grafik Elevasi Muka Air Waduk saat Tahun Kering Gambar. 3. Grafik Elevasi Muka Air Waduk saat Tahun Rendah Penerapan Pedoman Aturan Lepasan di Waduk Lompatan Harimau Dalam studi ini memakai empat kondisi aturan lepasan pengoperasian waduk yaitu aturan lepasan pengoperasian waduk tahun basah, aturan lepasan pengoperasian waduk tahun normal, aturan lepasan pengoperasian waduk tahun rendah, dan aturan lepasan pengoperasian waduk tahun kering. Sehingga dalam pemilihan kondisi aturan lepasan pengoperasian waduk apakah dalam kondisi tahun basah, tahun normal, tahun rendah ataupun dalam kodisi tahun kering adalah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mampu meramalkan cuaca dengan tingkat keakuratan yang cukup baik. Jika (BMKG) menetapkan bahwa untuk tahun depan adalah kondisi tahun kering maka untuk pengoperasian waduk menggunkan pola aturan lepasan operasi tahun kering dan seterusnya baik kondisi rendah, normal, dan kondisi basah. Gambar. 4. Grafik Elevasi Muka Air Waduk saat Tahun Normal Gambar. 6. Pedoman Aturan Lepasan Tahun Kering Gambar. 5. Grafik Elevasi Muka Air Waduk saat Tahun Basah Gambar. 7. Pedoman Aturan Lepasan Tahun Rendah

debit minimum sebesar 12,08 m 3 /dt dengan debit rata rata sebesar 83,39 m 3 /dt. Debit tahun basah keandalan (26,02%) didapatkan debit maksimum sebesar 248,07 m 3 /dt, debit minimum sebesar 5,55 m 3 /dt dengan debit rata rata sebesar 92,29 m 3 /dt. Gambar. 8. Pedoman Aturan Lepasan Tahun Normal Gambar. 9. Pedoman Aturan Lepasan Tahun Basah 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari studi perencanaan pola operasi waduk Lompatan Harimau di Kabupaten Rokan Hulu yang sudah di bahas pada bab bab sebelumnya didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Berdasarkan perhitungan debit andalan berdasarkan empat karakteristik aliran yaitu: Debit tahun kering keandalan (97,30%) didapatkan debit maksimum sebesar 167,89 m 3 /dt, debit minimum sebesar 12,07 m 3 /dt dengan debit rata rata sebesar 65,17 m 3 /dt. Debit tahun rendah keandalan (75,34%) didapatkan debit maksimum sebesar 195,65 m 3 /dt, debit minimum sebesar 13,20 m 3 /dt dengan debit rata rata sebesar 77,48 m 3 /dt. Debit tahun normal keandalan (50,68%) didapatkan debit maksimum sebesar 262,84 m 3 /dt, 2. Besarnya debit untuk kebutuhan air irigasi, debit untuk air baku, dan debit untuk kebutuhan air PLTA adalah sebagai berikut: Besarnya debit untuk air irigasi di Kabupaten Rokan Hulu dengan luas lahan potensial sebesar 5.878 Ha adalah 0,987 lt/dt/ha. Besarnya debit untuk air bersih Kabupaten Rokan Hulu hingga 40 tahun kedapan sebesar 4.396 lt/dt dengan debit tersebut dapat memenuhi kebutuhan air bersih penduduk sebesar 1.202.288 jiwa. Untuk membangkitkan daya rencana sebesar 20 MW atau energi rencana sebesar 480 Mwh pada PLTA waduk Lompatan Harimau dengan tinggi jatuh efektif sebesar 19,8 m, diperlukan debit sebesar 128,51 m 3 /dt 3. Hasil simulasi operasi waduk lompatan harimau didapatkan hasil berikut: Pola Operasi Tahun Kering Berdasarkan pola operasi tahun kering elevasi tampungan waduk terendah masih berada di atas elevasi tampungan minimum operasional waduk, maka dapat dikatakan pengoperasian waduk sukses 100 %. Tidak terjadi limpasan selama periodenya. Rata rata debit yang dilepas oleh waduk sebesar 75,32 m 3 /dt dengan debit maksimum 128,51 m 3 /dt dan debit minimum 38,55 m 3 /dt. Pola Operasi Tahun Rendah Berdasarkan pola operasi tahun rendah elevasi tampungan waduk

terendah masih berada di atas elevasi tampungan minimum operasional waduk, maka dapat dikatakan pengoperasian waduk sukses 100 %. Terjadi limpasan 1 kali selama periodenya. Rata rata debit yang dilepas oleh waduk sebesar 84,96 m 3 /dt dengan debit maksimum 128,51 m 3 /dt dan debit minimum 51,41 m 3 /dt. Pola Operasi Tahun Normal Berdasarkan pola operasi tahun normal elevasi tampungan waduk terendah masih berada di atas elevasi tampungan minimum operasional waduk, maka dapat dikatakan pengoperasian waduk sukses 100 %. Terjadi limpasan 1 kali selama periodenya. Rata rata debit yang dilepas oleh waduk sebesar 88,17 m 3 /dt dengan debit maksimum 128,51 m 3 /dt dan debit minimum 38,55 m 3 /dt. Pola Operasi Tahun Basah Berdasarkan pola operasi tahun basah elevasi tampungan waduk terendah masih berada di atas elevasi tampungan minimum operasional waduk, maka dapat dikatakan pengoperasian waduk sukses 100 %. Terjadi limpasan 3 kali selama periodenya. Rata rata debit yang dilepas oleh waduk sebesar 97,10 m 3 /dt dengan debit maksimum 128,51 m 3 /dt dan debit minimum 51,41 m 3 /dt. 4. Penerapan pedoman aturan lepasan waduk di tiap keandalan debit menghasilkan kinerja berikut: Pedoman Lepasan Tahun Kering 1. Rata rata produksi listrik yang dihasilkan sebesar 8,54 MW atau sebesar 204,85 Mwh. 2. Pemenuhan kebutuhan debit di hilir waduk dalam hal untuk air irgasi dan air baku terpenuhi secara maksimal karena rata-rata debit outflow yang di lepas untuk PLTA sebesar 75,32 m 3 /dt lebih besar dari kebutuhan di hilir waduk yang sebesar 7,76 m 3 /dt. 3. Jika debit outflow 75,32 m 3 /dt dikurangi dengan untuk kebutuhan air irigasi dan air baku sebesar 7,76 m 3 /dt akan menghasilkan sisa debit yang tidak dipakai sebesar 67,56 m 3 /dt. Jika debit tersebut di manfaatkan 80% untuk irigasi dapat mengairi sawah seluas 54.762 Ha dengan cadangan potensi air baku sebesar 13,51 m 3 /dt atau dapat melayani kebutuhan air baku penduduk sebesar 9.729.088 jiwa. Pedoman Lepasan Tahun Rendah 1. Rata rata produksi listrik yang dihasilkan sebesar 10,36 MW atau sebesar 248,67 Mwh. 2. Pemenuhan kebutuhan debit di hilir waduk dalam hal untuk air irgasi dan air baku terpenuhi secara maksimal karena rata-rata debit outflow yang di lepas untuk PLTA sebesar 84,96 m 3 /dt lebih besar dari kebutuhan di hilir waduk yang sebesar 7,76 m 3 /dt. 3. Jika debit outflow 84,96 m 3 /dt dikurangi dengan untuk kebutuhan air irigasi dan air baku sebesar 7,76 m 3 /dt akan menghasilkan sisa debit yang tidak dipakai sebesar 77,20 m 3 /dt. Jika debit tersebut di manfaatkan 80% untuk irigasi dapat mengairi sawah seluas 62.575 Ha dengan cadangan potensi air baku sebesar 15,44 m 3 /dt atau dapat melayani kebutuhan air baku penduduk sebesar 11.117.032 jiwa. Pedoman Lepasan Tahun Normal 1. Rata rata produksi listrik yang dihasilkan sebesar 11,08 MW atau sebesar 266,00 Mwh. 2. Pemenuhan kebutuhan debit di hilir waduk dalam hal untuk air

irgasi dan air baku terpenuhi secara maksimal karena rata-rata debit outflow yang di lepas untuk PLTA sebesar 88,17 m 3 /dt lebih besar dari kebutuhan di hilir waduk yang sebesar 7,76 m 3 /dt. 3. Jika debit outflow 88,17 m 3 /dt dikurangi dengan untuk kebutuhan air irigasi dan air baku sebesar 7,76 m 3 /dt akan menghasilkan sisa debit yang tidak dipakai sebesar 80,41 m 3 /dt. Jika debit tersebut di manfaatkan 80% untuk irigasi dapat mengairi sawah seluas 65.179 Ha dengan cadangan potensi air baku sebesar 16,08 m 3 /dt atau dapat melayani kebutuhan air baku penduduk sebesar 11.579.680 jiwa. Pedoman Lepasan Tahun Basah 1. Rata rata produksi listrik yang dihasilkan sebesar 12,80 MW atau sebesar 307,12 Mwh. 2. Pemenuhan kebutuhan debit di hilir waduk dalam hal untuk air irgasi dan air baku terpenuhi secara maksimal karena rata-rata debit outflow yang di lepas untuk PLTA sebesar 97,10 m 3 /dt lebih besar dari kebutuhan di hilir waduk yang sebesar 7,76 m 3 /dt. 3. Jika debit outflow 97,10 m 3 /dt dikurangi dengan untuk kebutuhan air irigasi dan air baku sebesar 7,76 m 3 /dt akan menghasilkan sisa debit yang tidak dipakai sebesar 89,34 m 3 /dt. Jika debit tersebut di manfaatkan 80% untuk irigasi dapat mengairi sawah seluas 72.412 Ha dengan cadangan potensi air baku sebesar 17,87 m 3 /dt. atau dapat melayani kebutuhan air baku penduduk sebesar 12.864.814 jiwa. Saran saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Debit lepasan waduk lompatan harimau cukup besar. Debit ini lebih besar dari debit kebutuhan di hilir waduk saat ini. Maka perlu ada pengembangan pemanfaatan sumber daya air di hilir misalnya adalah pengembangan lahan untuk irigasi dan pemanfaatan irigasi rawa. 2. Agar lebih bermanfaat untuk pengoperasian di lapangan maka studi ini perlu dikembangkan ke simulasi bukaan pintu untuk keperluan operasi. 3. Untuk studi lebih lanjut perlu dilakukan kajian tentang kontruksi dari PLTA waduk mulai dari intake pipa penstock hingga kerumah turbin dan studi mengenai jariangan distribusi PLTA. DAFTAR PUSTAKA Arismunandar, Artono. 1991. Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik I, Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Badan Pusat Statistik. 2014. Kabupaten Rokan Hulu Dalam Angka Tahun 2014. Kabupaten Rokan Hulu: BPS. Bappelitbang. 2012. Peta Administrasi Kabuoaten Rokan Hulu. Kabupaten Rokan Hulu. Direktorat Jenderal Cipta Karya. 1996. Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU. Jakarta: DPU. Dirjen Sumber Daya Air. 2010. Standart Perencanaan Irigasi KP-01. Jakarta: DPU. McMahon, T. A. & Russel, G.M. 1978. Reservoir Capacity And Yield. Amsterdam: Elsevier Scientific Publishing Company. Sosrodarsono, S. 2003. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: Pradya Paramita.