BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. telah melakukan upaya untuk mengendalikan energi melalui salah satu program

BAB I PENDAHULUAN. seperti ini bisa dicegah dengan melakukan Procedure Lock dan Tagging serta

BAB II LANDASAN TEORI. pameran, konferensi, seminar, lokakarya, dan lain-lain tidak ada artinya, jika

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

LOCK OUT TAG OUT (LOTO)

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah. Seri Artikel Keselamatan Kelistrikan Tambang Bawah Tanah 1. LOTO (bagian 1)

Personal Protective Equipments (PPE)

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN NO. : KEP. 311/BW/2002

Peralatan Perlindungan Pekerja

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

A. KRITERIA AUDIT SMK3

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

BAB IV HASIL PENELITIAN

Menjamin keselamatan kerja operator & orang lain Menjamin penggunaan peralatan mekanik aman dioperasikan Menjamin proses produksi aman dan lancar

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung diri dipergunakan untuk melindungi tenaga kerja dari

Setyobudi, et al, Analisis Penerapan Lockot/Tagout (LOTO) Sebagai Upaya Pengendalian

BAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa,

BAB IV HASIL DAN ANALISA

KUISIONER PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I yang bergerak dibidang konstruksi

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

PT MEIWA KOGYO INDONESIA.Slogan Safety First.KARAWANG: 15 JUNI 2016

MODUL 12 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Keselamatan Kerja Listrik dan Prosedur Isolasi)

MATERI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (HSE)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KOPERASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.03/MEN/1978

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

MEMPELAJARI PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN DI PT MITSUBISHI JAYA ELEVATOR AND ESCALATOR. Nama : Fatchul Mizan NPM : Kelas : 4ID01

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik

PEDOMAN PROSEDUR IJIN KERJA K3 ''SAFETY PERMIT' SISTEM MANAJEMEN MUTU AIRLANGGA INTEGRA TED MANAGEMENT SYSTEM (AIMS) UNIVERSITAS AIRLANGGA

MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) atau LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (LDKB)

Fasilitas Pelatihan. Fasilitas untuk pelatihan ini adalah Modul Pelatihan, Sertifikat dan Konsumsi (makan siang + 2X snack/hari).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH

APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA

PEMELIHARAAN SDM. Program keselamatan, kesehatan kerja Hubungan industrial Organisasi serikat pekerja

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA

NO KRITERIA AUDIT PEMENUHAN / DOKUMENTASI AUDIT FAKTA AUDIT STATUS YA TIDAK

Kata Pengantar. Daftar Isi

DASAR HUKUM - 1. Peraturan Pelaksanaan. Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan. UU No.

Alat Pelindung Diri Kuliah 8

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan sering mengabaikan Keselamatan dan Kesehatan. Kerja (K3) para pekerjanya. Dimana sebenarnya K3 merupakan poin

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA KETENAGALISTRIKAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO. : PER.01/MEN/1989 TENTANG KWALIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT OPERATOR KERAN ANGKAT

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI SMK

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

Mata Kuliah: Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bagian II 2 sks

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

1. Menyiapkan perlengkapan pemasangan instalasi kelistrikan PLTS tipeterpusat (komunal) on-grid

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

Analisis Cost-Benefit pada Pemasangan Lock Out-Tag Out (LOTO) untuk Pengendalian Risiko Keselamatan Pada Pekerjaan Maintenance

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.340, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pesawat Angkat Dan Angkut. Operator.

DAFTAR ISI. Daftar Isi...1 BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur akan Menilai Tipe Penilaian...2

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pekerja dari segi keselamatan dan kesehatan kerja. Karena bila ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 04-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN PELATIHAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR NUKLIR

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN Dari hasil penelitian PT. Bina Guna Kimia telah melaksanakan programprogram keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag Out (LOTO) dan Line Breaking merupakan program yang bersifat pro aktif yaitu melakukan tindakan preventif dengan mengidentifikasi faktor penyebab kecelakaan yang bertujuan untuk menjamin keselamatan kerja bagi seluruh tenaga kerja. A. Sumber Energi yang Digunakan Karena hampir semua mesin yang digunakan, menggunakan energi listrik disini yang dibahas adalah sumber energi yang menggunakan listrik, maka PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah menjamin keamanan dan keselamatan terhadap instalasi listrik tersebut, dalam Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No : KEP. 311/BW/2002 tentang Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik harus menjamin keamanan dan keselamatan terhadap instalasi listrik harus direncanakan, dipasang, diperiksa dan diuji oleh orang yang berkompeten dan memiliki ijin kerja sebagaimana dimaksud dalam Standar Nasional Indonesia SNI 04-0225 Tahun 2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik Tahun 2000 (PUIL-2000). Pengendalian energi lain seperti energi kimia juga telah dilakukan. Hal tersebut telah sesuai dengan OSHA 1910.147 yang menyebutkan 65

66 bahwa prosedur pengendalian energi wajib diterapkan di tempat kerja yang banyak mengandung energi berbahaya, antara lain energi listrik, energi panas, energi mekanik, energi kimia, energi pneumatika, dan hidrolik. Berdasarkan peraturan tersebut berarti PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah melakukan pengendalian energi dengan tepat. B. Potensi Bahaya Potensi bahaya saat terjadi pelepasan energi secara tiba-tiba saat dilakukannya perbaikan atau perawatan mesin di PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah dilakukan pengendalian dengan jalan melaksanakan program LOTO dan Line Breaking. Hal ini juga sesuai dengan OSHA 1910.147 yang menyebutkan bahwa prosedur pengendalian energi wajib diterapkan di tempat kerja yang banyak mengandung energi berbahaya, antara lain energi listrik, energi panas, energi mekanik, energi kimia, energi pneumatika, dan hidrolik. Selain itu prosedur pengendalian energi juga wajib diterapkan pada saat pekerja harus menempatkan anggota tubuhnya pada daerah operasi. C. Pelaksanaan Program LOTO dan Line Breaking PT. Bina Guna kimia Ungaran telah melaksanakan program-program keselamatan kerja, diantaranya adalah pelaksanaan program LOTO dan Line Breaking. Program LOTO dan Line Breaking merupakan program yang melakukan tindakan preventif dengan mengidentifikasi atau

67 menemukan faktor-faktor penyebab kecelakaan dan melakukan tindakan pencegahan, sehingga faktor-faktor tersebut tidak menimbulkan kecelakaan. Menurut hierarki pengendalian risiko pelaksanaan LOTO dan Line Breaking termasuk dalam administrative control. Pelaksanaan program LOTO dan Line Breaking di PT. Bina Guna Kimia telah sesuai dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja penjelasan pasal 11 ayat 2(a) yang menyatakan bahwa tindakan pengendalian meliputi pengendalian terhadap kegiatan, produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja sekurang-kurangnya mencakup pengendalian terhadap bahan, peralatan, lingkungan kerja, cara kerja, sifat pekerjaan, dan proses kerja. Hal ini juga sesuai dengan OSHA 1910.147 yang menyebutkan bahwa prosedur pengendalian energi wajib diterapkan di tempat kerja yang banyak mengandung energi berbahaya, antara lain energi listrik, energi panas, energi mekanik, energi kimia, energi pneumatika, dan hidrolik. Selain itu prosedur pengendalian energi juga wajib diterapkan pada saat pekerja harus menempatkan anggota tubuhnya pada daerah operasi. Berdasarkan hal tersebut, penerapan LOTO dan Line Breaking di PT. Bina Guna kimia Ungaran sebagai upaya pengendalian energi untuk menjamin keselamatan kerja telah dilakukan dengan tepat.

68 Hal ini dapat diketahui dari diterapkannya LOTO dan Line Breaking sebagai upaya pengendalian energi pada saat pekerja harus melakukan pekerjaan yang kontak dengan energi listrik dan energi kimia. Selain itu terdapat juga dokumen yang mewajibkan pekerja untuk menerapkan LOTO dan Line Breaking apabila saat bekerja mengalami kontak dengan sumber energi listrik dan kimia, dan bagi pekerja yang melanggar peraturan akan dikenai Surat Peringatan (SP). Hal itu juga dikuatkan oleh OSHA 3120 yang menyatakan bahwa standar LOTO yang berlaku untuk kontrol dari energi berbahaya ketika tenaga kerja yang terlibat dalam perbaikan atau kegiatan perawatan seperti membangun, menginstal, mengatur, penyesuaian, memeriksa, memodifikasi, dan mempertahankan atau mesin servis atau peralatan. Kegiatan ini meliputi, membersihkan atau memberi pelumas mesin, dan melakukan penyesuaian alat bantu atau perubahan, di mana para tenaga kerja dapat terkena energi berbahaya. Jika sebuah layanan atau aktivitas pemeliharaan adalah bagian dari operasi produksi normal, tenaga kerja melakukan servis dapat menjadi sasaran dengan bahaya biasanya tidak dikaitkan dengan operasi produksi sendiri. 1. Tujuan Pelaksanaan Program LOTO dan Line Breaking Program LOTO dan Line Breaking di PT. Bina Guna Kimia Ungaran bertujuan untuk menjamin semua tenaga kerja atau kontraktor yang sedang melakukan perbaikan dan perawatan mesin atau peralatan agar terlindungi dari sumber-sumber energi yang

69 berbahaya, dan yang lebih jelasnya untuk memberikan perlindungan dalam pekerjaan yang menuntut suatu bagian tubuh berada dalam posisi dimana gerakan yang tidak disengaja atau lepasnya energi berbahaya yang tersimpan dapat menimbulkan cedera atau sakit. PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah melakukan pengendalian sesuai dengan hierarki pengendalian risiko, dan pelaksanaan LOTO dan Line Breaking termasuk dalam administrative control. Tujuan prosedur pelaksanaan LOTO dan Line Breaking di PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja lampiran II elemen 6 kriteria 6.1.2 disebutkan bahwa apabila upaya pengendalian risiko diperlukan maka upaya tersebut ditetapkan melalui tingkat pengendalian. Tujuan itu juga telah sesuai dengan OSHA 1910.147 yang menyatakan bahwa menghendaki atasan untuk mendirikan sebuah program dan memanfaatkan prosedur untuk perangkat penguncian yang sesuai atau Tag Out (penguncian atau penandaan) perangkat ke perangkat mengisolasi energi, dan sebaliknya menonaktifkan mesin peralatan atau untuk mencegah energi tak terduga, mulai dari pelepasan energi yang tersimpan untuk mencegah cedera pada tenaga kerja.

70 Hal itu juga dikuatkan oleh OSHA 3120 yang menyatakan bahwa Lock Out Tag Out (Penguncian/Penandaan) merujuk kepada praktik tertentu dan prosedur yang bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dari energi tak terduga atau mesin dan peralatan startup, atau pelepasan energi berbahaya selama perbaikan atau kegiatan perawatan dilakukan. 2. Peralatan LOTO dan Line Breaking yang Digunakan Peralatan Keselamatan yang utama yang digunakan dalam pelaksanaan LOTO dan Line Breaking saat melakukan perbaikan ataupun perawatan mesin di PT. Bina Guna Kimia Ungaran terdiri atas gembok dan label peringatan bahaya. Telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No : PER. 04/MEN/1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi Pasal 6 yang menyatakan bahwa pada pesawat tenaga dan produksi yang sedang diperbaiki tenaga penggerak harus dimatikan dan alat pengontrol harus segera dikunci serta diberi suatu tanda larangan untuk menjalankan pada tempat yang mudah dibaca sampai pesawat tenaga dan produksi atau alat pengaman tersebut selesai diperbaiki. Dengan adanya sistem LOTO dan Line Breaking pada sumber energi di PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja lampiran II elemen 6 yaitu Keamanan Bekerja Berdasarkan Sistem

71 Manajemen K3. Kriteria 6.5.7 yang menyebutkan bahwa terdapat sistem untuk penandaan bagi peralatan yang sudah tidak aman lagi untuk digunakan atau sudah tidak digunakan. Pada kriteria 6.5.8 yang menyebutkan bahwa apabila diperlukan dilakukan penerapan sistem penguncian pengoperasian (lock out system) untuk mencegah agar sarana produksi tidak dihidupkan sebelum saatnya. Hal tersebut dikuatkan oleh OSHA 1910.147 yang menyebutkan bahwa perlengkapan penggembokan harus memiliki kriteria tahan lama, terstandarisasi baik dari segi bentuk, warna, dan ukuran, substansial, dan dapat diidentifikasi. Berdasarkan hal tersebut, seluruh perlengkapan penggembokan yang ada di PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan perlengkapan penggembokan telah memenuhi kriteria tahan lama karena gembok yang dipakai adalah gembok berstandar yang tidak bisa menghantarkan arus lisrik. Perlengkapan penggembokan juga telah terstandarisasi dengan warna, bentuk, dan ukuran yang standar. Gembok dibedakan warnanya sesuai dengan departemen kerja seperti misalnya gembok berwarna kuning untuk bagian EHS. Selain itu tulisan pada personal tag juga mudah dibaca. Perlengkapan penggembokan yang ada juga telah memenuhi kriteria substansial. Perlengkapan penggembokan tidak dapat dipindah secara mekanik baik sengaja maupun tidak, perlengkapan penggembokan mudah digunakan.

72 Pada kenyataannya belum optimal dikarenakan PT. Bina Guna Kimia Ungaran memiliki tag yang belum sesuai standar, ada beberapa pekerja yang belum memiliki personal tag sendiri sehingga ada tag yang digunakan untuk bergantian, sehingga setiap akan memakainya pekerja harus menghapus dulu identitas pemakai sebelumnya sehingga bisa diganti dengan identitas mereka sendiri, hal inilah yang menjadi masalah karena kadang ditemukan tag yang identitasnya tidak dan susah dibaca dikarenakan penghapusan yang tidak sempurna, dan ditemukan pula kejadian dimana kontraktor sudah menghapus identitas pemakai lama tetapi kontraktor tersebut malah lupa untuk mengisi tag tersebut sehingga tag dalam keadaan kosong. Pekerja juga mengeluhkan kurangnya lock yang disediakan dikarenakan perusahaan hanya menyediakan dua lock untuk masing-masing pekerja yang berwenang. 3. Training LOTO dan Line Breaking Petugas yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program LOTO dan Line Breaking di PT. Bina Guna Kimia telah diberi training mengenai LOTO dan Line Breaking mulai dari prosedur hingga potensi bahaya yang mungkin terjadi yang berkaitan dengan pelaksanaan LOTO dan Line Breaking. Training rutin dilaksanakan setiap satu tahun sekali dan biasanya dilaksanakan pada bulan K3, selain training rutin juga ada training ditempat yang dapat diberikan sewaktu-waktu terutama saat dtemukan kelalaian saat dilakukannya

73 proses LOTO dan Line Breaking. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja lampiran II elemen 1.2.5 yang menyatakan bahwa petugas yang bertanggung jawab untuk penanganan keadaan darurat telah ditetapkan dan mendapatkan pelatihan. PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah mengadakan sosialisasi mengenai LOTO dan Line Breaking. Salah satu sosialisasi yang diberikan adalah melalui training K3. Sasaran dari sosialisasi tersebut adalah semua tenaga kerja terutama yang biasa melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan LOTO dan Line Breaking seperti misalnya pekerja maintenance dan engineering. Hal tersebut telah sesuai dengan OSHA 3120 menyebutkan bahwa sosialisasi LOTO sebagai upaya pengendalian energi adalah hal yang wajib dilakukan oleh perusahaan. Sosialisasi LOTO sebagai upaya pengendalian energi merupakan upaya dari manajemen untuk memastikan bahwa pekerja berwenang mengerti dan memahami tujuan serta fungsi dari penerapan LOTO sebagai upaya pengendalian energi yang dilakukan. Sasaran dari sosialisasi ini adalah pekerja yang memiliki wewenang memasang peralatan LOTO sebagai upaya pengendalian energi, pekerja yang terlibat dalam pemasangan peralatan LOTO, dan seluruh pekerja yang area kerjanya berada dalam area pemasangan peralatan LOTO.

74 Sosialisasi ini harus dilakukan secara berkala dan bagi pekerja yang telah mengikuti pelatihan ini berhak menerima sertifikat. Sosialisasi tersebut dapat diberikan dalam bentuk pelatihan. Berdasarkan fakta tersebut berarti pelaksanaan sosialisasi pada pekerja di PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah sesuai dengan OSHA 3120. Materi yang disampaikan dalam training LOTO dan Line Breaking sebagai upaya pengendalian energi tersebut meliputi pengertian LOTO dan Line Breaking, tujuan dan fungsi LOTO dan Line Breaking, peralatan LOTO dan Line Breaking, tahapan pelaksanaan LOTO dan Line Breaking, dan terakhir adalah APD apa saja yang harus dipakai saat melakukan LOTO dan Line Breaking. Materi yang disampaikan dalam training LOTO dan Line Breaking di PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah sesuai dengan OSHA 1910:147 yang menyatakan bahwa materi tersebut meliputi jenis dan sumber energi berbahaya, pengenalan mesin, pengenalan potensi bahaya di tempat kerja, sarana serta metode dalam pengendalian energi, dan keterbatasan dalam penggunaan label. 4. Prosedur LOTO dan Line Breaking OSHA 1910.147 dan OSHA 3120 menyebutkan bahwa langkahlangkah dalam prosedur pengendalian energi harus meliputi tindakan sebagai berikut dan harus dilakukan dengan urutan sebagai berikut: persiapan mematikan mesin atau peralatan, mematikan mesin atau peralatan (shutdown), mengisolasi mesin atau peralatan dari sumber

75 energi, pemasangan peralatan LOTO, pengendalian energi tersimpan, verifikasi energi, dan pelepasan peralatan LOTO. Berdasarkan hal tersebut penerapan prosedur pengendalian energi di PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah berjalan dengan sesuai. Hal ini ditunjukkan dengan dilaksanakannya dan dipenuhinya langkah-langkah pengendalian energi tersebut pada saat kegiatan perbaikan ataupun pemeliharaan mesin dilaksanakan. Langkah-langkah tersebut telah dilaksanakan dengan tepat dan berurutan oleh pekerja pelaksana. PT. Bina Guna Kimia Ungaran sudah memasang prosedur LOTO dan Line Breaking di setiap mesin untuk memudahkan proses LOTO dan Line Breaking dan untuk menjamin keselamatan pekerja yang sedang melakukan kegiatan tersebut atau pekerja yang berada di sekitar area. Hal tersebut telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja lampiran II elemen 6 kriteria 6.5.9 yang menyatakan bahwa terdapat prosedur yang dapat menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja atau orang lain yang berada didekat sarana dan peralatan produksi pada saat proses pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan perubahan. Pelaksanaannya belum optimal disebabkan tenaga kerja yang menjalankan LOTO dan Line Breaking beberapa ada yang belum sesuai dengan urutan yang seharusnya dikarenakan beberapa masalah terutama saat proses permintaan work permit, dimana sulitnya mencari

76 tanda tangan yang berwenang mengakibatkan seringnya pekerjaan tidak dicek dahulu sehingga pekerjaan perbaikan atau perawatan dilakukan setelah permit selesai diurus. Orang yang diberi tanggungjawab sebagai pelaksanaan program LOTO dan Line Breaking di PT. Bina Guna Kimia Ungaran adalah pelaksana pekerjaan itu sendiri, Issuer, Supervisor Area, dan EHS. EHS merupakan yang bertanggungjawab penuh atas pemberian training kepada pekerja sehingga mereka dapat dipastikan telah memiliki wewenang untuk pekerjaan LOTO dan Line Breaking serta telah mengetahui semua yang berhubungan dengan LOTO dan Line Breaking mulai dari prosedur sampai potensi bahaya yang berhubungan dengan LOTO dan Line Breaking. Bagian EHS juga bertanggungjawab untuk meninjau ulang tentang pelaksanaan LOTO dan Line Breaking. Berdasarkan fakta tersebut maka PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Tramigrasi dan Koperasi Republik Indonesia No. PER.03/MEN/1978 tentang Persyaratan Penunjukan dan Wewenang serta Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja pasal 4 ayat 1 bagian (d) Mengawasi langsung terhadap ditaatinya Undang-Undang Keselamatan Kerja beserta peraturan pelaksanaanya termasuk : Keadaan mesin-mesin, pesawat-pesawat, alat-alat serta peralatan lainnya, bahan-bahan dan sebagainya; Lingkungan; Sifat pekerjaan; Cara kerja; Proses produksi. Bagian (e) Memerintahkan

77 kepada pengusaha/pengurus untuk memperbaiki, merubah dan atau mengganti bilamana terdapat kekurangan, kesalahan dalam melaksanakan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja. Tindak lanjut pelaksanaan LOTO dan Line Breaking di PT. Bina Guna Kimia Ungaran berupa Inspeksi LOTO dan Line Breaking dengan menggunakan form inspeksi. Inspeksi dilaksanakan rutin bersamaan dengan dilakukannya inspeksi pekerjaan lainnya yang memerlukan ijin kerja saat melakukannya seperti penggalian, confined space, ketinggian, dan listrik. Inspeksi dilakukan oleh pihak EHS dengan mengambil contoh beberapa pekerjaan, dan dilakukan dengan metode wawancara dan observasi langsung. Hal tersebut telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja lampiran II elemen 6 kriteria 6.2.1 yang menyatakan bahwa dilakukan pengawasan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan mengikuti prosedur dan petunjuk kerja yang telah ditentukan. Kesalahan atau kelalaian yang pernah ditemukan dalam pelaksanaan LOTO dan Line Breaking di PT. Bina Guna Kimia Ungaran adalah tidak melakukan LOTO saat melakukan pebaikan ataupun perawatan mesin, tidak melakukan LOTO dengan benar, tidak mengisi identitas pada tag, penulisan identitas yang tidak jelas,

78 pekerja berada di area line of fire dan tenaga kerja tidak memakai APD lengkap. Tidak melakukan LOTO saat melakukan pekerjaan perbaikan mesin merupakan kesalahan, karena hal tersebut telah menyalahi OSHA 1910.147 yang menyebutkan bahwa prosedur pengendalian energi wajib diterapkan di tempat kerja yang banyak mengandung energi berbahaya, antara lain energi listrik, energi panas, energi mekanik, energi kimia, energi pneumatika, dan hidrolik. Tidak melakukan LOTO dengan benar seperti hanya sekedar memasang lock sehingga sumber energi masih bisa dihidupkan, hal itu merupakan kesalahan karena bertentangan dengan tujuan LOTO menurut OSHA 3120 yang menyebutkan bahwa "Lock Out Tag Out (Penguncian/Penandaan) merujuk kepada praktik tertentu dan prosedur yang bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dari energi tak terduga atau mesin dan peralatan startup, atau pelepasan energi berbahaya selama perbaikan atau kegiatan perawatan dilakukan. Tidak mengisi identitas pada tag, hal tersebut bertentangan dengan OSHA 1910.147 yang menyebutkan bahwa perlengkapan penggembokan harus memiliki kriteria tahan lama, terstandarisasi baik dari segi bentuk, warna, dan ukuran, substansial, dan dapat diidentifikasi Penulisan identitas yang tidak jelas itu termasuk kesalahan karena itu bertentangan dengan OSHA 3120 yang menyatakan bahwa tag

79 harus mudah dibaca dan dipahami oleh semua tenaga kerja yang berwenang. Pekerja berada di area line of fire juga merupakan kesalahan karena itu menyalahi prosedur LOTO dan Line Breaking di PT. Bina Guna Kimia Ungaran yang mengharuskan pekerja berada di luar line of fire, yang bertujuan agar pekerja tidak terpapar sisa energi yang masih tersimpan di dalam mesin atau peralatan. Pekerja tidak menggunakan APD lengkap saat melakukan LOTO dan Line Breaking, ini merupakan kesalahan karena melanggar prosedur LOTO dan Line Breaking di PT. Bina Guna Kimia Ungaran yang mewajibkan semua pekerja menggunakan APD lengkap saat melakukan proses LOTO dan Line Breaking. Perusahaan telah melakukan tindak lanjut terkain temuan kesalahan ataupun kelalaian yang ditemukan saat pelaksanaan LOTO dan Line Breaking. Tindak lanjut terkait temuan mengenai pelaksanaan LOTO dan Line Breaking adalah seperti misalnya pemberian SP bagi pekerja yang melanggar aturan, hal ini diperlakukan jika dirasa kesalahan yang dilakukan oleh pekerja merupakan kesalahan fatal yang memungkinkan timbulnya bahaya, kerusakan, atau juga kehilangan dalam jumlah yang besar. Tindakan lain yang dilakukan perusahaan adalah memberikan training di tempat saat kelalaian atau kesalahan ditemukan, melakukan inspeksi rutin terkait pelaksanaan LOTO dan

80 Line Breaking, dan melakukan pengecekan area kerja untuk memastikan jika pelaksanaan LOTO dan Line Breaking sudah tepat dan aman. PT. Bina Guna Kimia Ungaran menyediakan APD lengkap yang diberikan cuma-cuma untuk pekerja mulai dari safety helmet, kacamata safety, ear muff, ear plug, respirator, sarung tangan, pelindung wajah, dan safety shoes. APD yang disediakan oleh PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah berstandar SNI. APD yang wajib digunakan saat melakukan LOTO dan Line Breaking adalah safety helmet, kacamata safety, sarung tangan, faceshield, safety shoes, dan ear muff atau ear plug jika diperlukan. Hal tersebut membuktikan bahwa PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri pasal 2 ayat 1 sampai 3 yang menyatakan bahwa pengusaha wajib menyediakan APD lengkap bagi pekerja/buruh di tempat kerja, APD harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku dan APD wajib diberikan cumacuma. Diterangkan juga pada Pasal 3 yang menyatakan bahwa APD sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 meliputi: (a) pelindung kepala, (b) pelindung mata dan muka, (c) pelindung telinga, (d) pelindung pernapasan beserta perlengkapannya, (e) pelindung tangan, dan/atau

81 (f) pelindung kaki. Dikuatkan juga oleh Pasal 4 ayat 1 (b) yang menyatakan bahwa APD wajib digunakan di tempat kerja dimana dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, korosif, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi atau bersuhu rendah. Pada kenyataannya belum optimal dikarenakan pernah ditemukan pekerja yang tidak menggunakan APD lengkap saat melakukan LOTO dan Line Breaking, APD yang biasanya tidak digunakan oleh pekerja saat melakukan perbaikan ataupun perawatan mesin yang mengharuskan LOTO dan Line Breaking adalah Faceshield.