BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

YPI Darussa adah. Nama Pondok Pesantren YPI Darussa adah

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

TOTAL QUALITY CONTROL

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

INSTRUMEN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH ALIYAH PESANTREN PUTRI AL-MAWADDAH PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEDOMAN DOKUMENTASI. 1. Mengumpulkan data profil Pondok Pesantren Ma dinul Ulum. Ma dinul Ulum Campurdarat dan Madrasah Diniyah Tanwirul Qulub

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perancang pengajaran, pengelola pengajaran, penilai hasil pembelajaran dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

BAB VI PENUTUP. tiga sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. 1. Kebijakan kiai dalam penyusunan agenda pengembangan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB V PENUTUP. Dalam BAB IV ini dipaparkan tentang: A. Kesimpulan dan B. Saran. meningkatkan kualitas santri adalah:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TRANSKIP WAWANCARA. 1. Peneliti: Apa Visi Misi MTs NU 07 Patebon dan bagaimana penjelasannya?

PROFIL DAYAH KABUPATEN KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BANTEN NOMOR: / -Dispend/2016 KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaqnya. Apabila. akhlaqnya buruk, rusaklah lahir dan batinnya.

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Indonesia dimulai. Pada tahap awal, pendidikan Islam. muslim atau mubaligh dengan masyarakat sekitar sehingga terbentuklah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. STANDAR ISI. 1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.

BAB I PENDAHULUAN. (punishment) sebagai ganjaran atau balasan terhadap ketidakpatuhan agar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada Bab III ini dijelaskan pendekatan dan metode penelitian, subjek dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.972, 2014 KEMENAG. Muadalah. Pondok Pesantren. Satuan Pendidikan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. (lisan) dan bahasa nonverbal (tulisan, simbol, isyarat). Fungsi bahasa dalam

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

Tirtaharja Jalur 14 Kec. Muara Sugihan Kab. Banyuasin Sumatera Selatan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dari atau sama dengan S2 ( S2) yaitu 291 orang (0,9%) pengajar (Gambar 4.12). A.2. Program Pendidikan Terpadu Anak Harapan (DIKTERAPAN)

BAB I PENDAHULUAN. Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu untuk dapat bersaing di zaman yang semakin maju. Pendidikan juga

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE CEMANI SUKOHARJO

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Pondok Modern Darul Amien Gontor 10

Contoh Penyusunan PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) UJIAN PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2018

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS DATA

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB V SISTEM PENDIDIKAN WIRAUSAHA AGRIBISNIS DI PESANTREN WIRAUSAHA AGROBISNIS ABDURRAHMAN BIN AUF

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PESANTREN AL-AZHAR

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok. Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Purwokerto Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

SURAT EDARAN BERSAMA KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA DAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TUBAN KEPALA CABANG DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak, baik intern Departemen Pendidikan sendiri maupun. hasil belajar siswa atau prestasi belajar.

Dayah Darul Hijrah. Sekretariat : Jl. Banda Aceh-Medan, Km.20 Desa Tumbo Baro Kec. Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar, 23361

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH

UNIVERSITAS GALUH PROGRAM PASCA SARJANA

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan,

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR...

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

ANGKET UNTUK ORANG TUA / WALI

BAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan

PERAN BAGIAN BAHASA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ARAB SANTRIWATI PONDOK PESANTREN ISLAM AR-ROHMAH KEDUNGGALAR NGAWI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini dihadapkan pada tuntutan tujuan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun

BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN. 1. Latar Belakang Berdirinya MTs Nurul Hilal Senuro

2. BAB II TINJAUAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V TABEL STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH, MADRASAH TSANAWIYAH, DAN MADRASAH ALIYAH

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Transkripsi:

175 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan diambil dari analisis dan penafsiran terhadap hasil penelitian berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan pada Bab I. Oleh karena, itu kesimpulan ini akan mencakup (a) Sistem pendidikan yang ada di Madrasah Tsanawiah Pondok Pesantren Modern ; (b) Tujuan pendidikan karakter kejujuran pada siswa Madrasah Tsanawiyah di Pondok Pesantren Modern ; (c) Program pendidikan karakter kejujuran pada siswa1s Madrasah Tsanawiyah di Pondok Pesantren Modern ; (d) Proses pelaksanaan model pendidikan karakter kejujuran pada siswa Madrasah Tsanawiyah di Pondok Pesantren Modern ; dan (e) Sistem evaluasi pembinaan pendidikan karakter kejujuran pada siswa Madrasah Tsanawiyah di Pondok Pesantren Modern. Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan merupakan salah satu Pondok Pesantren alumni Gontor Ponorogo. Dinamakan alumni Gontor, karena para pendidiri dari Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan merupakan alumni dari Gontor Ponorogo. Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan berada di bawah naungan Yayasan Miftahul Jannah Baleendah. Jenjang pendidikan yang di pakai adalah KMI selama 6 tahun, yang setara dengan pendidikan SMP dan SMA. Kurikulum yang dipakai sama dengan kurikulum dari Pondok Gontor Ponorogo, yaitu kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, kurikulum Departemen Agama, dan kurikulum intern Pondok Pesantren. Lulusan dari Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan, bisa melanjutkan ke perguruan tinggi maupun swasta, karena lulusan dari Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan mendapatkan izazah negara yang setara dengan SMP dan SMA umum. Keunggulan KMI Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan yaitu memadukan sistem madrasah dan pesantren. Dengan sistem madrasah, proses pendidikan dan pengajaran sudah terencana dengan baik dengan kurikulum yang telah disediakan. Sementara itu,

176 dengan sistem pesantren seluruh santri tinggal di dalam asrama bersama kyai dan ustāż-ustāż sehingga seluruh aktivitas dan kegiatan santri bisa terkontrol dengan baik. Sistem pembelajaran di Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan terbagi menjadi dua, yaitu pembelajaran formal dan pengasuhan santri. Untuk pembelajaran formal dilaksanakan dari hari sabtu sampai hari kamis dimulai jam 07.00 sampai jam 14.35 kecuali hari minggu sampai jam 10.00. Semua kurikulum yang ada, di ajarkan di dalam kelas ketika kegiatan belajar mengajar termasuk pelajaran kitab kuning juga di ajarkan di dalam kelas. Sedangkan pengasuhan santri merupakan bimbingan khusus kepada seluruh santri ketika di luar jam pelajaran formal. Pengasuhan santri secara khusus dilaksanakan selama 24 jam, selama santri yang bersangkutan berada di dalam komplek Pondok Pesantren. Pola pembinaan yang dilaksanakan oleh pengasuhan santri terbagi menjadi dua macam. Pertama, pembinaan yang dilakukan ketika santri mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas yang bekerjasama dengan ustāż atau pengajar di dalam kelas. Kedua pembinaan yang dilakukan ketika santri berada di luar jam pelajaran secara formal. Semua peraturan yang ada di buat oleh pengasuhan santri, dengan adanya peraturan para santri diharapkan menjalankan disiplin dengan baik. Pengasuhan santri bertanggungjawab dengan keadaan dan aktivitas santri selama berada di dalam asrama. Metode pendidikan dan pengajaran yang digunakan di Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan sama halnya dengan metode yang digunakan Pondok Gontor Ponorogo. Pendidikan tidak hanya dilaksanakan di dalam kelas, tetapi semua aktivitas santri ketika berada di dalam asrama merupakan pendidikan. Oleh karena itu, salah satu motto dari Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan adalah semua yang kamu lihat, yang kamu lakukan, dan yang kamu dengar adalah untuk pendidikan. Dengan adanya motto tersebut, diharapkan para santri akan mendapatkan pendidikan dan pelajaran dari semua kegiatan dan aktifitas ketika berada di dalam asrama. Dalam aspek pendidikan, Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan menerapkan:

177 1. Sistem asrama: seluruh santri yang berada di asrama harus mengikuti disiplin dan sunnah Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan, apabila melanggar disiplin akan dikenakan sangsi yang telah ditentukan. 2. Learning by doing: segala sesuatu yang diajarkan harus langsung diamalkan dan dipraktekan 3. Bahasa Arab dan Inggris dijadikan sebagai bahasa resmi santri baik ketika mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) maupun sebagai alat komunikasi sehari-hari. 4. Uswatun Hasanah: para pengasuh dan pendidik senantiasa memberi teladan yang baik dalam segala hal kepada para santrinya. 5. Ruh Keikhlāṣan: kyai dan pengasuh ikhlāṣ mendidik, santri ikhlāṣ dididik, ditegur, diingatkan, dan diberi sangsi apabila melanggar. Santri tidak hanya ikhlāṣ ditegur oleh kyai dan pengasuh, tetapi juga oleh temannya. Salah satu kelebihan dari Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan, yaitu mempunyai kegiatan ekstrakurikuler yang sangat baik diantaranya Organisasi Pelajar Pondok Modern Al-Ihsan (OPPMAI), olahraga, kesenian, pramuka, dan muhadlarah (latihan pidato). Semua pelaksanaan ekstrakurikuler tersebut, diatur dan dijadwalkan sebaik mungkin supaya kegiatan ekstrakulikuler yang dilaksanakan akan berjalan dengan efektif. Sedangkan aktivitas santri Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan terbagi menjadi 4 yaitu aktivitas harian, aktivitas mingguan, aktivitas semesteran, dan aktivitas tahunan. Kegiatan harian merupakan kegiatan sehari-hari yang dilaksanakan oleh seluruh santri, aktivitas mingguan santri diantaranya kegiatan pramuka, olahraga, dan latihan pidato, aktivitas semesteran antri diantaranya ujian dan ceramah etiquette, dan untuk kegiatan tahunan para santri mengikuti seluruh program Khutbatul Arsy yaitu kegiatan yang di lembaga pendidikan lain dikenal dengan MOS (Masa Orientasi Siswa). Secara khusus tujuan dari pendidikan karakter kejujuran di Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan adalah menanamkan karakter kejujuran terhadap santri,

178 mengaplikasikan kejujuran baik terhadap diri sendiri, kejujuran terhadap orang lain, maupun kejujuran terhada sistem, dan santri bisa menanamkan kejujuran tidak hanya ketika di dalam komplek Pondok Pesantren, tetapi ketika santri berada di luar Pondok Pesantren harus mampu menerapkan karakter kejujuran yang telah diajarkan. Kejujuran merupakan target utama pendidikan di Pondok Pesantren Modern Al- Ihsan. Oleh karena itu, dengan adanya tujuan yang telah ada, diharapkan seluruh santri mampu menerapkan karakter kejujuran dimanapun santri tersebut berada. Demi merealisasikan tujuan yang telah ada, Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan membuat program mengenai pendidikan karakter kejujuran. Program tersebut terbagi menjadi 3, yaitu program pendidikan karakter secara formal, nonformal, dan informal. Program pendidikan karakter kejujuran secara formal, yaitu pendidikan karakter yang dilaksanakan di dalam kelas baik melalui pelajaran khusus mengenai karakter kejujuran maupun melalui pelajaran umum. Program pendidikan karakter kejujuran secara nonformal dilaksanakan ketika seluruh santri berada di luar jam pendidikan formal. Program pendidikan karakter kejujuran secara nonformal diantaranya di mesjid, dapur, kantin, kamar, jemuran, mahkamah, pemeriksaan barang, perpustakaan, perizinan dan etiquette. Sedangkan untuk program pendidikan karakter kejujuran secara informal diantaranya dengan keteladanan dan teguran. Dengan adanya program tersebut, seluruh santri Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan tinggal mengikuti dan melaksanakan program yang telah ada. Dengan adanya sistem asrama yang di ada di Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan, akan memudahkan untuk menjalankan program-program tersebut. Karena program pendidikan karakter kejujuran secara formal, nonformal, dan informal yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem asrama akan lebih efektif dari pada dilaksanakan di sekolah umum yang tidak menggunakan sistem asrama. Pelaksanaan pendidikan karakter kejujuran di Pondok Pesantren Modern Al- Ihsan dilaksanakan selama 24 jam. Jadi, selama para santri berada di dalam asrama harus mengikuti dan melaksanakan seluruh program yang telah ada. Seluruh pelaksanaan pendidikan karakter kejujuran di Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan

179 selalu mendapatkan pengawasan dari bagian pengasuhan santri, para ustāż dan pengurus OPPMAI. Pelaksanaan pendidikan karakter kejujuran secara formal dilaksanakan pada hari sabtu sampai hari kamis, dimulai jam 07.00 sampai jam 14.35 kecuali pada hari minggu sampai jam 10.00. Pelaksanaan pendidikan karakter kejujuran secara nonformal dilaksanakan ketika seluruh santri berada di luar jam kelas atau di dalam asrama. Ketika berada di dalam asrama, seluruh santri harus mengikuti dan melaksanakan program yang telah ada, apabila ada santri yang melanggar atau tidak mengikuti program yang telah ada, maka santri yang bersangkutan akan mendapatkan teguran dan hukuman dari bagian pengasuhan santri atau pengurus OPPMAI. Sedangkan untuk pelaksanaan program pendidikan karakter kejujuran secara informal dilaksanakan secara spontanitas kapanpun selama para santri berada di dalam asrama. Dengan metode keteladanan para santri akan mendapatkan pelajaran atau contoh yang baik dari para ustāż atau dari sesama santri yang lainnya. Evaluasi dari pendidikan karakter kejujuran di Pondok Pesantren Modern Al- Ihsan terbagi menjadi 2, yaitu evaluasi teori dan evaluasi praktek. Untuk evaluasi terori dilaksanakan ketika berlangsungnya ujian teori dari mata pelajaran Aqīdaħ Akhlāq dan Al-Akhlāq Lil Banīn. Sedangkan untuk evaluasi praktek tebagi menjadi 2, ada evaluasi praktek di dalam kelas dan evaluasi praktek di luar kelas. Untuk evaluasi praktek di dalam kelas dilaksanakan ketika berlangsungnya ujian yaitu dengan cara menjauhkan para santri dari budaya contek-meyontek. Sedangkan untuk evaluasi praktek di luar kelas, dilaksanakan sejalan dengan pelaksanaan dari pendidikan karakter kejujuran. Apabila dalam pelaksanaannya masih ada santri yang belum melaksanakan atau melakukan karakter kejujuran maka akan mendapatkan evaluasi sesuai dengan yang ada di Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan. B. Saran 1. Untuk Pembuat Kebijakan (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat)

180 a. Hasil penelitian tentang model pendidikan karakter kejujuran ini, dianjurkan untuk dipelajari dalam rangka meningkatkan karakter kejujuran seluruh siswa khususnya yang berada di Jawa Barat, sehingga kejujuran bisa menjadi target dari pendidikan. b. Hasil penelitian tentang model pendidikan karakter kejujuran ini, dianjurkan untuk diterapkan di sekolah umum, sehingga sekolah umum bisa mencontoh dan menerapkan model pendidikan karakter kejujuran yang sudah digunakan di Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan. Dengan cara menerapkan pendidikan formal, nonformal, dan informal dalam pendidikan karakter kejujuran. c. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman, bahwa dengan menggunakan sistem asrama seperti Pondok Pesantren pendidikan karakter kejujuran akan lebih efektif. 2. Sekolah yang Bersangkutan (Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan) a. Tetap mempertahankan model pendidikan karakter kejujuran yang sudah ada. b. Selalu membuat perubahan dari hasil evaluasi, supaya model pendidikan karakter kejujuran yang sudah ada bisa menjadi lebih baik. c. Bisa menjadi contoh atau pedoman bagi sekolah umum, dengan cara mensosialisasikan model pendidikan karakter kejujuran yang ada di Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan kepada sekolah umum. 3. Untuk Peneliti Selanjutnya a. Dianjurkan untuk meneliti model pendidikan karakter kejujuran di sekolah umum, sehingga bisa membandingkan dengan model pendidikan karakter kejujuran yang ada di Pondok Pesantren. b. Dianjurkan untuk meneliti model pendidikan karakter kejujuran di Pondok Pesantren yang berbeda.