TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA IBU USIA TAHUN DI DESA DUYUNGAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON SRAGEN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI BCG PADA BAYI DI DESA TARAMAN KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN

Heni Hendarsah Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK WANITA TERHADAP KESADARAN INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEKULO KUDUS ABSTRAK

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

: Tingkat pengetahuan, bayi, Kejadian Ikutan Pasca imunisasi

Oleh. Anin Nur Sholihah 1) dan Etik Sulistyorini 2) ABSTRAK. Kata kunci: Sikap, Minat, Kanker Serviks, Inpeksi Visual Asam Asetat, Wanita

BAB I PENDAHULUAN. kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada serviks dengan aplikasi asam

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN POTORONO BANGUNTAPAN I KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Badan Organisasi Kesehatan Dunia/ World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Berdasarkan data Internasional Agency For Research on Cancer

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 51-59

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan. payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang,

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti²

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh, termasuk organ reproduksi wanita yaitu serviks atau leher

ANALISIS FAKTOR PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KABUPATEN SEMARANG

Sri Mularsih Dosen Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang ABSTRACT

Fajarina Lathu INTISARI

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servix-uterus suatu daerah pada

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

KARAKTERISTIK IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) BANGIL

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI KARANG MALANG RW 004 JETIS JUWIRING KLATEN TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTEK SADARI SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA. Oleh

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

Fitriani Nur Damayanti 1), Lia Mulyanti 2), Novita Nining Anggraini 3)

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI IBU MELAKUKAN PEMERIKSAAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI KELURAHAN LEPO-LEPO KOTA KENDARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN PERILAKU MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI KELURAHAN KOTABARU WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II YOGYAKARTA

Analisis Faktor Prilaku Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA ( Inspeksi Visual Asam Acetat )

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI POSYANDU MEKARSARI KROYO KARANGMALANG SRAGEN

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM PADA WANITA DEWASA AWAL DI DUSUN PLALANGAN DESA PLOSOWAHYU KECAMATAN LAMONGAN

50 Pengaruh Penyuluhan Tentang Kanker Serviks...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Fajarina Lathu A INTISARI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dalam program melalui upaya promotif, preventif, kuratif maupun

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang dianggap sebagai masalah besar

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN UPAYA KEPATUHAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

Kata kunci: Tingkat pengetahuan, Ketrampilan, SADARI

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

BAB I PENDAHULUAN. serviks. Setiap 1 menit muncul 1 kasus baru dan setiap 2 menit meninggal 1 orang

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI PADA REMAJA PUTRI DI MAN 1 SURAKARTA

Transkripsi:

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR Andriyani Puji Hastuti, Nafiisah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: Menurut Yayasan Kanker Indonesia, angka pravalensi wanita pengidap kanker serviks di Indonesia tergolong besar. Setiap hari ditemukan 40-45 kasus baru dengan jumlah kematian mencapai 20-25 orang. Adapun jumlah wanita yang beresiko mengidapnya mencapai 48 juta orang. Menurut WHO Indonesia termasuk negara dengan insiden kanker serviks tertinggi di dunia, dengan peluang 66 % meninggal. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Kebayanan Terso, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini ialah pasangan usia subur sebanyak 137 pasang di Kebayanan Terso dengan jumlah sampel 65 responden dengan teknik accidental sampling dan analisa data univariat. Hasil penelitian: dari 65 responden, tingkat pengetahuan responden yang paling dominan adalah tingkat pengetahuan kurang sebanyak 30 responden (46,15%). Simpulan: tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Kebayanan Terso, Desa Kandangsapi dalam kategori kurang. Kata Kunci: PUS, IVA, pengetahuan PENDAHULUAN Kanker merupakan masalah kesehatan utama bagi masyarakat di seluruh dunia, salah satunya adalah kanker serviks. Menurut data dari organisasi kesehatan dunia (World Health Organization atau WHO), kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia pada kaum hawa dari seluruh penyakit kanker yang ada. Setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia karena penyakit ini (Wijaya, 2010 halaman 41). Di dunia sekitar 500 ribu wanita didiagnosa menderita kanker serviks dan rata-rata 270.000 kematian setiap tahunnya atau dengan kata lain setiap dua menit seorang wanita meninggal karena kanker serviks. Sementara di Asia, kanker serviks merupakan 1

penyakit kanker pada wanita kedua terbanyak diderita dan lebih dari setengah wanita Asia yang menderita kanker serviks meninggal dunia. Ini sama dengan 226 ribu wanita yang didiagnosa menderita kanker serviks dan sebanyak 143 ribu penyebab kematian atau dengan kata lain setiap 4 menit, seorang wanita di Asia Pasifik meninggal karena kanker serviks ( Kartikawati, 2013 halaman 90-91). Kanker serviks jarang terjadi pada wanita muda (usia 20 tahunan). Kanker serviks ini cenderung terjadi pada wanita paro baya. Sebesar 50 % kasus ditemukan pada wanita usia 35-55 tahun. Akan tetapi, ketika menginjak usia yang lebih tua, resiko terserang kanker serviks tetap ada. Sayangnya banyak wanita tidak tahu bahwa ketika menjadi tua, mereka masih beresiko terkena kanker serviks (Soebachman, 2011 halaman 23). Pasangan Usia Subur (PUS) adalah usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik (WHO, 2012). Menurut Yayasan Kanker Indonesia, angka pravalensi wanita pengidap kanker serviks di Indonesia tergolong besar. Setiap hari ditemukan 40-45 kasus baru dengan jumlah kematian mencapai 20-25 orang. Adapun jumlah wanita yang beresiko mengidapnya mencapai 48 juta orang. Menurut WHO Indonesia termasuk negara dengan insiden kanker serviks tertinggi di dunia, dengan peluang 66 % meninggal ( Soebachman, 2011 halaman 22). Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Jawa Tengah pada tahun 2012 dengan jumlah insidens untuk kanker serviks sebanyak 909 kasus (Dinkes Jateng, 2013). Sedangkan berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen pada tahun 2013 terdapat kasus kanker serviks sebanyak 51 kasus (Dinkes Sragen, 2014). IVA adalah metode yang lebih mudah, sederhana, dan mampu terlaksana sehingga screening dapat dilakukan dengan cakupan yang lebih luas. Dengan demikian, diharapkan temuan kanker serviks dini bisa lebih banyak karena kemampuan IVA dalam mendeteksi dini pada kanker serviks telah dibuktikan oleh berbagai penelitian (Tilong D Adi, 2012 halaman 45). Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan informasi dari bidan dan perangkat desa bahwa di Kebayanan Terso, Desa Kandangsapi telah ada 1 kasus wanita yang meninggal akibat kanker serviks dan didapatkan jumlah PUS sebesar 137 pasang. Peneliti juga

melakukan wawancara dengan 10 orang pasangan usia subur warga kebayanan Terso, Desa Kandangsapi tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA test, 4 orang pasangan usia subur telah mengetahui tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA test dan 6 orang pasangan usia subur belum mengetahui tentang deteksi dini kanker serviks dengan IVA test. Peneliti juga melakukan studi pendahuluan di Desa Pilang didapatkan data jumlah PUS sebesar 128 pasang. Dan hasil wawancara dengan 10 orang pasangan usia subur warga kebayanan kepoh tentang deteksi dini dengan metode IVA test, 6 orang pasangan usia subur telah mengetahui deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA test dan 4 orang lainya belum mengetahui tentang deteksi dini kanker serviks dengan IVA test. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkatnya penelitian dengan judul Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat di Kebayanan Terso, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan pende-katan secara Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini ialah pasangan usia subur sebanyak 137 pasang di Kebayanan Terso. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 65 responden dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah menggunakan accidental sampling. Uji validitas yang dipakai adalah teknik korelasi product moment. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan cronbach s alpha. Sedangkan uji statistik yang digunakan adalah univariat data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Karakteristik Responden Responden yang menjadi subjek penelitian adalah Pasangan Usia Subur yang berjumlah 65 orang. a. Karakteristik Responden berdasarkan Umur Karakteristik responden berdasarkan umur dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 kelompok umur yaitu 20-30 tahun, 31-40 tahun dan 41-45 tahun.

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Pasangan Usia Subur berdasarkan Umur. Dari diagram 4.1 tentang distribusi frekuensi responden berdasarkan umur dari 65 responden umur responden yang paling dominan adalah umur 20-30 tahun sebanyak 31 responden (47,69%). b. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dalam penelitian ini terbagi dalam 4 kelompok yaitu SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Pasangan Usia Subur berdasarkan Pendidikan. Dari diagram 4.2 tentang distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan dari 65 responden pendidikan responden yang paling dominan adalah SD sebanyak 22 responden (33,84%). c. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dalam penelitian ini terbagi menjadi 4 kelompok yaitu swasta, petani, IRT dan PNS. Diagram 4.3 Distribusi frekuensi Pasangan Usia Subur berdasarkan pekerjaan. Dari diagram 4.3 distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan dari 65 responden, pekerjaan responden yang paling dominan adalah petani sebanyak 25 responden (38,46%). 2. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat di Kebayanan Terso, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen.

Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang pemeriksaan IVA test di dusun brambang meliputi pengertian pemeriksaan IVA test, tujuan, keunggulan, syarat, persiapan alat, cara kerja dan kategori IVA test. Sedangkan kategori tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 yaitu tingkat pengetahuan baik prosentase >75%-100%, cukup 56-75% dan kurang <56%. Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat Subur tentang Pemeriksaan Visual Asam Asetet di Kebayanan Terso, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen berdasarkan Karakteristik Responden a. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang pemeriksaan visual asam asetat berdasarkan umur. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat berdasarkan umur Berdasarkan diagram 4.4 distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang pemeriksaan IVA test di Kebayanan Terso, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen dari 65 responden, tingkat pengetahuan responden yang paling dominan adalah tingkat pengetahuan kurang sebanyak 30 responden (46,15%). 3. Diskripsi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang pemeriksaan IVA test berdasarkan umur sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan kurang dan berumur 20-30 tahun sebanyak 18 responden (58,1%). b. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pasangan usia

subur tentang pemeriksaan IVA test berdasarkan pendidikan. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat berdasarkan pendidikan. Asam Asetat berdasarkan pekerjaan. Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang pemeriksaan IVA test berdasarkan pendidikan sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan kurang dan berpendidikan SD sebanyak 18 responden (81,8%). c. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat di berdasarkan pekerjaan. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi pengetahuan pasangan usia subur tentang pemeriksaan IVA test berdasarkanpekerjaan sebagian besar responden yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang adalah Petani sebanyak 19 responden (76,0%). PEMBAHASAN Berdasarkan diagram 4.4 distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang pemeriksaan IVA test di Kebayanan Terso, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen dari 65 responden, tingkat pengetahuan responden yang paling dominan adalah tingkat pengetahuan kurang sebanyak 30 responden (46,15%). Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapat oleh setiap orang. Menurut Brunner, proses

pengetahuan melibatkan tiga aspek, yaitu proses mendapatkan informasi, proses transformasi dan proses evaluasi (Mubarak IW, 2011 halaman 81). Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang pemeriksaan IVA test di Kebayanan Terso, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen meliputi pengertian pemeriksaan IVA test, tujuan, keunggulan, syarat, persiapan alat, cara kerja dan kategori IVA test. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain: tingkat pendidikan, umur, pekerjaan,minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi (Mubarak IW, 2007 halaman 82-84). Berdasarkan penelitian diatas, pasangan usia subur di Kebayanan Terso, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan kurang yaitu sebanyak 30 responden (46,15%). Tingkat pengetahuan pasangan usia subur di pengaruhi dari beberapa faktor antara kurangnya penyuluhan dari tenaga kesehatan tentang pemeriksaan IVA test, dari segi pendidikan responden berpendidikan SD, sebagian besar berumur 20-30 tahun dan pekerjaan responden sebagian besar petani, sehingga menghambat penerimaan informasi tentang pemeriksaan IVA test. Berdasarkan diagram 4.1 tentang frekuensi responden berdasarkan umur dari 65 responden umur responden yang paling dominan adalah umur 20-30 tahun yaitu sebanyak 31 reponden (47,69%). Sedangkan berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang pemeriksaan IVA test berdasarkan umur sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan kurang dan berumur 20-30 tahun sebanyak 18 responden (58,1%). Dengan bertambahnya umur, seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental, taraf berfikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa. (Mubarak, 2007 halaman 82). Berdasarkan hasil penelitian diatas, pasangan usia subur di dukuh Brambang sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan kurang dan berumur 20-30 tahun hal ini disebabkan karena aspek psikologis dan mental

masih terlalu dini sehingga taraf berpikirnya menjadi belum matang. Berdasarkan diagram 4.2 tentang distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan dari 65 responden pendidikan responden yang paling dominan adalah SD sebanyak 22 responden ( 33,84%). Sedangkan berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi tentang tingkat pengetahuan pasangan usia subur di dusun Brambang berdasarkan pendidikan sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan kurang dan berpendidikan SD sebanyak 18 responden ( 81,1%). Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak, 2007 halaman 82). Berdasarkan penelitian diatas, pasangan usia subur di dusun Brambang memiliki tingkat pengetahuan kurang dan berpendidikan SD sehingga menghambat proses penerimaan informasi tentang pemeriksaan IVA test. Berdasarkan diagram 4.3 distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan dari 65 responden, pekerjaan responden yang paling dominan adalah petani sebanyak 25 responden (38,46%). Sedangkan berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang pemeriksaan IVA test di dusun Brambang berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang adalah petani sebanyak 19 responden (76,0%). Selain faktor pendidikan ada juga faktor yang mempengaruhi pengetahuan pasangan usia subur yaitu umur dan pekerjaan. Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental), taraf berfikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa. Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak IW, 2007 halaman 83). Berdasarkan penelitian diatas, pasangan usia subur di dusun Brambang memiliki tingkat pengetahuan kurang dan bekerja sebagai petani. Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan

pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur di Kebayanan Terso, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen sebagian besar memiliki kategori kurang sebanyak 30 responden (46,15%). Berdasarkan simpulan maka dapat diungkapkan beberapa saran, yaitu: Bagi Responden diharapkan untuk lebih aktif dalam mencari informasi tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat dengan cara mengikuti penyuluhan atau mencari informasi kepada tenaga kesehatan terdekat ataupun bisa mencari informasi melalui media elektronik/media massa. Diharapkan Bidan desa supaya dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) test dan dapat mencegah kejadian kanker leher rahim di wilayah kerjanya. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian dengan metode penelitian yang berbeda dengan memperluas variabel- variabelnya. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2013. Available online : http://www.dinkesjatengprov.go.id Diakses 30 Oktober 2014 Hidayat, A. 2010. Metode Penelitian Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Kartikawati, Erni. 2013. Awas bahaya Kanker Payudara dan Kanker Serviks. Yogyakarta: Buku Baru Kumalasari dan Andhyantoro. 2012. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Mubarak, IW. 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Noor, Juliansyah. 2011. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Prenada Media Group Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni Jakarta: Rineka Cipta. Saryono dan Anggraeni D mawar. 2013. Metodelogi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Nuha Medika Soebachman, A. 2011. Awas Kanker Paling Mematikan. Yogyakarta: Syura Media Utama. Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. DAFTAR PUSTAKA

Tilong D Adi. 2012. Bebas dari Ancaman Kanker Serviks. Yogyakarta: Flash Books Wijaya Delia. 2010. Pembunuh Ganas itu bernama Kanker Serviks. Yogyakarta: Niaga Swadaya World Health Organitation. 2012. Pasangan Usia Subur. Available online: http://www.pasanganusiasubur.co m Diakses 30 Oktober 2014.