BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu karya ilmiah yaitu skripsi (Hidayat, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Andalas dengan beban sebesar empat satuan kredit semester (SKS),

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan undang-undang pendidikan No. 12 tahun 2012 tentang

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. hasil penelitian yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. bangsanya melalui pendidikan seperti di negara-negara Jepang, Eropa,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berkompeten di bidangnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DEWI KUSUMA WARDHANI F

BAB 1. Pendahuluan. yang tidak diketahui atau dikenal (Laraia & Stuart, 1998). Sedangkan (Corey. tegang yang memaksa individu untuk berbuat sesuatu.

BAB IV HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASN. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan diperoleh gambaran kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

BAB I PENDAHULAN. Kecemasan adalah sinyal akan datangnya bahaya (Schultz & Schultz, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi atau hubungan timbal

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi merupakan istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

BAB IV ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KECEMASAN MAHASISWA DAN SOLUSINYA. A. Faktor Penyebab Kecemasan Mahasiswa Fakultas Dakwah dan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB I PENDAHULUAN. tulis ilmiah atau skripsi merupakan persyaratan wajib bagi mahasiswa yang

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian beban studi, praktikum, PKLI dan skripsi. Namun, dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu

BAB I PENDAHULUAN. individu yang belajar di Perguruan Tinggi. Setelah menyelesaikan studinya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan disertai berbagai keluhan fisik. Atkinson (2001) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

Nama : Jenis Kelamin :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, olahraga merupakan hal sangat penting bagi kesehatan tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. adalah penulisan tugas akhir (Iswidharmanjaya, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, karena banyakdari kaum laki-laki maupun perempuan, tua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prasarana, fisik sekolah, kualitas guru, pemutakhiran kurikulum,dan juga tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Peserta didik temasuk didalamnya mahasiswa banyak mengalami peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. stress. Seperti kehidupan normal pada umumnya, kehidupan di perguruan

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pendidikan dijelaskan menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006). Ketika mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ela Nurlaela Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut

#### Selamat Mengerjakan ####

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dibagi kedalam beberapa jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

BAB IV HASIL PENELITIDAN DAN PEMBAHASAN. yang sedang mengerjakan Skripsi. Kuesioner yang disebar sebanyak 80

BAB I PENDAHULUAN. membahas suatu permasalahan atau fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai latar belakang, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapinya, baik masalah pribadi maupun masalah yang ada di sekitar lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembawan diri yang tepat. Kemampuan mahasiswa berbicara di depan umum

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan dialami pada waktu tertentu oleh tiap individu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu sumber penyebab kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. semua persyaratan akademik yang ditentukan oleh perguruan tinggi.

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kadang berbagai macam cara dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Salah satu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan tinggi memiliki tujuan yaitu menyiapkan peserta didik menjadi

Oleh :Mustika Makalalag

Amanda Luthfi Arumsari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian, perlu ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

Hubungan Antara..., Devita, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Skripsi adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus Besar Bahasa Indonesia; Unesa, 2014). Banyak mahasiswa yang mampu menyelesaikan sekitar 140 SKS dalam empat tahun, namun ketika mengerjakan skripsi ada yang menghabiskan waktu hingga empat semester (Abidin, 2006). Lamanya pengerjaan skripsi diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 49 tahun 2014 pasal 17 yang menyebutkan bahwa jangka waktu belajar untuk program strata satu (S1) hendaknya diberikan waktu selama lima (5) tahun, jika tidak maka mahasiswa tersebut akan di Drop Out (DO). Senada dengan hal itu, Universitas Andalas juga memiliki Peraturan Rektor Universitas Andalas Nomor 7 tahun 2011 yang mengatakan bahwa masa studi strata satu (S1) paling lambat itu adalah 14 semester atau tujuh tahun. Anton (dalam Puspitasari, 2013) mennyatakan bahwa mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan skripsi pada waktu yang telah ditentukan, tentu akan mengalami tekanan yang lebih berat dari pada mahasiswa yang dapat menyelesaikannya secara tepat waktu. Hal ini semakin dirasakan ketika mengerjakan skripsi, karena waktu yang dimiliki semakin sempit. Akibatnya sebagian dari mereka banyak yang merasakan seperti berkejar-kejaran dengan waktu. Kondisi seperti ini tentu dapat meningkatkan kecemasan. Selain itu, Linayaningsih (2007) menyebutkan bahwa 1

2 adanya anggapan dari mahasiswa bahwa skripsi itu sulit karena proses dalam penyusunan skripsi itu panjang. Anggapan ini juga menyebabkan beberapa mahasiswa menjadi cemas ketika harus menghadapi dan mengerjakan skripsi. Mahasiswa mengalami kecemasan karena mereka menganggap skripsi itu sebagai suatu beban. Selain itu, permintaan dari orang tua agar cepat lulus juga merupakan salah satu penyebab munculnya kecemasan. Mahasiswa juga dapat merasa cemas ketika melihat teman-teman sudah selesai mengerjakan skripsi sedangkan dirinya masih belum selesai. Hal lain yang dapat menyebabkan kecemasan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi adalah kesulitan-kesulitan yang dialaminya selama mengerjakan skripsi (Scarfi, 2014). Mahasiswa dalam mengerjakan skripsi akan menemukan kendala serta kesulitan seperti: malas, motivasi rendah, takut bertemu dosen pembimbing, dosen pembimbing yang sulit ditemui, perbedaan persepsi antara pembimbing I dan II, kurangnya referensi buku, bingung dalam mengembangkan teori, dan lain-lain (Mujiyah dalam Januarti, 2009; Michelle dalam Puspitasari, 2013). Baskoro (2012) juga menyatakan bahwa kesulitan lain yang ditemukan yaitu akses untuk mendapatkan literatur yang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Kendala tersebut juga ditemukan pada penelitian sebelumnya di Universitas Andalas. Sari (2014) mengungkapkan bahwa secara umum, mahasiswa menyatakan bahwa mereka bingung dengan skripsi mereka. Mereka juga mengalami penurunan daya tahan tubuh, seperti flu dan sakit kepala. Scarfi (2014) juga mengungkapkan bahwa mahasiswa takut karena merasa tidak akan mampu menyelesaikan skripsinya.

3 Mereka juga merasakan jantung yang berdebar lebih cepat saat ada masalah dengan skripsi dan menjadi kurang konsentrasi. Selain dari penelitian di atas, hasil wawancara kepada mahasiswa juga mengungkapkan kendala dan kesulitan selama mengerjakan skripsi. Wawancara tersebut dilakukan pada tanggal 25-30 April 2015 kepada 15 orang mahasiswa. Kesulitan tersebut berupa: 1) sulitnya bertemu dengan dosen pembimbing, 2) adanya perbedaan pendapat antara mahasiswa dengan dosen pembimbing, 3) mahasiswa yang harus mengganti judul ketika proposal telah selesai dikerjakan, 4) kesulitan dalam menemukan literatur, 5) kesulitan dalam administrasi kampus untuk melakukan penelitian serta 6) kesulitan dalam finansial. Selain hal di atas, wawancara juga mengungkapkan keadaan mereka selama mengerjakan skripsi, yaitu berupa: 1) mereka mengalami jantung yang berdetak lebih cepat ketika akan bertemu dengan dosen pembimbing, 2) mereka menghindar ketika akan berpapasan dengan dosen pembimbing, 3) ketika berdiskusi mengenai dengan dosen pembimbing mereka tidak konsentrasi, 4) ketika memikirkan skripsi mereka khawatir bahwa skripsi mereka tidak akan selesai, 5) perasaan takut dimarahi oleh dosen pembimbing mereka 6) mereka lebih fokus terhadap hal lain selain skripsi, 7) mereka cemas skripsi mereka tidak akan pernah selesai, 8) ketakutan akan disalahkan ketika akan bimbingan dengan dosen serta 9) mereka menghindar dalam mengerjakan skripsi mereka dengan melakukan penundaan dalam menyelesaikan skripsi tersebut. Pernyataan-pernyataan yang diungkapkan oleh mahasiswa tersebut merupakan ciri dari anxiety (kecemasan). Kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak

4 menyenangkan, dan kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi (Nevid, 2005). Kecemasan ini memiliki tiga ciri yaitu: 1) fisik berupa kegelisahan, kegugupan, berkeringat, pusing, jantung berdetak kencang dan sensitif, 2) behavioral berupa perilaku menghindar, serta 3) kognitif berupa kekhawatian akan sesuatu, perasaan terganggu, ketakutan akan masa depan dan sulit berkonsentrasi (Nevid, 2005). Kecemasan dimanifestasikan dalam empat hal yaitu kognitif (dalam pikiran individu), motorik (dalam tindakan), somatik (dalam reaksi fisik atau biologis) dan afektif (Haber & Runyon dalam Elfida, 2008). Jika dilihat dari fenomena yang telah diulas sebelumnya, dapat diketahui bahwa mahasiswa mengalami kecemasan disebabkan oleh skripsi. Oleh karena itu, kecemasan yang dialami oleh mahasiswa tersebut termasuk ke dalam academic anxiety (kecemasan akademik). Menurut Ottens (1991), kecemasan akademik mengacu pada pola yang mengganggu pikiran, respon fisiologis dan perilaku yang mengikuti dari kekhawatiran tentang kemungkinan kinerja yang sangat buruk pada tugas akademik. Salah satu bentuk dari tugas akademik itu adalah mengerjakan skripsi. Kecemasan ini terjadi karena mahasiswa belum pernah mengalami hal tersebut, seperti bimbingan dengan dosen, seminar dengan beberapa orang dosen di dalam ruangan, serta adanya pengaruh akan cerita-cerita mengenai skripsi yang didapatkannya dari senior dan teman-teman mereka. Hal ini menyebabkan mahasiswa memiliki pikiran-pikiran yang akan membentuk perilakunya. Menurut Ottens (1991) pikiran-pikiran yang terbentuk karena kecemasan selama mengerjakan skripsi tersebut merupakan salah satu bentuk pikiran yang tidak

5 rasional. Pikiran tersebut berupa kepercayaan atau keyakinan seseorang tentang ketakutan serta kekhawatiran yang dirasakannya, yang mana sumber ketakutan tersebut menjadi penyebab timbulnya kecemasan. Mahasiswa yang tidak mampu menghadapinya akan cenderung untuk menghindar. Jika mahasiswa terus menghindar, maka dampaknya adalah skripsi mahasiswa tersebut akan lebih lama selesai karena tidak dikerjakan. Hal di atas merupakan salah satu dampak dari kecemasan, seperti yang diungkapkan oleh Nevid (2005) bahwa salah satu ciri dari kecemasan ini adalah adanya perilaku menghindar. Bagi mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi, perilaku menghindar itu berupa menunda-nunda mengerjakan skripsinya (Ottens, 1991). Fenomena menunda mengerjakan skripsi juga ditemukan pada hasil wawancara. Alasan mereka menunda itu adalah untuk mencari kesenangan dan menghilangkan kejenuhan dalam mengerjakan skripsi. Selain didapatkan dari hasil wawancara, peneliti juga mendapatkan data mengenai mahasiswa 2008, 2009, dan 2010 yang masih mengerjakan skripsi hingga tahun akademik 2014/2015. Berikut adalah tabel yang berisi jumlah mahasiswa 2008, 2009 dan 2010 yang masih mengerjakan skripsi.

6 Tabel 1.1. Jumlah mahasiswa 2008, 2009 dan 2010 yang masih mengerjakan skripsi di Universitas Andalas No. Fakutas Angkatan Jumlah 2008 2009 2010 1. PERTANIAN 1 36 70 107 2. KEDOKTERAN - 7 35 42 3. MIPA 2 7 35 49 4. HUKUM 1 34 43 78 5. EKONOMI 2 26 53 81 6. PETERNAKAN 1 48 50 99 7. TEKNIK 1 38 128 167 8. ILMU BUDAYA 1 18 31 50 9. ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK 2 40 91 133 10. FARMASI - 2 5 7 11. TEKNOLOGI PERTANIAN - 11 56 67 12. KESEHATAN MASYARAKAT - 5 10 15 13. KEPERAWATAN 2 7 14 23 14. KEDOKTERAN GIGI - 5 11 16 15. TEKNOLOGI INFORMASI - 8 47 55 Jumlah 989 Sumber: LPTIK Unand 2015 Data di atas mengungkapkan bahwa 22,2% mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi itu adalah mahasiswa yang telah melewati 10 semester, dalam hal ini mereka telah mengerjakan skripsi lebih dari 3 semester. Selain menyebabkan adanya perilaku penundaan, kecemasan juga memiliki dampak lain terhadap diri mahasiswa. Hal ini diungkapkan oleh mahasiswa itu sendiri, mereka menyatakan bahwa: 1) pola tidur mereka menjadi berubah dikarenakan oleh skripsi, 2) mereka mengakui bahwa tidur mereka lebih singkat dari waktu-waktu kuliah, 3) mereka juga mengatakan bahwa mereka sering merasakan kelelahan ketika mengambil skripsi, 4) tumbuhnya jerawat, serta 5) ada yang mengakui bahwa dirinya semakin kurus setelah mengerjakan skripsi.

7 Selain itu, fenomena di atas juga didukung dengan penelitian sebelumnya mengenai kecemasan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Penelitian Linayaningsih (2007) menyatakan bahwa pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi muncul kecemasan. Kecemasan tersebut berupa perasaan minder, mudah tersinggung, kebingungan harus memulai darimana, merasa tidak tenang ketika memikirkan skripsi, merasa sakit kepala ketika akan mengerjakan skripsi (Linayaningsih, 2007). Penelitian Mathofani dan Wahyuni (2013) dan Yuliansyah (2013) juga mengungkapkan bahwa mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi mengalami kecemasan sedang. Mahasiswa bisa mengatasi kecemasan ketika mengerjakan skripsi jika memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitannya, dalam Ilmu Psikologi dikenal dengan konsep Adversity Quotient (AQ). AQ merupakan kemampuan individu dalam menghadapi, bertahan dan mengatasi kesulitan (Stoltz, 2004). Individu yang memiliki AQ tinggi mampu menyadari setiap tindakan yang dilakukannya, mampu menempatkan diri dengan baik terhadap setiap kesalahan yang dilakukannya, dan tidak membiarkan dirinya berlarut-larut dengan perasaan bersalah karena itu akan menghambat dirinya untuk ke depannya. Individu seharusnya mampu membatasi setiap permasalahan yang dihadapinya, sehingga tidak mempengaruhi hal lain di dalam hidupnya. Individu juga seharusnya memiliki sikap optimis, sehingga ia menyadari bahwa kesulitan yang dihadapinya sekarang ini hanya bersifat sementara (Stoltz, 2004).

8 Ketika AQ ini diletakkan pada kesulitan selama mengerjakan skripsi, maka mahasiswa hendaknya mampu mengendalikan setiap kesulitan dalam mengerjakan skripsi. Mahasiswa hendaknya mampu menyadari setiap kesalahan dan tidak larut dalam kesalahan tersebut, mampu memberikan batasan terhadap skripsi agar tidak mengganggu aspek lain dari kehidupannya. Mahasiswa juga hendaknya memiliki sikap optimis terhadap skripsinya, bahwa skripsi tersebut akan selesai. Selain mengungkapkan kecemasan, wawancara dengan 15 orang mahasiswa Universitas Andalas juga mengungkapkan respon mereka terhadap kesulitankesulitan yang dialaminya ketika sedang mengerjakan skripsi. Mereka menyadari akan kesulitan yang mereka hadapi ketika sedang mengerjakan skripsi. Terkadang untuk mengatasi kesulitan tersebut mereka berusaha untuk menghindar dengan menunda pengerjaan skripsi mereka. Mereka mengakui bahwa mereka menyesal telah melakukan penundaan dalam pengerjaan skrispsi tersebut. Beberapa mahasiswa mengatakan bahwa mereka mempunyai target untuk wisuda yang menjadi motivasi baginya. Namun, bagi beberapa mahasiswa mengatakan bahwa mereka membiarkan semua itu mengalir seperti air, mereka tidak memiliki target, karena mereka takut ketika target tersebut tidak tercapai maka mereka akan mengalami stress. Di sisi lain, ada mahasiswa yang hampir menyerah mengenai skripsinya, bahkan berpikiran untuk mengakhiri kehidupannya. Berdasarkan pernyataan di atas, tidak semua mahasiswa memiliki AQ yang tinggi dalam menghadapi skripsi. Hal ini dapat dilihat secara umum dari hasil wawancara awal pada mahasiswa tersebut. Mahasiswa menghindar terhadap kesulitan

9 skripsinya, bahkan ada yang berpikiran untuk menyerah dengan skripsi tersebut. AQ merupakan faktor yang penting untuk mencapai sebuah kesuksesan, karena AQ yang tinggi akan membuat individu untuk lebih berjuang menghadapi kesulitannya. Individu yang memiliki kemampuan untuk bertahan dan terus berjuang dengan gigih ketika dihadapkan pada sebuah permasalahan hidup, penuh motivasi, dorongan, ambisi, antusiasme, semangat, serta kegigihan yang tinggi dipandang sebagai individu yang memiliki AQ yang tinggi (Stoltz, 2004). Begitu pula sebaliknya, ketika individu mudah menyerah dan pasrah begitu saja pada keadaan, pesimistik, memiliki kecenderungan untuk senantiasa bersikap negatif dapat dikatakan sebagai individu yang memiliki AQ rendah (Stoltz, 2004). Adanya kesulitan-kesulitan dalam mengerjakan skripsi akan membuat mahasiswa berpikir tidak rasional mengenai hal-hal yang berkaitan dengan skripsi, sehingga mahasiswa akan mengalami kecemasan karena skripsi. Penelitian mengenai hubungan AQ dengan kecemasan telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Lutviandi (2009) mendapatkan hasil bahwa AQ siswa dengan kecemasan menghadapi UN berhubungan negatif. Penelitian lain yaitu penelitian Puspitasari yang mengungkapkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara AQ dengan kecemasan mengerjakan skripsi pada mahasiswa, ini berarti semakin tinggi AQ maka akan semakin rendah kecemasan yang dialami oleh mahasiswa tersebut (Puspitasari, 2013). Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melihat apakah ada hubungan AQ dengan kecemasan akademik pada mahasiswa yang sedang

10 mengerjakan skripsi di Universitas Andalas. Jika individu memiliki AQ yang tinggi maka seharusnya memiliki kecemasan yang rendah, begitu juga sebaliknya, ketika individu memiliki AQ yang rendah maka individu tersebut akan memiliki kecemasan yang tinggi. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan AQ dengan kecemasan akademik pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan AQ dengan kecemasan akademik pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari dilakukannya penelitian ini antara lain meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1.4.1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memperkaya sumber kepustakaan khususnya psikologi pendidikan sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai penunjang dalam melihat pengaruh AQ terhadap kecemasan akademik pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.

11 1.4.2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan masukan sebagai berikut : a. Bagi mahasiswa, agar mahasiswa bisa mengetahui dan mengevaluasi diri bahwasanya AQ yang tinggi diperlukan agar tidak mengalami kecemasan akademik selama mengerjakan skripsi atau tugas akhir. b. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam meneliti AQ dan kecemasan akademik pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. 1.5. Sistematika Penelitian Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori Bab ini menguraikan landasan teori yang mendasari masalah yang menjadi objek penelitian, meliputi pengertian AQ, bentuk-bentuk AQ, faktor pembentuk AQ, faktor yang mempengaruhi AQ dimensidimensi AQ, pengertian kecemasan, pengertian kecemasan akademik, dan karakteristik kecemasan akademik serta pengertian mahasiswa. Dalam bab ini juga memuat tentang kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian.

12 Bab III : Metode Penelitian Bab ini berisi metode yang digunakan dalam penelitian yang mencakup variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, instrument penelitian metode pengambilan data dan metode analisis data. Bab IV : Analisa dan Pembahasan Bab ini berisi tentang gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian yang meliputi hubungan variabel independent terhadap variabel dependent, gambaran variabel penelitian dan pembahasan Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dijelaskan dibab sebelumnya, saran untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya dan saran praktis untuk peneliti, mahasiswa dan universitas.