KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X ASMA NEGERI 1 MENYUKE

dokumen-dokumen yang mirip
1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGEMBANGKAN PARAGRAF DENGAN METODE STAD PADA SISWA SMK PGRI PONTIANAK

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKPOSISI SISWA KELAS XI MIA 2 SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN OLEH ADE SETIAWAN NIM RRA1B110058

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X SMK TARUNA BHAKTI MALANG TAHUN AJARAN 2008/2009. Oleh: Rovimiyanti SMK Taruna Bhakti Malang.

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

Pertama Diterima: 27 April 2017 Bukti Akhir Diterima: 06 Mei 2017

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SDS WINDU PUTRA. Wiwin Widianti

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENULIS TANGGAPAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMPN I WAY JEPARA

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUNTING KARANGAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LATIHAN PADA SISWA KELAS VIII.C SMPN 1 KUALA T.A 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

PARAGRAF. 1. Pengertian Paragraf 2. Unsur Paragraf 3. Struktur Paragraf 4. Fungsi Paragraf 5. Syarat Paragraf yang Baik 6. Pengembangan Paragraf

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF

KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan

JIME Vol. 2 No. 1. April 2016 ISSN

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH

PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BACAAN DAN MEDIA POSTER SISWA KELAS KELAS X SMAN 1 RANAH PESISIR

PKKF12102 BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAGI SISWA KELAS V SD

Emi Herlili STKIP PGRI Bandar Lampung

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari. Oleh: Erwansyah RRA1B Abstrak

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

KEEFEKTIFAN MEDIA FOTO JURNALISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

II. LANDASAN TEORI. Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Program Studi Teknik Mesin S1

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG BERBANTUAN MEDIA AUDIO DENGAN TEKNIK KERANGKA TULISAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 1 PASAMAN DENGAN TEKNIK PEMODELAN E-JURNAL ILMIAH LINDA OKTAVIA SARI NPM

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA BERDASARKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BABALAN TAHUN AJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SISWA KELAS X MAN KOTO BERAPAK BAYANG KAB. PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK

Abstract. Pendahuluan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

Ririn Budi U. K. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen... Halaman Volume 1, No. 2, September 2016

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIPORA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS X

Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Keterampilan Menulis Paragraf Deduktif siswa kelas XI SMA Negeri I Dua Koto Kabupaten Pasman.

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 12 PADANG

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER

THE ABILITY OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP DAREL HIKMAH PEKANBARU IN READING SEQUENCES AND READING COMPREHENSION

PENGARUH PENGUASAAN KONTEKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA JOSUA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

KETERAMPILAN SISWA MENULIS WACANA EKPOSISI MENGGUNAKAN TEKNIK OBSERVASI PADA KELAS XI SMK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

BAHASA INDONESIA UMB Tata Paragraf

KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE SINEKTIK UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI JLABAN

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PADA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

Transkripsi:

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X ASMA NEGERI 1 MENYUKE Seriati, Cristanto Syam, Martono Pascasarjana Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak e-mail: Seriati.afhun@gmail.com Abstrak: Tujuan penelitian yang berjudul Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Siswa Kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa ditinjau dari aspek kesatuan paragraf, koherensi paragraf, dan pengembangan paragraf. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan bentuk kuantitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes menulis paragraf argumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang diolah menggunakan perhitungan persentase diperoleh hasil. Pertama kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa ditinjau dari kesatuan paragraf 95%. Kedua koherensi paragraf 44,37%. Ketiga pengembangan paragraf 51,87 %. Kesimpulan secara umum kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa Kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke dengan persentase 63,54% sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 63,54% berada pada rentang 56%-65% dengan kategori cukup, walaupun masih ada aspek-aspek penulisan yang harus ditingkatkan. Kata kunci: kemampuan, menulis, paragraf argumentasi Abstract: Writing skill for Argumentation Paragraph for students in SMA N 1 Menyuke, regency on the tenth grade in second A semeste. The purpose of this research was described students writing skill for argumentation paragraph based on the aspect observation from the unity of paragraph, coherence of paragraph, development of paragraph. This research used descriptive in qualitative method. The instrument of this research was written test for argumentation paragraph. The result of this research were 95% for the unity of paragraph, 44,37% for coherence of paragraph, 51,87%. The general conclusion of this research showed students writing skill in argumentation paragraph for students on the tenth grade in SMA N 1 Menyuke Landak regency in second semester 2014/2015 achieved the score 63,54% with ranges 56%-65% categorized poor to average, whether there are some aspect must be increase. Key words: Skill, Writing, Argumentation paragraph Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek keterampilan yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut berkaitan dan saling mendukung. Keterampilan menulis sangat dipengaruhi oleh kemampuan seseorang dalam menyimak, berbicara, dan membaca. Siswa dapat menulis dan berbicara dengan baik 1

jika ia mempunyai pengetahuan yang luas terhadap topik yang ditulisnya. Siswa memperoleh pengetahuan yang luas melalui kegiatan menyimak dan membaca. Keterampilan berbahasa tulis terdapat di dalam Kurikulum Tingkat satuan pendidikan yang berisi tentang Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan Indikator yang terdapat di dalamnya. Satu di antara Standar Kompetensi di kelas X Sekolah Menengah Atas semester genap yaitu keterampilan menulis. Keterampilan menulis meliputi pengungkapan informasi melaui penulisan paragraf dan teks pidato. Kompetensi Dasar dari Standar Kompetensi tersebut yakni mendaftar topik-topik pendapat yang dapat dikembangkan menjadi paragraf argumentasi, menyusun kerangka paragraf argumentasi, mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf argumentasi, mengunakan kata-kata penghubung antarkalimat (oleh karena itu dengan demikian, oleh sebab itu, dll) dalam paragraf argumentasi, dan menyunting paragraf argumentasi yang ditulis teman. Menulis berbagai jenis karangan baik itu deskriptif, naratif, ekspositif, persuasif, maupun argumentasi tidak terlepas dari unsur-unsur yang membangun paragraf itu sendiri. Keterampilan menulis paragraf argumentasi merupakan keterampilan yang sangat penting dalam dunia pendidikan, maupun dalam kehidupan bermasyarakat karena keterampilan menulis paragraf argumentasi merupakan satu di antara keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Dengan menulis paragraf argumentasi siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran dan perasaan yang dimilikinya. Selain itu dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis. Menurut Keraf (1994:3) Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk komunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menurut Yunus (2004:1.3), Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Selanjutnya menurut Semi (2007:14), Menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk komunikasi dengan menggunakan lambanglambang tulis sebagai medianya. Oleh karena itu keterampilan menulis ini harus menjadi perhatian serius karena keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran bukan saja pada saat siswa belajar bahasa Indonesia tetapi keterampilan menulis juga diperlukan pada saat siswa mempelajari mata pelajaran lainnya. Menulis paragraf merupakan bentuk komunikasi tidak langsung karena melalui tulisanlah komunikasi itu terjalin. Ide atau gagasan, pikiran perasaan seseorang penulis diungkapan atau dituangkan dalam bentuk tulisan. Untuk dapat mengkomunikasikan ide/gagasan tersebut kepada pembaca tentunya tulisan tersebut harus memenuhi persyaratan paragraf yang baik agar pesan yang akan disampaikan mudah dipahami oleh pembaca. Oleh karena itu dalam keterampilan menulis paragraf selain diksi dan ejaan yang diperhatikan, penulis juga harus memperhatikan unsurunsur pembagun paragraf seperti kesatuan, koherensi, dan pengembangan paragraf. 2

Kesatuan, koherensi, dan pengembangan paragraf merupakan syarat yang tidak dapat dilepaskan dari keterampilan menulis. Paragraf yang tidak koherensi atau ketidak paduan paragraf akan menimbulkan efek negatif pada kesatuan dan pengembangan paragraf. Begitu juga sebaliknya, kesatuan paragraf yang kurang baik dapat menimbulkan ketidak jelasan tema, serta pengembangan tema yang kurang baik dan tidak terarah akan merusak tema atau menggaburkan topik dan maksud yang hendak disampaikan. Sebuah paragraf yang baik harus memiliki kesatuan. Maksudnya adalah semua gagasan penjelas/pendukung yang membina keutuhan paragraf tersebut harus secara kompak membicarakan maksud tunggal, yaitu pikiran utama/ide pokok yang dibicarakan. Pentingnya unsur kesatuan dalam sebuah paragraf agar pembaca tidak kebinggungan dalam memahami maksud penulis. Apabila sebuah paragraf tidak memiliki kesatuan/pertalian dengan maksud tunggal tersebut hanya akan mempersulit pembaca dalam memahami pikiran utama yang hendak disampaikan penulis. Sebuah paragraf yang baik harus koherensi. Maksudnya adalah kekompakkan hubungan antarkalimat yang membina kesatuan paragraf tersebut harus menunjukkan hubungan timbal balik yang baik antarkalimat satu dengan kalimat lain sehingga paragraf tersebut padu. Pentingnya unsur koherensi/kepaduan dalam sebuah paragraf agar pembaca mudah memahami maksud yang akan disampaikan oleh penulis. Apabila sebuah peragraf tidak memiliki koherensi/kepaduan antar kalimat hanya akan mempersulit pembaca dalam memahami maksud yang akan disampaikan penulis karena pikiran pembaca seolah-olah meloncat dari satu gagasan ke gagasan lain tanpa melihat bagaimana pertalian gagasan-gagasan itu sebenarnya. Sebuah paragraf yang baik juga ditandai dengan pengembangan paragraf yang secara logis dan detail merincikan pikiran utama/gagasan pokok ke dalam gagasangagasan bawahan/pikiran penjelas. Pentingnya pengembangan paragraf, yaitu untuk memperjelas keberadaan pikiran utama tersebut didukung oleh gagasan-gagasan penjelas. Apabila gagasan utama dalam paragraf tanpa pengembangan maka gagasan tersebut hanya terdiri atas sebuah kalimat yang berdiri sendiri tanpa ada ide/gagasan pengembang. Dengan demikian tentu saja pembaca tidak akan mengetahui apa yang sebenarnya persoalan yang hendak disampaikan oleh penulis karena tidak ada perincian secara detail. Berdasarkan uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tercapai tidaknya maksud yang hendak disampaikan penulis melalui tulisannya sangat dipengaruhi oleh kemampuan penulis itu sendiri dalam menyusun kesatuan, koherensi, dan pengembangan paragraf yang baik dalam sebuah wacana. Kompetensi dasar menulis menjadi bahan yang menarik bagi penulis untuk diteliti. Hal ini karena berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis selama mengajar, pokok bahasan menulis merupakan materi yang sulit dikuasai oleh siswa. Dalam keterampilan menulis siswa dituntut dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan dan tulisan. Dalam keterampilan menulis ini siswa dituntut untuk menguasai syarat-syarat dalam menulis, jenis tulisan, jenis paragraf, penggunaan diksi atau pilihan kata yang tepat, penggunaan kalimat yang tepat, penggunaan ejaan yang tepat, serta penggunaan huruf besar dan tanda baca 3

secara benar. Pengajaran menulis diutamakan pada penyampaian materi dan aplikasinya, sampai pada subtansi permasalahan yang hendak dikomunikasikan. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk memilih kompetensi dasar menulis sebagai objek penelitian. Alasan peneliti memilih kemampuan menulis paragraf argumentasi karena (1) melalui pembelajaran menulis paragraf argumentasi dapat melatih siswa untuk menuangkan ide, pikiran, dan perasaannya dalam bentuk bahasa tulis. Berdasarkan tulisan yang benar maksud yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan benar, pembaca atau pendengar mudah menangkap pesan yang ingin disampaikan, serta meminimalisasi salah terima akses informasi penangkapan pesan yang ingin disampaikan. (2) melalui tulisan dapat diukur kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi. (3) melalui menulis paragraf argumentasi juga dapat melatih siswa menggunakan ejaan, kalimat dan pilihan kata serta unsur- unsur yang membangun paragraf seperti kesatuan, koherensi dan pengembangan paragraf yang tepat untuk penyampaian gagasan terutama dalam bahasa tulis. Tujuan penelitian adalah (1) Mendeskripsikan analisis kemampuan menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek kesatuan paragraf pada siswa Kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke; (2) Peneliti mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek koherensi paragraf pada siswa Kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke; (3) Peneliti mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek pengembagan paragraf pada siswa Kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke. Menurut Suparno (2004:1.3), Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komuniksi) dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Melengkapi pendapat tersebut, Tarigan (2008:22) mengatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik itu. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kecakapan menyusun buah pikiran yang lahir dari pikiran dan perasaan seseorang secara tersusun yang dituangkan melalui tulisan dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Manfaat menulis menurut Akhadiah, dkk (1988:1-2) manfat dari menulis adalah (1) Menulis dapat membuat kita mengenali potensi diri kita; (2) Melalui menulis kita dapat mengembangkan berbagai gagasan; (3) Secara tidak langsung, kegiatan menulis memaksa kita untuk dapat menyerap serta memahami topik atau materi yang hendak kita kembangkan atau kita tulis; (4) Melalui tulisan kita dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara lebih objektif; (5) Menulis mengenali suatu topik melatih kita belajar secara aktif. Paragraf merupakan gabungan dari beberapa kalimat sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Dengan kata lain, paragraf adalah sebuah kesatuan yang membicarakan satu aspek dari tema seluruh karangan. Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf harus berhubungan satu sama lain, sehingga merupakan kesatuan yang utuh untuk menyampaikan suatu maksud, untuk mengulas sesuatu hal yang menjadi 4

pembicaraan dalam paragraf itu. Menurut Djago (2008:5) Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Kegunaan paragraf Menurut Akhadiah (1988:144) kegunaan paragraf adalah untuk menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya. Selanjutnya menurut Djago (2008:5) kegunaan paragraf adalah: (1) Sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan; (2) Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pegarang; (3) Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis; (4) Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang; (5) Sebagai alat penyampaian pikiranatau ide pokok pengarang kepada pembaca; (6) Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai, dan (7) Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai pengantar, transisis, dan penutup (konklusi). Menurut Akhadiah (1988:145) berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi tiga yaitu (1) paragraf pembuka, Paragraf pembuka berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan. Sebab itu paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. (2) paragraf pengembang masalah yang diuraikan terdapat dalam paragraf penghubung. Paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab itu secara kuantitatif paragraf inilah yang paling panjang, dan antara paragraf dengan paragraf harus saling berhubungan secara logis. (3) Paragraf penutup, biasanya paragraf ini berisi kesimpulan dari paragraf penghubung. Dapat juga paragraf penutup berisi penegasan kembali mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf penghubung. Paragraf penutup yang mengakhiri sebuah karangan tidak boleh terlalu panjang. Namun tidak berarti ini dapat tiba-tiba diputuskan begitu saja. Menurut Keraf (1994:67) mengatakan dalam pengembangan paragraf, kita harus menyajikan dan mengorganisasikan gagasan menjadi suatu paragraf. Paragraf yang baik memenuhi persyaratan yaitu: (1) kesatuan; Yang dimaksud dengan kesatuan dalam alinea adalah bahwa semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu. (2) Koherensi; Yang dimaksud dengan koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu. (3) Pengembangan alinea; Pengembangan alinea adalah penyusunan atau perincian daripada gagasan-gagasan yang membina alinia itu. Menurut Djago (2008:28) pola pengembangan paragraf dibagi menjadi enam yaitu macam yaitu: (1) Paragraf Perbandingan; Paragraf perbandingan adalah paragraf yang kalimat topiknya berisi perbandingan dua hal. Perbandingan tersebut, misalnya antara yang bersifat abstrak dan bersifat konkrit. Kalimat-kalimat topik tersebut dikembangkan dengan merincikan perbandingan tersebut dalam bentuk yang kongkrit atau bagian-bagian kecil. 2) Paragraf Pertanyaan; Paragraf pertanyaan 5

adalah paragraf yang kalimat topiknya dijelaskan dengan kalimat pengembang berupa kalimat Tanya. (3) Paragraf sebab-akibat; Paragraf sebab-akibat adalah paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan oleh kalimat-kalimat sebab atau akibat.(4) Paragraf contoh; Paragraf contoh adalah paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan dengan contoh-contoh sehingga kalimat topiknya jelas pengertiannya. (5) Paragraf perulangan; Paragraf perulangan adalah paragraf yang kalimat topiknya dapat pula dikembangkan dengan perulangan kata atau kelompok kata yang berupa contohcontoh. (6) Paragraf defenisi; Paragraf defenisi adalah paragraf yang kalimat topiknya berupa definisi atau pengertian. Definisi atau pengertian yang terkandung dalam kalimat topik tersebut memerlukan penjelasan panjang lebar agar tepat maknanya ditangkap oleh pembaca. Alat untuk memperjernih pengertian tersebut adalah serangkaian kalimat pengembang. Menurut Suparno (2004:1.12), Paragraf argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, maka penulis akan menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis buktibukti yang dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran yang disampaikan sehingga dapat menghapus konflik dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulis. Menurut Erlangga (2007:184), Ciri-ciri paragraf argumentasi adalah (1) Adanya pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya; (2) Adanya alasan, data, atau fakta yang mendukung; (3) Adanya pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Menurut Suparno (2004:1.14) Langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis paragraf argumentasi sama dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis. Ada tiga tahap yang harus di lakukan yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap pascapenulisan. Menurut Suparno (2004:5.38) argumentasi dikembangkan dari paparan hal-hal untuk mencapai suatu generalisasi, dan kadang-kadang mulai dari pemaparan yang generalisasi (umum) ke pemaparan hal-hal yang khusus. Oleh karena itu, teknik pengembangan argumentasi ada dua yaitu teknik induktif dan teknik deduktif. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nawawi (1983:63), Metode deskriptif adalah suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggunakan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Penulis menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk menggungkapkan keadaan sebenarnya mengenai Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Pada Siswa Kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015. 6

Penelitian ini berbentuk kuantitatif. Menurut Burhan (2004:130), Data penelitian kuantitatif berwujud angka-angka. Bentuk kuantitatif digunakan karena penelitian ini menggambarkan kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa, khususnya siswa kelas X A semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan perhitungan statistik untuk mengambarkan subjek atau objek yang dilambangkan dengan angka-angka dan menggunakan standar pengukuran yang telah ditentukan, dibuat tabel dan diproses lebih lanjut menjadi perhitungan untuk mengambil suatu kesimpulan. HASIL PEMBELAJARAN DAN PEMBAHASAN Hasil penilaian pembelajaran kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X A SMA Negeri 1 Menyuke adalah sebagai berikut: 1. Analisis Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Ditinjau dari Aspek Kesatuan Paragraf pada Siswa Kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 Berdasarkan analisis yang telah dilakukan jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa sesuai dengan hasil perhitungan ditinjau dari aspek kesatuan paragraf adalah 152 sedangkan jumlah skor maksimum 160, dengan demikian dapat dihitung persentase kemampuan siswa secara klasikal dalam menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek kesatuan paragraf pada siswa kelas X A SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan rumus sebagai berikut. Rx100 152x100 S = N 160 = 95% Frekuensi kemampuan menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek kesatuan paragraf pada siswa kelas X A Semeter 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebagai berikut. Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Ditinjau dari Aspek Kesatuan Paragraf Pada Siswa Kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 No Skala Kategori Frekuensi Persentase 1. 2. 3. 4. 80% 100% 66% 79% 56%-65% 40% 55% 39% Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 35 2 0 3 0 87,5 % 5% 0% 7,5% 0% Jumlah 40 100% 7

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa: (1) Frekuensi siswa yang memiliki kemampuan kategori baik sekali persentasenya lebih besar, yaitu 87,5% atau sebanyak 35 orang dengan skor perolehan 4 dan nilai persentase yang diperoleh siswa 100%. Alasan peneliti memberikan nilai persentase siswa 100% karena berdasarkan analisis pada hasil tulisan siswa menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek kesatuan paragraf, semua ide-ide yang membentuk alinea atau paragraf tersebut secara kompak menyatakan suatu maksud tunggal atau gagasan utama. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 100% berada pada rentang 80%-100%. Jumlah Persentase tersebut menunjukan kelompok siswa yang memiliki kemampuan baik sekali ditnijau dari aspek kesatuan paragraf paragraf; (2) Frekuensi siswa mempunyai kemampuan kategori baik persentasenya 5% atau sebanyak 2 orang dengan skor perolehan 3 dan nilai persentase yang diperoleh siswa 75%. Alasan peneliti memberikan nilai persentase siswa 75% karena berdasarkan analisis pada hasil tulisan siswa menulis paragraf argumentasi ditemukan satu kalimat penjelas yang tidak sesuai atau menyimpang dari gagasan utama. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 75% berada pada rentang 66%-79%. Jumlah persentase tersebut menunjukan kelompok siswa yang memiliki kemampuan baik ditinjau dari aspek kesatuan paragraf; (3) Frekuensi siswa mempunyai kemampuan kategori cukup persentasenya 0% atau dengan kata lain nihil; (4) Frekuensi siswa mempunyai kemampuan kategori kurang persentasenya 7,5% atau sebanyak 3 orang dengan skor perolehan 2 dan nilai persentase yang diperoleh siswa 50%. Alasan peneliti memberikan nilai persentase 50% karena berdasarkan analisis pada hasil tulisan siswa menulis paragraf argumentasi ditemukan dua atau tiga kalimat penjelas yang tidak sesuai atau menyimpang dari gagasan utama. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 50% berada pada rentang 40%-55%. Jumlah persentase tersebut menunjukan kelompok siswa yang memiliki kemampuan kurang ditinjau dari aspek kesatuan paragraf; (5) Frekuensi siswa yang mempunyai kemampuan kategori sangat kurang persentasenya 0% atau dengan kata lain nihil. Berdasarkan hasil perhitungan persentase dapat diketahui kemampuan siswa secara klasikal ditinjau pada aspek kesatuan paragraf adalah 94,23%. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 94,23% berada pada rentang 80% 100% dengan kategori baik sekali. Berdasarkan kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek kesatuan paragraf pada siswa kelas X A semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 baik sekali. 2. Analisis Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Ditinjau dari Aspek Koherensi Paragraf pada Siswa Kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa sesuai dengan hasil perhitungan ditinjau dari aspek koherensi paragraf adalah 71 sedangkan jumlah skor maksimum 160, dengan demikian dapat dihitung persentase kemampuan siswa secara klasikal dalam menulis paragraf argumentasi 8

ditinjau dari aspek koherensi paragraf pada siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan rumus sebagai berikut. Rx100 S = N 71x100 160 = 44,37% Frekuensi kemampuan menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek koherensi paragraf pada siswa kelas X A semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat distribusikan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebagai berikut. Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Ditinjau dari Aspek Koherensi Paragraf Pada Siswa Kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 No Skala Kategori Frekuensi Persentase 1. 2. 3. 4. 80% 100% 66% 79% 56%-65% 40% 55% 39% Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 0 7 0 17 16 0% 17,5% 0% 42,5% 40% Jumlah 40 100% Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa: (1) Frekuensi siswa yang memiliki kemampuan kategori baik sekali persentasenya 0% atau dengan kata lain nihil; (2) Frekuensi siswa mempunyai kemampuan kategori baik persentasenya 17,5% atau sebanyak 7 orang dengan skor perolehan 3 dan nilai persentase yang diperoleh siswa 75%. Alasan peneliti memberikan nilai persentase 75% karena berdasarkan analisis pada hasil tulisan siswa menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek koherensi paragraf ditemukan satu kalimat penjelas yang tidak menunjukan pertalian atau hubungan timbal balik yang jelas antar kalimat yang membina paragraf. sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 75% berada pada rentang 66%-79%. Jumlah persentase tersebut menunjukan kelompok siswa yang memiliki kemampuan baik ditinjau dari aspek koherensi paragraf; (3) Frekuensi siswa mempunyai kemampuan kategori cukup persentasenya 0% atau dengan kata lain nihil; (4) Frekuensi siswa mempunyai kemampuan kategori kurang persentasenya 42,5% atau sebanyak 17 orang dengan skor perolehan 2 dan nilai persentase yang diperoleh siswa 50%. Alasan peneliti memberikan nilai persentase 50% karena berdasarkan analisis pada hasil tulisan siswa menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek koherensi paragraf ditemukan dua atau tiga kalimat penjelas yang tidak menunjukan pertalian atau hubungan timbal balik yang jelas antar kalimat yang membina paragraf. sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 50% 9

berada pada rentang 40%-55%. Jumlah persentase tersebut menunjukan kelompok siswa yang memiliki kemampuan kurang ditinjau dari aspek koherensi paragraf; (5) Frekuensi siswa yang mempunyai kemampuan kategori sangat kurang persentasenya 40% atau sebanyak 16 orang dengan skor perolehan 1 dan nilai persentase yang diperoleh siswa tersebut adalah 25%. Alasan peneliti memberikan nilai persentase 25% karena berdasarkan analisis pada hasil tulisan siswa menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek koherensi paragraf ditemukan lebih dari tiga kalimat penjelas yang tidak menunjukan pertalian atau hubungan timbal balik yang jelas antar kalimat yang membina paragraf. sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 25% berada pada rentang 39%. Jumlah persentase tersebut menunjukan kelompok siswa yang memiliki kemampuan sangat kurang ditinjau dari aspek koherensi paragraf. Berdasarkan hasil perhitungan persentase dapat diketahui kemampuan siswa secara klasikal ditinjau dari aspek koherensi paragraf adalah 44,37%. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 44,37% berada pada rentang 40% 55% dengan kategori kurang. Berdasarkan kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek koherensi paragraf siswa kelas X A semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 kurang. 3. Analisis Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Ditinjau dari Aspek Pengembangan Paragraf pada Siswa Kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa sesuai dengan hasil perhitungan ditinjau dari aspek pengembangan paragraf adalah 83 sedangkan jumlah skor maksimum 160, dengan demikian dapat dihitung persentase kemampuan siswa secara klasikal dalam menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek pengembangan paragraf siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan rumus sebagai berikut. Rx100 83x100 S = N 160 = 51,87% Frekuensi kemampuan menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek pengembangan paragraf pada siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat distribusikan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebagai berikut. 10

Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Ditinjau dari Aspek Pengembangan Paragraf Pada Siswa Kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 No Skala Kategori Frekuensi Persentase 1. 2. 3. 4. 80% 100% 66% 79% 56%-65% 40% 55% 39% Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 2 5 0 27 6 5% 12,5% 0% 67,5% 15% Jumlah 40 100% Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa: (1) Frekuensi siswa yang memiliki kemampuan kategori baik sekali persentasenya 5% atau sebanyak 2 orang dengan skor perolehan 4 dan nilai persentase yang diperoleh siswa 100%. Alasan peneliti memberikan nilai persentase 100% karena berdasarkan analisis pada hasil tulisan siswa menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek pengembangan paragraf semua perincian gagasan-gagasan penjelas dikembangkan sangat detail dan kaitannya jelas antar kalimat. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 100% berada pada rentang 80%-100%. Jumlah Persentase tersebut menunjukan kelompok siswa yang memiliki kemampuan baik sekali ditinjau dari aspek pengembangan paragraf; (2) Frekuensi siswa mempunyai kemampuan kategori baik persentasenya lebih besar 12,5% atau sebanyak 5 orang dengan skor perolehan 3 dan nilai persentase yang diperoleh siswa 75%. Alasan peneliti memberikan nilai persentase 75% karena berdasarkan analisis pada hasil tulisan siswa menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek pengembangan paragraf ditemukan satu perincian gagasan-gagasan penjelas yang kurang detail dan kaitannya kurang jelas antarkalimat. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 75% berada pada rentang 66%-79%. Jumlah persentase tersebut menunjukan kelompok siswa yang memiliki kemampuan baik ditinjau dari aspek pengembangan paragraf; (3) Frekuensi siswa mempunyai kemampuan kategori cukup persentasenya 0% atau dengan kata lain nihil; (4) Frekuensi siswa mempunyai kemampuan kategori kurang persentasenya 67,5% atau sebanyak 27 orang dengan skor perolehan 2 dan nilai persentase yang diperoleh siswa 50%. Alasan peneliti memberikan nilai persentase 50% karena berdasarkan analisis pada hasil tulisan siswa menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek pengembangan paragraf ditemukan dua atau tiga perincian gagasan-gagasan penjelas yang kurang detail dan kaitannya kurang jelas antarkalimat. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 50% berada pada rentang 40%-55%. Jumlah persentase tersebut menunjukan kelompok siswa yang memiliki kemampuan kurang ditinjau dari aspek pengembangan paragraf; (5) Frekuensi siswa yang mempunyai kemampuan kategori sangat kurang persentasenya 15% atau sebanyak 6 orang 11

dengan skor perolehan 1 dan nilai persentase yang diperoleh siswa 25%. Alasan peneliti memberikan nilai persentase 25% karena berdasarkan analisis pada hasil tulisan siswa menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek pengembangan paragraf ditemukan lebih dari tiga perincian gagasan-gagasan penjelas yang kurang detail dan kaitannya kurang jelas antarkalimat. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 25% berada pada rentang 39%. Jumlah persentase tersebut menunjukan kelompok siswa yang memiliki kemampuan sangat kurang ditinjau dari aspek pengembangan paragraf. Berdasarkan hasil perhitungan persentase dapat diketahui kemampuan siswa secara klasikal ditinjau pada aspek pengembangan paragraf adalah 51,87%. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 51,87% berada pada rentang 40% 55% dengan kategori sangat kurang. Berdasarkan kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek pengembangan paragraf pada siswa kelas X A semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 sangat kurang. 4. Persentase Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi pada Siswa Kelas X Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 Berdasarkan analisis yang telah dilakukan jumlah skor kemampuan yang diperoleh seluruh siswa menulis paragraf argumentasi sesuai dengan hasil perhitungan adalah 305 sedangkan jumlah skor maksimum semua aspek 480, dengan demikian dapat dihitung persentase secara klasikal kemampuan menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan rumus sebagai berikut. Rx100 305x100 S = = N 480 =63,54% Frekuensi kemampuan menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat didistribusikan dengan kriteria sebagai berikut. TABEL Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi pada Siswa Kelas X Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 No Skala Kategori Frekuensi Persentase 1. 80% 100% Baik Sekali 2 5% 2. 66% 79% Baik 18 45 % 3. Cukup 16 40% 56%-65% 4. Kurang 3 7,5% 5. 40% 55% Sangat Kurang 1 2,5% 39% Jumlah 40 100% 12

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa: (1) Frekuensi siswa yang memiliki kemampuan kategori baik sekali persentasenya 5% atau sebanyak 2 orang. Jumlah Persentase tersebut menunjukan kelompok siswa yang memiliki kemampuan baik sekali dalam menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015; (2) Frekuensi siswa yang memiliki kemampuan kategori baik persentasenya lebih besar yaitu 45% atau sebanyak 18 orang. Jumlah Persentase tersebut menunjukan kelompok siswa yang memiliki kemampuan baik dalam menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015; (3) Frekuensi siswa memiliki kemampuan kategori cukup persentasenya 40% atau sebanyak 16 orang. Jumlah Persentase tersebut menunjukan kelompok siswa yang memiliki kemampuan cukup dalam menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015; (4) Frekuensi siswa mempunyai kemampuan kategori kurang persentasenya 7,5% atau sebanyak 3 orang. Jumlah persentase tersebut menunjukan kelompok siswa yang memiliki kemampuan kurang dalam menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015; (5) Frekuensi siswa mempunyai kemampuan kategori sangat kurang persentasenya 2,5% atausebanyak 1 orang. Jumlah persentase tersebut menunjukan kelompok siswa yang memiliki kemampuan sangat kurang dalam menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui persentase kemampuan menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah 63,54%. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 63,54% berada pada rentang 56% 65% dengan kategori cukup. Berdasarkan kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum kemampuan menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 berkategori cukup. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan perhitungan persentase yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa perincian mengenai kemampuan menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak tahun pelajaran 2014/2015 adalah (1) Kemampuan menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek kesatuan paragraf pada siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak tahun pelajaran 2014/2015 berkategori baik sekali dengan persentase 95%. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 95% berada pada rentang 80% 100% dengan kategori baik sekali; (2) Kemampuan menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek koherensi paragraf pada siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten 13

Landak tahun pelajaran 2014/2015 berkategori kurang dengan persentase 44,37%. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 44,37% berada pada rentang 40% 55% dengan kategori kurang; (3) Kemampuan menulis paragraf argumentasi ditinjau dari aspek pengembangan paragraf pada siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak tahun pelajaran 2014/2015 berkategori kurang dengan persentase 51,87%. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 51,87% berada pada rentang 40% 55% dengan kategori kurang. Berdasarkan hasil perhitungan secara umum kemampuan menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 berkategori cukup dengan persentase 63,54%. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan 63,54% berada pada rentang 56%-65% dengan kategori cukup. Berdasarkan kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum kemampuan menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015 berkategori cukup. Saran-saran Berdasarkan hasil analisis pada tulisan siswa tentang menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X A Semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak Tahun Pelajaran 2014/2015, peneliti menyampaikan beberapa saran yaitu: (1) Kemampuan menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X A semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke ditinjau dari aspek kesatuan paragraf harus tetap dipertahankan karena persentasenya baik sekali, yaitu 94,23%. Sebaiknya kemampuan siswa pada aspek ini selain tetap dipertahankan, harus diupayakan siswa harus tetap dibimbing dan diberikan latihan untuk lebih baik lagi. (2) Kemampuan menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X A semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke ditinjau dari aspek koherensi paragraf harus ditingkatkan lagi sebab masih banyak ditemukan ketidak paduan kalimat pada hasil tulisan siswa dan persentasenya belum memuaskan yaitu 44,37%. Sebaiknya kemampuan siswa pada aspek ini, diupayakan siswa harus tetap dibimbing dan diberikan latihan untuk lebih baik lagi. (3) Kemampuan menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X A semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke ditinjau dari aspek pengembangan paragraf harus ditingkatkan lagi sebab masih banyak ditemukan ketidak mampuan siswa dalam mengembangkan paragraf secara rinci pada hasil tulisan siswa pada hal pengembangan paragraf sangat penting untuk memperjelas maksud yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca dan persentasenya belum memuaskan yaitu 51,87%. Sebaiknya kemampuan siswa pada aspek ini selain tetap dipertahankan, harus diupayakan siswa harus tetap dibimbing dan diberikan latihan untuk lebih baik lagi.pengembangan paragraf siswa hendaknya harus ditingkatkan lagi sebab masih banyak ditemukan ketidak mampuan siswa dalam mengembangkan paragraf secara rinci pada hasil tulisan siswa pada hal pengembangan paragraf sangat penting untuk memperjelas maksud yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca; (4) secara umum Kemampuan menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X A semester 2 SMA Negeri 1 Menyuke 14

Kabupaten Landak tahun pelajaran 2014/2015 cukup baik dengan persentase 63,54%. Sebaiknya kemampuan siswa selain tetap dipertahankan harus ditingkatkan lagi. (5) Penggunaan tanda baca pada tulisan siswa hendaknya lebih dimaksimalkan lagi karena tanda baca sangat penting untuk memperjelas gagasan atau pesan. Tanpa tanda baca akan menyulitkan komunikasi sehingga memberikan peluang untuk terjadi kesalahpahaman; (6) Guru bahasa indonesia harus mampu dan selalu menjelaskan batasan-batasan makna pada setiap kata, sehingga siswa dapat memahami dengan jelas makna kata yang digunakan; (7) Guru bahasa indonesia juga harus melatih siswa sesering mungkin menulis berbagai jenis paragraf agar kemampuan siswa terasah dengan berpedoman pada kamus istilah, kamus ungkapan, kamus bahasa indonesia dan petunjuk penulisan karangan. Selain memberikan latihan guru juga harus membicarakan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa. DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Bungin Burhan. 2004. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenadamedia. Erlangga. 2007. Kompoten Berbahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X. Jakarta. PT Gelora Angkasa Pratama. Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah. Nawawi, Hadari. 1983. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yokyakarta: Gadjah Mada University Press. Semi, Atar. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa. Suparno, dan Muhamad Yunus. 2004. Keterampilan Dasar Menulis. Universitas terbuka. Tarigan, Djago. 2008. Membina Keterampilan Menulis Paragraf Dan Pengembangannya. Bandung: Angkasa. 15