EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK TALI PUTRI (Cassytha filiformis L.)

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Dewasa ini sebagian besar masyarakat lebih mempercayai pengobatan

UJI TOKSISITAS SUB KRONIS DARI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata.l) TERHADAP HATI DAN GINJAL PADA MENCIT PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic

EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK DAUN MANGKOKAN (Nothopanax scutellarium. Merr)

BAB I PENDAHULUAN. dapat membentuk pribadi yang kuat (Abednego, 2013:24) namun menerapkan pola

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

pudica L.) pada bagian herba yaitu insomnia (susah tidur), radang mata akut, radang lambung, radang usus, batu saluran kencing, panas tinggi pada

DAFTAR ISI JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. Diuretik adalah zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih, bekerja

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

pengolahan, kecuali pengeringan. Standarisasi simplisia dibutuhkan karena kandungan kimia tanaman obat sangat bervariasi tergantung banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kalsium oksalat (CaC 2 O 4 ) dan kalsium karbonat (CaCO 3 ) adalah bahan

Tanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Hiperurisemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar asam urat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PERUBAHAN KADAR UREUM DAN KREATININ PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tempuyung (Sonchus arvensis L) adalah salah satu tanaman obat yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, trombosit dan faktor pembekuan darah (Dewoto, 2007). dengan demikian dapat menghentikan perdarahan (Tan, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat modern walaupun telah mendominasi dalam pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

I. PENDAHULUAN. sepenuhnya digali, dimanfaatkan, atau bahkan dikembangkan. Tumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

TINJAUAN PUSTAKA. salah satu jenis tanaman dari famili Moraceae dengan nama botanis

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler degeneratif kronis. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto,

I. PENDAHULUAN. berkurang disebabkan oleh adanya kelainan genetik dan metabolik. Selain

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN DEKLARASI... KATA PENGANTAR...

EFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS)

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB I PENDAHULUAN. Patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) adalah salah satu jenis tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari kolesterol total, trigliserida (TG), Low Density Lipoprotein (LDL) dan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

TINGKAT KESADAHAN AIR SUMUR DI SEKITAR PEGUNUNGAN KAPUR PUGER SKRIPSI

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yaitu terjadinya kerusakan jaringan tubuh sendiri (Subowo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

1. Determinasi tanaman salam Pengumpulan dan pembuatan serbuk daun salam Proses penyarian daun salam secara infundasi

I. PENDAHULUAN. tumbuhan yang telah banyak dikenal dan dimanfaatkan dalam kesehatan adalah

PERUBAHAN KADAR SGOT-SGPT PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR)

benua Amerika yang beriklim tropis pada ketinggian m di atas permukaan laut (Faridah, 2007). Tanaman berduri ini termasuk dalam klasifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) merupakan tanaman berupa pohon

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan obat tradisional sudah dikenal sejak zaman dahulu, akan tetapi pengetahuan masyarakat akan khasiat

BAB I PENDAHULUAN. bijinya untuk asma, bronkitis, kusta, tuberkulosis, luka, sakit perut, diare, disentri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan program pelayanan

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare,

statistik menunjukkan bahwa 58% penyakit diabetes dan 21% penyakit jantung yang kronik terjadi pada individu dengan BMI di atas 21 (World Heart

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran pola konsumsi pangan. Seiring dengan kemajuan zaman dan perbaikan

BAB I PESDAHULUAN. Masyarakat Indonesia telah mengenal dan. tersebut merupakan warisan nenek moyang. Betapapun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i HALAMAN SAMPUL...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN PERNYATAAN...iv

Penentuan Kadar Vitamin C dengan Titrasi Iodometri Langsung

REBUSAN RIMPANG ALANG-ALANG (IMPERATA CYLINDRICAL L) MEMBERIKAN EFEK DIURETIK PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) DI MENIT KE 90

BAB I PENDAHULUAN. faktor seperti radiasi, senyawa kimia tertentu, dan virus. Faktor-faktor

Tanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali.

BAB I PENDAHULUAN. di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu yang

I. PENDAHULUAN. dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan (Dorly,

Transkripsi:

EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK TALI PUTRI (Cassytha filiformis L.) Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Andalas SKRIPSI SARJANA FARMASI Oleh: SUCI AHDA NOVITRI 0811012024 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2012

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i ABSTRAK iii ABSTRACT iv DAFTAR ISI v DAFTAR LAMPIRAN viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR TABEL xi I. PENDAHULUAN 1 II. TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Tali putri (Cassytha filiformis L.) 4 2.1.1 Klasifikasi 4 2.1.2 Deskripsi Tumbuhan 4 2.1.3 Khasiat dan Bioaktivitas 5 2.1.4 Kandungan Kimia 6 2.2 Ginjal 6 2.2.1 Anatomi Ginjal 6

2.2.2 Fungsi Ginjal 7 2.3. Batu Ginjal 8 2.4. Diuretik 10 2.5. Kompleksometri 12 III. PELAKSANAAN PENELITIAN 15 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 15 3.2 Alat dan Bahan 15 3.2.1 Alat 15 3.2.2 Bahan 15 3.3 Cara Kerja 16 3.3.1 Pengambilan Sampel 16 3.3.2 Identifikasi Tumbuhan 15 3.3.3 Pembuatan Ekstrak Tali putri 16 3.3.4 Karakterisasi Ekstrak Tali putri 16 3.3.4.1 Penentuan Rendemen 16 3.3.4.2 Penentuan Susut Pengeringan 17

3.3.4.3 Penentuan Kadar Abu 17 3.3.5 Uji Efek Diuretik Secara In Vivo 18 3.3.5.1 Penyiapan Hewan Percobaan 18 3.3.5.2 Perencanaan Dosis 18 3.3.5.3 Penyiapan Sediaan Uji 18 3.3.5.4 Perlakuan Pada Hewan Percobaan 19 3.3.6 Uji Daya Larut Batu Ginjal Secara In Vitro 19 3.3.6.1 Persiapan Batu Ginjal 19 3.3.6.2 Pembuatan Reagen Kompleksometri 20 3.3.6.3 Penentuan Daya Larut Batu Ginjal Secara In Vitro 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 23 4.1 Hasil 23 4.1.1 Identifikasi 23 4.1.2 Karakterisasi Ekstrak Tali putri 23 4.1.3 Uji Efek Diuretik Secara In Vivo 23 4.1.4 Uji Daya Larut Batu Ginjal Secara In Vitro 25

4.2 Pembahasan 26 V. KESIMPULAN DAN SARAN 34 5.1 Kesimpulan 34 5.2 Saran 34 DAFTAR PUSTAKA 35 LAMPIRAN 39 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman

1. Hasil Identifikasi Tumbuhan 39 2. Skema Kerja Persiapan Ekstraksi Tali putri 40 3. Skema Kerja Uji Diuretik 41 4. Skema Penentuan Kadar Logam Polivalen Total pada Batu Ginjal 42 5. Skema Penentuan Kadar Logam Polivalen yang Larut pada Penambahan Ekstrak Tali putri 43 6. Tabel-Tabel Hasil Penelitian 44 7. Tabel Pengaruh Perlakuan terhadap Hewan Uji 46 8. Tabel Uji Daya Larut Batu Ginjal 49 9. Perhitungan Statistik 53 10. Gambar-gambar Penelitian Uji Diuretik dan Daya Larut Batu Ginjal dari Ekstrak Tali putri 56

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Anatomi Ginjal 6 2. Struktur Kimia Furosemid 11 3. Struktur EDTA 13 4. Struktur Eriochrome Black T 14 5. Skema Ekstraksi Tali putri 40 6. Skema Kerja Uji Efek Diuretik 41 7. Penentuan Kadar Logam Polivalen Total pada Batu Ginjal 42 8. Skema Penentuan Kadar Logam Polivalen yang Larut Pada Penambahan Ekstrak Tali putri 43 9. Diagram Batang Hubungan Faktor Perlakuan/Dosis dengan Volume Urin 24 jam Pada Tikus Putih Jantan 56 10. Diagram Batang Hubungan Faktor Perlakuan/Dosis dengan Volume Urin 2 jam Pada Tikus Putih Jantan 56 11. Diagram Batang Hubungan Faktor Perlakuan Dosis dengan Persentase Logam Polivalen Terlarut. 57 12. Tali putri dan Inangnya 57 13. Tumbuhan Tali putri 58

14. Pembakuan Na 2EDTA 0,05M dengan MgSO 4 0,05 M 58 15. Sebelum di Titrasi dengan MgSO 4 0,05 M 59 16. Hasil Titrasi Larutnya Batu Ginjal 59 17. Pengukuran Volume Urin Selama 2 jam 60 18. Pengukuran Volume Urin Selama 24 jam 60

DAFTAR TABEL Tabel Halaman I. Hasil Pemeriksaan Karakterisasi Ekstrak Tali putri 44 II. Hasil Penentuan Rendemen Ekstrak Tali putri 44 III. Hasil Penentuan Susut Pengeringan Ekstrak Tali putri 44 IV. Hasil Penentuan Kadar Abu Ekstrak Tali putri 45 V. Perhitungan Uji Diuretik 24 jam 46 VI. Perhitungan Uji Diuretik Selama 2 jam 47 VII. Pengaruh Dosis dan Lama Pemberian Ekstrak Tali putri (C.filiformis L.) terhadap Volume Urin 24 jam Pada Tikus Putih Jantan 48 VIII. Pengaruh Dosis dan Lama Pemberian Ekstrak Tali putri (C.filiformis L.) terhadap Volume Urin 2 jam Pada Tikus Putih Jantan 48 IX. Hasil Pembakuan Na 2EDTA 0,05 M dengan MgSO 4 0,05 M 49 X. Hasil Pengukuran Kadar Logam Polivalen Pada 100 mg Batu Ginjal 49 XI. Hasil Penentuan Kadar Logam Polivalen dalam 100 mg Serbuk Batu Ginjal dengan Penambahan Ekstrak Tali putri 50 XII. Hasil Penentuan Kadar Logam Polivalen dalam Ekstrak Tali putri 50 XIII. Hasil Penentuan Daya Larut 100 mg Batu ginjal dengan Menggunakan

Ekstrak Tali putri 51 XIV. Hasil Perhitungan Statistik Ratio Volume Urin 24 jam Tikus Putih Jantan 53 XV. Hasil Perhitungan Statistik Ratio Volume Urin 2 jam Tikus Putih Jantan 53 XVI. Hasil Uji Lanjut Jarak Berganda Duncan Terhadap Volume Urin 24 jam Tikus Putih Jantan dari Faktor Waktu Perlakuan 54 XVII. Hasil Uji Lanjut Jarak Berganda Duncan Terhadap Volume Urin 24 jam Tikus Putih Jantan dari Faktor Perlakuan/Dosis 54 XVIII. Hasil Uji Lanjut Jarak Berganda Duncan Terhadap Volume Urin 2 jam Tikus Putih Jantan dari Faktor Waktu Perlakuan 56 XIX. Hasil Uji Lanjut Jarak Berganda Duncan Terhadap Volume Urin 56 2 jam Tikus Putih Jantan dari Faktor Perlakuan/Dosis

I. PENDAHULUAN Ginjal merupakan organ utama untuk ekskresi. Salah satu gangguan yang terjadi pada ginjal adalah adanya batu ginjal (Sudoyo, et al., 2006). Di Indonesia, penyakit batu ginjal masih merupakan masalah klinik yang sering menyebabkan sindrom gagal ginjal akut atau kronik (Sukandar, 1985). Laki-laki mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk menderita penyakit batu ginjal dibandingkan dengan wanita. Hal ini di peroleh dari data bahwa 6-9% laki-laki dan 3-4% wanita menderita penyakit batu ginjal pada usia 30-70 tahun (Curhan, et al., 1997; Madore, et al., 1998; Sowers, et al., 1998; Stamatelou, et al., 2003). Batu ginjal dapat terbentuk karena adanya gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Batu ginjal pada umumnya mengandung unsur kalsium oksalat atau kalsium fosfat, asam urat, magnesium amonium fosfat (MAP) dan sistin (Purnomo, 2009). Batu ginjal mempunyai komponen dasar kalsium 65-85%, baik berupa kalsium oksalat, kalsium fosfat maupun campuran oksalat dan fosfat (Aru & Bambang, 2006). Batu ginjal terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahanbahan organik maupun anorganik yang terlarut di dalam urin. Dalam keadaan tertentu kristal-kristal tersebut akan mengendap sehingga akan mengalami proses agregasi yang menghasilkan agregat-agregat kristal. Agregat-agregat kristal tersebut dapat

menjadi lebih besar dengan menarik bahan-bahan lainnya sehingga dapat terjadi penyumbatan di saluran ginjal (Purnomo, 2009). Salah satu tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat adalah tali putri (C. filiformis L.) yang termasuk ke dalam famili Cassithaceae (Anonim, 2008). Secara tradisional tumbuhan ini digunakan sebagai obat cacing, sakit perut, sakit lambung (Anonim, 2008), obat demam, radang ginjal, infeksi dan batu saluran kencing, bengkak, radang hati, sakit kuning, batuk darah, mimisan, kencing darah (Dalimartha, 2000), luka bakar dan bisul (Heriyanto & Leenawaty, 2006). Penelitian sebelumnya telah dilaporkan bahwa tali putri memiliki efek vasorelaksan terhadap pembuluh darah (Tsai, et al., 2008) dan dapat meningkatkan waktu pendarahan pada mencit (Armenia, 2007). Tali putri mengandung flavonoid, saponin, alkaloid, fenolik, klorofil dan karatenoid (Quetin, et al., 2004; Tsai, et al., 2008; Heriyanto & Leenawaty, 2006; Dalimartha, 2000; Hoet, et al., 2004). Tali putri mengandung berbagai jenis senyawa flavonoid: isorhamnetin, isorhamnetin-3-o-β-glukosida, isorhamnetin-3-o-rutinosida, quercetin-3-o-rutinosida, quercetin-3-o-β-galaktosida, quercetin-3-o-rubinobiosida, kaemperferol-3-o-robinobiosida; alkaloid: cassythin, O-metilcassythin, neolitsin, dicentrin, norpredicentrin (Tsai, et al., 2008). Flavonoid dan alkaloid memiliki kemampuan sebagai diuretik (Dalimartha, 2000; Zhil, et al., 2005). Flavonoid juga memiliki kemampuan melarutkan kalsium pada batu ginjal (Wientarsih, et al., 2012).

Pada penelitian ini dipelajari efek diuretik dari ekstrak tali putri secara in vivo pada tikus putih dan daya melarutkan batu ginjal dari ekstrak tersebut secara in vitro. Uji daya larut ekstrak tali putri terhadap batu ginjal dilakukan dengan menggunakan metode titrasi kompleksometri. Titrasi kompleksometri merupakan titrasi pembentukan ion- ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan (Kophar, 2002). Titrasi ini menggunakan Na2EDTA yang merupakan reagensia yang penting untuk titrasi pembentukan kompleks (Bassett, et al., 1994).