BAB II REFLEKSI DAERAH KABUPATEN DAIRI. Daerah Dairi sebelum penjajahan Belanda meliputi:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. besar terdiri dari dataran tinggi dan bukit-bukit yang terletak antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dihuni oleh

BAB I PENDAHULUAN. macam suku, ras, agama dan adat istiadat. Wilayah negara kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Dairi terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang

Lampiran 1. Kriteria Sifat Tanah S. Rendah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki wilayah pemakaiannya sendiri. Demikian halnya dengan

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. ditempuh dari setiap daerah maka akan cepat mengalami perkembangan,

PROFIL WILAYAH KABUPATEN DAIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, artinya sektor pertanian dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melumpuhkan hampir semua sendi-sendi perekonomian dan bisnis Indonesia. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala kebutuhannya.

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni

BAB I PENDAHULUAN. diuntungkan oleh ilmu-ilmu sosial, dan sebaliknya. Salah satu ilmu sosial sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas berbagai macam suku. Salah satu suku di Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Singkat Kabupaten Dairi dan Desa Bongkaras

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti melakukan batasan

I. PENDAHULUAN. terdapat beranekaragam suku bangsa, yang memiliki adat-istiadat, tradisi dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA KONSTRUKSI PADA UPT PSDA LAU RENUN LAU BIANG DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kesakitan dan angka kematian karena ISPA khususnya pneumonia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

A. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KABUPATEN DAIRI. Pegunungan Bukit Barisan melintang di sepanjang Pulau Sumatera dengan

BAB I PENDAHULUAN. upacara adat disebut kerja, yang pertama disebut Kerja Baik yaitu upacara adat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada dan berlaku saat ini, desa mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah, bahasa Pakpak Dairi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG AKSARA KA GA NGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BUPATI PAKPAK BHARAT,

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang heterogen, Indonesia memiliki banyak suku yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB II. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Wilayah Kecamatan Pergetteng getteng Sengkut terdiri dari 5 wilayah Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah

BAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN. km, sedangkan jarak Desa ke Ibukota kabupaten sekitar 15 km. Jarak dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan

PEMERINTAH KABUPATEN DAIRI D I N A S P E R T A N I A N JL. PAHLAWAN NO. 96 TELP./FAX (0627) SIDIKALANG

Tanjung Mulia, Desa Mbinalun sebagai pemekaran dari Desa Tanjung Muli

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II. Profil Kabupaten Dairi. Kabupaten Dairi yang ibukotanya Kecamatan Sidikalang, didirikan berdasarkan

A a B b C c D d E e F f G g H h I i J j K k L l M m N n O o P p Q q R r S s T t U u V v W w X x Y y Z z. A I U E O a i u e o

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belanda dulu disebut sebagai Onderdistrik van Karo Kampung. Kawasan ini

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sidikalang merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Dairi,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai suku yang tersebar dari sabang sampai

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Deskripsi karya Komposisi MARS VISI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NON AKADEMIK UKSW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar.tanah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki etnis yang sangat beragam, yaitu terdiri atas 300

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara,

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Angkola, dan Mandailing. Di. dengan cara mempelajarinya. (Koentjaraningrat, 1990:180)

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari beberapa Suku, Bahasa, dan Agama. Agama bagi mayarakat di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat berkomunikasi yang sangat penting bagi manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kecamatan yang berbeda bisa ditemukan hal-hal yang menunjukkan bahasa itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Daerah

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR. tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BUPATI PAKPAK BHARAT,

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

BAB I PENDAHULUAN. disebut bentuk dan cara pendekatan terhadap karya sastra dan gejala

Koreksi atas Penulisan Aksara Batak Toba

BABA V PENUTUP. musik gambus menjadi bagian dari kehidupan budaya Lamaholot. musik gambus seolah-olah tersingkir dari kehidupan budaya setempat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

Perbandingan Enkripsi dan Kriptanalisis Substitusi Monoalfabetik pada Aksara Batak dan Aksara Latin

BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960

BAB 1 PENDAHULUAN. adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada bentuknya yang sekarang sudah pasti bahasa-bahasa itu mengalami

MANUAL PENTADBIRAN INSTRUMEN LITERASI MENULIS SARINGAN 1 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pakpak 1 Bila kita mendengar kota Sidikalang Kabupaten Dairi saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

berbentuk persegi panjang yaitu memanjang dari selatan ke utara. Di desa ini

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Pak-pak, Toba, Mandailing dan Angkola. (Padang Bolak), dan Tapanuli Selatan (B. G Siregar, 1984).

Pengenalan Budaya Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.

Transkripsi:

BAB II REFLEKSI DAERAH KABUPATEN DAIRI 2.1 Daerah Kabupaten Dairi Daerah Dairi sebelum penjajahan Belanda meliputi: 1) Daerah Pegagan, terdiri dari Pegagan Hilir, yaitu daerah Kecamatan Tinga Lingga, Pegagan Julu, yaitu daerah Kecamatan Sumbul. 2) Derah Kepas, terdiri dari daerah Kecamatan Sidikalang, Kecamatan Siempat Nempu, Kecamatan Silima Pungga-pungga. 3) Daerah Simsim, terdiri dari daerah Kecamatan Kerajaan dan daerah Kecamatan Salak. 4) Daerah Kelasan, terdiri dari daerah Kecamatan Parlilitan dan daerah Kecamatan Pakkat, daerah ini sekarang telah masuk ke daerah Kabupaten Tapanuli Utara. Sebagian lagi terdiri dari daerah Simanduamas ke perbatasan Lipat Kajang, darah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kecamatan Singkil masuk Aceh Selatan. 5) Daerah Boang, daerah ini sekarang telah masuk ke daerah administrsi Aceh Selatan. Daerah-daerah yang di sebut di atas, yaitu daerah Pegagan, Kepas, dan Simsim ditambah dengan daerah Kecatan Taneh Pinem itulah yang menjadi daerah administratif Kabupaten Dairi yang sekarang. Selebihnya, yaitu daerah Kelasan dan Boang telah menjadi daerah administratif Kabupaten Tapanuli Tengah dan Daerah Istimewa Aceh bagian Selatan.

Saat ini, daerah Kabupaten Dairi terdiri atas 15 kecamatan, yaitu: 1. Kecamatan Sidikalang, ibu kotanya Sidikalang. 2. Kecamatan Sitinjo, ibu kotanya Sitinjo. 3. Kecamatan Perbuluan, ibu kotanya Perbuluan. 4. Kecamatan Sumbul, ibu kotanya Sumbul. 5. Kecamatan Pegagan Hilir, ibu kotanya Tiga Baru. 6. Kecamatan Sumbul berampu, ibu kotanya Sumbul berampu. 7. Kecamatan Lae Parira, ibu kotanya Lae Parira 8. Kecamatan Silima Pungga-pungga, ibu kotanya Parongil 9. Kecamatan Siempat Nempu, ibu kotanya Bunturaja 10. Kecamatan Siempat Nempu hulu, ibu kotanya Sungai raya 11. Kecamatan Tigalingga, ibu kotanya Tigalingga 12. Kecamatan Siempat Nempu hilir, ibu kotanya Pardamean 13. Kecamatan Gunung Stember, ibu kotanya Gunung Stember 14. Kecamatan Tanah Pinem, ibu kotanya Kuta Buluh 15. Kecamatan Silahisabungan, ibu kotanya Silalahi Kabupaten Dairi di sebalah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karo, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Utara, di sebelah Barat dengan Kabupaten Pakpak Bharat dan di sebelah Timur dengan Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Karo. Ibu kota Kabupaten Dairi adalah Sidikalang.

2.2 Penduduk Penduduk asli yang mendiami daerah Dairi adalah suku Batak Pakpak-Dairi. Akan tetapi, pada umumnya mereka tidak mau disebut suku Batak Pakpak-Dairi karena perkataan Batak di dalam bahasa Batak Pakpak-Dairi berarti babi. Oleh karena itu, tidak keseluruhan penduduk asli daerah Dairi mau menyebut dirinya orang Batak Pakpak-Dairi. Penduduk asli yang mendiami daerah Pegagan, Kepas, dan Simsim menyebut dirinya orang Pakpak, mereka tidak mau disebut orang Dairi, setidaknya harus disebut orang Pakpak-Dairi. Setelah adanya keputusan Menteri Dalam Negeri berdasarkan Perpu No. 4/1964 tentang terbentuknya Kabupaten Dairi, barulah mereka mau disebut orang Pakpak-Dairi, tetapi sebelum Kabupaten Dairi terbentuk mereka tidak mau disebut orang Pakpak-Dairi, mereka hanya mau disebut orang Pakpak saja. Sebaliknya, penduduk asli yang mendiami daerah Kelasan tidak mau disebut orang Pakpak, tetapi mereka menebut dirinya orang Dairi karena mereka menganggap bahwa hanya Pegagan, Kepas, dan Simsim yang dinamai suku Pakpak. Selanjutnya, penduduk Kelasan menganggap bahwa Dairi terdiri atas: a) Dairi-Pakpak (Pegagan, Kepas, dan Simsim). b) Dairi-Kelasan, Dairi Boang, dan penduduk asli yang mendiami daerah Boang menyebut dirinya orang Pakpak-Kahia, maksudnya, mereka orang Pakpak dahulu kala atau berasal dari daerah Pakpak. Akan tetapi, walaupun berbeda penyebutan orangnya, tetapi adat istiadat dan bahasanya pada umumnya sama.

Mata pencarian utama penduduk Kabupaten Dairi adalah bertani, misalnya, berkebun kemenyan, kopi, dan nilam. Di samping itu, juga ada juga yang bersawah dan berladang. Kabupaten Dairi didiami oleh masyarakat yang heterogen, yakni terdiri atas suku Batak Pakpak-Dairi, Batak Toba, Batak Karo, dan Batak Sumalungun. 2.3 Peta Kabupaten Dairi Sumber : http://sumut.bps.go.id/dairi/images/peta%20edit.jpg Gambar 1. Peta Kabupaten Dairi

2.4 Rumpun Bahasa Batak Pada tahun 1926 P.W. Schmidt menerbitkan bukunya Dil Sprachfamilien und Sprachreisen der Erde (keluarga bahasa dan lingkungan bahasa sedunia) yang isinya menggambarkan penggolongan bahasa sedunia atas beberapa rumpun berdasarkan genealogi, yaitu berdasarkan asal dan sejarah perkembangannya. Salah satu di antara rumpun bahasa sedunia adalah bahasa Austria. Bahasa Austria terbagi atas, yaitu : 1) Bahasa-bahasa Austronesia 2) Bahasa-bahasa Austro-Asia 3) Bahasa-bahasa Tibeto-China (1954:11). nusantara: Wilayah bahasa Austronesia itu sangat luas sebagaimana dikatakan Mees Bahasa-bahasa Austronesia tersebar meliputi kepulauan-kepulauan Lautan Teduh dan pulau Easter Island di sebelah Timur, dan kepulauan-kepulauan Asia Tenggara sampai ke pulau Madagaskar di sebelah Barat. Bahasa-bahasa itu barangkali dekat 1.000 buah banyaknya. Keluarga bahasa ini biasanya dibagi pula atas bahasa-bahasa Oceania dan sebahagian sebelah Barat yang dulu disebut bahasa-bahasa Indonesia. Istilah yang akhir itu tidak dapat dipertahankan lagi sejak nama Indonesia digunakan sebagai nama suatu Negara Republik Indonesia. Maka bagian sebelah Barat itu hendaklah disebut bahasa Hesperanesia atau Nusantara. Slametmuljana (1957:137 38) nama Austronesia disamakan dengan Demikianlah jika kita meneliti struktur bahasa-bahasa di daratan Asia Selatan dan Tenggara, akan sampai pada kesimpulan, dan agak menyimpang dari kesimpulan yang sudah-sudah. Menurut strukturnya bahasa Melayu termasuk golongan bahasa daratan Asia Tenggara. Bahasa Asia Tenggara ini mempunyai pengaruh besar terhadap bahasa-bahasa di Austronesia. Pihakpihak yang dipengaruhi dari Sumatera Polinesia adalah bahasa Austronesia, kata Melayu dalam nama Melayu Polinesia adalah gempilan atau kepingan

kecil dari bagian besar Rumpun Bahasa Asia Selatan dan Tenggara. Rumpun bahasa di kepulauan dari Sumatera sampai Polinesia dapat disebut Austronesia atau nusantara. Kelompok bahasa Batak sebagai salah satu bahasa di Sumatera Utara adalah termasuk Bahasa Nusantara dan bahasa induknya adalah bahasa Austronesia. Kelompok Bahasa Batak itu adalah: 1) bahasa Batak Toba, 2) bahasa Batak Angkola-Mandailing, 3) bahasa Batak Simalungun, 4) bahasa Batak Karo, dan 5) bahasa Batak Pakpak-Dairi. 2.5 Variasi Dialektis Bahasa Pakpak Bahasa Batak Pakpak-Dairi mengenal beberapa dialek. a) Dialek Pegagan, dipakai di Kecamatan Tigalingga. b) Dealek Kepas, dipakai di Kecamatan Silima Pugga-pungga dan Kecamatan Siempat Nempu. c) Dialek Simsim, dipakai di Kecamatan Kerajaan dan Kecamatan Salak. d) Dialek Kelasan, dipakai di Kecamatan Parlilitan, Kecamatan Pakkat (Kabupaten Tapanuli Utara), dan daerah Simanduamas sampai ke perbatasan Lipat Kajang Kecamatan Barus (Kabupaten Tapanuli Tengah). e) Dialek Boang, dipakai di Kecamatan Singkil (Kabupaten Aceh Selatan).

Di samping dialek, bahasa Pakpak mengenal pula tingkat-tingkat bahasa, yaitu bahasa halus dan bahsa kasar, seperti tergambar pada tabel berikut. Tabel 1. Tingkatan Bahasa dalam Bahasa Pakpak Kasar Halus Arti neneh penggel kata kono nehe coping rana kene kaki kuping kata engkau Tingkatan bahasa halus dipakai bila berhadapan atau berbicara dengan: para raja, raja-raja adat, tokoh masyarakat, dan orang yang lebih tua dari si penyapa. Sedangkan bahasa kasar dipakai dalam komunikasi orang kebanyakan atau orang yang seusia. Bahasa Pakpak juga mengenal variasi bahasa yang dipakai pada waktu tertentu, seperti: a) pada waktu meratapi orang yang meninggal dunia, yakni 1) bahasa yang dipakai sewaktu berbicara disebut rena telangke, 2) bahasa yang dipakai sewaktu menangisi mayat disebut tangis milangi. b) bahasa yang dipakai pada waktu pergi ke hutan untuk mencari kapur barus disebut rana merteddung, c) bahasa pantangan di tengah-tengah kampung disebut nggane, d) bahasa pantangan datu dukun disebut pantang (rebun)

2.6 Tempat dan Situasi Pemakaian Bahasa Pakpak Bahasa Pakpak sampai sekarang masih dipakai di rumah, di luar rumah dengan tetangga, di pasar, di gereja sewaktu kotbah, pada upacara-upacara adat, upacara kematian, dan pada waktu situasi yang tidak resmi. 2.7 Lingkungan Pemakaian Bahasa Pakpak Bahasa Pakpak dipakai: a) intra dan antarkeluarga, bila keluarga itu seluruhnya terdiri dari orang Pakpak, b) di kantor, bila lawan berbicara itu orang Pakpak-Dairi atau mengerti bahasa Pakpak pada situasi tidak resmi, tetapi, bahasa Pakpak tidak dipakai jika a) di antara anggota masyarakat yang baru dikenal/pendatang di pakai bahasa Indonesia dan b) di sekolah dasar sebagai bahasa pengantar dipakai bahasa Batak Toba. Sebagai mata pelajaran bahsa daerah di sekolah dasar dipakai bahasa Batak Toba akibat ketidakadaan buku pelajaran bahasa daerah Pakpak dan akibat dari kurangnya guru-guru yang berasal dari orang-orang Pakpak-Dairi. Pada umumnya guru-guru di sekolah dasar yang mengajar di Kabupaten Dairi adalah orang-orang Batak Toba. 2.8 Tradisi Sastra Tulis Sastra tulis dulu memang ada, tetapi karena di sekolah-sekolah tidak dipelajari lagi maka orang-orang yang berusia 50 tahun ke bawah sudah jarang yang mengetahuinya.

Sastra tulis itu dahulu ditulis pada kulit-kulit kayu/bambu dengan tulisan/aksara Pakpak. Huruf yang dipakai adalah huruf silabis. Jumlah hurufnya delapan belas buah, yakni: 2.9 Pola Suku Kata Pola-pola suku kata bahasa Pakpak terdiri atas: a) pola dua suku kata, b) pola tiga suku kata, dan c) pola empat suku kata 1) Pola Dua Suku Kata Pola dua suku kata dapat dilihat pada contoh berikut: a-nak, hem-bun, ba-pa, u-rat, cem-ber, pen-ter, bo-rih, dong-koh, sem-pul, u-dan, dan sebagainya. 2) Pola Tiga Suku Kata Pola dua suku kata dapat dilihat pada contoh berikut: ci-ra-bun, pe-nga-yak, me-ran-dal, me-ro-ha, da-ha-ri, ki-ra-na, me-na-rut, mer-ba-gi, da-ho-li, me-ngaga, ti-na-ruh, me-nga-li, meng-ku-ruk, me-nnu-tu, dan sebagainya.

3) Pola Empat Suku Kata Pola dua suku kata dapat dilihat pada contoh berikut: si-tu-ren-dek, mi-sa-do-ne, to-kor-e-mas, dan sebagainya. Walaupun telah dikemukakan pola suku kata tersebut di atas, tetapi dapat juga dicari sistem pola umum suku kata bahasa Pakpak yang disejajarkan dengan pola umum suku kata bahasa Indonesia. Setiap suku kata ditandai oleh sebuah vokal. Vokal ini dapat didahului atau diikuti oleh konsonan. Pada bahasa Pakpak sistem pola umum suku kata itu dapat dicontohkan pada kata berikut. 1) Vokal (V) Contoh: o-da, a-pi, a-ngin, e-gung, a-ku, e-kur, e-pen, u-dan. 2) Vokal Konsonan (VK) Contoh: en-de, dan sebagainya. 3) Konsonan (KV) Contoh: du-kak, mo-tik, ma-cik, ta-ka, bo-rih, sa-rut, dan sebagainya. 4) Konsonan, Vokal, Konsonan (KVK) Contoh: rim-ba-ru, ngat-ngat, pen-ter, tem-bereng, meng-ku-rak, ter-mur-mur, dan sebagainya.