III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

III. METODE PENELITIAN. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Produksi Kelanting MT,

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

BAB III METODOLOGI A.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

III. METODE PENELITIAN. laboraturium Nutrisi Peternakan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri keripik pisang milik Bapak Heriyanto di

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode

BAHAN DAN METODE. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. mengsel,larutan NaOH teknis 40%, larutan Na 2 SO 4 5%, petroleum benzen,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

Bab III Bahan dan Metode

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Formulir organoleptik

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. METODOLOGI PENELITIAN

PT. Rineka Cipta, 2006), hlm Abdurrahman Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

Transkripsi:

24 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboraturium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung, pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012. B. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah jagung pipilan varietas Hibrida Bisi 2 berwarna kuning tua atau orange yang diperoleh dari daerah Palas, Lampung Selatan, ragi tempe merk Raprima, dan tempe yang diperoleh dari Pasar Tradisional. Bahan pembantu yang digunakan gula halus, garam, dan sodium bikarbonat, dan air. Adapun bahan bahan analisis yang digunakan antara lain petroleum benzene, K 2 S, H 2 SO 4, aquades, NaOH, larutan standar HCl 0,1 N, HCl pekat, indikator fenolftalein, larutan standar NaOH 0,1 N, pelarut dietileter, alkohol 95%, dan aquades. Peralatan yang digunakan antara lain pisau stainless stell, blender, timbangan, panci, kompor, baskom, loyang, oven, hamermill, ayakan, plastik, cawan porselen, tanur, desikator, labu kjedahl, seperangkat alat destilasi, sokhlet,

25 erlenmeyer, hot plate, kertas saring, alat alat lain untuk analisis kimia dan alatalat untuk uji organoleptik. C. Metode Penelitian Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor dan lima ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi ragi tempe yang terdiri dari 2 taraf yaitu 2% dan 3% sedangkan faktor kedua adalah lama fermentasi yang terdiri dari 2 taraf yaitu 48 jam dan 72 jam. Data diuji kehomogenannya dengan uji Bartlett s dan dianalisis dengan analisis sidik ragam untuk mendapatkan penduga ragam galat. Analisis data dilanjutkan menggunakan uji BNT pada taraf nyata 5%. D. Pelaksanaan Penelitian 1. Pembuatan Tepung Jagung Terfermentasi Jagung pipilan disortasi, kemudian direndam dalam air selama 48 jam. Setelah perendaman, jagung dicuci, dan ditiriskan. Selanjutnya jagung digiling kasar, dan dikukus selama 30 menit kemudian diaron. Setelah diaron, selanjutnya jagung dikukus kembali selama 30 menit, kemudian didinginkan. Setelah dingin, jagung hasil kukusan ditambahkan inokulum ragi tempe 2% dan 3% lalu diinkubasi selama 48 jam dan 72 jam. Jagung fermentasi dikeringkan dalam oven pada suhu 60 o C selama 18 jam, selanjutnya dilakukan penggilingan dan pengayakan menggunakan ayakan 60 mesh. Diagram alir pembuatan tepung jagung terfermenasi dapat dilihat pada Gambar 2.

26 Biji jagung Penyortiran Perendaman dalam air selama ± 48 jam Penirisan Penggilingan Pengukusan selama 30 menit Pengaronan dan pengukusan kembali selama 30 menit Pendinginan Penambahan ragi tempe 2% dan 3% Inkubasi selama 48 jam dan 72 jam Pengeringan dengan oven suhu 60 o C ± 18 jam Penghalusan Pengayakan Tepung Jagung Terfermentasi Gambar 2. Diagram alir pembuatan tepung jagung terfermentasi Sumber : Setyani, dkk. (2012)

27 2. Pembuatan Tepung Tempe Tempe dipotong dengan ketebalan sekitar 0,5 cm. Selanjutnya potongan potongan tempe dikukus pada suhu 100 o C selama 20 menit, kemudian didinginkan. Setelah dingin, tempe dikeringkan pada oven pada suhu 60 0 C selama 18 jam, selanjutnya digiling dan diayak. Diagram alir pembuatan tepung tempe dapat dilihat pada Gambar 3. Tempe Pemotongan tempe dengan ketebalan sekitar 0,5 cm Pengukusan dengan uap air panas suhu 100 o C, 20 menit Penirisan Pengeringan dalam oven suhu 60 o C, 18 jam Penggilingan Pengayakan Tepung Tempe Gambar 3. Diagram alir pembuatan tepung tempe Sumber : Setyani, dkk. (2012)

28 3. Pembuatan MP-ASI Bahan-bahan pembuatan MP-ASI berupa tepung jagung terfermentasi sebanyak 60 g, tepung tempe 35 g, gula halus 4,4 g, soda kue 0,1 g, dan garam 0,5 g ditimbang. Selanjutnya semua bahan dicampur, kemudian ditambahkan air sebanyak 600 ml dan dimasak selama 12 menit. Diagram alir pembuatan bahan makanan campuran dapat dilihat pada Gambar 4. Tepung jagung terfermentasi, tepung tempe, gula halus, soda kue, garam Penimbangan masing-masing bahan Pencampuran bahan Penambahan air sebanyak 600 ml Pemasakan selama 12 menit MP-ASI Gambar 4. Diagram alir Pembuatan Produk MP-ASI Sumber : Setyani, dkk. (2012) E. Pengamatan Pengamatan yang dilakukan terhadap produk Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dari tepung jagung terfermentasi dengan konsentrasi ragi tempe dan

29 lama fermentasi yang berbeda-beda dan tepung tempe yaitu uji organoleptik (Nuraini dan Nawansih, 2006). Perlakuan terbaik yang diperoleh dari uji organoleptik selanjutnya di uji kandungan kimianya berupa kadar air (AOAC, 1984), kadar lemak dengan metode sokhlet (Sudarmadji, 1984), kadar protein dengan metode Kjeldahl (Sudarmadji, 1984), kadar abu (AOAC, 1984), kadar serat kasar (Sudarmadji, 1984), kadar karbohidrat dengan metode by different (Winarno, 1992). 1. Pengujian Organoleptik Kualitas bahan pangan dapat diketahui dengan 3 cara yaitu kimiawi, fisik dan sensorik. Diterima tidaknya produk pangan oleh konsumen banyak ditentukan oleh faktor mutu terutama mutu organoleptik. Sifat organoleptik adalah sifat bahan yang dimulai dengan menggunakan indera manusia yaitu indera penglihatan, pembau dan perasa. Pada pengujian organoleptik, MP-ASI dalam bentuk bubur dicobakan kepada 25 panelis tidak terlatih menggunakan uji skoring. Uji skoring digunakan untuk menilai warna, aroma, rasa, dan tekstur,. Produk yang diuji, disajikan dengan kode tertentu dan kepada para panelis diminta untuk memberikan skor yang sesuai pada quisioner yang disediakan (Gambar. 4) berdasarkan tingkatan mutu produk. Parameter pengamatan organoleptik dapat dilihat pada Tabel 5.

30 Tabel 5. Parameter Pengamatan Organoleptik Parameter Skor Keterangan Warna 1 2 3 4 5 Kuning muda Aroma 1 2 3 4 5 Rasa 1 2 3 4 5 Tekstur 1 2 3 4 5 Coklat Kuning kecoklatan Kuning tua Kuning Khas tempe Agak khas tempe Netral Agak khas jagung Khas jagung Khas tempe Agak khas tempe Netral Agak khas jagung Khas jagung Sangat kasar Agak kasar Sedang Halus dan lembut Sangat halus dan lembut

31 QUESIONER UJI ORGANOLEPTIK Nama : Sampel: Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) NPM : Tanggal : Dihadapan anda disajikan 4 buah sampel MP-ASI. Panelis diminta untuk memberi skor penilaian terhadap intensitas warna, aroma, rasa, dan tekstur ke-4 buah sampel yang disajikan sesuai dengan nilai yang ditentukan. Sampel Warna Aroma Rasa Tekstur 184 660 514 270 Penilaian untuk seluruh parameter (warna, aroma, rasa, dan tekstur) : Warna : Aroma : 1. Coklat 1. Khas tempe 2. Kuning kecoklatan 2. Agak khas tempe 3. Kuning tua 3. Netral 4. Kuning 4. Agak khas jagung 5. Kuning muda 5. Khas jagung Rasa : Tekstur : 1. Khas tempe 1. Sangat kasar 2. Agak khas tempe 2. Agak kasar 3. Netral 3. Sedang 4. Agak khas jagung 4. Halus dan lembut 5. Khas jagung 5. Sangat halus dan lembut Gambar 5. Formulir quesioner uji organoleptik formula MP-ASI

32 2. Pengujian Kandungan Kimia a. Kadar Air Pengukuran kadar air dilakukan dengan metode AOAC (1984). Sampel yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 3 g dalam cawan porselin yang telah diketahui beratnya. Sampel yang telah ditimbang selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 100-105 C selama 3 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Cawan porselen berisi sampel dipanaskan lagi dalam oven selama 30 menit, lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang kembali, perlakuan ini diulang hingga berat konstan (selisih penimbangan berturut-turut kurang dari 0,2 mg). Pengurangan berat merupakan banyaknya air dalam bahan. B- C % Air A x 100% Keterangan : A = Berat Contoh B = Cawan + Contoh Basah C = Cawan + Contoh Kering b. Kadar Lemak Pengukuran kadar lemak dilakukan berdasarkan metode sokhlet (Sudarmadji, 1984). Labu lemak dikeringkan di dalam oven lalu ditimbang. Sampel seberat 2 g dibungkus kertas saring dan dimasukkan ke dalam alat ekstraksi sokhlet,. kemudian alat dipasang. Petroleum benzene dituangkan ke dalam labu lemak dan di ekstraksi selama 5 jam. Cairan yang ada di dalam labu lemak didistilasi dan

33 pelarutnya ditampung. Labu lemak yang berisi lemak tersebut diuapkan dalam oven 105 o C (15-20 menit), kemudian ditimbang sampai beratnya konstan. Kadar lemak (%) Bobot lemak (g) Bobot sampel(g) x 100% c. Kadar Protein Analisis ini menggunakan analisis Gunning (Sudarmadji, 1984). Sampel sebanyak 0,5 g dimasukkan ke dalam labu kjedahl, ditambahkan 10 g K 2 S dan 10-15 ml H 2 SO 4 pekat. Selanjutnya dilakukan distruksi diatas pemanas listrik dalam lemari asam, mula mula dengan api kecil, setelah asap hilang api dibesarkan, pemanasan diakhiri setelah cairan menjadi jernih tak berwarna lagi. Di buat pula perlakuan blankonya seperti perlakuan diatas tanpa sampel. Setelah labu kjedahl beserta cairannya menjadi dingin kemudian ditambah 100 ml aquades serta larutan NaOH 45% sampai cair bersifat basis. Labu kjedahl dipasang segera pada alat destilasi. Labu tersebut dipanaskan sampai amonia menguap semua, destilat ditampung dalam erlenmeyer yang berisi 25 ml HCl 0,1N yang telah diberi indikator pp 1% beberapa tetes. Distilasi diakhiri setelah volume distilat 150 ml atau setelah distilat yang keluar bersifat basis. Distilat dititrasi dengan larutan NaOH 0,1N. Kadar protein sampel di hitung dengan rumus : (ml NaOH blanko - ml NaOH contoh) % N N NaOH 14,008 g contoh 10 % Protein % N Faktor konversi

34 d. Kadar Abu Pengukuran kadar abu dilakukan dengan metode AOAC (1984). Sampel yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 3 g dalam cawan porselin yang telah diketahui beratnya. Cawan berisi sampel dibakar di atas kompor hingga tidak berasap, kemudian dipijarkan dalam tanur pada suhu 600 C selama 4 jam (hingga diperoleh abu berwarna keputih-putihan). Cawan dan abu didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. B - C % Abu A Keterangan : x 100% A = Berat Contoh B = Cawan + Abu C = Cawan kosong e. Kadar Serat Kasar Pengukuran kadar serat kasar dilakukan dengan metode Sudarmadji (1984). Serat kasar merupakan residu dari bahan makanan atau pertanian setelah diperlakukan dengan asam atau alkali mendidih, dan terdiri dari selulosa dengan sedikit lignin dan pentosan. Sampel yang telah dihaluskan dan diekstraksi lemaknya dengan soxhlet ditimbang sebanyak 2 g. Sampel dipindahkan dalam labu erlenmeyer 600 ml, lalu ditambahkan 0,5 g asbes yang telah dipijarkan, 3 tetes zat anti buih (antifoam agent), dan 200 ml larutan H 2 SO 4 mendidih (1,25 g H 2 SO 4 pekat/100 ml = 0,255 N H 2 SO 4 ). Labu erlenmeyer selanjutnya ditutup dengan pendingin balik, dididihkan selama 30 menit dengan kadang kala digoyang-goyangkan.

35 Suspensi disaring menggunakan kertas saring dan residu yang tertinggal dalam erlenmeyer dicuci dengan aquades mendidih. Residu dicuci dalam kertas saring sampai air cucian tidak bersifat asam lagi (diuji dengan kertas lakmus). Residu dipindahkan secara kuantitatif dari kertas saring kedalam erlenmeyer kembali dengan spatula, dan sisanya dicuci dengan larutan NaOH mendidih (1,25 g NaOH/100ml = 0,313 N NaOH) sebanyak 200 ml sampai semua residu masuk ke dalam erlenmeyer. Selanjunya residu dididihkan dengan pendingin balik sambil kadang kala digoyang-goyangkan selama 30 menit, lalu diaring menggunakan kertas saring yang telah diketahui beratnya, sambil dicuci dengan larutan K 2 SO 4 10. Residu dicuci kembali dengan aquades mendidih dan kemudian dengan lebih kurang 15 ml alkohol 95%. Kertas saring dikeringkan dengan isinya pada 110 C sampai berat konstan (1 -- 2 jam), lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Berat residu = berat serat kasar. B - C % Serat Kasar A Keterangan : A = Berat Contoh B = Kertas Saring + Serat C = Kertas Saring x 100% f. Kadar Karbohidrat Kadar karbohidrat diukur dengan menggunakan metode by different (Winarno, 1992), perhitungan untuk analisis kadar karbohidrat ini adalah : % Karbohidrat 100% - % (protein Lemak Abu Air)