PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TEMPERATUR TERHADAP PRODUK PIROLISIS LIMBAH SERABUT SAGU

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH RASIO KATALIS ZEOLIT AKTIF/UMPAN PADA PROSES PIROLISIS LIMBAH SERBUK SAGU (Metroxylon sp)

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

Studi Konversi Pelepah Nipah menjadi Bio-Oil dengan Katalis Natural Zeolite dealuminated (NZA) pada Proses Pyrolysis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT

THE ACTIVITY AND SELECTIVITY OF CATALYST Ni/H 5 NZA FOR HYDROCRACKING OF PALMITIC ACID INTO HYDROCARBON COMPOUNDS OF SHORT FRACTION SCIENTIFIC ARTICLE

Oleh : ENDAH DAHYANINGSIH RAHMASARI IBRAHIM DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA NIP

AKTIVITAS KATALIS CR/ZEOLIT ALAM PADA REAKSI KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BAHAN BAKAR CAIR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

Jayan Adhi Wiguna, Fajril Akbar, Ida Zahrina

HIDRORENGKAH FRAKSI BERAT MINYAK BUMI MENGGUNAKAN KATALIS LEMPUNG TERPILAR ALUMINIUM BERPENGEMBAN NIKEL

Regenerasi Katalis Ni-Zeolit Alam Aktif Untuk Hidrocracking Minyak Jarak Pagar

Gambar 7. Alat pirolisis dan kondensor

HUBUNGAN ANTARA SIFAT KEASAMAN, LUAS PERMUKAAN SPESIFIK, VOLUME PORI DAN RERATA JEJARI PORI KATALIS TERHADAP AKTIVITASNYA PADA REAKSI HIDROGENASI CIS

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

KIMIA FISIKA (Kode : C-09)

Hidrogenasi Katalitik Metil Oleat Menggunakan Katalis Ni/Zeolit dan Reaktor Sistem Fixed Bed. Dewi Yuanita Lestari 1, Triyono 2 INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

4 Hasil dan Pembahasan

UJI KARAKTERISTIK PADA PREPARASI KATALIS Zn/ZEOLIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KATALIS NIKEL /ZEOLIT PADA PIROLISIS TIR BATUBARA. Oleh Linda suyati. Abstract

PERENGKAHAN KATALITIK MINYAK JELANTAH UNTUK MENGHASILKAN BIOFUEL MENGGUNAKAN KATALIS NI- MO/ZEOLIT

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

BAB III METODE PENELITIAN

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Katalis CaO Terhadap Kuantitas Bio Oil

PERENGKAHAN FRAKSI BERAT MINYAK BUMI MENGGUNAKAN Ni-H-FAUJASIT DARI ABU LAYANG BATU BARA

Pengaruh Kadar Logam Ni dan Al Terhadap Karakteristik Katalis Ni-Al- MCM-41 Serta Aktivitasnya Pada Reaksi Siklisasi Sitronelal

PEMBUATAN KATALIS HZSM-5 DENGAN IMPREGNASI LOGAM PALLADIUM UNTUK PERENGKAHAN MINYAK SAWIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

HIDRODESULFURISASI TIOFEN MENGGUNAKAN KATALIS CoMo/H-ZEOLIT Y

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

ZAHRA NURI NADA YUDHO JATI PRASETYO

Gambar 4.1. Perbandingan Kuantitas Produk Bio-oil, Gas dan Arang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sains dan Terapan Kimia, Vol.1, No. 1 (Januari 2007), 20-28

3 Percobaan. Peralatan yang digunakan untuk sintesis, karakterisasi, dan uji aktivitas katalis beserta spesifikasinya ditampilkan pada Tabel 3.1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

TEKNIK PENGOLAHAN BIO-OIL

SINTESIS KATALIS Ni-Cr/ZEOLIT DENGAN METODE IMPREGNASI TERPISAH

Studi Pengaruh Logam Aktif Mo Terhadap Karakteristik Dan Aktivitas Katalis Bimetal Mo-Ni/ZAAH Dalam Perengkahan Metil Ester Minyak Sawit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) Menghasilkan Biofuel Menggunakan Katalis FeMo/Zeolit ABSTRACT

Indo. J. Chem. Sci. 2 (2) (2013) Indonesian Journal of Chemical Science

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L) DENGAN REAKSI TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS KI/H-ZA BERBASIS ZEOLIT ALAM

Sintesis ZSM-5 Mesopori menggunakan Prekursor Zeolit Nanocluster : Pengaruh Waktu Hidrotermal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara

Perengkahan Asam Lemak Sawit Distilat Menjadi Biofuel Menggunakan Katalis Ni/Zeolit Dengan Variasi Temperatur Reaksi dan Rasio Umpan/Katalis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate Menjadi Biofuel Dengan Katalis Fe/Zeolit

AKTIVITAS KATALIS K 3 PO 4 /NaZSM-5 MESOPORI PADA TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL (RPO) MENJADI BIODIESEL

ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS DALAM MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN KATALIS H-ZSM-5 MESOPORI DENGAN VARIASI WAKTU AGING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ketersediaan sumber bahan bakar fosil yang terus menipis mendorong para

DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KATALIS NIKEL PADA PADATAN PENDUKUNG ZEOLIT

SINTESIS KATALIS ZSM-5 MESOPORI DAN AKTIVITASNYA PADA ESTERIFIKASI MINYAK JELANTAH UNTUK PRODUKSI BIODISEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

Molekul, Vol. 9. No. 1. Mei, 2014: KARAKTERISASI KATALIS Pt-Pd/ZEOLIT ALAM REGENERASI PADA REAKSI HIDRODENITROGENASI PIRIDIN

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

APLIKASI ALUR SINTESIS BARU DALAM PEMBUATAN BIODIESEL MELALUI PROSES HIDROTREATING MINYAK NABATI NON PANGAN MENGGUNAKAN KATALIS

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENGARUH TEMPERATUR DAN KONSENTRASI KATALIS PADA CRACKING CANGKANG SAWIT MENJADI CRUDE BIO-FUEL

Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

Sintesis dan Analisis Spektra IR, Difraktogram XRD, SEM pada Material Katalis Berbahan Ni/zeolit Alam Teraktivasi dengan Metode Impregnasi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

ABSTRAK ABSTRACT. Kata Kunci: katalis Cu/ZnBr 2 /γ-al 2 O 3, XRD, SEM-EDX, sitronelal.

I. PENDAHULUAN. Salah satu tantangan besar yang dihadapi secara global dewasa ini adalah krisis

% SDN = %NDF = c b a Residu dibakar dengan tanur listrik ( o C ) dinginkan, timbang (d gram).

Hidrocracking Tir Batubara Menggunakan Katalis Ni-Mo-S/ZAA untuk Menghasilkan Fraksi bensin dan Fraksi Kerosin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

OPTIMATION OF TIME AND CATALYST/FEED RATIO IN CATALYTIC CRACKING OF WASTE PLASTICS FRACTION TO GASOLINE FRACTION USING Cr/NATURAL ZEOLITE CATALYST

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

Info Artikel. Indonesian Journal of Chemical Science

PENGGUNAAN CANGKANG BEKICOT SEBAGAI KATALIS UNTUK REAKSI TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

Transkripsi:

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TEMPERATUR TERHADAP PRODUK PIROLISIS LIMBAH SERABUT SAGU (Metroxylon sp.) DENGAN ATAU TANPA KATALIS Yustina Supeni 1, Rahmad Nuryanto 2, Taslimah 3 1 Universitas Diponegoro/Kimia, Semarang ( kimiayustina@gmail.com) 2 Universitas Diponegoro/Kimia, Semarang 3 Universitas Diponegoro/Kimia, Semarang Abstrak Telah dilakukan pirolisis limbah serabut sagu dengan variasi waktu penahanan temperatur terhadap produk dengan atau tanpa katalis. Pengaktifan zeolit alam dilakukan dengan perendaman HF 1%, HCl 1N (masing-masing selama 4 jam), pencucian dengan akuabides, dan dikalsinasi. Zeolit aktif diimpregnasi dengan larutan garam NiCl 2.6H 2 O, dikalsinasi, dioksidasi, dan direduksi. Penelitian diawali dengan pirolisis limbah serabut sagu sebanyak 50 gram (penambahan 2,5 gram katalis pada pirolisis dengan katalis) dengan variasi waktu penahanan 0 (tanpa penahanan), 5, 10, 15, menit selang 100 0 C sampai 400 0 C. Persentasi kristalinitas meningkat pada zeolit sesudah impregnasi sebesar sebesar 2,3% tetapi terjadi penurunan lus permukaan, jejari rata, dan volume pori sedangkan keasaman meningkat 0,182 mmol/g. Hasil berat cair menunjukkan perolehan bio-oil optimum pada pirolisis tanpa katalis yaitu pada waktu penahanan 5 menit dengan berat sebesar 23,032 gram dan pada pirolisis dengan katalis Ni-Zeolit pada waktu penahanan 10 menit dengan berat sebesar 21,292 gram. Produk utama hasil cair antara penggunaan katalis maupun tanpa katalis memiliki 4 senyawa hidrokarbon rantai pendek dengan kelimpahan paling besar yaitu asam asetat; fenol; 2-propanon,1-hidroksi; dan 2-furankarboksaldehid, sedangkan muncul spesifikasi yaitu adanya metanol pada pirolisis tanpa katalis (waktu penahanan 15 menit) dan 2-furanmetanol pada pirolisis dengan katalis (semua waktu penahanan). Kata kunci: Zeolit, limbah sagu, waktu penahanan temperatur, bio-oil Abstract Have been made with sago fiber waste pyrolysis hold time variation of temperature on the product with or without catalyst. Activation of natural zeolite is done by soaking 1% HF, HCl 1N (each 4 hours), washing with akuabides, and calcined. Impregnation active zeolite with a salt solution NiCl 2.6H 2 O, calcined, oxidised and reduced. The study begins with the pyrolysis of waste sago fibers 50 grams (2.5 grams of catalyst addition on the catalytic pyrolysis) with variations detention time 0 (without detention), 5, 10, 15, minute intervals 100 0 C to 400 0 C. The percentage increase in the crystallinity of the zeolite after impregnation of 2.3% but a decline in surface lus, faint flattened, and the pore volume while increasing the acidity of 0.182 mmol/g. The results showed gains weight liquid bio-oil optimum pyrolysis without catalyst that detention at 5 minutes with a weight of 23.032 grams and the pyrolysis with Ni-zeolite catalyst in a 10-minute detention with a weight of 21.292 grams. The main products of liquid between the results without the use of catalysts and catalyst have 4 shortchain hydrocarbons with the greatest abundance of acetic acid; phenol, 2-propanon,1- hydroxy, and 2-furankarboksaldehid, while appearing in the specification that the methanol pyrolysis without catalyst (detention time of 15 minutes) and 2-furanmetanol on pyrolysis catalysts (all detention time). Keywords: Zeolite, sago waste, temperature hold time, bio-oil I. PENDAHULUAN Tanaman sagu (Metroxlon sp.) banyak dijumpai di Indonesia, khususnya Indonesia 310

bagian timur dengan jumlah sekitar 50% tanaman sagu dunia tumbuh di Indonesia. Tanaman sagu dimanfaatkan mulai dari kebutuhan rumah tangga sampai bidang industri. Saat ini, pemanfaatan sagu hanya terfokus pada pati yang terkandung di dalamnya sedangkan hasil limbah dari industri pengolahan sagu dengan prosentase ampas sekitar 75-83% belum dimanfaatkan secara maksimal [4]. Limbah sagu merupakan biomassa lignoselulosa yang kaya akan selulosa, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber karbon. Berdasarkan persentase ampas mengandung residu lignin sebesar 21%, sedangkan kandungan selulosanya sebesar %, dan sisanya merupakan zat ekstraktif dan abu [2]. Keberadaan senyawa-senyawa tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biomassa, salah satunya adalah menghasilkan bio-oil menggunakan proses pirolisis. Pirolisis merupakan reaksi yang berlangsung pada temperatur tinggi dengan sedikit oksigen atau tanpa melibatkan oksigen. Produk yang dihasilkan dari pirolisis berupa minyak, gas, dan sedikit arang [1]. Pirolisis merupakan metode yang sangat baik karena memaksimalkan senyawa lignin dan selulosa yang dihasilkan dari tumbuhan untuk menghasilkan bahan bakar cair [3]. Penggunaan katalis dapat diaplikasikan pada proses pirolisis dengan sebutan pirolisis katalitik. Salah satu contoh pirolisis katalitik yaitu menggunakan katalis Ni-zeolit pada proses hidrorengkah minyak bumi [5]. Pirolisis yang dipengaruhi waktu mengakibatkan proses perpindahan massa, perubahan fasa, dan fenomena perpindahan panas memegang peranan penting dan berpengaruh terhadap hasil keluaran secara keseluruhan [1]. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai pirolisis serabut sagu dengan variasi waktu penahanan agar didapatkan hasil cair (bio-oil) dengan waktu penahanan optimum. II. METODE KERJA II.1 Bahan dan Alat II.1.1 Bahan Limbah serabut sagu, zeolit alam, HF 1%, HCl 1N, akuabides, dan NiCl 2.6H 2 O II.1.2 Alat Seperangkat alat gelas, neraca analitik, kondensor, reaktor pirolisis, pompa air, botol vial, ayakan 100-150 mesh, oven, ph meter, kertas saring, difraktometer sinar-x, surface area analyzer, kromatografi gas-spektroskopi masa. II.2 Cara Kerja II.2.1 Pembuatan Katalis Ni-Zeolit Zeolit alam sebanyak lima puluh gram diayak pada 100-140 mesh, Direndam berturutturut dengan HF 1%, HCl 6N, dan dengan bidest sampai netral. Zeolit dioven selama 4 jam pada suhu 1 0 C, kemudian diimpregnasi menggunakan NiCl 2.6H 2 O selama 24 jam dan dioven selama 4 jam pada suhu 1 0 C. Zeolit yang diperoleh dikalsinasi dengan dialiri gas oksigen dilanjutkan dengan dialiri gas hidrogen selama 4 jam pada 400 0 C. Hasilnya kemudian dianalisis menggunakan instrumen Difraktometer Sinar-X dan Surface Area Analyzer. II.2.2 Preparasi sampel Serabut sagu yang masih basah dipisahkan dari serbuknya dan ditimbang beratnya. Serabut sagu dijemur menggunakan sinar matahari selama 3-4 jam. Serabut sagu yang telah kering ditimbang. Preparasi ini dilakukan selama beberapa hari sampai didapatkan berat kering sampel konstan. II.2.3 Pirolisis Limbah Serabut Sagu (Metroxylon sp.) Lima puluh gram serabut sagu dipirolisis dengan dan tanpa katalis Ni-Zeolit. Pirolisis katalitik dilakukan dengan mencampurkan katalis dan limbah sagu. Campuran dipanaskan 311

dengan variasi waktu penahanan suhu pemanasan 0, 5, 10, 15, menit setiap tahap kenaikan suhu pada kisaran suhu 100-400 0 C dengan selang 100 0 C. Hasil perengkahan (cairan) dianalisis dengan Gas Chromatography-Spectroscopy Mass. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Katalis Ni-Zeolit dibandingkan hasil karakterisasinya dengan zeolit aktif menggunakan beberapa instrumen yaitu instrumen difraktometer sinar-x untuk mengetahui kristalinitas dan komposisi utama dari katalis, instrumen surface area analyzer (mengetahui luas permukaan, jejari rata-rata, dan volume total pori), dan keasaman katalis menggunakan larutan NH 3 sebagai adsorbat. III.1 Karakterisasi XRD Pada karakterisasi menggunakan XRD diamati difraktogram sampel zeolit aktif maupun Ni-Zeolit Hasil difraktogram dari zeolit aktif dan Ni-zeolit tidak jauh berbeda, hal tersebut menunjukkan bahwa zeolit alam memiliki kestabilan yang tinggi setelah diaktivasi maupun diimpreg dengan logam. Perbedaannya yaitu pada intensitas yang dihasilkan, dimana intensitas Ni-zeolit lebih tinggi daripada zeolit aktif. Intensitas tertinggi pada sampel dibandingkan dengan data JCPDS dan diperoleh perbandingan 2θ ( o ) masing-masing sampel dengan beberapa material dan diperkirakan material yang terbentuk pada sampel adalah Mordernite, Faujasite, Clinoptilolite, dan Laumonite. Adanya impregnasi logam Ni meningkatkan kristalinitas zeolit yang ditunjukkan dengan meningkatnya intensitas pada nilai 2θ. Prosentase kristalinitas zeolit aktif dari data yang diperoleh adalah 75,7 % dan amorf 24,3%, sedangkan prosentase kristalinitas pada Ni-Zeolit sebesar 78% dan amorf 22%, hal tersebut menunjukkan bahwa impregnasi logam Ni pada zeolit meningkatkan kristalinitas sebesar 2.3%. JCPDS Data Diperoleh Logam 2θ ( o ) I (I/I 0 ) 2θ ( o ) I (I/I 0 ) NiO 16,988 60 17,01 6 19,626 100 19,782 41 27,91 60 27,845 51 Ni 0 40,675 10 40,679 9 47,512 2 47,412 5 32,95 40 32,899 3 Impregnasi logam Ni pada zeolit yang selanjutnya dikalsinasi, dioksidasi dan direduksi bertujuan untuk memperoleh Ni dalam bentuk Ni 0, akan tetapi dari tabel diatas 312

masih terdapat Ni dalam bentuk NiO yang berarti reduksi logam Ni kurang sempurna. III.2 Karakterisasi BET dan Uji Keasaman Luas permukaan Jejari rata- Volume total Keasaman Jenis Padatan (m 2 /g) rata (A) pori (10-3 cc/g) (mmol/g) Zeolit alam (aktif) 199.115,55 66,1445 0,003 Ni-Zeolit 79,3,32 26,0542 0,185 Menurunnya luas permukaan adalah tidak terdistribusinya secara merata logam Ni pada permukaan katalis yang dapat mengakibatkan adanya penggumpalan logam-logam yang menempel dipermukaan katalis. Jejari rata-rata dan volume total pori yang juga menurun dimungkinkan karena adanya logam Ni yang menutupi permukaan pori-pori zeolit sehingga jejari ratanya menjadi lebih kecil dan volume pori setelah tertutupi logam Ni juga menurun. Adanya kadar Ni dalam katalis dapat meningkatkan keasaman katalis. Hal ini menunjukkan bahwa logam aktif mempunyai sifat aktif mengadsorpsi amonia, sehingga jumlah amonia yang teradsorpsi lebih banyak dibanding zeolit aktif yang hanya memiliki situs asam Lewis dan asam Bronsted. III.3 Karakterisasi Hasil Pirolisis Berat (gram) 30 10 cairan 0 arang 0 5 10 15 25 Waktu penahanan (menit) Berat (gram) 25 15 10 Cairan 5 Arang 0 0 5 10 15 25 Waktu penahanan (menit) Hasil berat cair pirolisis serabut sagu menggunakan katalis Ni-Zeolit meningkat sampai waktu penahanan 10 menit yang diikuti penurunan berat pada waktu 15 dan menit, Hasil berat cair pirolisis serabut sagu menggunakan katalis Ni-Zeolit meningkat sampai waktu penahanan 10 menit 313

yang diikuti penurunan berat pada waktu 15 dan menit, hal ini berbanding lurus dengan hasil arang yaitu mengalami kenaikan sampai waktu penahanan 10 menit dan adanya penurunan hasil berat arang pada waktu penahanan 15 dan menit. Waktu optimum untuk menghasilkan cairan ditunjukkan pada waktu penahanan 10 menit dengan berat sebesar 21,292 gram. Hasil cairan (bio-oil) kemudian dianalisis menggunakan alat GC-MS untuk mengetahui jenis dan kelimpahan senyawa yang dihasilkan. 60 Asam asetat (%) Kelimpahan 50 40 30 10 0 Fenol 2-propanon-1- hidroksi 2- furankarboksaldehid 2-propanon furan,2-metil fenol, 2,6-dimetoksi metanol 0 5 10 15 2-siklopenten-1-one, waktu penahanan (menit) 2-hidroksi-3-metil pentanal 60 Asam asetat 50 Fenol Kelimpahan (%) 2-propanon-1-hidroksi 40 2-furankarboksaldehid 30 2-propanon furan,2-metil 10 fenol, 2,6-dimetoksi 2-siklopenten-1-one, 2-0 hidroksi-3-metil 0 5 10 15 2-furanmetanol 314

waktu penahanan (menit) Produk utama hasil cair yang dihasilkan antara tanpa katalis (atas) maupun penggunaan katalis (bawah) memiliki 4 senyawa hidrokarbon rantai pendek dengan kelimpahan paling besar yaitu asam asetat; fenol; 2-ropanon,1-hidroksi; dan 2-furankarboksaldehid. Komponenkomponen tersebut merupakan komponen penyusun bio-oil hasil penguraian dari hemiselulosa, selulosa dan juga lignin. Secara keseluruhan penggunaan katalis Ni-Zeolit tidak efektif pada pirolisis limbah sagu dengan variasi waktu penahanan yang ditandai dengan jumlah bio-oil yang dihasilkan relatif lebih sedikit dibandingkan dengan pirolisis tanpa menggunakan katalis. IV. Kesimpulan 1. Perolehan bio-oil optimum pada pirolisis tanpa katalis yaitu pada waktu penahanan 5 menit dengan berat sebesar 23,032 gram dan pada pirolisis dengan katalis Ni-Zeolit pada waktu penahanan 10 menit dengan berat sebesar 21,292 gram. 2. Hasil persentasi kelimpahan senyawa bio-oil paling banyak pada pirolisis tanpa katalis maupun dengan katalis yaitu asam asetat paling banyak pada pirolisis tanpa katalis dengan waktu penahanan 15 menit sebesar 53,38%; fenol paling banyak pada pirolisis katalis dengan waktu penahanan menit sebesar 30,37%; 2-propanon,1-hidroksi paling banyak pada pirolisis tanpa katalis dengan waktu penahanan 5 menit sebesar 11,02%; dan 2-furankarboksaldehid paling banyak pada pirolisis tanpa katalis dengan waktu penahanan 10 menit sebesar 15,11%. V. Daftar Pustaka [1] Bridgewater, A.V., 11, Review of fast pyrolysis of biomass and product upgrading, 1-27 [2] Kiat, L.J., 06, Preparation and characterization of carboxymethyl sago waste and its hidrogel, Malaysia, Universiti Putra Malaysia [3] Lu, Q., Yang, X., Dong, C., Zhang, Z., Zhang, X., dan Zhu, X., 11, Influence of pyrolysis temperature and time on the cellulose fast pyrolysis products: Analytical Py GC/MS study, Journal of Analytical and Applied Pyrolysis [4] Mc. Clatchey W., Manner HI dan Elevitch CR., 06, Metroxylon amicarum, M. paulcoxii, M. sagu, M. salomonense, M. vitiense, dan M. waburgii (sago palm) Arecaceae (palm family), Species Profiles for Pacific Island Agroforestr, www.traditionaltree.org [5] Sriatun dan Suhartana, 05, Impregnasi Nikel Klorida Pada Zeolit-Y Untuk Katalis Hidrorengkah Minyak Bumi Fraksi 150-230 0 C, Penelitian DIK RUTIN Jurusan Kimia F.MIPA, Semarang 315