BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Parameter. (cm) (hari) 1 6 0, , , Jumlah = 27 0, Rata-rata = 9 0,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TEKNIK PELAKSANAAN

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida

PEUBAH PERTUMBUHAN KUALITATIF. Bentuk Ujung Daun Pertama, Bentuk Batang, dan Warna Batang

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.

METODOLOGI PENELITIAN

Kebutuhan pupuk kandang perpolibag = Kebutuhan Pupuk Kandang/polibag = 2000 kg /ha. 10 kg kg /ha. 2 kg =

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 377/Kpts/SR.120/6/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA H 275 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA R - 01

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 375/Kpts/SR.120/6/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA H 155 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA SHS 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan

Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) : Menutup tongkol dengan cukup baik. Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH JAGUNG HIBRIDA

Blok I Blok II Blok III. c 3 P 0 V 1 P 1 V 5 P 0 V 1 P 1

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

adalah praktek budidaya tanaman untuk benih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 129/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR JAGUNG HIBRIDA SU 3545 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA N 35

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

PENGARUH WAKTU TANAM INDUK BETINA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN MUTU BENIH JAGUNG HIBRIDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membuka sempurna. Pada kondisi tanah yang lembab, tahapan pemunculan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 161/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA TB 8701 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA DK - 2

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

Lampiran 1. Tabel Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST (cm) Lampiran 2. Tabel Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST (cm)

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 77/Kpts/SR. 120/2/2007 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

\M,\\\ Lampiran I. Bagan Penempatan perlakuan berdasarkan rancangan acak lengkap M2R3 I MORI I M0R2I M1R3 III M3R1 II M2R2 II M2R2I M3R2I M1R2I M1R2 I

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 167/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA 02ALL SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA NK 99

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sharma (2002) dalam taksonomi tumbuhan, tanaman jagung. Sistem perakaran tanaman jagung mempunyai perakaran yang tersebar

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dinamakan akar adventif (Duljapar, 2000). Batang beruas-ruas dan berbuku-buku, tidak bercabang dan pada bagian

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PENYIMPANAN KONSORSIUM PGPR HASIL ISOLASI TUMBUHAN PANTAI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI DI LAHAN PASIR PANTAI

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 165/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA 02ALL SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA NK 82

BAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hajimena, Lampung Selatan pada bulan September 2009 sampai bulan Januari

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja,

PEMBENTUKAN VARIETAS UNGGUL BARU SEREALIA

III. BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

[ ] Pengembangan Varietas Jagung Putih untuk Pangan, Berumur Genjah dan Toleran Kekeringan Muhammad Azrai

Deskripsi Mentimun Hibrida Varietas MAGI F M. Bentuk penampang melintang batang : segi empat

TINJAUAN PUSTAKA. Pemuliaan Jagung Hibrida

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA. kelas : Monocotyledoneae, ordo : poales, famili : poaceae, genus : Zea, dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Pengambilan Data Mikrohabitat Belalang pada

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 166/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA 02ALL SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA NK 88

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 570/Kpts/SR.120/10/2004 TENTANG

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

( 2 ) untuk derajat kecocokan nisbah segregasi pada setiap generasi silang balik dan

Lampiran 1 Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan tinggi tanaman kedelai dan nilai AUHPGC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

BAHAN DAN METODE. 1. Studi Radiosensitivitas Buru Hotong terhadap Irradiasi Sinar Gamma. 3. Keragaan Karakter Agronomi dari Populasi M3 Hasil Seleksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. kingdom Plantae, divisio Spermatophyta, kelas Angiospermae, ordo Poales,

TEKNIK PERSILANGAN BUATAN

BAB III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

4.1 Hasil BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang dilakukan pada kedua galur murni G.180 dan menunjukkan hasil yang optimal pada berbagai pertumbuhan tanaman, dengan parameter pengamtan seperti tinggi tanaman, waktu berbunga, jumlah tongkol per rumpun, Hal ini dapat dilihat dalam Tabel sebagai berikut. Tabel 1. Hasil pengamatan tinggi tanaman, diameter batang, waktu berbunga, jumlah tongkol per rumpun, dan panjang tongkol benih galur G.180 dan benih galur. 1 MST Tanaman Sampel (hari) 1 6 0,1 - - - 2 8 0,4 - -0-3 7 0,2 - - - Jumlah = 27 0,7 - - - Rata-rata = 9 0,2 - - - G.180 1 6,1 0,2 - - - 2 6,2 0,2 - - - 3 6,8 0,3 - - - Jumlah = 19,1 0,7 - - - Rata-rata = 6,4 0,2 - - - 1 7 0,1 - - - 2 8 0,4 - - - 3 6 0,2 - - - Jumlah = 21 0,7 - - -

Rata-rata = 7 0,2 - - - Sumber : Data primer yang telah diolah (2013) Berdasarkan Tabel 1 di atas, hasil pengamatan tinggi tanaman dan diameter batang menunjukkan perbedaan yang signifikan dari kedua galur murni G.180 dan berdasarkan perbedaan waktu tanam. Dan pada jenis galur murni G.180 tidak ada penanaman kedua karena serbuk sari yang akan banyak dibutuhkan adalah galur. Tabel 2. Hasil pengamatan tinggi tanaman, diameter batang, waktu berbunga, jumlah tongkol per rumpun, dan panjang tongkol dari benih galur G.180 dan benih galur. 2 MST Tanaman Sampel (hari) 1 13,5 0,15 - - - 2 14 0,22 - - - 3 13,8 0,17 - - - Jumlah = 41,3 0,54 - - - Rata-rata = 13,8 0,18 - - - G.180 1 13,2 0,20 - - - 2 13,5 0,20 - - - 3 14 0,17 - - - Jumlah = 40,7 0,57 - - -

Rata-rata = 13,5 0,19 - - - 1 12 0,16 - - - 2 14 0,21 - - - 3 13 0,18 - - - Jumlah = 39 0,55 - - - Rata-rata = 13 0,18 - - - Sumber : Data primer yang telah diolah (2013) Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa pada parameter pengamatan benih galur murni G.180 dan sudah terlihat sedikit perbedaannya nampak pada tinggi tanaman dan diameter batang tersebut di atas. Tabel 3. Hasil pengamatan tinggi tanaman, diameter batang, waktu berbunga, jumlah tongkol per rumpun, dan panjang tongkol dari benih galur G.180 dan benih galur. 3 MST Tanaman Sampel (hari) 1 30 0,19 - - - 2 27 0,22 - - - 3 25 0,20 - - - Jumlah = 76 0,6 - - -

Rata-rata = 25 0,2 - - - G.180 1 28 0,22 - - - 2 27 0,22 - - - 3 25 0,20 Jumlah = 80 0,64 - - - Rata-rata = 27 0,21 - - - 1 23 0,19 - - - 2 30 0,22 - - - 3 25 0,20 - - - Jumlah = 78 0,61 - - - Rata-rata = 26 0,20 - - - Sumber : Data primer yang telah diolah (2013) Berdasarkan Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa diameter dan tinggi tanaman masing masing tanaman perbedaannya sedikit. Tetapi tanaman benih galur murni G.180 lebih Pendek dari tanaman benih galur murni. Tabel 4. Hasil pengamatan tinggi tanaman, diameter batang, waktu berbunga, jumlah tongkol per rumpun, dan panjang tongkol dari benih galur G.180 dan benih galur 4 MST

Tanaman Sampel (hari) 1 56 0,22 - - - 2 50 0,23 - - - 3 58 0,23 - - - Jumlah = 164 0,68 - - - Rata-rata = 55 0,23 - - - G.180 1 50,9 0,23 - - - 2 50,2 0,24 - - - 3 49 0,22 - - - Jumlah = 150 0,69 - - - Rata-rata = 50 0,23 - - - 1 50 0,23 - - - 2 59 0,22 - - - 3 47 0,22 - - - Jumlah = 156 0,67 - - - Rata-rata = 52 0,22 - - - Sumber : Data primer yang telah diolah (2013)

Berdasarkan Tabel 4 ini dilihat bahwa tinggi tanaman benih galur murni lebih tinggi tanamannya dibandingkan dengan tanaman benih galur murni G.180. Dari pengamatan minggu pertama sampai minggu ke empat ini bunga dari tanaman jagung tersebut belum ada yang keluar, begitu juga dengan tongkolnya. Tabel 5. Hasil pengamatan tinggi tanaman, diameter batang, waktu berbunga, jumlah tongkol per rumpun, dan panjang tongkol dari benih galur G.180 dan benih galur. 5 MST Tanaman Sampel (hari) 1 89 0,22 - - - 2 87 0,23 - - - 3 92 0,23 - - - Jumlah = 268 0,68 - - - Rata-rata = 89 0,22 - - - G.180 1 95 0,23 - - - 2 84,5 0,24 - - - 3 92 0,23 Jumlah = 271 0,7 - - - Rata-rata = 90 0,23 - - - 1 86 0,23 - - - 2 88,5 0,22 - - - 3 89 0,23 - - - Jumlah = 263 0,68 - - - Rata-rata = 87 0,22 - - -

Sumber : Data primer yang telah diolah (2013) Berdasarkan Tabel 5 di atas dari diameter batang masing masing tanaman masih tetap, cuman tinggi tanaman yang bertambah. Dan pada umur 5 minggu juga ini belum ada yang keluar bunga juga tongkol. Tabel 6. Hasil pengamatan tinggi tanaman, diameter batang, waktu berbunga, jumlah tongkol per rumpun, dan panjang tongkol dari benih galur G.180 dan benih galur. 6 MST Tanaman Sampel (hari ) 1 95 0,22 46 - - 2 99 0,23 45 - - 3 96 0,24 45 - - Jumlah = 290 0,69 137 - - Rata-rata = 97 0,23 46 - - G.180 1 100 0,24 46 - - 2 0 0 0 0 0 3 99 0,24 46 - - Jumlah = 199 0,48 92 Rata-rata = 99,5 0,24 46

1 90 0,24 49 - - 2 89 0,23 51 - - 3 100 0,24 52 - - Jumlah = 279 0,71 152 - - Rata-rata = 93 0,23 50 - - Sumber : Data primer yang telah diolah (2013) Bedasarkan Tabel 6 ini, dapat dilihat pada sampel kedua tanaman benih galur murni G.180 kosong karena dari hasil seleksi tanaman tersebut termasuk tanaman menyimpang dari benih galur murni G.180 oleh karena itu di keluarkan. Tinggi tanaman dan diameter batang bertambah sedikit sedikit. Dan waktu berbunga masing masing sampel beda karena malainya tidak keluar serentak. Tabel 7. Hasil pengamatan tinggi tanaman, diameter batang, waktu berbunga, jumlah tongkol per rumpun, dan panjang tongkol dari benih galur G.180 dan benih galur. 7 MST Tanaman Sampel 1 95 0,22 46 - -

2 99 0,69 45 - - 3 99 0,23 46 - - Jumlah = 199 0,69 137 - - Rata-rata = 99,5 0,23 46 - - G.180 1 100 0,24 46 - - 2 0 0 0 0 0 3 98 0,24 46 - - Jumlah = 290 0,71 92 - - Rata-rata = 97 0,23 46 - - 1 90 0,24 49 - - 2 89 0,23 51 - - 3 100 0,24 52 - - Jumlah = 279 0,71 152 - - Rata-rata = 93 0,23 50 - - Sumber : Data primer yang telah diolah (2013) Bedasarkan Tabel 7 ini, tinggi tanaman dan diameter batang tidak lagi mengalami perubahan karena pada umumnya tanaman jagung pada saat keluar malai pada saat itu juga tanaman tersebut tidak akan mengalami pertambahan tinggi maupun diameter batang. Dan pada umumnya tanaman jagung akan keluar malainya pada 45 hari sekian.

Tabel 8. Hasil pengamatan tinggi tanaman, diameter batang, waktu berbunga, jumlah tongkol per rumpun, dan panjang tongkol dari benih galur G.180 dan benih galur. 8 MST Tanaman Sampel MR.14 1 95 0,22 46 1 20 2 99 0,23 45 2 18 3 96 0,24 46 2 17 Jumlah = 290 0,69 137 5 18,3 Rata-rata = 97 0,23 46 1,7 6,1 G.180 1 100 0,24 46 1 17 2 0 0 0 0 0 3 98 0,24 46 1 18 Jumlah = 290 0,71 92 2 35 Rata-rata = 97 0,23 46 1 17 MR.14 1 90 0,24 49 2 18 2 89 0,23 51 1 17 3 100 0,24 52 1 18 Jumlah = 279 0,71 152 4 53 Rata-rata = 93 0,23 50 1,3 17,7 Sumber : Data primer yang telah diolah (2013)

Berdasarkan Tabel 8 hasil pengamtan bahwa pada waktu berbunga tanaman benih galur G.180 pada saat itu juga malainya di keluarkan/di pangkas (Detaseling). Pemangkasan dilakukan khusus pada benih galur murni G.180 saja. Dari tinggi tanaman dan diameter batang tidak mengalami perubahan lagi setelah keluar malai. Pada hasil pengamatan dari ke dua jenis benih galur murni mempunyai jumlah tongkol rata rata 1 selain jumlah tongkol juga diamati panjang tongkol jagung terpanjang di temukan pada galur murni dengan rata rata panjang tongkol 17 cm. Selain data hasil pengamatan di lapagan maka terdapat beberapa perbedaan karakter dari tetua dan yang diamati. Adapun karakter ke 2 galur tersebut sebagai berikut : Karakter tetua galur betina (G.180) Karakter tetua galur (MR.14) Hasil tertinggi produksi hasil ± 2 ton/ha Ukuran biji baik dan seragam Tanamannya lebih pendek (1.70 cm) dan tahan rebah Waktu berbunga lambat Kemunculan rambut sangat baik Posisi letak dan warna rambut seragam Keluar rambut Singkron dengan waktu keluar pollen MR.14 Produksi serbuk sari lebih tinggi Jangka waktu produksi serbuk sari lebih panjang 2 minggu Tanamannya lebih tinggi (1.95 cm) Waktu berbunga cepat Tahan rebah Kemunculan tassel sangat baik Tassel tumbuh dengan baik dan seragam

Tongkol dan biji resisten terhadap penyakit Lebih toleran terhadap kekeringan Serbuk sari pecah setelah rambut tanaman betina muncul Tanaman toleran penyakit sebelum berbunga Toleran terhadap kekeringan Sumber : BPIJ Provinsi Gorontalo, (2013) 4.2 Pembahasan Hasil pengukuran dan pengamatan di lapangan menunjukkan pertumbuhan tanaman dari kedua galur murni tergolong baik, hal ini disebabkan oleh mutu benih galur yang digunakan tergolong berkualitas baik, pengendalian gulma yang sangat antisipatif terutama dari awal pertumbuhan tanaman. Kelebihan kedua galur murni dalam hal potensi pertumbuhan yang lebih baik disebabkan oleh potensi genetiknya yang sangat baik. Hasil silangan dari kedua galur murni ini merupakan generasi pertama yang dilakukan di Gorontalo untuk diharapkan kualitas sangat baik. Program perbanyakan benih dari kedua galur tersebut diarahkan untuk menghasilkan benih F1 yang beradaptasi spesifik pada wilayah dengan iklim dan jenis tanah tertentu. Pada waktu penanaman untuk galur G.180 ditanam satu kali saja karena pada fase pembungaan waktu berbunga galur G.180 lebih lambat dari galur. Dan untuk galur ditanam dua kali dengan selang waktu dua hari setelah penanaman awal karena waktu berbunga galur lebih cepat. Berdasarkan Tabel 1-4 pada data satu bulan perbedaan karakter kedua benih galur murni tersebut nampak pada tinggi tanaman dan diameter batang, setelah bulan kedua pada minggu ke 5 samapai minggu ke - 8 perbedaan perbedaan juga nampak pada waktu keluar malai dan jumlah tongkol, panjang tongkol. Pada saat roughing sampel ke 2 tanaman benih galur murni

G.180 harus di keluarkan karena termasuk salah satu tanaman menyimpang dari tanaman tersebut. Berdasarkan keadaan iklim yang ada di Kecamatan Tilongkabila maka data curah hujan tersebut disimpulkan bahwa keadaan iklim di dominasi oleh iklim sedang. Curah hujan selama penanaman dari bulan maret sampai dengan bulan mei dapat dilihat dari tabel di bawah ini mengalami fluktuasi yang sangat besar, terutama pada bulan mei. Pada bulan ini, curah hujan mencapai nilai tertinggi yaitu 326 mm/bulan. Jumlah curah hujan keseluruhan dari bulan maret sampai mei yakni 646,2 mm/bulan dengan rata rata curah hujan mencapai 54 mm/bulan. Roughing (seleksi penyimpangan tanaman jantan pada tanaman betina).salah satu langkah penting yang harus dilakukan dalam kegiatan teknik persilangan perbanyakan benih adalah roughing. Yang dimaksud dengan roughing adalah proses pemeriksaan kondisi tanaman di lapangan dan pembuangan tanaman yang tidak dikehendaki, yang memiliki ciri berbeda seperti daunnya lebar, warna daun hijau tua, diameter batang besar. Dilakukan dilahan produksi benih dengan tujuan untuk menjaga kemurnian galur yang diproduksi. Roughing dilakukan pada tanggal 24 April 2013 pada saat tanaman berumur 38 hari setelah tanam. Roughing dilakukan beberapa kali pada fase pertumbuhan yang berbeda sampai sebelum panen. Roughing dilakukan sepagi mungkin sebelum matahari terlalu panas agar pengenalan terhadap ciri-ciri kritis yang ada dapat lebih mudah dilakukan. Ciri dan sifat tanaman yang di rouging yaitu warna daun dan tinggi tanaman tidak seragam. Waktu Keluarnya Malai Dan Detaseling (pemangkasan bunga jantan).malai tanaman jagung pada petakan pengamatan keluar pada saat tanaman berumur 45 hari, keluarnya malai tanaman tetua betina tidak pada waktu yang bersamaan. Bunga jantan di pangkas cuman pada

tanaman tetua betina itupun yang sudah keluar malainya, dilakukan pada waktu pagi atau sore hari. Kegiatan pemangkasan atau pencabutan bunga jantan pada tanaman betina, dilakukan pada umur tanaman 45 hari setelah tanam (HST) yaitu ketika bunga mulai terlihat, hal ini dilakukan agar benang sari tidak menyerbuki putik. Untuk, mendapatkan benih penyerbukan akan dilaksanakan oleh tanaman jantan.