BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. setiap sekolahan adalah hasil belajar siswa. Berhasil atau tidaknya suatu. siswa bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Disekolah terjadi. sebagai pendidik dalam suatu proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisa bersikap tertentu. Dalam hal ini, belajar merupakan sebuah upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa rakfa-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang telah dipelajari mulai dari jenjang sekolah dasar. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan dan proses, agar sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Hamid, 2009: 1). Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nuri Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demi detik sejak manusia lahir sampai mati. Manusia sejak lahir belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siti Nurjanah,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nelly Fitriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

I. PENDAHULUAN. menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Guru juga harus ikhlas dalam

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Skripsi Oleh : Nanik Ramini NIM K

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. motivasi belajar. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan. bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan pendidikan selalu terkait dengan kegiatan belajar mengajar (KBM).Dalam kegiatan belajar mengajar guru berperan membekali serta mengembangkan potensi anak agar bisa hidup dan menyesuaikan diri sesuai dengan tuntutan atau perubahan kehidupan.begitu pentingnya pendidikan karena pendidikan tidak hanya berperan mengembangkan aspek intelektual semata, tetapi juga membekali dan mengembangkan kecakapan pribadi dan kecakapan sosial anak. Di era ini pendidikan di SD harus memperhatikan kebutuhan peserta didik sesuai dengan tahap usia anak, supaya pendidikan itu dapat meningkatkan kualitas anak sejak dini. Dengan demikian dunia pendidikan dapat melahirkan manusia Indonesia yang berkualitas dan tidak hanya ahli dibidangnya tetapi juga bisa berpikir global dan memiliki kearifan dalam bertindak sehingga budaya ingin berkembang itu terwujud. Budaya yang berkembangmerupakan budaya yang progresif yang bercirikan antara lain memiliki cara berpikir yang rasional dan realistik, mampu mengembangkan dan menyerap banyak ilmu dan pengetahuan dengan cepat, terbuka dan inovasi, bahkan selalu berusaha mencari hal-hal yang baru, serta mampu memprediksi dan merencanakan masa depan dengan semakin berkembangnya teknologi yang dapet memperbaiki kesalahan ataupun kekeliruan yang terjadi dalam dunia pendidikan. Perbaikankekeliruan dalam dunia pendidikan merupakan tangung jawab semua pihak terutama guru SD. Ujung tombak dalam pendidikan dasar adalah guru SD. Oleh karena itu guru SD harus menguasai berbagai kompetensi keguruan.salah satu kompetensi yang wajib untuk dikuasai oleh seorang guru adalah kompetensi profesional.kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan.kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting karena langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. 1

2 Seorang guru yang profesional harus memiliki kemampuan untuk mengaplikasi metode dan strategi pembelajaran. Hal ini menjadi penting untuk diperhatikan karena salah satu penentu berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah ketepatan guru dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran. Dalam menentukan metode pembelajaran, hendaknya guru SD memperhatikan kondisi anak didik, lingkungan, ketersediaan media maupun kesesuaian dengan materi yang akan diajarkan sehingga dengan memperhatikan beberapa hal tersebut, siswa diharapkan dapat mengerti dan menguasai materi yang dijelaskan oleh guru. Hamdani (2011:80) mengemukakan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran sangat penting. Melalui metode diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru.rahardja (2002:4-5) mengemukakan bahwa strategi belajar mengajar pada hakekatnya adalah rencana kegiatan belajar mengajar yang dipilih oleh guru untuk dilaksanakan, baik oleh siswa maupun oleh guru dalam rangka usaha pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Guru seharusnya dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran mungkin dapat dikatakan tepat untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk pelajaran yang lainnya. Untuk itu guru haruslah pandai dalam memilih dan menggunakan metode-metode pembelajaran mana yang akan digunakan dan disesuaikan dengan materi yang akan diberikan sesuai karakteristik siswa. Pada proses pelaksanaan pembelajaran seorang guru harus mampu untuk mengaplikasi metode dan juga strategi pembelajaran. Mengaplikasi metode dan strategi pembelajaransalah satunya yaitu penggunaan media yang tepat dalam mengajar. Melalui penggunaan media pembelajaran yang tepat diharapkan mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga peserta didik dapat memahami

3 dan menguasai bahan ajar itu dengan mudah.sehubungan dengan hal tersebut maka guru atau calon guru perlu memahami secara benar kriteria pemilihan media, terampil dalam menerapkan berbagai macam media mengajar, serta terampil menerapkannya dalam pengajaran di kelas.dengan begitu pembelajaran yang dilaksanakan dapat optimal. Pemilihan media juga memiliki kriteria yaitu media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.misalnya, apabila tujuan atau kompetensi bersifat menghapalkan kata-kata, media yang tepat untuk digunakan adalah media audio.jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan, media yang lebih tepat digunakan adalah media cetak. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik, media film dan video bisa digunakan. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas,2006) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Dalam penyampaian ilmu pengetahuan tentang mata pelajaran IPA, seorang guru akan lebih mudah dalam pencapaian tujuan yang diharapkan apabila menggunakan metode dan media dalam proses kegiatan belajar mengajar IPA. Penggunaan metode dan media seharusnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar. Sebagaimana telah dipaparkan oleh penulis, guru seharusnya menyadari begitu kuat pengaruh metode dan media pembelajaran.salah satu metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran IPA adalah metode demonstrasi dan media audio visual (CD interaktif).karena IPA merupakan ilmu

4 yang mempelajari tentang segala sesuatu yang terdapat di alam, baik itu zat yang terkandung atau gejala yang terdapat di alam, IPA merupakan pengetahuan mempunyai kebenaran melalui metode ilmiah baik secara induktif ataupun deduktif. Dengan metode demonstrasi menggunakan bantuan media audio visual (CD interaktif) proses pembelajaran akan menjadi lebih baik dan hasil belajar lebih signifikan. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dalam kenyataan yang terjadi di SDN 03 Kembangsari masih sangat kurang maksimal.dalam pengelolaan kelas, guru hanya menciptakan suasana belajar yang seadanya. Dengan tempat duduk yang berjajar berderet-deret tanpa ada inovasi lain. Siswa juga akan cepat bosan dan jenuh dalam situasi belajar yang seperti ini. Lokasi sekolah yang berdekatan dengan jalan umum dan tempat pemukiman penduduk, mengakibatkan bising dan mengganggu proses belajar siswa. Siswa tidak akan nyaman dengan keadaan kelas yang tidak mendukung mereka dalam menumbuhkan semangat belajar. Saat observasi juga guru tidak menggunakan RPP yang inovatif (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang khusus dibuat untuk setiap mata pelajaran. RPP yang ada hanya RPP yang diberikan dari Pemerintah dan download dari internet. Dan menambah-menambahkan sedikit sesuai dengan kebutuhan guru. Pada saat proses belajar mengajar siswa juga kurang antusias dengan penjelasan guru khusunya pada mata pelajaran IPA karena masih menggunakan metode ceramah yang bersifat konvensional. Sehingga pembelajaran IPA di sekolah tersebut cenderung pasif, bosan, malas untuk memperhatikan dan hanya mengandalkan guru sebagai sumber ilmu yang seharusnya guru sudah menjasi fasilitator.hal tersebut dapat membuat minat belajar siswa menjadi menurun dan membuat siswa kurang mampu dalam berfikir kritis guna memecahkan suatu masalah dan cenderung malas berfikir.sehingga hanya terjalin komunikasi searah yaitu guru kepada siswa tanpa ada timbal baliknya dari siswa kepada guru. Keadaan seperti jika selalu didiamkan lama-lama akan membuat siswa sangat

5 acuh dan enggan untuk berkonsentrasi dengan setiap pembelajaran yang ada dan minat belajar siswa menjadi menurun. Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Metode ceramah hanya akan membuat siswa manjadi malas, bosan, mengantuk dan bergurau dengan teman sebangkunya saja. Guru seharusnya menerapkan model pembelajaran inovatif yang mampu menarik perhatian dan minat belajar siswa. Siswa harus dilatih menggunakan kemampuan otaknya untuk membuat konsep belajarnya sendiri, kreatif untuk membuat konsep belajar tersebut, aktif dan bekerjasama dalam membuat konsep belajarnya, karena dalam prosesnya guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang dibagi secara heterogen, kemudian guru menentukan topik dan siswa diminta untuk menambahkan hal-hal yang berhubungan dengan topik tersebut. Setelah itu guru meminta untuk mempresentasikan hasil yang telah dibuat siswa.kemudian memberikan kesimpulan, evaluasi, yang terakhir memberi refleksi tentang materi yang telah diberikan.sehingga tidak hanya mempermudah dan membantu belajar mereka, karena mata pelajaran IPA identik dengan hafalan dan hanya mengandalkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga melatih interaksi antara siswa dengan siswa. Berdasarkan pengamatan penulis selama proses belajar mengajar, hanya ada 25% siswa yang mau mendengar ceramah dari guru dan sisanya menggunakan kesempatan tersebut untuk bercanda gurau bersama teman sebangkunya, bermain sendiri dan mengantuk. Hal tersebut yang membuat minat belajar siswa menjadi menurun dan itulah permasalahan yang terjadi di SDN 03 Kembangsari Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Kelas 5 Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. 1.3 Pembatasan masalah Dari diidentifikasi masalah yang terpapar diperoleh gambaran permasalahan yang begitu luas.namun menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka penulis memandang perlu memberi batasan masalah secara

6 jelas dan terfokus. Selanjutnya masalah yang menjadi obyek penelitian dibatasi hanya pada analisis: a. Pembelajaran IPA yang menggunakan metode demonstrasi dan metode diskusi b. Hanya kelas 5 yang menjadi subyek penelitian ini,baik di SD N 03 Kembangsari maupun Musuk. c. Seberapa pengaruh Metode demonstrasi dan metode diskusi terhadaphasilbelajar siswa. 1.4 Rumusan Masalah Berdasar dari identifikasi masalah yang ada,maka dalam penelitian ini merumuskan Adakah perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan metode demonstrasi menggunakan bantuan media audio visual (CD interaktif) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N 03 Kembangsari Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan penerapan metode diskusi berbantuan media audio visual (CD interaktif) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N 03 Musuk Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasar pada perumusan masalah, maka dalam penelitian ini memiliki tujuan yaitu mengetahui perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan metode demonstrasi menggunakan bantuan media audio visual (CD interaktif) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N 03 Kembangsari Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan penerapan metode diskusi berbantuan media audio visual (CD interaktif) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N 03 Musuk Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013.

7 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis Melalui hasil penelitian ini diharapkan ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan metode demonstrasi menggunakan bantuan media audio visual (CD interaktif) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N 03 Kembangsari Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan penerapan metode diskusi berbantuan media audio visual (CD interaktif) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N 03 Musuk Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. 1.6.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan ide mengenai perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan metode demonstrasi menggunakan bantuan media audio visual (CD interaktif) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N 3 Kembangsari Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan penerapan metode diskusi berbantuan media audio visual (CD interaktif) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N 03 Musuk Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. dan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk para guru selanjutnya dalam kegiatan belajar mengajar.