BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PERBANDINGAN WAKTU DAN PRODUKTIVITAS PENGECORAN MENGGUNAKAN CONCRETE BUCKET

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha

Dosen Pembimbing : Tri Joko Wahyu Adi, ST, MT, PhD Yusroniya Eka Putri, ST, MT ARIEF HADI PRANATA

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB II STUDI PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PRODUKTIVITAS CONCRETE PUMP PADA PROYEK BANGUNAN TINGGI

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

Tabel 5.7 Waktu Total Pelaksanaan Pengecoran Tower Crane. = Rp ,00 /jam. Harga Sewa Genset

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

ANALISA WAKTU PENGECORAN PADA LANTAI EMPAT PROYEK GEDUNG SEKOLAH DI SURABAYA

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Peningkatan pembangunan tersebut berlangsung diberbagai bidang,

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

BAB IV ALAT DAN BAHAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


BAB II STUDI PUSTAKA

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB 3 STUDI LAPANGAN. Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan. pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat.

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 1, No. 1 : 13-20, Maret 2014

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

PERBANDINGAN ANTARA METODE PELAKSANAAN PELAT CAST IN SITU DAN PELAT PRECAST DITINJAU DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SMPN 43 SURBAYA

Tabel 5.7 Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EFISIENSI TATA LETAK FASILITAS DAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL


BAB III METODE ANALISA. 1. Lokasi Proyek Letak proyek pembangunan Gateway Pasteur Apartement ini berada di Jln. Gunung Batu,Bandung.

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

UCAPAN TERIMA KASIH...

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dibutuhkannya peralatan peralatan

BAB VII METODE PELAKSANAAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN

MEKANISME KERJA JIB CRANE

BAB III TINJAUAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menimbulkan masalah bagi para pekerja dibidang kontruksi. Karena

Presentasi Tugas Akhir

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan

DAFTAR ISI PERNYATAAN...

BAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah

PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE LIFT DAN PELAT LANTAI PADA PROYEK TOWER C APARTEMEN THE ASPEN PEAK RESIDENCES, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA

Pelaksanaan Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai Pada Gedung 2 Lantai 5 Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS LUFFING CRANE DENGAN HAMMER HEAD CRANE PADA PROYEK HIGH RISE BUILDING STUDI KASUS: MENARA ASTRA PROJECT, JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL PADA PROYEK BRANZ SIMATUPANG APARTMENT

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

PENGERTIAN CRANE. 1. Crane Beroda Crawler

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menentukan Topik Permasalahan : Komparasi Metode Konstruksi. Studi Literatur. Pengumpulan Data.

LAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK PEMBANGUNAN MENARA ASTRA PROJECT (METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS)

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. UMUM Penelitian ini berupa analisa perbandingan pengecoran menggunakan alat berat concrete pump dan concrete bucket untuk pekerjaan konstruksi pada proyek bangunan. Permodelan penggunaan alat dilakukan dalam tinjauan waktu dan produktivitas. Metodologi tugas akhir ini akan dimulai berdasarkan jenis data dan tahapan pelaksanaan. Bagan dari metodologi pada tugas akhir ini dapat dilihat pada flowchart. 3.2. ALUR PENYELESAIAN PENELITIAN TUGAS AKHIR Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai maka berikut adalah tahapantahapan dari penelitian Tugas Akhir ini. 3.2.1. Studi Literatur dan Lapangan Penggunaan literatur yang menunjang antara lain: buku tentang peralatan, buku petunjuk penggunaan alat berat, brosur dan lain-lain, sehingga dapat dipelajari dan diketahui cara penggunaan dan spesifikasi alat berat yang digunakan. Setelah itu perlu dilakukan pengamatan di lapangan untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja dan penempatan alat berat tersebut dilapangan. 41

3.2.2. Jenis Data dan Sumber Data Dalam pelaksanaan penelitian ini dibutuhkan berbagai macam data input dan masukan untuk dianalisa lebih lanjut. Data-data input tersebut dibedakan menjadi dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer adalah input pokok yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir ini. Data primer meliputi data informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data pendukung yang dibutuhkan dalam penyusunan penelitian ini. Data sekunder meliputi data pendukung yang diperoleh dari pihak konstruksi meliputi data time schedule, gambar proyek, data volume pekerjaan, spesifikasi alat, dan lain sebagainya. Sehingga dapat langsung digunakan sebagai sumber perhitungan yang siap digunakan. 3.2.3. Pengumpulan Data Data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang ada, tidak hanya berasal dari proyek tetapi juga dari sumber lain sehingga memberikan informasi yang dibutuhkan. Adapun data yang berasal dari proyek yang bersangkutan antara lain: - Gambar struktur bangunan - Time Schedule - Volume pekerjaan 42

- Jenis dan spesifikasi peralatan berat yang dipakai 3.2.4. Menentukan Metode Pelaksanaan Menentukan metode pelaksanaan pekerjaan antara penggunaan alat berat concrete bucket dan concrete pump yang berpengaruh terhadap waktu dan produktivitas di lapangan. 3.2.5. Menganalisa dan Mengolah Data - Melakukan perhitungan volume pekerjaan meliputi pekerjaan kolom, plat, dan balok. - Menentukan posisi titik pusat pengecoran atau pusat segmen. 3.2.6. Perhitungan Waktu dan Produktivitas Pengecoran Setelah diketahui volume pekerjaan, dan posisi peralatan maka waktu dan produktivitas pekerjaan pengecoran untuk penggunaan alat concrete bucket dan concrete pump dapat diperoleh. 3.2.7. Membandingkan Hasil Perhitungan Setelah waktu dan produktivitas pengecoran dari kedua alat berat diperoleh, maka dibandingkan antara kedua alat berat tersebut. 43

3.3. ALUR METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PENGECORAN 3.3.1. Dengan Menggunakan Tower Crane dan Concrete Bucket Pada proses pengecoran beton segar diambil dari tanah yaitu dari level ±0,00 sehingga jarak pengengkatan beton pada pekerjaan kolom berbeda-beda sesuai dengan ketinggian lantai. Disini peralatan tower crane dan concrete bucket digunakan hanya untuk pekerjaan kolom. Adapun langkah langkah metode pelaksanaan pekerjaan pengecoran dengan menggunakan tower crane dan concrete bucket, sebagai berikut : 1. Proses Muat Penuangan beton ready mix dari truck mixer ke dalam bucket yang disediakan. 2. Proses Pengangkatan Dalam proses pengangkatan terdapat beberapa proses yaitu : a. Proses Hoisting (Angkat) Yaitu proses pengangkatan bucket beton yang telah berisi beton basah ready mix. b. Proses Slewing (Putar) Yaitu proses perpindahan/perputaran lengan crane (jib), yang mengangkat bucket beton yang telah berisi beton basah ready mix ke area yang akan dicor. c. Proses Trolley (Jalan) Yaitu proses untuk memindahkan bucket beton yang telah berisi beton basah ready mix sepanjang lengan tower crane (jib) secara horizontal atau maju dan mundur. 44

1 2 4 3

Concrete Pump Truck Mixer Tower Crane

3.4.2. Penggunaan Alat a. Spesifikasi Peralatan Tower Crane Spesifikasi dari tower crane yang digunakan adalah tipe Free Standing Crane karena tipe tower crane ini mampu berdiri bebas dengan pondasi khusus untuk tower crane itu sendiri, dengan lifting capacity ; 1,6 ton di ujung jib dan maximum capacity ; 6 ton dan memiliki jib radius 50 m. b. Spesifikasi Concrete Bucket Spesifikasi dari concrete bucket yang digunakan adalah concrete bucket dengan kapasitas 0,3 m 3 atau 300 liter. 82R. c. Spesifikasi Concrete Pump Spesifikasi dari concrete pump yang digunakan adalah tipe HBTS40-15- 3.4.3. Perhitungan Waktu dan Produktivitas dengan Tower Crane dan Concrete Bucket Perhitungan waktu pelaksanaan tower crane dan concrete bucket tergantung pada : 1. Volume material yang diangkat Material yang akan diangkat yaitu: beton segar. 2. Produksi per jam Produktivitas dari tower crane dan concrete bucket didasarkan pada volume yang dikerjakan persiklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam. 48

Yang dimaksud satu siklus adalah urutan-urutan pekerjaan yang dilakukan tower crane dan concrete bucket dalam satu kegiatan produksi, yaitu: 1. Muat 2. Angkat 3. Bongkar 4. Kembali a. Perhitungan Produksi dalam Satu Siklus Yang dimaksud dengan produksi dalam satu siklus disini adalah volume material yang akan diangkut tower crane dan concrete bucket untuk satu kali pengangkatan. Untuk mendapatkan produksi dalam satu siklus adalah dengan melakukan pengamatan dilapangan. b. Perhitungan Waktu Siklus Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan oleh tower crane dan concrete bucket untuk menyelesaikan kegiatan produksi, meliputi waktu muat, waktu angkat, waktu bongkar, dan waktu kembali. Sulit untuk mendapatkan waktu standar sesuai dengan waktu sebenarnya. Hal itu karena banyaknya kondisi yang menyebabkan ketidakseragaman dari waktu siklus, kondisi tersebut adalah : 1. Kondisi cuaca : seperti angin, hujan 2. Kondisi alat : seperti merk, usia, perawatan 3. Kondisi tenaga kerja : seperti keterampilan operator, kecepatan pekerja, kedisiplinan, fisik pekerja. 49

Komunikasi antara operator dengan pekerja ditempat pemuatan dan pelepasan material. Perhitungan Waktu Pengangkatan Waktu pengangkatan oleh tower crane dihitung berdasarkan jarak tempuh dan frekuensi alat melakukan pulang, pergi dan waktu untuk bongkar muat dimana waktu tersebut tergantung berdasarkan waktu hoisting, slewing, trolley dan landing. Perhitungan jarak tempuh atau perletakan material didasarkan pada segmen segmen yang telah ditentukan. Setelah diketahui segmen dari perletakan material atau masing-masing kolom pada proses pengecoran kolom, maka dapat dihitung waktu pengangkatan dengan menggunakan tower crane berdasarkan waktu hoisting, slewing, trolley dan landing. Perhitungan Waktu Kembali Waktu kembali adalah waktu yang diperlukan tower crane untuk kembali ke posisi semula sehingga dapat dilakukan pemuatan kembali. Besarnya waktu kembali dipengaruhi oleh kecepatan dan jarak hoisting, slewing, trolley dan jarak landing. Perhitungan Waktu Muat dan Bongkar Waktu muat adalah waktu untuk mengisi concrete bucket dengan beton basah dari truck mixer, yang besarnya tergantung pada volume dari concrete bucket. Sedangkan waktu bongkar adalah waktu untuk menuangkan beton basah dari concrete bucket yang besarnya tergantung 50

pada jenis pekerjaannya, Untuk mendapatkan waktu bongkar muat dengan melakukan pengamatan di lapangan. 3.4.4. Perhitungan Waktu dan Produktivitas dengan Concrete Pump Perhitungan waktu pelaksanaan concrete pump dipengaruhi oleh : 1. Volume pengecoran 2. Produksi per jam Produktivitas dari concrete pump didasarkan pada volume yang dikerjakan persiklus waktu. a. Perhitungan Produksi per Segmen Yang dimaksud dengan produksi per segmen disini adalah pengecoran yang dilakukan dengan concrete pump untuk mengisi beton dalam volume yang telah ditentukan. Untuk mendapatkan produksi per segmen adalah dengan melakukan pengamatan dilapangan. b. Perhitungan Waktu Pengecoran Waktu pengecoran adalah waktu yang diperlukan oleh concrete pump untuk menyelesaikan kegiatan produksi. Sulit untuk mendapatkan waktu standar sesuai dengan waktu sebenarnya. Hal itu karena banyaknya kondisi yang menyebabkan ketidakseragaman dari waktu pengecoran, kondisi tersebut adalah : 1. Kondisi cuaca : seperti hujan 2. Kondisi alat : seperti merk, usia, perawatan 51

3. Kondisi tenaga kerja : seperti keterampilan operator, kecepatan pekerja, kedisiplinan, fisik pekerja. Komunikasi antara operator dengan pekerja ditempat pemuatan dan pelepasan material. 3.5. PERHITUNGAN DAN ANALISIS DATA Produktivitas adalah besarnya keluaran (output) volume pekerjaan yang dihasilkan alat per-satuan waktu. Beberapa metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan perhitungan volume pekerjaan pengecoran beton. 2. Melakukan perhitungan waktu pekerjaan pengecoran beton. 3. Melakukan perhitungan volume beton dalam truk mixer. Dari data yang diperoleh di lapangan akan diolah dengan analisis yang memakai program Microsoft Excel. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Produktivitas Pengecoran = ( ) ( ) Analisa regresi digunakan untuk memperoleh hubungan linier antara variabel X dengan variabel Y. Dimana variabel X adalah ketinggian sedangkan variabel Y adalah produktivitas. Analisa regresi dinyatakan dengan persamaan: Y = AX + B dimana A merupakan konstanta variabel Y dan B merupakan koefisien dari variabel X. Keterangan dari persamaan analisa regresi ini dapat dilihat pada formula dibawah ini : 52

A = n XY X Y 2 n X 2 X...( 1 ) B = Y A X n... ( 2 ) Keterangan: X = variabel X, Y = variabel Y, n = jumlah data 53

3.6. BAGAN ALIR PENELITIAN (FLOWCHARD) Judul : Analisa Perbandingan Waktu dan Produktivitas Pengecoran Menggunakan Concrete Bucket dan Concrete Pump Pada Pembangunan Gedung Bertingkat Studi Literatur Pengumpulan Data Penelitian Data Primer Pengamatan dilapangan Data Sekunder Time Schedule Gambar proyek Jenis dan spesifikasi alat Menentukan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Menganalisa dan Mengolah Data Perhitungan volume pekerjaan, dan menentukan titik pusat segmen pekerjaan Perhitungan Waktu dan Produktivitas Menghitung waktu dan produktivitas pengecoran dengan alat concrete bucket dan concrete pump Membandingkan Hasil Perhitungan Kesimpulan Gambar 3.4. Bagan Alir Penelitian (Flowchard) (Sumber : Olahan Sendiri) 54

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. UMUM Pada bab ini akan dijelaskan secara rinci mengenai analisa pembahasan waktu dan produktivitas pengecoran menggunakan alat tower crane dan concrete bucket serta concrete pump pada proyek pembangunan Apartemen Mansyur Residence di Jalan Dr. Mansyur, Medan. Pada pelaksanaan pembangunan proyek ini peralatan tersebut difungsikan sebagai pengangkat dan melakukan pekerjaan pengecoran. Dari kondisi tersebut maka perlu dianalisa perbandingan dalam penggunaan peralatan tersebut. 4.2. PERHITUNGAN WAKTU DAN PRODUKTIVITAS PELAKSANAAN 4.2.1. Perhitungan dengan Menggunakan Tower Crane dan Concrete Bucket Tower crane digunakan pada pekerjaan kolom, pada pekerjaan ini tower crane dilengkapi dengan concrete bucket. Pemilihan peralatan tower crane didasarkan pada beban maksimum dan radius terjauh dari jarak tower crane tersebut. Dari gambar letak tower crane diketahui dengan jarak atau radius terjauh sebesar 50 meter dengan ujung beban maksimum 1600 kg. Pada pengecoran dipakai concrete bucket dengan kapasitas 0,3 m 3 atau 300 liter. Dimana BJ beton yang dipakai 2400 kg/m 3, maka beban yang diangkat sebesar 0,3 m 3 x 2400 kg/m 3 = 720 kg. Dengan beban angkat pada pekerjaan struktur tiap segmen adalah 720 kg maka kecepatan tower crane pada waktu pergi adalah sebagai berikut : 55

Tower Crane Truck Mixer

6 5 4 3 2 1 650 650 650 650 650 2000 1800 1600 1400 420 A B 1200 1000 800 600 400 600 420 C D 200 x y 200 Tower Crane 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400 3600 3800 4000 4200 Concrete Pump Truck Mixer

1. Perhitungan Waktu Pengangkatan a. Hoisting (Mekanisme Angkat) Kecepatan (v) Jarak ketinggian (h) = 80 m/menit = 18 meter Waktu (t = h/v) t = / = 0,225 menit b. Slewing (Mekanisme Putar) Kecepatan (v) Sudut ( ) = 0,6 rpm (216 o /menit) = 49,53 o Waktu (t = /v) t =, / = 0,229 menit c. Trolley (Mekanisme Jalan Trolley) Kecepatan (v) Jarak (d) = 25 m/menit = 1,27 meter Waktu (t = d/v) t =, / = 0,051 menit d. Landing (Mekanisme Turun) Kecepatan (v) Jarak ketinggian (h) = 80 m/menit = 2,9 meter Waktu (t = h/v) t =, / = 0,036 menit 59

b. Slewing (Mekanisme Putar) Kecepatan (v) Sudut ( ) = 0,6 rpm (216 o /menit) = 49,53 o Waktu (t = /v) t =, / = 0,229 menit c. Trolley (Mekanisme Jalan Trolley) Kecepatan (v) Jarak (d) = 50 m/menit = 1,27 meter Waktu (t = d/v) t =, / = 0,025 menit d. Landing (Mekanisme Turun) Kecepatan (v) Jarak ketinggian (h) = 100 m/menit = 18 meter Waktu (t = h/v) t = / = 0,18 menit Untuk perhitungan waktu kembali pengecoran kolom dengan tower crane dan concrete bucket ditabelkan pada Tabel 4.3. 61

Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran G.

6. Pengaruh Ketinggian pada Produktivitas Pengecoran dengan Concrete Bucket Dari nilai nilai produktivitas masing masing ketinggian kemudian dihitung pengaruh ketinggian terhadap nilai produktivitas, sehingga didapat persamaan sebagai berikut. y = -0,0091x + 2,7856 persamaan ini menunjukann bahwa setiap kenaikan 2,7 m, maka produktivitas yang dihasilkan menurunn sebesar 0,0091 m 3 /jam. Gambar 4.3. Analisa Regresi Pengecoran Masing Masing Segmen Tiap Lantai dengann Concrete Bucket 65

Concrete Pump Tower Crane Truck Mixer 6 5 4 3 2 1 650 650 650 650 650 2000 1800 1600 1400 420 A B 1200 1000 800 600 400 600 420 C D 200 x y 200 Tower Crane 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400 3600 3800 4000 4200 Concrete Pump Truck Mixer

1. Perhitungan Produktivitas Waktu Operasi Perhitungan waktu pelaksanaan untuk pengecoran balok dan plat lantai Volume : 7,13 m 3 Waktu Operasi : 13,25 menit Produktivitas Waktu Operasi = Volume / = 7,13 m 3 /, = 32,27 m 3 /jam 2. Perhitungan Produktivitas Waktu Total Waktu Persiapan (asumsi dari lapangan) a. Pengaturan Posisi : 5 menit b. Pasang Pipa : 10 menit Waktu Pasca Operasi a. Bongkar Pipa : 10 menit b. Persiapan Kembali : 5 menit Waktu Total = Waktu Persiapan + Waktu Operasi + Waktu Pasca Operasi = 15 menit + 13,25 menit + 15 menit = 43,25 menit Produktivitas Waktu Total = Volume / 67

9.00 Produktivitas (m3/jam) 8.75 8.50 y = -0.0673x + 9.7141 8.25 12.9 m (5) 15.6 m (6) 18.3 m (7) Ketinggian (m)

4.3.1. Perbandingan Waktu Pelaksanaan Pengecoran Dari nilai nilai yang telah didapat pada masing masing lantai kemudian dihitung perbandingan waktu pelaksanaan pengecoran antara kedua alat. Waktu yang dibutuhkan untuk pengecoran 1 m 3 dengan menggunakan alat Concrete Bucket = =,, = 22,647 menit/m 3 Waktu yang dibutuhkan untuk pengecoran 1 m 3 dengan menggunakan alat Concrete Pump = =,, = 6,80 menit/m 3 Δ = Waktu dengan Concrete Bucket Waktu dengan Concrete Pump = 22,65 menit/m 3 6,80 menit/m 3 = 15,85 menit/m 3 Untuk perbandingan waktu pekerjaan pengecoran pada masing masing lantai ditabelkan pada Tabel 4.7. 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Dari analisa perbandingan perhitungan waktu dan produktivitas pengecoran menggunakan concrete bucket dan concrete pump pada proyek pembangunan Apartemen Mansyur Residence dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil yang didapat pada waktu pelaksanaan pekerjaan pengecoran, maka waktu yang dibutuhkan untuk pengecoran 1 m 3 dengan menggunakan alat concrete bucket pada masing masing lantai adalah : Lantai 5 sebesar 22,65 menit/m 3 Lantai 6 sebesar 22,86 menit/m 3 Lantai 7 sebesar 23,04 menit/m 3 Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk pengecoran 1 m 3 dengan menggunakan alat concrete pump pada masing masing lantai adalah : Lantai 5 sebesar 6,80 menit/m 3 Lantai 6 sebesar 6.88 menit/m 3 Lantai 7 sebesar 7,09 menit/m 3 Maka waktu yang tercepat adalah dengan menggunakan alat concrete pump. 2. Berdasarkan hasil yang didapat pada produktivitas pelaksanaan pekerjaan pengecoran, maka produktivitas dengan menggunakan alat concrete bucket pada masing masing lantai adalah : 72

Lantai 5 sebesar 2,67 m 3 /jam Lantai 6 sebesar 2,64 m 3 /jam Lantai 7 sebesar 2,62 m 3 /jam Sedangkan produktivitas dengan menggunakan alat concrete pump pada masing masing lantai adalah : Lantai 5 sebesar 8,82 m 3 /jam Lantai 6 sebesar 8,72 m 3 /jam Lantai 7 sebesar 8,46 m 3 /jam Maka produktivitas terbesar adalah dengan menggunakan alat concrete pump. 3. Berdasarkan perbandingan waktu dan produktivitas pengecoran pada pembangunan Apartemen Mansyur Residence maka didapat waktu tercepat dan produktivitas terbesar dengan menggunakan alat concrete pump. 5.2. SARAN 1. Untuk pelaksanaan kegiatan proyek perlu diperhatikan penggunaan dan pemilihan peralatan pada lokasi dan kondisi proyek, serta metode kerja dari peralatan tersebut. 2. Adanya waktu delay pada persiapan operasi dan pasca operasi dapat mempengaruhi besar kecilnya produktivitas alat. Untuk itu harus dikontrol dan diperhatikan dengan baik. 3. Perlu dibahas lagi suatu alternatif penggunaan peralatan yang lain untuk melakukan penelitian atau studi lanjutan tentang masalah tersebut. 73