BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fatwa Tresna Radityan, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR MEMPERBAIKI SISTEM STARTER TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN DIFFERENTIAL

BAB I PENDAHULUAN. mudah, baik informasi visual, audio, maupun audio visual dan dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hilman Sugiarto, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap penyediaan media pembelajaran untuk menunjang proses

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini membawa berbagai perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK. Pada kenyataannya dunia pendidikan di Indonesia masih belum

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah

Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan. Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY

PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan antara lain meliputi proses pembelajaran, media pembelajaran,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini mengakibatkan perlu adanya penyesuaian terhadap keadaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen yang berperan dalam upaya peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

I. PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

1 BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan mulai dari SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan dunia pendidikan tentunya timbul tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan siswa terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu (Penjelasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iman Fushsilat, 2014

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. adanya perubahan tingkah laku pada dirinya, menyangkut perubahan yang

PENERAPAN MEDIA VIDEO DAN ANIMASI PADA MATERI MEMVAKUM DAN MENGISI REFRIGERAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

2015 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MED IA ELEKTRONIK PENGUKURAN PANGKALA ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bertanggungjawab untuk menciptakan sumberdaya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) dari masa ke masa semakin pesat. Fenomena ini mengakibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lainnya, seperti kurikulum, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

EFEKTIVITAS PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TUTORIAL (MPVT) PADA MATA PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan komponen utama dalam kesuksesan pembangunan suatu

Kemampuan peserta. Daya Serap Peserta. Kemampuan pengajar. Efektifitas alat bantu pengajaran. Alat Bantu Pengajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kejuruan (SMK) adalah memberi pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di

BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang sengaja diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. membekali peserta didik dengan kompetensi kompetensi yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wenda Anggia Purnomo, 2014

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan global terutama dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wiwin Windarni, 2014 Pengembangan multimedia animasi pembuatan pola bustie teknik draping

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan solusi permasalahan kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar (PBM) atau pembelajaran seringkali dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. Kongkret

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan. pemahaman, skill, dan berkarakter. Kurikulum ini bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Teknologi komputer dapat di gunakan sebagi alat untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

NERIS PERI ARDIANSYAH,

PENDAHULUAN. perubahan dalam segala segi bidang. Peranan teknologi semakin kuat. pemerintahan dan pendidikan. Teknologi sangat berperan penting dalam

STUDI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODUL DAN WALL CHART PADA KOMPETENSI SISTEM KOPLING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenjang sekolah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah banyak memberi pengaruh pada dunia pendidikan, yaitu untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan tersebut salah satunya melalui perbaikan dan penyempurnaan fasilitas pembelajaran. Salah satu bentuk fasilitas pembelajaran yang dapat memberikan kontribusi terhadap kualitas dan kemampuan siswa adalah ketersediaan serta pemanfaatan media dan teknologi pembelajaran. Media pembelajaran memiliki fungsi untuk memperjelas penyajian pesan, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, dan memungkinkan interaksi belajar mengajar yang lebih bervariasi dan bergairah. Pemanfaatan media pembelajaran tersebut diharapkan akan membawa pengaruh positif terhadap pembaharuan tingkah laku siswa sebagai hasil belajar dan tercapainya tujuan pembelajaran. Berbagai karakteristik dan jenis media pembelajaran telah banyak dimanfaatkan dalam proses belajar-mengajar di dunia pendidikan. Rudy Bretz (Sadiman, et al. 2003:20) mengidentifikasi media pembelajaran menjadi tiga unsur pokok, yaitu : suara, visual dan gerak. Berdasarkan tiga unsur pokok ini, media dibagi menjadi 8 kelompok, antara lain: media cetak, media audio, media semi-gerak, media visual diam, media visual gerak, media audio semi gerak, media audio visual diam, dan media audio visual gerak. 1

2 Media audio visual gerak mempunyai kemampuan yang paling baik di antara beberapa media tersebut, karena merupakan gabungan dari tiga unsur pokok, yaitu suara, visual dan gerak. Edgar Dale (Sadiman, et al. 2003:10) mengemukakan bahwa Pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang sekitar 75%, melalui indera dengar sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa agar proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik, maka siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Pengajar harus berupaya menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan, sehingga siswa diharapkan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesanpesan dalam materi yang disajikan. Penggunaan media pembelajaran untuk jenis media audio-visual gerak harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, juga harus memiliki nilai efektifitas dalam menggali isi informasi ilmu pengetahuan dan teknologi secara mendalam. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan unsur-unsur dalam media tersebut. Salah satu pelajaran yang menuntut penggunaan media pembelajaran jenis media audio-visual gerak adalah materi pelajaran Alat Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara. Hal ini karena karakteristik dari materi pelajaran tersebut yang banyak menjelaskan tentang definisi, wujud, fungsi dan proses kerja dari alat kontrol sistem refrigerasi dan tata udara. Selain wujud dari alat kontrol yang dapat

3 ditampilkan lebih realistrik, proses kerja dari alat kontrol juga dapat ditampilkan lebih konkrit karena menggunakan animasi (visual gerak). Sebagaimana dijelaskan Wibawa dan Mukti (1991:17) yang menyatakan bahwa Media animasi mampu merekam dan menyajikan objek, peristiwa dan prosedur sesuai dengan keadaan aslinya. Materi pelajaran Alat Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara merupakan bagian dari kompetensi Memeriksa Fungsi dan Performansi Peralatan (TP-U3-00-A). Kompetensi ini terdapat dalam kurikulum SMK edisi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bidang keahlian Teknik Pendingin dan Tata Udara. Materi pelajaran ini diberikan pada siswa tingkat II dalam mata diklat Sistem Pengaturan I. Data hasil evaluasi belajar siswa tingkat II tahun ajaran 2007/2008 pada materi pelajaran Alat Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara menunjukkan bahwa hasil belajar siswa banyak yang di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata diklat Sistem Pengaturan I. KKM adalah standar kelulusan setiap mata diklat. KKM untuk mata diklat Sistem Pengaturan I adalah 75,0. Tabel 1.1 Persentase Hasil Belajar Materi Pelajaran Alat Kontrol Sistem refrigerasi dan Tata Udara Nilai Jumlah Persentase 75,0 17 orang 53 % < 75,0 15 orang 47 % Sumber : Hasil evaluasi belajar materi pelajaran Alat Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran 2007/2008. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian. Faktor yang pertama adalah raw input yang meliputi

4 minat, bakat, pengalaman, tingkat perkembangan, dan tingkat kecerdasan siswa. Faktor kedua adalah environment input yang meliputi guru, aturan kelas, waktu, iklim sekolah, dan lingkungan sekolah. Faktor ketiga adalah instrumental input yang meliputi kurikulum, media pembelajaran, alat dan bahan. Penelitian ini memfokuskan pada faktor media pembelajaran yang merupakan salah satu instrumental input dalam kegiatan belajar-mengajar. Hal ini didasari karena dalam proses pembelajaran Alat Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara di SMKN 1 Cimahi saat ini masih menggunakan media pembelajaran OHP (overhead projektor). Media pembelajaran ini dinilai kurang cocok untuk menyampaikan isi materi pelajaran Alat Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara yang banyak menjelaskan tentang definisi, bentuk, fungsi dan proses kerja dari suatu alat. Wujud dari alat kontrol tersebut disajikan hanya dalam bentuk gambar diam, sedangkan proses kerjanya disampaikan hanya menggunakan penuturan guru saja. Hal ini membuat siswa tidak dapat menggambarkan secara jelas isi materi yang disampaikan dan banyak terjadi perbedaan persepsi dari setiap siswa. Salah satu media pembelajaran jenis audio-visual gerak adalah Multimedia Animasi Tiga Dimensi. Kata multimedia digunakan karena terdiri dari beberapa media yang terintegrasi, antara lain gambar, animasi, suara, dan tulisan. Animasi yang digunakan dapat menampilkan gambar-gambar secara berurutan dari suatu peristiwa seperti pada kejadian yang sebenarnya. Objek yang ditampilkan dalam bentuk tiga dimensi memungkinkan gambaran yang lebih konkrit tentang bentuk dari objek tersebut.

5 Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dari penggunaan Multimedia Animasi Tiga Dimensi ini. Dick dan Carey (Wibawa dan Mukti, 1991:67) mengemukakan bahwa Bila yang diajarkan adalah suatu proses, maka media gerak seperti video, animasi, film atau televisi merupakan pilihan yang sesuai. Bertitik tolak dari uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk mencari solusi alternatif dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, terutama untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pelajaran Alat Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara, sehingga kegiatan belajar-mengajar menjadi lebih menarik, bahan pelajaran akan lebih jelas dan lebih mudah dipahami oleh para siswa. Peneliti mencoba untuk melakukan proses pembelajaran dengan cara menggunakan Multimedia Animasi Tiga Dimensi sebagai media pembalajaran dalam materi pelajaran Alat Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara. Adapun judul penelitian ini adalah : Penggunaan Multimedia Animasi Tiga Dimensi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pelajaran Alat Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah perlu dilakukan untuk memperjelas aspek-aspek permasalahan yang timbul dan untuk diteliti lebih lanjut sehingga akan memperjelas arah penelitian. Terdapat beberapa permasalahan pada penerapan media pembelajaran yang telah digunakan saat ini dalam materi pelajaran Alat Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara, antara lain:

6 1. Hasil belajar siswa rendah dalam materi pelajaran Alat Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara. 2. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah gambar diam yang diproyeksikan menggunakan OHP, media ini dirasakan kurang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang banyak menjelaskan tentang wujud, definisi, fungsi dan proses kerja dari suatu alat. Akibatnya hasil pembelajaran menghasilkan pemahaman yang bersifat verbalisme (abstrak) dan rentan menimbulkan salah persepsi pokok bahasan. 3. Penggunaan Multimedia Animasi Tiga Dimensi sebagai media pembelajaran belum pernah digunakan oleh guru di SMK Negeri 1 Cimahi, khususnya pada materi pelajaran Alat Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah serta untuk mempermudah penelitian ini, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah hasil belajar siswa yang menggunakan Multimedia Animasi Tiga Dimensi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan media OHP pada materi pelajaran Alat Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara? D. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian menjadi lebih terarah dan memudahkan operasionalnya. Peneliti membatasi permasalahan penelitian sebagai berikut :

7 1. Multimedia Animasi Tiga Dimensi ditayangkan dengan cara diproyeksikan melalui proyektor LCD (liquid crystal display) ke layar. Namun, alternatif lainnya adalah dengan ditayangkan melalui beberapa komputer yang dioperasikan sendiri oleh setiap siswa. Hal ini disesuaikan dengan fasilitas yang dimiliki sekolah. 2. Multimedia Animasi Tiga Dimensi dibuat dengan menggunakan software 3ds max 9 dan dipresentasikan dengan menggunakan software Microsoft Office Powerpoint. 3. Materi pelajaran Alat Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara yang dibahas dalam proses pembelajaran meliputi pembahasan tentang konsep umum alat kontrol sistem refrigerasi dan tata udara, thermostat dan katup ekspansi thermostatik. 4. Hasil belajar siswa yang diukur adalah hasil belajar ranah kognitif (pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis). E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain: 1. Memperoleh gambaran nyata mengenai hasil belajar siswa pada materi pelajaran Alat Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara yang menggunakan Multimedia Animasi Tiga Dimensi. 2. Mengetahui apakah tingkat kelulusan pada kelas yang menggunakan Multimedia Animasi Tiga Dimensi lebih baik daripada kelas yang menggunakan media OHP.

8 3. Mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan Multimedia Animasi Tiga Dimensi lebih baik dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan media OHP. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1. Bagi pihak sekolah, diharapkan penelitian ini menjadi sumbangan yang baik dalam hal penggunaan Multimedia Animasi Tiga Dimensi dalam proses pembelajaran Alat Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara. 2. Bagi guru, diharapkan penelitian ini menjadi bahan masukan dalam upaya menghindari proses pembelajaran yang hanya melalui penuturan guru saja, yang disebabkan karena keterbatasan sarana dan prasarana penunjang dalam proses pembelajaran. 3. Bagi Siswa, diharapkan penggunaan Multimedia Animasi Tiga Dimensi dalam penelitian ini mampu melatih siswa untuk memberdayakan alat inderanya secara maksimal dalam proses pembelajaran. 4. Bagi Peneliti, diharapkan dapat mengaplikasikan teori yang didapatkan saat perkuliahan dengan keadaan nyata. G. Penjelasan Istilah dalam Judul Penjelasan istilah dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan penafsiran terhadap pengertian istilah-istilah pada judul penelitian. Penjelasan istilah tersebut antara lain:

9 1. Multimedia Animasi Tiga Dimensi adalah suatu media pembelajaran berupa tampilan gambar gerak yang setiap objeknya memiliki koordinat x, y dan z sehingga membentuk dimensi ruang, juga dilengkapi dengan suara sebagai narator untuk menjelaskan isi materi pelajaran. 2. Hasil belajar yang dimaksud adalah nilai evaluasi belajar siswa ranah kognitif (pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis) yang diambil dari tes yang dilakukan setelah kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan (post test). 3. Materi pelajaran Alat Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara adalah bagian dari kompetensi memeriksa fungsi dan performansi peralatan (TP-U3-00-A). Kompetensi ini terdapat dalam kurikulum SMK edisi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bidang keahlian Teknik Pendingin dan Tata Udara. Materi pelajaran ini diberikan pada siswa tingkat II dalam mata diklat Sistem Pengaturan I. Isi materi pelajaran ini banyak menjelaskan tentang wujud, definisi, fungsi dan proses kerja dari alat kontrol sistem refrigerasi dan tata udara. H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dibuat untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya. Adapun sistematika penulisan dalam menyusun skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah dan sistematika penulisan.

10 2. Bab II Kajian Pustaka, berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, antara lain tentang media pembelajaran, Multimedia Animasi Tiga Dimensi, Media OHP, hasil belajar, dan materi pelajaran Alat Kontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara. Selain itu, pada bab ini juga dibahas tentang anggapan dasar dan hipotesis penelitian. 3. Bab III Metode Penelitian, berisi tentang metode dan disain penelitian, variabel penelitian, paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, pengujian instrumen dan teknik pengolahan data. Selain itu, rumus-rumus yang akan digunakan dalam perhitungan statistik juga dibahas dalam bab ini. 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi penjelasan tentang deskripsi data, analisis data, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran, berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang diberikan untuk pihak-pihak terkait.