AKTIVITAS ISOLAT MIKROBA RUMEN KERBAU YANG DISIMPAN PADA SUHU RENDAH

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TEKNIK PENYIMPANAN TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA DALAM BIANG BIOPLUS

KONSISTENSI KEEFEKTIFAN BIOPLUS SERAT SELAMA MASA SIMPAN PADA SUHU RUANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si

PENGARUH PENGGUNAAN UREA-MINYAK DALAM RANSUM TERHADAP ph, KECERNAAN BAHAN KERING,BAHAN ORGANIK, DAN KECERNAAN FRAKSI SERAT PADA SAPI PO

KEMAMPUAN BERBAGAI KOMBINASI ISOLAT BAKTERI SIMBION RAYAP DENGAN ISOLAT BAKTERI RUMEN DALAM MENDEGRADASIKAN PAKAN SUMBER SERAT

POPULASI PROTOZOA, BAKTERI DAN KARAKTERISTIK FERMENTASI RUMEN SAPI PERANAKAN ONGOLE SECARA IN VITRO

DETOKSIFIKASI SIANIDA OLEH MIKROBA RUMEN (BIOPLUS RACUN)

NILAI NUTRISI TONGKOL JAGUNG YANG DIFERMENTASI MENGGUNAKAN MIKROBA RUMEN SEBAGAI SUMBER INOKULAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al.,

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

FERMENTABILITAS DAN KECERNAAN in vitro RANSUM YANG DIBERI UREA MOLASSES MULTINUTRIENT BLOCK ATAU SUPLEMEN PAKAN MULTINUTRIEN

DAYA KERJA ISOLAT MIKROBA Bacteroides clostridiformis DALAM MENGHILANGKAN RACUN DAUN Chromolaena odorata

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

KOMPARASI RESPONS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH YANG DIBERI IMBUHAN BIOPLUS VS SUPLEMENTASI LEGOR

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

Pengaruh Pemakaian Urea Dalam Amoniasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara in vitro

KOMBINASI PENGGUNAAN PROBIOTIK MIKROBA RUMEN DENGAN SUPLEMEN KATALITIK PADA PAKAN DOMBA RANTAN KRISNAN

PRODUKSI BIOMASSA PROBIOTIK KHAMIR DALAM MEDIA EKSTRAK UBI JALAR DALAM SKALA FERMENTOR 18L

BAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui,

RESPON PENAMBAHAN AMPAS TEH

PENGARUH IRADIASI DAN PENYIMPANAN DARI SUPLEMEN PAKAN RUMINANSIA

KECERNAAN BAHAN KERING BEBERAPA JENIS PAKAN PADA TERNAK SAPI BALI JANTAN YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM FEEDLOT ABSTRACT

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP DAYA INHIBITOR METANOGENESIS SEDIAAN CAIR KULTUR BAKTERI Acetoanaerobium noterae DAN Acetobacterium woodii

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

KECERNAAN JERAMI PADI FERMENTASI DENGAN PROBIOTIK STARBIO TERHADAP DOMBA JANTAN LOKAL

PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK DALAM PAKAN TERHADAP KONSUMSI, KECERNAAN DAN RETENSI N PADA SAPI PERAH LAKTASI

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

PEMANFAATAN ISI RUMEN SEBAGAI STARTER Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda I. PENDAHULUAN

FERMENTABILITAS DAN DEGRADABILITAS

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

EVALUASI PAKAN TERCEMAR TIMBAL (Pb) PADA SISTEM FERMENTASI RUMEN IN VITRO SKRIPSI PRAMUDIANTO EKAWARDANI

Nova Dwi Kartika, U. Hidayat Tanuwiria, Rahmat Hidayat. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

MUHAMMAD RIZAL AMIN. Efektivitas Plasma Semen Sapi dan Berbagai Pengencer

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

PENGUASAAN DAN PEMANFAATAN INOVASI TEKNOLOGI PENGKAYAAN PAKAN SAPI POTONG/SAPI PERAH

STUDI PERBANDKNGAN MIKROBA RUMEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

Evaluasi Kecernaan In Vitro Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Kasar Penggunaan Kulit Buah Jagung Amoniasi dalam Ransum Ternak Sapi

MATERI DAN METODE. Materi

TOTAL PRODUKSI GAS DAN DEGRADASI BERBAGAI HIJAUAN TROPIS PADA MEDIA RUMEN DOMBA YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG SAPONIN DAN TANIN SKRIPSI RIANI JANUARTI

METODE. Materi. Alat. Rancangan

Ahmad Nasution 1. Intisari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin hari kebutuhan daging sapi semakin meningkat, untuk itu

I.PENDAHULUAN. dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. diikuti dengan meningkatnya limbah pelepah sawit.mathius et al.,

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

PENGARUH JERAMI JAGUNG DAN SUPLEMEN PAKAN MULTI-NUTRIEN (SPM) TERHADAP PRODUKSI GAS SECARA IN VITRO

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

KAJIAN PENGOLAHAN JERAMI PADI SECARA KIMIA DAN BIOLOGI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN SAPI PERANAKAN ONGOLE

PENGARUH PEMBERIAN ISOLAT BAKTERI SELULOLITIK RUMEN KERBAU SEBAGAI SUMBER PROBIOTIK MELALUI AIR MINUM TERHADAP PENAMPILAN ITIK BALI

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

STUDI KOMPARATIF METABOLISME NITROGEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL

PENINGKATAN NILAI HAYATI JERAMI PADI MELALUI BIO-PROSES FERMENTATIF DAN PENAMBAHAN ZINC ORGANIK

Tabel 1 Komposisi konsentrat komersial (GT 03) Nutrisi Kandungan (%) Bahan Protein 16 Jagung kuning, dedak gandum, Lemak 4 dedak padi, bungkil kacang

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

I PENDAHULUAN. nutrisi suatu bahan pakan, meningkatkan kecernaan karena ternak mempunyai

TOTAL PRODUKSI GAS, NILAI ph DAN POPULASI PROTOZOA LIMBAH SAWIT SECARA IN VITRO

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

NILAI PH, KANDUNGAN NITROGEN (N), PHOSFOR (P 2 O 5 ) DAN KALIUM (K 2 O) PUPUK ORGANIK CAIR DARI FESES DOMBA DENGAN EM4 DAN PENAMBAHAN CAIRAN RUMEN

THE EFFECT OF PROBIOTIC FEED SUPPLEMENT ON MILK YIELD, PROTEIN AND FAT CONTENT OF FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED

SEMINAR HASIL PENELITIAN KKP3T 2009

KELAYAKAN KOMPETITIF TEKNOLOGI SILASE DALAM PENGGEMUKAN SAPI DI KABUPATEN TTU, NUSA TENGGARA TIMUR

Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

ABSTRACT. Keywords: Azotobachter, milk production, feed efficiency, fermented, dairy cattle PFH

PRODUKTIVITAS KARKAS DAN KUALITAS DAGING SAPI SUMBA ONGOLE DENGAN PAKAN YANG MENGANDUNG PROBIOTIK, KUNYIT DAN TEMULAWAK

PEMANFAATAN AMPAS KELAPA LIMBAH PENGOLAHAN MINYAK KELAPA MURNI MENJADI PAKAN

Pengaruh Pemberian Probiotik dalam Pakan terhadap Pertambahan Bobot Badan Kambing Kacang

Tenni Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Pembuatan Potatoes Dextrose Agar (PDA) Sebanyak 300 gram kentang yang sudah dicuci hingga bersi

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

KUALITAS GIZI DAN KECERNAAN BAHAN ORGANIK SECARA IN VITRO HAY RUMPUT UNTUK SAPI ANTAR PULAU DI STASIUN KARANTINA TENAU KUPANG

IbM PETERNAK SAPI LOKAL

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kandang Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

PENGARUH FERMENTASI Saccharomyces cerevisiae TERHADAP KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN AMPAS PATI AREN (Arenga pinnata MERR.)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

KECERNAAN BAHAN KERING IN SACCO TUMPI JAGUNG DAN KULIT KOPI SUBSTRAT TUNGGAL DAN KOMBINASI SEBAGAI PAKAN BASAL SAPI POTONG

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

BAB I PENDAHULUAN. Ternak sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan

I. PENDAHULUAN. limbah-limbah pasar dan agroindustri. Salah satu cara untuk mengatasi

menjaga kestabilan kondisi rumen dari pengaruh aktivitas fermentasi. Menurut Ensminger et al. (1990) bahwa waktu pengambilan cairan rumen berpengaruh

PERUBAHAN KANDUNGAN OKSALAT SELAMA PROSES SILASE RUMPUT SETARIA

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

Transkripsi:

AKTIVITAS ISOLAT MIKROBA RUMEN KERBAU YANG DISIMPAN PADA SUHU RENDAH (Activity of Rumen Microbe Isolated from Buffalo Concerved on Low Temperature) Y. WIDIAWATI dan M. WINUGROHO Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002 ABSTRACT Rumen microbes isolated from buffalo in Nusa Tenggara Timur was collected in Laboratorium. The isolate was kept in liquid form, which required frequent refreshment. Two conservation methods, namely in the refrigerator and frozen were investigated in order to determine the effect of conservation for 8 months on microbes activities by using in vitro technique. The results indicated that the isolate conserved both in freezer and refrigerator showed positive sinergistic when it was combined with rumen microbe from PO cattle. The data showed that gas produced, dry matter and organic matter digestibility of combination were 98 ml; 39% and 52% for isolated conserved in the freezer; and 103 ml; 41 and 55% for isolated conserved in the refrigerator. The values were higher than that of microbes from PO cattle itself being 95 ml; 37 and 50%. It can be concluded that conservation of rumen microbes isolated from buffalo both in freezer and refrigerator did not reduce the activity of microbes in feed digestion. Key Words: Rumen Microbes, Buffalo, Conservation, Activity ABSTRAK Isolat mikroba rumen kerbau merupakan hasil isolasi mikroba rumen pencerna serat yang unggul dari rumen kerbau yang dipelihara di Nusa Tenggara Timur. Isolat mikorba rumen ini disimpan dalam bentuk segar dimana diperlukan pemeliharaan rutin dengan biaya cukup tinggi. Teknik penyimpanan yang murah dan mudah namun tidak mengurangi kemampuan mencerna substrat dicari untuk menekan biaya pemeliharaan. Dua metoda penyimpanan mikroba yaitu beku dalam freezer dan dingin dalam refrigerator dicobakan untuk kemudian diuji pengaruhnya terhadap daya kerja mikroba dalam mencerna substrat. Teknik in vitro digunakan untuk melihat daya kerja isolat mikroba rumen kerbau yang telah disimpan selama 8 bulan dalam keadaan beku maupun dingin. Pengujian aktivitas dilihat dari daya sinergistik yang dihasilkan pada saat dikombinasikan dengan mikroba dari rumen sapi PO segar. Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa isolat mikroba yang disimpan dalam freezer dan refrigerator masih menunjukkan sinergistik positif setelah dikombinasikan dengan mikroba dari rumen sapi PO. Produksi gas dan kecernaan bahan kering dan bahan organik hasil kombinasi dengan mikroba rumen sapi PO lebih besar yaitu 98 ml; 39 dan 52% untuk yang disimpan di freezer serta 103 ml; 41 dan 55% untuk yang disimpan di refrigerator. Nilai ini lebih besar dibanding cairan rumen PO sendiri yaitu 95 ml; 37 dan 50%. Disimpulkan bahwa penyimpanan isolat mikroba rumen kerbau dalam suhu rendah di refrigerator dan freezer tidak merubah aktivitasnya dalam mencerna substrat. Kata Kunci: Mikroba Rumen, Kerbau, Penyimpanan, Aktivitas PENDAHULUAN Probiotik adalah kumpulan mikroba hidup yang diberikan kepada ternak untuk dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan, meningkatkan pertambahan bobot badan harian, dan meningkatkan kesehatan ternak (WALLACE dan NEWBOLS, 1989). Isolat mikroba rumen kerbau yang biasanya dinamakan Bioplus Serat merupakan hasil seleksi dan isolasi mikroba rumen pencerna serat yang unggul dari rumen kerbau yang dipelihara di Nusa Tenggara Timur. Isolat mikroba ini dikatakan unggul karena apabila 35

dikombinasikan/diberikan kepada cairan rumen ternak target dalam hal ini sapi dapat meningkatkan kemampuan mikroba rumen sapi dalam mencerna pakan (WINUGROHO et al., 1993; 1995; 1997). Isolat mikroba rumen kerbau ini biasanya diperlihara dan disimpan dalam bentuk segar di laboratorium dan telah dipelihara selama 12 tahun. Selama penyimpanan dan pemeliharaan ini diperlukan penyegaran dan pemberian pakan setiap dua minggu. Proses pemeliharaan dan penyimpanan seperti ini memerlukan pembiayaan yang cukup mahal karena diperlukan pembuatan media hidup dan pertumbuhan mikroba yang baru setiap 2 minggu. Disamping itu dikhawatirkan dapat terjadi perubahan populasi dan komposisi mikroba di dalamnya yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap efektivitasnya dalam mencerna pakan. Pencarian teknik penyimpanan yang cocok untuk isolat mikroba rumen kerbau dilakukan dengan maksud mengurangi biaya penyimpanan, lebih mudah dan efisien namun tidak menurunkan efektivitas mikroba dalam mencerna pakan (SNELL, 1991). Teknik yang dipilih adalah penyimpanan dalam refrigerator dan freezer. Hal ini dilakukan karena selain teknik ini biayanya sangat murah juga telah banyak dilakukan terhadap mikroba aerob (MATTHEWS, 1988). Mikroba yang disimpan dalam bentuk beku atau pada suhu di bawah 0 o C/di bawah suhu dimana mikroba tersebut dapat hidup dan berkembang biak, tidak akan beraktifitas dan berkembang biak (dorman). Namun setelah kondisi lingkungannya dikembalikan ke suhu dimana mikroba tersebut dapat hidup, maka mikroba yang dorman tersebut akan aktif kembali dan berkembang biak. Isolat mikroba rumen kerbau yang dipelihara adalah termasuk dalam kelompok mikroba anaerob yaitu mikroba yang hidup tanpa kehadiran udara. Teknik penyimpanan mikroba anaerob haruslah dalam bentuk anaerob pula. Namun hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa isolat mikroba rumen yang dikeringkan dalam suasana aerob dengan menambahkan media jerami padi (probiotik Bioplus) masih dapat aktif kembali setelah ditanam dalam media dengan suasana anaerob (WINUGROHO et al., 2000; 2001), MATERI DAN METODE Penelitian dilakukan di Laboratorium Nutrisi ruminansia di Balai Penelitian Ternak. Isolat mikroba rumen kerbau yang digunakan merupakan koleksi dari Laboratorium Nutrisi Ruminansia. Isolat mikroba rumen kerbau ini telah disimpan di Laboratorium selama hampir 12 tahun. Isolat mikroba ini mulanya berasal dari rumen kerbau yang dipelihara di padang penggembalaan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemeliharaan selama 12 tahun dilakukan dalam bentuk segar dengan pemberian pakan dan penyegaran yang dilakukan setiap 2 minggu. Proses penyimpanan yang diuji ada dua cara yaitu: 1. Dalam refrigerator. Sebanyak 500 ml isolat mikroba rumen kerbau dalam bentuk cair ditempatkan dalam botol plastik tertutup kemudian disimpan dalam refrigerator suhu 4 o C 2. Dalam freezer (beku). Sebanyak 500 ml isolat mikroba rumen kerbau dalam bentuk cair ditempatkan dalam botol plastik tertutup kemudian disimpan dalam freezer suhu -4 o C. Penyimpanan dilakukan selama 8 bulan, untuk kemudian dilakukan pengujian terhadap daya kerjanya dengan melihat aktivitasnya dalam mencerna pakan secara in vitro. Teknik in vitro yang digunakan adalah metode in vitro THEODOROU dan BROOKS (1990) dengan menggunakan buffer dan substrat yaitu berupa gilingan jerami padi kering. Cairan rumen PO segar diambil dari sapi PO yang dipotong di rumah potong hewan untuk kemudian digunakan sebagai ternak target yaitu yang akan diperbaiki daya kerja mirkobanya oleh isolat mikroba rumen kerbau. Setiap botol inkubator berisi 1 g substrat berupa gilingan jerami padi kering, 90 ml buffer dan 10 ml cairan rumen. Cairan rumen yang digunakan adalah 10 ml cairan rumen sapi PO sebagai kontrol atau 10 ml isolat mikroba rumen kerbau atau kombinasi yang terdiri dari 5 ml cairan rumen PO segar dan 5 ml isolat mikroba rumen kerbau. Adapun perlakuannya adalah sebagai berikut: P1 = Substrat jerami padi + cairan rumen PO segar (CRPOS) P2 = Substrat jerami padi + isolat mikroba rumen kerbau segar (IMKRS) 36

P3 = Substrat jerami padi + cairan rumen PO segar (CROPS) + isolat mikroba rumen kerbau segar (IMRKS) P4 = Substrat jerami padi + isolat mikroba rumen kerbau disimpan dalam refrigerator selama 8 bulan (IMRKR) P5 = Substrat jerami padi + isolat mikroba rumen kerbau disimpan dalam freezer selama 8 bulan (IMRKF) P6 = P3 + IMRKR P7 = P3 + IMRKF Parameter yang diamati adalah: a. Produksi gas hasil fermentasi substrat selama 96 jam masa inkubasi b. Kecernaan bahan kering dan bahan organik pakan setelah 96 jam masa inkubasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan pada produksi gas hasil fermentasi substrat jerami padi selama 96 jam masa inkubasi dan fermentasi oleh isolat mikroba rumen kerbau segar, cairan rumen sapi PO segar serta kombinasi keduanya ditampilkan pada Tabel 1. Sementara itu, data produksi gas kumulatif selama masa inkubasi 96 jam ditampilkan pada Gambar 1. Tabel 1. Rataan produksi gas hasil fermentasi substrat jerami padi oleh isolat mikroba rumen kerbau segar serta kombinasinya dengan cairan rumen PO segar Perlakuan Laju produksi gas (ml) Masa inkubasi (jam) P1 19,5 9,8 21,3 10,5 P2 9,5 9,0 15,0 19,0 P3 19,8 26,5 21,8 13,5 90 80 70 Produksi gas (ml) 60 50 40 30 20 10 0 Masa inkubasi (jam) Isolat mikroba rumen kerbau Cairan rumen PO segar Kombinasi (1) & (2) Gambar 1. Produksi gas kumulatif selama 96 jam masa inkubasi substrat jerami padi yang difermentasi oleh isolat mikroba rumen kerbau segar, cairan rumen sapi PO segar dan kombinasi antara isolat mikroba rumen kerbau dan cairan rumen sapi PO segar 37

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kinerja isolat mikroba rumen kerbau segar dalam mencerna substrat jerami padi lebih rendah dibandingkan dengan kinerja mikroba rumen dari cairan rumen sapi PO segar. Hal ini ditunjukkan dari produksi gas kumulatif yang dihasilkan oleh isolat mikroba rumen kerbau segar berada (P2) di bawah kumulatif produksi gas yang dihasilkan oleh mikroba dari cairan rumen PO segar (P1). Namun demikian isolat ini mampu bersinergi positif dengan mikroba dalam cairan rumen PO segar sehingga menghasilkan produksi gas yang lebih besar. (P3) Penyimpanan isolat mikroba rumen kerbau segar selama 8 bulan didalam refrigerator dan freezer nampaknya tidak berpengaruh negatif pada aktivitas mikroba dalam mencerna substrat jerami padi. Hal ini dapat dilihat dari produksi gas hasil proses pencernaan subtrat jerami padi oleh isolat mikroba rumen kerbau selama 96 jam masa inkubasi (Tabel 2). Kombinasi isolat mikroba rumen kerbau yang telah disimpan 8 bulan dengan cairan rumen sapi PO segar masih menunjukkan efek sinergistik. Produksi gas kombinasi ini lebih besar dari pada produksi gas yang dihasilkan oleh cairan rumen PO maupun isolat mikorba rumen kerbau masing-masing (Gambar 2). Setelah masa inkubasi 96 jam, total produksi gas yang dihasilkan oleh isolat mikroba yang disimpan dalam freezer dan refrigeratore hanya 81 ml dan 78 ml. Namun kombinasinya dengan sapi PO segar menimbulkan kerja sinergistik positif sehingga menghasilkan total produksi gas yang lebih besar yaitu 98 ml untuk yang disimpan dalam freezer dan 103 ml untuk yang disimpan dalam refrigerator. Hasil ini lebih besar dari pada yang dihasilkan oleh mikroba dalam cairan rumen PO sendiri (95 ml) (Gambar 2). Banyaknya gas yang dihasilkan selama proses fermentasi substrat oleh mikroba rumen mengindikasikan banyaknya substrat yang tercerna oleh mikroba. Semakin banyak substrat yang dicerna maka semakin besar gas dihasilkan. Tingginya produksi gas yang dihasilkan pada kombinasi antara isolat mikroba rumen kerbau yang dikombinasikan dengan cairan rumen PO segar menunjukkan kecernaan bahan kering dan bahan organik yang lebih besar pula (Tabel 3). Kecernaan bahan kering dan bahan organik kombinasi cairan rumen PO segar dengan isolat mikroba rumen kerbau yang disimpan dalam freezer sebesar 39 dan 52% maupun dalam refrigerator sebesar 41 dan 55%. Nilai ini lebih besar daripada kecernaan cairan rumen PO segar saja yang hanya sebesar 37 dan 50%. Hasil-hasil yang diperoleh ini menunjukkan bahwa penyimpanan isolat mikroba rumen kerbau dalam freezer maupun dalam refrigerator tidak merubah daya kerjanya. Hal ini dimungkinkan karena suhu penyimpanan dari kedua model penyimpanan dapat ditolerir oleh mikroba rumen kerbau tersebut (MOORE dan CARLSON, 1975) dan di bawah suhu yang diperlukan oleh mikroba rumen untuk beraktivitas yaitu 39 o C (HUNGATE 1966). Hal ini menyebabkan selama proses penyimpanan mikroba yang ada dalam isolat tidak aktif atau dorman. Dimana pada kondisi ini mikroba membentuk semacam dinding untuk melindungi dirinya agar tidak rusak. Pada saat lingkungan sesuai dengan kondisi untuk hidup dan berkembang biak (media in vitro) maka mikroba tersebut aktif kembali. Tabel 2. Rataan produksi gas hasil fermentasi substrat jerami padi oleh isolat mikroba rumen kerbau yang telah disimpan selama 8 bulan di refrigerator dan freezer serta kombinasinya dengan cairan rumen PO segar Perlakuan Laju produksi gas (ml) Masa inkubasi (jam) P5 22,5 8,0 31,0 19,5 P1 37,0 33,3 15,0 9,3 P6 30,7 26,0 24,7 16,7 P4 29,5 8,5 21,5 18,0 P7 36,7 35,7 19,7 11,3 38

120 Produksi gas kumulatif (ml) 100 80 60 40 20 0 Masa inkubasi (jam) P4 P5 P1 P6 P7 Gambar 2. Produksi gas kumulatif hasil fermentasi substrat jerami padi oleh isolat mikroba rumen kerbau yang telah disimpan selama 8 bulan di refrigerator dan freezer serta kombinasinya dengan cairan rumen PO segar Tabel 3. Rataan kecernaan bahan kering (BK) dan bahan organik (BO) substrat jerami padi oleh isolat mikroba rumen kerbau yang telah disimpan selama 8 bulan di refrigerator dan freezer serta kombinasinya dengan cairan rumen PO segar Perlakuan Kecernaan BK (%) Kecernaan BO (%) Isolat mikroba rumen kerbau yang disimpan dalam freezer 32,02 39,58 Cairan rumen PO segar 37,46 49,99 Kombinasi (1) dan (2) 38,74 51,67 Isolat mikroba rumen kerbau yang disimpan dalam refrigerator 31,94 41,81 Kombinasi (2) dan (4) 41.32 54,81 KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyimpanan isolat mikroba rumen kerbau dalam freezer mapun dalam refrigerator tidak merubah daya kerjanya. Mikroba dalam isolat ini masih mampu bersinergi positif pada saat dikombinasikan dengan mikroba dari cairan rumen PO segar. DAFTAR PUSTAKA HUNGATE, R.E. 1966. Rumen And Its Microbes. Prentice Hall. MATTHEWS, A. 1988. Product evaluation at work. Feed Management. (Eds.). Plant Bacterial Diseases. A Diagnostic Guide. Academic Press. Sidney. pp. 275 298. MOORE, L.W. and R.V. CARLSON. 1975. Liquid nitrogen storage of phytopathogenic bacteria. Phytopathology 65: 246 250. 39

SNELL, J.J.S. 1991. General introduction to maintenance methode. In: Maintenance of Microorganisms and Cultured Cells. KIRSOP, B.E. and A. DOYLE (Eds.). Academic Press Limited. pp. 21 30. THEODOROU, MK and AE BROOKS. 1990. Evaluation of a New Procedure for Estimating the Fermentation Kinetics of Tropical Feeds. The Natural Resources Institute, Chatham, UK. WALLACE, R.J. dan C.J. NEWBOLS. 1989. Probotics for ruminants. In Probiotics the scientific basis. Edited by R. Fuller Champman and Hall. WINUGROHO, M., A.D. SOEDJANA dan Y. WIDIAWATI. 1995. Evaluasi pemanfaatan Bioplus dan CYC-100 (Saccharomyces cerevisiae) pada sapi ex-import. Pros. Seminar Nasional, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. WINUGROHO, M, M. SABRANI, P. PUNARBOWO, Y. WIDIAWATI dan A. THALIB. 1993. Nongenetics approach for selecting rumen fluid containing specific microorganisms (Balitnak Method). Ilmu dan Peternakan 6: 5 9. WINUGROHO, M., Y. WIDYASTUTI, SUHARYONO, T. ARTININGSIH, Y. WIDIAWATI dan C. HENDRATNO. 1997. Pengembangan galur mikroba rumen untuk menunjang industri peternakan pedesaan di kawasan timur Indonesia: Determinasi kombinasi mikroba rumen pencerna serat. Kerjasama Balitnak DRN. WINUGROHO, M, Y YULIANTI, NURLAELIAH, A. WIYONO dan S. MARIJATI. 2000. Strategi Manajemen Pakan dan Pemeliharaan Untuk Memperbaiki Efisiensi (Penyapihan Awal Kinerja Anak-anak yang diberi Suplemen dan Probiotik). Kumpulan Hasil Penelitian APBN tahun Anggaran 2000. Buku I. Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor. WINUGROHO, M, Y. WIDYASTUTI, Y. SAEPUDIN dan S. MARIJATI. 2001. Studi Penggunaan Bubuk Kolostrum dan Bioplus Untuk Produksi Susu (Konsistensi Efektifitas Bioplus yang Disimpan pada Ternak Fistula). Kumpulan Hasil Penelitian APBN tahun Anggaran 2001. Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor. 40