I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan krisis energi sampai saat ini masih menjadi salah satu

I. PENDAHULUAN. Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi dunia yang dinamis dan semakin terbatasnya cadangan energi

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan energi masih menjadi salah satu perhatian besar di

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia komoditas tanaman pangan yang menjadi unggulan adalah padi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

AKUMULASI BAHAN KERING BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolorl.) RATOON I TERHADAP APLIKASI BAHAN ORGANIK PADA TANAMAN SORGUM PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu tanaman pangan yang sudah lama dikenal oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

HASIL DAN PEMBAHASAN. memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman, berat

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

PENDAHULUAN. dengan laju pembangunan dan pertambahan penduduk. Usaha ini tidak. terbatas pada tanaman pangan utama (padi) melainkan penganekaraman

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

I. PENDAHULUAN. industri dan sumber energi. Sorgum juga mempunyai potensi sebagai bahan baku

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010)

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan. giling (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2015).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan salah satu tanaman pangan dan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

PENGANTAR. Latar Belakang. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia.

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Kemasaman (ph) tanah yang cocok untuk kacang tanah adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman sorgum mempunyai daerah adaptasi yang luas. Tanaman sorgum toleran terhadap kekeringan, dapat berproduksi pada lahan marginal, serta relatif tahan terhadap gangguan hama/penyakit. Biji sorgum dapat digunakan sebagai bahan baku di industri pangan seperti industri gula, industri minuman monosodium glutamat (MSG),dan asam amino. Dengan kata lain, sorgum merupakan komoditas pengembang untuk diversifikasi industri dan pangan (Sirappa, 2003). Sorgum (Sorghum bicolor (L). Moench) merupakan komoditas bahan pangan alternatif yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Usaha peningkatan produksi bahan pangan terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan terutama makanan pokok sejalan dengan laju pembangunan dan pertambahan penduduk. Usaha ini tidak terbatas hanya pada tanaman pangan utama (padi) tetapi juga penganekaraman (diversifikasi) dengan mengembangkan tanaman pangan alternatif seperti sorgum (Turmudi, 2010).

2 Upaya lain dalam diversifikasi pangan untuk peningkatan produksi sorgum adalah melalui pemanfaatan sistem ratoon. Ratoon adalah tunas-tunas yang tumbuh setelah pemotongan batang. Menurut Chauchan et al. (1985) dalam Puspitasari (2012), beberapa keuntungan dengan cara ini di antaranya adalah umurnya relatif lebih pendek, kebutuhan air lebih sedikit, biaya produksi lebih rendah karena penghematan dalam pengolahan tanah, penggunaan benih, kemurnian genetik lebih terpelihara dan hasil panen tidak berbeda jauh dengan tanaman utama. Bahan kering tanaman merupakan parameter yang baik digunakan sebagai indikator pertumbuhan tanaman yaitu meliputi semua bahan tanaman yang secara kasar berasal dari hasil fotosintesis dan serapan unsur hara. Bahan kering tanaman dipandang sebagai manifestasi dari semua proses dan peristiwa yang terjadi dalam pertumbuhan tanaman. Sehingga parameter ini merupakan indikator pertumbuhan yang paling baik dalam mendapatkan penampilan keseluruhan tanaman atau organ tertentu pada setiap periode pertumbuhan (Sitompul dan Guritno, 1995). Bahan kering yang dihasilkan akan didistribusikan ke organ-organ tanaman sorgum. Distribusi bahan kering merupakan pembagian hasil fotosintesis yang diakumulasikan pada organ-organ tanaman baik dalam bentuk struktur vegetatif maupun generatif (Gardner et al., 1991). Fotosintat yang dihasilkan akan ditranslokasikan pada berbagai organ vegetatif seperti daun, batang, dan akar sebagai cadangan makanan pada saat tanaman memasuki fase generatif. Sebagian fotosintat digunakan untuk pembentukan organ generatif seperti malai dan sebagian lagi ditranslokasikan ke biji. Rangkaian proses ini menunjukkan bahwa hasil tanaman sorgum yang dibudidayakan tidak terlepas dari pertumbuhan

3 vegetatifnya. Pertumbuhan vegetatif yang baik memungkinkan tanaman dapat melakukan fotosintesis secara optimal sehingga fotosintat yang dihasilkan meningkat. Selanjutnya fotosintat digunakan untuk pembentukan malai dan pengisian biji yang pada akhirnya akan meningkatkan bobot malai kering, bobot biji per tanaman, dan hasil per petak (Turmudi, 2010). Tanaman sorgum akan tumbuh dengan baik apabila suplai unsur hara cukup dan seimbang. Upaya yang dilakukan adalah dengan pemupukan yang dapat memperbaiki kondisi tanah dengan cara penambahan pupuk organik dalam tanah. Salah satu pupuk organik yang dapat diberikan alah pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi. Komposisi dari kotoran sapi berkisar antara 20 25 % bahan kering dan terkandung didalamnya 0,36 0,60 % nitrogen 0,20 0,35 % P 2 O 5 dan 0,10 0,15 % K 2 O (Lingga dan Marsono, 2000). Pemberian pupuk kandang sapi dapat memperbaiki sifat fisik tanah, seperti yang dikemukakan oleh Foth (1988) bahwa pemberian pupuk kandang ke dalam tanah akan meningkatkan daya pegang air, memperbaiki struktur tanah, dan melepaskan unsur hara yang mudah diserap tanaman. Ketersediaan air dan unsur hara pada tanaman sorgum sangat penting dalam proses pembelahan sel. Pemberian pupuk organik perlu dilakukan dengan tujuan untuk memelihara kesuburan tanah dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos, baik yang berbentuk cair, maupun padat. Manfaat utama pupuk organik adalah untuk memperbaiki kesuburan kimia, fisik, dan biologi tanah, selain sebagai sumber unsur hara bagi tanaman

4 (Hakim et al., 1986). Adimihardja et. al. (2000), melaporkan pemberian beberapa jenis pupuk kandang sapi, kambing dan ayam dengan takaran 5 ton/ha pada tanah ultisol Jambi nyata meningkatkan kadar C-organik tanah, serta hasil jagung dan kedelai. Bahan organik dapat berperan menyimpan dan melepaskan unsur hara bagi tanaman. Handayanto (1996) dalam Martajaya (2003) menyatakan bahwa dekomposisi bahan organik mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kesuburan tanah. Pengaruh langsung disebabkan karena pelepasan unsur hara melalui mineralisasi, sedangkan pengaruh tidak langsung adalah menyebabkan akumulasi bahan organik tanah, yang pada gilirannya juga akan meningkatkan penyediaan unsur hara tanaman. Pemakaian kotoran hewan selalu memperhatikan pengaruh baik pada hasil tanaman untuk beberapa tahun. Pengaruh yang menguntungkan didistribusikan dalam waktu yang lebih lama daripada hal yang sama pada pupuk kimia (Foth, 1998). Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini dapat di rumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan respons akumulasi bahan kering tanaman sorgum ratoon I akibat aplikasi bahan organik dengan berbagai dosis pada tanaman sorgum pertama. 2. Apakah terdapat perbedaan respons akumulasi bahan kering pada tiga varietas sorgum ratoon I. 3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara dosis bahan organik dan varietas dalam akumulasi bahan kering tanaman sorgum ratoon I.

5 1.2 Tujuan Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Mengetahui respons akumulasi bahan kering tanaman sorgum ratoon I akibat aplikasi bahan organik dengan berbagai dosis pada tanaman sorgum pertama. 2. Mengetahui respons akumulasi bahan kering pada tiga varietas sorgum ratoon I. 3. Mengetahui pengaruh interaksi antara dosis bahan organik dan varietas dalam akumulasi bahan kering tanaman sorgum ratoon I. 1.3 Kerangka Pemikiran Faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ratoon tanaman sorgum. Berbagai genotipe yang ditanam menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang berbeda. Faktor lingkungan seperti curah hujan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil sorgum. Salah musim berdampak buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena untuk awal masa vegetatifnya, tanaman ini memerlukan penyebaran hari hujan yang merata (Septiani, 2009). Setiap genotipe yang ditanam memiliki keunggulan masing-masing, dalam memanfaatkan faktor lingkungan seperti cahaya, air, dan unsur hara sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ratoon tersebut. Perbedaan antar genotipe terlihat dari tinggi tanaman, hijaunya daun, tidak serempaknya dalam pembungaan, dan pertumbuhan malai (Septiani, 2009).

6 Perbedaan genetik antarvarietas menyebabkan perbedaan pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum yang diperoleh. Dilihat dari pontensi produksi biji Varietas Numbu, Keller dan Wray memiliki perbedaan berturut-turut yaitu 4000-5000, 1960, dan 1426 kg/ha (Purnomohadi, 2006). Faktor genetik dari antarvarietas menimbulkan perbedaan respon terhadap faktor lingkungan. Bahan tanam yang mempunyai susunan genetik yang berbeda ditanam pada kondisi lingkungan yang sama, maka keragaman tanaman yang muncul dapat dihubungkan dengan perbedaan susunan genetik (Sitompul dan Guritno, 1995). Tanaman akan memberikan reaksi ( tanggapan) terhadap perubahan lingkungan dengan tingkat tanggapan yang tergantung pada jenis tanaman dan tingkat perubahan lingkungan tersebut (Sitompul dan Guritno, 1995). Perubahan lingkungan yang terjadi yaitu dengan memberi pupuk kandang sapi dosis yang berbeda-beda yaitu 0, 5, 10, dan 15 ton/ha yang akan memberikan respon yang berbeda. Menurut Hamim dan Sunyoto (2011), tanaman sorgum yang diberi pupuk berbeda-beda dosisnya akan mengalami respon yang berbeda, dan sangat mungkin setiap genotipe berbeda pula dalam tanggapannya yang dimunculkan dalam fenotip tanaman. Pemberian bahan organik dapat menambah tersedianya bahan makanan (unsur hara) bagi tanaman yang dapat diserap dari dalam tanah, memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah serta mendorong kehidupan jasad renik di dalam tanah. Tanaman akan berproduksi maksimal apabila kondisi tanah dan tempat tumbuhnya ideal, yaitu secara fisik dan kimia. Dari segi kimia tanah harus mampu menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup dan seimbang.

7 Pupuk kandang merupakan salah satu sumber bahan organik bagi tanaman. Walaupun pupuk kandang memiliki kandungan unsur hara yang lebih rendah dibandingkan dengan pupuk buatan tetapi pupuk kandang dapat mempertinggi humus, memperbaiki struktur tanah, dan mendorong kehidupan jasad renik tanah. Menurut Sumadi (2008) dalam Hamim dan Sunyoto (2011), tanaman sorgum termasuk tanaman siklus C4 yang mempunyai efisiensi dua kali lipat dalam memproduksi bahan organik dan dalam pemanfaatan N juga lebih efisien dua kali lipat. Kandungan N yang cukup tinggi pada kotoran sapi mengakibatkan pemberian bahan organik berpengaruh responsif pada tanaman sorgum. Hal ini sesuai dengan pendapat Lingga (1997) bahwa unsur nitrogen bagi tanaman berfungsi untuk memacu pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Unsur tersebut kemudian dibawa ke daun dan di sana terjadi peristiwa fotosintesis, kemudian hasilnya dibawa keseluruh bagian tanaman yang akan berpengaruh pada bobot kering tanaman sorgum. Proses produksi bahan kering bervariasi tergantung pada genotipe dan kondisi lingkungan yang memberikan kombinasi terbaik. Pemahaman tentang perbedaan produksi bahan kering antarkultivar dan kondisi lingkungan sangat penting dalam upaya mengembangkan kultivar berdaya hasil tinggi. Sarief (1986) dalam Safitri (2010) menyatakan bahwa tersedianya unsur hara yang cukup saat pertumbuhan maka proses fotosintesis akan lebih aktif, sehingga pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel akan lebih baik pula. Jadi semakin banyak unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman sorgum maka proses fotosintesis akan lebih aktif.

8 Fotosintat ditranslokasikan dan diakumulasikan dalam berbagai organ tanaman selama pertumbuhan vegetatif dan reproduktif. Daun berfungsi sebagai sumber (source) utama dan polong/ biji bertindak sebagai organ sink fotosintat yang utama. Kapasitas dan aktivitas fotosintesis (source) dan kompetisi antar sink akan mempengaruhi hasil tanaman. Egli (1999) dalam Purnamawati (2010) menyatakan bahwa hasil (potential yield) tanaman ditentukan oleh kemampuan tanaman mengakumulasikan bahan kering dan pembagian bahan kering tersebut ke bagian yang akan dipanen. Adanya pertumbuhan vegetatif ini dapat mempengaruhi pembagian fotosintat yang pada akhirnya berakibat mengurangi banyaknya bahan kering yang disimpan dalam biji. Sebaliknya apabila kegiatan fotosintesis dapat tetap dipertahankan tinggi selama periode pengisian biji maka akan sangat menguntungkan karena kebutuhan biji akan dapat terpenuhi. Remobilisasi fotosintat yang tersimpan dalam daun dan batang dapat menjadi sumber lain untuk memenuhi kebutuhan biji selama periode pengisian biji. Akan tetapi remobilisasi juga dapat mengakibatkan laju fotosintesis daun terganggu yang selanjutnya akan menurunkan laju serapan hara akar dan memicu senesens (Purnamawati, 2010). Hasil fotosintesis akan ditranslokasikan keseluruh bagian tanaman untuk pembentukan organ tanaman dan sebagian akan tersimpan sebagai bahan kering (Jumin, 1991). Hasil bahan kering tanaman hampir 90 % dibentuk dari fotosintesis. Pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang, luas daun, dan secara langsung akan meningkatkan bobot kering bagian atas tanaman (Gardner et al., 1991).

9 1.4 Hipotesis Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat diambil hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan respons akumulasi bahan kering akibat aplikasi bahan organik dengan berbagai dosis pada tanaman sorgum ratoon I. 2. Terdapat perbedaan respons akumulasi bahan kering pada tiga varietas sorgum ratoon I. 3. Terdapat pengaruh interaksi antara dosis bahan organik dan varietas dalam akumulasi bahan kering tanaman sorgum ratoon I.