Pengaruh Waktu Reaksi dan Perbandingan Molar pada Proses Pembuatan Isobutil Oleat dengan Katalis Zeolit Alam

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH WAKTU REAKSI DAN KOMPOSISI KATALIS ZEOLIT ALAM PADA PEMBUATAN ISOBUTIL STEARAT ABSTRACT

Pengaruh Waktu Reaksi dan Komposisi Katalis Zeolit Alam Pada Pembuatan Plastisizer Isobutil Stearat

Effect Of Stirring Speed And Molar Ratio In Process Plasticizer Isobutyl Stearate Salamun Qaulan, Nirwana, Irdoni

Transesterifikasi Minyak Limbah Ikan Patin Menggunakan Isobutanol Dengan Variasi Jumlah Katalis Dan Waktu Reaksi

PENGARUH KOMPOSISI KATALIS H-ZEOLIT DAN KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP KARAKTERISTIK ISOPROPIL OLEAT. Amalia Ardiana 1, Nirwana 2, Irdoni HS 2 ABSTRACT

OPTIMASI KONDISI PROSES KONVERSI BIODIESEL DARI PALM FATTY ACID DISTILATE MENGGUNAKAN KATALIS H-ZEOLIT

Sintesa Fatty Acid Alkyl Ester dari Minyak Limbah Ikan Patin dengan Isooktanol

PENGARUH WAKTU REAKSI DAN RASIO MOL ASAM LINOLEAT DENGAN ISOPROPANOL PADA SINTESA PLASTISIZER ISOPROPIL LINOLEAT

Esterifikasi Asam Lemak Bebas Dari Minyak Goreng Bekas

Pengaruh Waktu Reaksi dan Rasio Mol Asam Oleat dengan Isopropanol pada Sintesa Plastisizer Isopropil Oleat

SAT. Pengaruh Komposisi Katalis H-Zeolit pada Proses Pembuatan Plastisizer Menggunakan Minyak Limbah Ikan Patin dan Isobutanol

Kampus Binawidya Jl. HR Subrantas Km. 12,5 Pekanbaru 28293

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERBANDINGAN MOLAR DAN KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP SINTESIS PLASTISIZER DARI MINYAK LIMBAH IKAN PATIN DAN ISOBUTANOL

Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

KONVERSI ASAM LEMAK SAWIT DISTILAT MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS Ni.Mo/Al 2 O 3

PENGARUH PERBANDINGAN MOLAR REAKTAN PADA PROSES ESTERIFIKASI PLASTISIZER ISOBUTIL LAURAT ABSTRACT

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

PENGARUH SUHU PADA PROSES ESTERIFIKASI SORBITOL DENGAN ASAM OLEAT MENGGUNAKAN KATALIS ASAM p-toluene sulfonate

TRANSESTERIFIKASI PARSIAL MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN ETANOL PADA PEMBUATAN DIGLISERIDA SEBAGAI AGEN PENGEMULSI

Novita Aprilia Maya Sari 1), Irdoni, HS 2), Nirwana 2)

Sintesis Biogasoline dari CPO Melalui Reaksi Perengkahan Katalitik pada Fasa Gas

PRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MELALUI REAKSI DUA TAHAP

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ketercukupannya, dan sangat nyata mempengaruhi kelangsungan hidup suatu

Jayan Adhi Wiguna, Fajril Akbar, Ida Zahrina

KONVERSI ASAM LEMAK SAWIT DISTILAT MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT SINTESIS

PENGARUH WAKTU REAKSI DAN PENAMBAHAN KATALIS PADA PEMBUATAN GLISEROL MONOOLEAT DARI GLISEROL DAN ASAM OLEAT

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT

PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK SEBAGAI BAHAN DASAR BIODIESEL YANG RAMAH LINGKUNGAN

Perbandingan aktivitas katalis Ni dan katalis Cu pada reaksi hidrogenasi metil ester untuk pembuatan surfaktan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Katalis Pada Proses Esterifikasi Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (DALMs) Menjadi Biodiesel

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET

Sunardi 1, Kholifatu Rosyidah 1 dan Toto Betty Octaviana 1

METANOLISIS MINYAK KOPRA (COPRA OIL) PADA PEMBUATAN BIODIESEL SECARA KONTINYU MENGGUNAKAN TRICKLE BED REACTOR

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

PENGARUH RASIO REAKTAN DAN JUMLAH KATALIS TERHADAP PROSES PEMBENTUKAN METIL ESTER DARI PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD)

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

KINETIKA REAKSI TRANSESTERIFIKASI PADA PENGOLAHAN LIMBAH MINYAK GORENG BEKAS (WASTE VEGETABLE OIL) MENJADI BAHAN BAKAR BIODIESEL

OPTIMASI PROSES PRODUKSI BIODIESEL DARI SAWIT OFF GRADE MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT ALAM TERAKTIVASI PADA TAHAP TRANSESTERIFIKASI ABSTRACT

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

Reaksi Transesterifikasi Multitahap-Temperatur tak Seragam untuk Pengurangan Kadar Gliserol Terikat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

PEMBUATAN BIOGASOLINE DARI PALM OIL METIL ESTER MELALUI REAKSI PERENGKAHAN DENGAN INISIATOR METIL ETIL KETON PEROKSIDA DAN KATALIS ASAM SULFAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK PANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

Bab III Metodologi Penelitian

Pembuatan Biofuel dari Minyak Goreng Bekas Melalui Proses Catalytic Cracking dengan Katalis Fly Ash

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK GORENG BEKAS (JELANTAH)MENGGUNAKAN REAKTOR MEMBRAN (VARIASI RASIO MOLAR UMPAN DAN KONSENTRASI KATALIS) Abstract

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia ABSTRACT

PEMBUATAN BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL (CPO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI LANGSUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pembuatan Biodiesel Berbahan Baku CPO Menggunakan Reaktor Sentrifugal dengan Variasi Rasio Umpan dan Komposisi Katalis

PENGARUH PERBANDINGAN MOL ASAM STEARAT TERHADAP ETANOL DAN WAKTU REAKSI PADA SINTESIS ETIL STEARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

THE DETERMINATION OF OPTIMUM CONDITION FOR THE SYNTHESIS OF ALKYL MONOETHANOLAMIDE FROM PALM KERNEL OIL

Bab III Metode Penelitian

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) Menghasilkan Biofuel Menggunakan Katalis FeMo/Zeolit ABSTRACT

BAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi di dunia khususnya dari bahan bakar fosil yang

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Dibimbing Oleh: Prof. Dr. Ir. Mahfud, DEA Ir. Rr. Pantjawarni Prihatini

KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT TERAKTIVASI NH 4 Cl

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT TERAKTIVASI HCl

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari

Pemurnian Gliserol Dari Hasil Samping Pembuatan Biodiesel Menggunakan Bahan Baku Minyak Goreng Bekas

PENGARUH RASIO MOLAR UMPAN TERHADAP METANOL DAN WAKTU REAKSI PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MENGGUNAKAN MEMBRAN REAKTOR

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

LAMPIRAN A DATA BAHAN BAKU

PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN TRANSESTERIFIKASI SATU DAN DUA TAHAP. Oleh ARIZA BUDI TUNJUNG SARI F

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA MELALUI PROSES TRANS-ESTERIFIKASI. Pardi Satriananda ABSTRACT

METANOLISIS MINYAK SAWIT DENGAN KATALIS ENZIM LIPASE PSEUDOMONAS CEPACIA YANG DIIMOBILISASI

Oleh : ENDAH DAHYANINGSIH RAHMASARI IBRAHIM DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA NIP

OPTIMASI RASIO PALM FATTY ACID DESTILATE ( PFAD ) DAN SABUN LOGAM PADA PEMBUATAN PELUMAS PADAT (GREASE ) BIODEGRADABLE

PENINGKATAN RASIO KATALIS H-ZEOLIT/K UNTUK PRODUKSI BIODIESEL BERAZASKAN CRUDE PALM OIL

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

VARIASI BERAT KATALIS DAN SUHU REAKSI TRANSESTERIFIKASI CRUDE PALM OIL MENGGUNAKAN KATALIS CANGKANG KERANG DARAH KALSINASI 800 O C

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN BIODIESEL HASIL TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KEPAYANG (PANGIUM EDULE REINW) DENGAN KATALIS NaOH DAN H-ZEOLIT ABSTRACT

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.

Transkripsi:

Pengaruh Waktu Reaksi dan Perbandingan Molar pada Proses Pembuatan Isobutil Oleat dengan Katalis Zeolit Alam Gunawan, Irdoni HS, Nirwana Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Binawidya Panam Pekanbaru 28293 Abstract High supply of crude palm oil in Indonesia has created many opportunities for downstream industry on palm oil industry. One of alternatives for this downstream palm oil industry is esterification of oleic acid that contained in crude palm oil. The purpose of this research are to make isobutyl oleat by esterification of oleic acid and isobutanol using H-Zeolit as the catalyst, to determine molar comparison and reaction time that produce highest reaction conversion, to compare physic attributes among the product and build linear multiple regression from reaction conversion result. In this research, the variation of reaction time area 3, 4, 5, 6 hours and molar comparison between oleic acid and isobutanol are 1:2, 1:3, 1:4, 1:6, and 1:9 with fixed variable are reaction temperature 100 o C, agitator speed 175 rpm, and mass of catalyst is 15% of mass of oleic acid. From product analysis showing that reaction time and molar comparison between oleic acid and isobutanol affect the product conversion reaction. The best operation condition is at molar comparison 1:9 and time reaction 4 hours that produce 62.75% reaction conversion. The physical and chemical properties from the product meet the commercial plastisizer. While water content of the product still exceed the standard of commercial plastisizer. The multiple regression result from the conversion reaction Y = 2,166 * X 1 + 3,801 * X 2 + 17,149 where Y is conversion reaction, X 1 is reaction time and X 2 is molar comparison between oleic acid and isobutanol. Keywords: Esterification, Isobutyl Oleat, Plastisizer. 1. Pendahuluan Tahun 2011, Oil World masih menempatkan Indonesia sebagai negara produsen utama crude palm oil (CPO) dengan volume produksi sebesar 23.9 juta ton CPO/tahun. (Ditjen perkebunan, 2012). Dengan berlimpahnya bahan baku minyak sawit, mendorong berkembangnya industri penganekaragaman produk minyak sawit. Pada umumnya produsen minyak sawit hanya menjual produknya dalam bentuk minyak sawit mentah (MSM) dan minyak makan. Penganekaragaman produk ke arah non pangan perlu dikaji dalam upaya mengantisipasi meningkatnya produksi minyak sawit Indonesia. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan agar dapat memberikan nilai tambah dari minyak sawit adalah esterifikasi asam oleat yang terkandung dalam minyak sawit menjadi isobutil oleat. Salah satu kegunaan isobutil oleat adalah pada industri plastisizer. Plastisizer dalam konsep sederhana ialah pelarut organik dengan titik didih tinggi atau suatu padatan dengan titik leleh rendah. Apabila ditambahkan ke dalam resin yang keras seperti karet dan plastik maka gaya akumulasi intermolekul rantai panjang akan berkurang sehingga kelenturan, kelunakan dan pemanjangan akan bertambah (Sadi dan Purboyo, 1996). Dengan adanya plastisizer yang berbasis minyak nabati, akan

meningkatkan nilai tambah CPO (crude palm oil), yang selama ini hanya dijadikan minyak goreng dan fraksinasinya. Meningkatkan nilai tambah CPO disini adalah dengan memanfaatkan hasil fraksinasi CPO yang berupa asam oleat dan menjadikannya sebagai bahan baku plastisizer yang lebih bernilai ekonomi. Kandungan asam oleat pada minyak sawit adalah sebanyak 33% dari berat massa (Debora, 2008). Asam oleat disintesa dengan alkohol sehingga dapat menjadi plasticizer dalam bentuk ester. Pada umumnya sintesa ester dapat dilakukan secara esterifikasi. Untuk reaksi esterifikasi biasanya menggunakan katalis asam. Isobutil oleat diperoleh dengan mereaksikan asam oleat dan isobutil alkohol. Faktor yang mempengaruhi ester yang dihasilkan pada reaksi esterifikasi adalah rasio molar, komposisi dan jenis katalis yang digunakan, suhu reaksi, waktu reaksi dan kecepatan pengadukan. Zeolit alam yang diaktifasi menjadi H-Zeolit merupakan katalis asam, sehingga dapat mengkatalisasi asam lemak dengan alkohol secara esterifikasi. (Nasikin, 2004) Penggunaan H-Zeolit dalam mengkatalisasi proses esterifikasi asam oleat dan oktanol secara batch pada variasi temperatur 150 C dan 180 C dan nisbah molar asam oleat/oktanol 1:6, dan variasi jumlah katalis yang digunakan adalah 2% berat. Reaksi dilangsungkan selama 7 jam dan didapat konversi tertinggi sebesar 39,06 % pada suhu 150 C. Sedangkan Evi Triwulandari dan Agus Haryono (2008) melakukan reaksi esterifikasi asam oleat menggunakan isobutanol menggunakan katalis asam sulfat dengan perbandingan berat 1% terhadap asam oleat didapatkan konversi reaksi 95,53 % dengan lama reaksi 4 jam. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa zeolit alam yang teraktivasi menjadi H-Zeolit dapat dijadikan sebagai katalis pada reaksi esterifikasi pada pembuatan plasticizer. Disamping itu, faktor kecepatan pengadukan juga berpengaruh terhadap proses esterifikasi. Menurut Bambang Heru Susanto (2008) yang melakukan reaksi esterifikasi isobutil oleat dengan menggunakan Kecepatan pengadukan 180 rpm dan 480 rpm, pembentukan ester lebih cepat terjadi pada kecepatang pengadukan lebih tinggi. Hal tersebut disebabkan secara keseluruhan reaksi bergerak ke kanan atau terkonversi secara sempurna. Dalam penelitian ini akan dilakukan pembuatan plasticizer secara esterifikasi dengan mereaksikan asam oleat dan alkohol berantai karbon yang lebih panjang yaitu isobutil alkohol, dengan menggunakan katalis zeolit alam yang teraktivasi menjadi H- zeolit yang telah terbukti efektif dalam mengkatalisis asam lemak menjadi ester. 2. Metode Penelitian Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah asam oleat, isobutanol, zeolit alam, aquades, indikator pp, KOH 0,1 N, Ammonium Klorida (NH4Cl) 1 N, dan asam oksalat 0,1 N. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah pengaduk, piknometer, kondensor, corong pisah, erlenmeyer, gel as ukur, gelas piala, corong, pipet tetes, pipet gondok, labu leher tiga, termometer dan kertas saring, buret,water batch. 2.1. Tahap Preparasi Katalis Bahan katalis adalah zeolit alam yang didapat dari supplier yang kemudian di aktivasi dengan pertukaran ion dengan NH 4 CL 2 serta kalisinasi menjadi H- Zeolit.

Katalis yang digunakan di variasikan dengan perbandingan berat mol 5%, 10%, dan 15% terhadap berat sampel. 2.2. Tahap Preparasi Bahan Baku Asam oleat sebelum di reaksikan di ukur kadar asam lemak yang terkandung didalamnya, katalis zeolit alam diaktivasi menjadi H-Zeolit sehingga siap untuk di jadikan sebagai katalis saat proses esterifikasi. 2.3. Reaksi Esterifikasi Reaksi esterifikasi dilakukan pada reaktor berpengaduk dengan suhu reaksi 100 o C selama waktu 5 jam. Asam oleat dimasukan ke reaktor dan juga katalis H Zeolit sampai suhu sudah 100 o C, kemudian dimasukkan isobutanol dengan perbandingan molar antara asam oleat dan isobutanol sesuai dengan perbandingan molar yang telah ditentukan, dalam penelitian ini dilakukan variasi waktu reaksi 3, 4, 5, 6 Jam dan perbandingan molar 1:2, 1:3, 1:4, 1:6, dan 1:9. Pengambilan hasil reaksi dilakukan ketika sudah mencapai waktu reaksi yang ditentukan. Kemudian hasil reaksi di pisahkan dengan katalis dan hasil reaksi isobutil oleat di ukur kadar asam lemak yang masih terkandung didalamnya dan di hitung konversinya. 4 5 3 6 2 1 Gambar 1. Skema reaktor Keterangan 1. Pemanas dan water batch 2. Reaktor 3. Termometer 4. Kondensor 5. Pengaduk 6. Statif 3. Hasil dan pembahasan 3.1. Pengaruh Waktu Reaksi

Suatu reaksi akan berjalan sesuai dengan waktu, semakin lama waktu reaksi konversi akan bertambah sampai tercapainya kesetimbangan reaksi. Apabila kesetimbangan reaksi telah tercapai produk tidak akan bertambah lagi. Sesuai dengan prinsip Le Chatelier, pergeseran kesetimbangan reaksi dipengaruhi oleh suhu, perbedaan kosentrasi reaktan, volume reaktan, dan tekanan, sedangkan penambahan katalis hanya mengakibatkan kesetimbangan reaksi cepat tercapai. Lama waktu reaksi tidak akan mempengaruhi pergeseran kesetimbangan reaksi, akan tetapi kita dapat mengetahui waktu tercapainya kesetimbangan reaksi. Peneliti sebelumnya Triwulandari dan Haryono (2008) mennyatakan bahwa setelah waktu reaksi mencapai kesetimbangan, konversi tidak akan bertambah lagi. Hal yang sama juga dialami oleh Nasikin dan Susanto (2008) yang melakukan esterifikasi asam oleat dengan oktanol menggunakan katalis H-Zeolit. Hal yang sama juga terjadi pada penelitian ini, yang dapat dilihat pada grafik berikut: Gambar 2. Pengaruh Waktu Reaksi dan perbandingan molar pada Pembuatan Isobutil Oleat Dari grafik diatas, didapatkan hasil bahwa dengan perbandingan molar 1:6 kesetimbangan reaksi tercapai pada waktu 5 Jam dengan konversi sebesar 55,3%, pada waktu 6 jam konversi reaksi tidak naik signifikan yaitu sebesar 55,8% karena telah terjadinya kesetimbangan reaksi pada waktu reaksi 5 Jam. Sedangkan pada perbandingan molar 1:9 kesetimbangan reaksi tercapai lebih cepat yaitu pada waktu 4 Jam dengan konversi reaksi sebesar 62,3%. hal ini terjadi karena jumlah konsentrasi reaktan yang berlebih sehingga menyebabkan kesetimbangan reaksi lebih cepat tercapai. Pada waktu reaksi 5 Jam dan 6 Jam terjadi penurunan konversi reaksi walaupun tidak terlalu signifikan yaitu menjadi 59,5% dan 58,7%. hal ini disebabkan oleh reaksi esterifikasi ini adalah reaksi reversible. 3.2. Pengaruh Perbandingan Molar Suatu reaksi akan berjalan sesuai dengan konsentrasi reaktan yang masih tersisa, semakin lama reaksi maka konsentrasi dari reaktan akan berkurang seiring dengan

bertambahnya produk. Sesuai dengan prinsip Le Chatelier bahwa laju reaksi sebanding dengan konsentrasi reaktan. Perbandingan asam oleat dan isobutanol 1:9 dapat menghasilkan konversi yang lebih tinggi, tetapi untuk waktu reaksi 5 dan 6 jam, kenaikan konversi tidak signifikan. Pada waktu reaksi 5 Jam, perbandingan molar 1:6 menghasilkan konversi sebesar 55,3% sedangkan perbandingan molar 1:9 menghasilkan konversi 59,5%. Pada waktu reaksi 6 Jam, perbandingan molar 1:6 menghasilkan konversi sebesar 55,8% sedangkan perbandingan molar 1:9 menghasilkan konversi sebesar 58,7%. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa perbandingan asam oleat dan isobutanol 1:9 menghasilkan produk dengan konversi yang paling tinggi tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan perbandingan 1:6. Hla ini terjadi karena reaksi sudah tercapai kesetimbangan, sehingga produk tidak akan terbentuk lagi. Menurut Nasikin (2008), apabila reaksi telah tercapai kesetimbangan penambahan konsentrasi reaktan tidak akan berdampak pada hasil konversi reaksi. Gambar 3. Grafik Pengaruh Perbandingan Molar 3.3. Karakteristik Ester yang dihasilkan Pada penelitian ini diperoleh karakteristik seperti pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Karakteristik isobutil oleat yang dihasilkan Bilangan Waktu Perbandingan Penyabunan Reaksi Molar (mg KOH) Specific Gravity Kadar Air (% berat) Viskositas 3 Jam 1:2 169,27 0,85 0,6% 1,58 3 Jam 1:3 164,92 0,84 1,0% 1,77 3 Jam 1:4 163,85 0,84 0,4% 1,88 3 Jam 1:6 160,72 0,84 0,6% 1,90 3 Jam 1:9 156,39 0,84 0,8% 1,98 4 Jam 1:2 164,65 0,84 0,4% 1,74 4 Jam 1:3 167,15 0,83 0,4% 1,77 4 Jam 1:4 160,76 0,85 0,9% 1,92 4 Jam 1:6 159,28 0,84 0,6% 1,95 4 Jam 1:9 147,14 0,84 1,4% 2,04 5 Jam 1:2 163,54 0,84 0,6% 1,78 5 Jam 1:3 167,38 0,85 0,3% 1,80 5 Jam 1:4 163,68 0,84 0,6% 1,93 5 Jam 1:6 155,20 0,85 0,3% 1,99 5 Jam 1:9 158,79 0,85 1,2% 2,04 6 Jam 1:2 168,07 0,85 0,2% 1,78 6 Jam 1:3 164,07 0,84 0,3% 1,83 6 Jam 1:4 161,75 0,84 1,5% 1,95 6 Jam 1:6 154,74 0,84 0,4% 2,00 6 Jam 1:9 153,72 0,84 0,8% 2,03 Produk ester yang dihasilkan pada penelitian ini dilakukan analisa sifat fisik dan kimia untuk dibandingkan dengan sifat kimia dari plastisizer komersil. Sifat fisik dan kimia ester yang dianalisa adalah bilangan penyabunan, Specific Gravity, Kadar Air dan Viskositas. Bilangan penyabunan produk yang dihasilkan bervariasi dari 147,14 mg KOH sampai 169,27 mg KOH dimana masih dalam rentang standar plastisizer komersil yaitu antara 133 mg KOH sampai 172 mg KOH. Sedangkan untuk Specific Gravity memenuhi standar plastisizer komersil yaitu antara 0,83 sampai 0,85. Viskositas dari produk yang dihasilkan juga pada rentang 1,58 sampai 2,04 mpas yang dapat memenuhi standar plastisizer komersil. Sendangkan kadar air produk ditemukan 0,4-1,5 persen berat diatas dari standar plastisizer komersil. Hal ini disebabkan karena produk yang dihasilkan belum begitu murni sehingga perlu dilakukan pemurnian lebih lanjut agar mendapatkan hasil kadar air yang lebih rendah. 3.4. Regresi linear ganda pemodelan hasil Dengan dipergunakannya dua variable bebas yaitu waktu reaksi dan perbandingan molar maka dapat digunakan regresi linear ganda untuk pemodelan

konversi reaksi. Regresi linear berganda dengan bentuk umum yaitu Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 dimana: Y = Konversi reaksi X 1 = Waktu X 2 = perbandingan molar A,b 1,b 2 = konstanta Dari hasil regresi linear didapatkan data a= 17,149, b 1 = 2,166, b 2 = 3,801 sehingga didapatkan formula yaitu: Y = 2,166 * X 1 + 3,801 * X 2 + 17,149 Setelah dilakukan pengujian didapatkan R 2 sebesar 87,14% menunjukkan bahwa 87,14% proporsi keragaman nilai peubah Y (konversi reaksi (%) dapat dijelaskan oleh nilai peubah X 1 (waktu reaksi) dan X 2 (perbandingan molar) melalui hubungan linier. Sisanya sebesar 12,86% dijelaskan oleh faktor lainnya. 4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan, 1. Plastisizer Isobutil Oleat dapat disintesis secara esterifikasi menggunakan katalis H-Zeolit. 2. Pada penelitian ini, kondisi proses sintesis isobutil oleat menggunakan katalis H-Zeolit yang menghasilkan konversi tertinggi adalah waktu reaksi 4 Jam denga bn perbandingan mol 1:9 menghasilkan konversi reaksi sebesar 62,2%. 3. Karakteristik plastisizer isobutil oleat pada penelitian ini telah memenuhi standar plastisizer komersil, dengan nilai viskositas 1,58 2,04 mpa.s dan specific gravity 0,84 0,85. 4. Dari hasil analisa regresi linear berganda didapatkan hasil R2 sebesar: 87,14% yang artinya perbandingan molar dan waktu reaksi berpengaruh cukup signifikan terhadap konversi reaksi yang dihasilkan. 4.2. Saran Dari penelitian ini dapat disarankan untuk melakukan pemurnian lebih lanjut dari hasil produk yang dihasilkan dan melakukan analisa menggunakan instrumentasi untuk mengetahui karakteristik dari produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan dapat dicoba untuk diaplikasikan sebagai plastisizer. 5. Daftar Pustaka [1] Fransisco, D, 2007. Pengaruh Kecepatan Pengadukan pada Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jarak Pagar (Jatropha Curcas Linneaus) dengan Menggunakan Katalis Abu Tandan Sawit, Skripsi, Pekanbaru, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, UNRI. [2] Ghozali, M., 2008. Penentuan Kondisi Optimum Proses Isobutil Oleat, Skripsi, Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Kimia, Universitas Indonesia, Depok. [3] Debora, P., 2008, Konversi Asam Lemak Sawit Distilat Menjadi Biodiesel Menggunakan Katalis Zeolit Sintetis, Skripsi, Universitas Riau [4] Nasir, G., 2012, Produksi CPO Indonesia 2011, http://www.bumn.go.id/ptpn5/publikasi/2011-produksi-cpo-indonesia-mencapai- 23-9-juta-ton/, 23 Juli 2012.

[5] Emanuel, C., 2011, Plasticizer Market Update, 22nd Annual Vinyl Compounding Conference, 22nd edition, 4. [6] Emanuel, C, 2007, Plasticizer based on renewable resources, the 18th National Rubber Conference 2007, 18th edition, 7. [7] Isramar, Z. 2011, Pengaruh Komposisi Katalis Zeolit Alam pada Pembuatan Plastisizer Isobutil Laurat, Skripsi, Univeristas Riau [8] Jerry, 2012, Pengaruh Waktu Reaksi dan Komposisi Katalis Zeolit Alam Pada Pembuatan Plastisizer Isobutil Stearat, Skripsi, Universitas Riau [9] Ketaren, S., 1986, Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan, UI Press, Jakarta. [10] Kurniawan, D., 2008, Regresi Linier, Forum Statistika, Jakarta [11] Leniasti, 2008. Konversi Asam Lemak Sawit Distilat Menjadi Biodiesel Menggunakan Katalis Ni.Mo/Al2o3, Pekanbaru, Prosiding Seminar Nasional Teknologi Oleo dan Petrokimia Indonesia 2008 [12] Mellan, I., 1963, Industrial Plasticizer, Pergamon Press Book, New York, 302p. [13] Nasikin, M., 2004, Perengkahan katalitik Fasa Cair Minyak Sawit Menjadi Biogasolin, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia, Volume 7, 42-56 [14] Sadi, S., dan Purboyo, 1996, Konsep Agroindustri Untuk Produksi Plasticizer dari Minyak Sawit Secara Terpadu, Warta PPKS, Vol 4 (2), 75-83. [15] Septiana, W., 2010, Pembuatan Biodiesel dari dedak secara esterifikasi, Skripsi, Universitas Diponegoro. [16] Susanto, B., H. dan M. Nasikin, 2008, Reaksi Esterifikasi Asam Oleat dengan Alkohol Rantai Panjang Berkatalis Zeolit Untuk Memproduksi Plumas Dasar Bio, Prosiding Seminar Nasional Teknologi Oleo dan Petrokimia Indonesia 2008, 58-62. [17] Triwulandari, E., dan Haryono. 2008. Sintesis Plastisizer Isobutil Oleat Sebagai Bahan Substitusi PVC. Jurnal Polimer LIPI, 8 (3), 40-45. [18] Wypich, G., 2004, Handbook of Plasticizer, Chemtech Publishing, Inc, United States [19] Zahrina, I., dan Sunarno, 2006, Kajian Awal Esterifikasi Asam Lemak Bebas Yang Dikandung Minyak Sawit Mentah pada Katalis Zeolit Sintesis, Seminar Nasional Teknologi Oleo dan Petrokimia Indonesia 2006